29
2. Nilai pH
Hasil analisa keragaman Lampiran 5 menunjukkan bahwa jenis adsorben berpengaruh nyata terhadap pH biodiesel yang dihasilkan. Nilai
pH biodiesel yang dimurnikan dengan adsorben berkisar antara 7,17- 10,55. Nilai pH ini lebih rendah dari pH biodiesel awal sebelum
pemurnian. Penggunaan adsorben pada pemurnian biodiesel dapat menurunkan pH biodiesel. Nilai pH biodiesel merupakan indikasi adanya
katalis yang tidak bereaksi dalam proses transesterifikasi. Kadar katalis yang tinggi dalam biodiesel dapat menyebabkan korosi pada mesin.
Tabel 5. Nilai pH biodiesel
Jenis Adsorben pH
Biodiesel kasar 10,85
Biodiesel cuci 8,05
Arang aktif 10,52
Bentonit 7,17 Diatomit 10,55
Kaolin 10,24 Talk 10,30
Zeolit 9,02 Dari Tabel 5 diketahui bahwa penggunaan adsorben untuk
pemurnian biodiesel cenderung menurunkan nilai pH biodiesel. Nilai pH biodiesel yang diharapkan adalah netral. Nilai pH awal biodiesel sebelum
pemurnian adalah 10, 85. Nilai pH biodiesel mengalami penurunan setelah pencucian maupun pemurnian dengan adsorben.
Pencucian biodiesel sebanyak 3 kali dapat menurunkan pH biodiesel lebih besar dibandingkan dengan penggunaan arang aktif, diatomit, kaolin,
talk dan zeolit. Penggunaan bentonit untuk pemurnian menghasilkan biodiesel dengan pH lebih rendah dari biodiesel cuci yaitu sebesar 7,17.
Nilai pH ini sesuai dengan pH biodiesel yang diharapkan yaitu netral. Nilai pH netral menunjukkan tidak ada katalis dalam biodiesel.
30
3. Kadar Sabun dan Katalis
Jenis adsorben tidak berpengaruh nyata terhadap kadar sabun sebaliknya jenis adsorben berpengaruh nyata terhadap kadar katalis
biodiesel yang dihasilkan Lampiran 7 dan Lampiran 8. Dari Tabel 6 diketahui bahwa kadar sabun biodiesel yang menggunakan bentonit untuk
pencucian lebih rendah diantara yang lainnya. Biodiesel cuci dan biodiesel yang menggunakan arang aktif untuk pemurnian memiliki kadar sabun
yang sama yaitu sebesar 4,4 mg sabung sampel, sedangkan zeolit memiliki kadar sabun tertinggi yaitu sebesar 6,4 mg sabung sampel.
Tabel 6. Kadar sabun biodiesel
Jenis Adsorben Kadar Sabun
mg sabun g sampel
Biodiesel kasar 7,1
Biodiesel cuci 4,4
Arang aktif 4,4
Bentonit 1,9 Diatomit 3,7
Kaolin 3,3 Talk 5,3
Zeolit 6,4
Bentonit, diatomit dan kaolin memiliki kemampuan mengadsorp sabun lebih baik dari arang yang telah diaktifkan. Hal ini menyebabkan
kadar sabun dalam biodiesel menjadi rendah dari kadar sabun awal 7,1 mg sabung sampel menjadi 1,9 mg sabung sampel setelah dimurnikan
dengan bentonit, 3,7 mg sabung sampel dengan diatomit dan 3,3 mg sabung sampel dengan kaolin. Sedangkan zeolit dan talk memiliki
kemampuan mengadsorp sabun lebih rendah dari bentonit, diatomit dan kaolin, termasuk dari biodiesel cuci.
31 Tabel 7. Kadar katalis biodiesel
Jenis Adsorben Kadar Katalis
mg KOH g sampel
Biodiesel kasar 0,13
Biodiesel cuci 0,0
Arang aktif 0,6
Bentonit 0,0 Diatomit 0,7
Kaolin 0,7 Talk 0,6
Zeolit 0,3 Dari Tabel 7 diketahui bahwa efektifitas adsorpsi adsorben
terhadap katalis lebih rendah dari pencucian biodiesel. Hal ini dimungkinkan karena kemampuan adsorben untuk mengadsorpsi katalis
masih rendah karena belum diaktivasi, sehingga luas permukaan adsorben masih kecil dan porositas adsorben masih rendah.
Kadar katalis awal biodiesel adalah 0,13 mg KOH sampel. Setelah pencucian kadar katalis biodiesel turun menjadi 0,0 mg KOH g sampel.
Penggunaan bentonit untuk pemurnian juga menurunkan kadar katalis biodiesel menjadi 0,0 mg KOHg sampel. Hal ini menunjukkan efektifitas
adsorpsi bentonit sama dengan pencucian biodiesel. Efektifitas Arang aktif, diatomit, kaolin, talk dan zeolit untuk mengadsorp katalis lebih
rendah dari bentonit dan pencucian biodiesel. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa penggunaan adsorben dapat menurunkan kadar katalis
biodiesel. Adanya katalis dalam biodiesel juga dapat dilihat dari nilai pH
biodiesel. Kadar katalis biodiesel berbanding lurus dengan pH biodiesel, semakin tinggi kadar katalis maka semakin tinggi pula nilai pH biodiesel.
Katalis yang terkandung dalam biodiesel dapat menyebabkan korosi pada mesin. Karena itu diharapkan biodiesel bebas dari katalis.
32
4. Kadar Abu Tersulfat