Biodiesel TINJAUAN PUSTAKA A. Jarak Pagar

5 tumbuhan, minyak jarak yang paling kental dan memiliki rasa dan bau yang spesifik. Minyak jarak dihasilkan dari pemrosesan biji jarak yang telah kering dan dapat diperoleh dengan dua cara yaitu: • Cara pengempaan atau penekanan pressing • Cara ekstraksi memakai pelarut.

B. Biodiesel

Biodiesel adalah salah satu sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui renewable dan mempunyai beberapa keunggulan dari segi lingkungan apabila dibandingkan dengan petroleum diesel solar. Menurut Allen et al. 1999, biodiesel dapat berupa minyak kasar atau monoalkil ester asam lemaknya, umumnya merupakan metil ester. Menurut Darnoko et al. 2001, secara kimia, biodisel termasuk dalam golongan mono alkil ester atau metil ester dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 20. Biodiesel secara kimia didefinisikan sebagai metil ester yang diturunkan dari minyaklemak alami, seperti minyak nabati, lemak hewan, atau minyak goreng bekas, biodiesel merupakan bahan bakar yang bersih dalam proses pembakaran, bebas dari sulfur dan benzen karsinogenik, dapat didaur ulang dan tidak menyebabkan akumulasi gas rumah kaca, tidak toksik dan dapat didegradasi Peeples,1998. Secara kimiawi biodiesel merupakan turunan trigliserida dari golongan ester, sehingga dikenal istilah-istilah RME rapeseed methyl ester, SMEsoybean methyl esters, dan PME palm methyl esters, untuk yang berbahan baku biji lobak, kedelai, dan minyak sawit. Biodiesel masih memiliki sifat-sifat turunan asam lemak pada umumnya, baik dari segi fisik, kimia, maupun biologi. Metil ester atau etil ester adalah senyawa yang relatif stabil, cairan pada suhu ruang titik leleh antara 4-18 o C, nonkorosif, dan titik didihnya rendah. Dalam beberapa penggunaan, metil ester lebih banyak disukai dibanding dengan penggunaan asam lemak Herawan dan Sari, 1997. Biodiesel dapat digunakan langsung 100 persen sebagai bahan bakar pada mesin diesel tanpa perlu memodifikasi mesin atau dalam bentuk 6 campuran dengan solar pada berbagai konsentrasi mulai dari 5 persen. Pencampuran 20 persen biodiesel ke dalam solar menghasilkan produk bahan bakar tanpa mengubah sifat fisik secara nyata. Biodiesel dari minyak jarak pagar dapat dihasilkan melalui proses transesterifikasi trigliserida dari minyak jarak. Transesterifikasi adalah penggantian gugus alkohol dari ester dengan alkohol lain dalam suatu proses yang menyerupai hidrolisis. Gambar 1 menunjukkan proses pembentukan biodiesel. O O CH OCR RCOCH 3 CH 2 OH O O katalis CH OCR + 3ROH RCOCH 3 + CH OH O O CH2 OCR RCOCH 3 CH 2 OH MinyakTrigliserida Metanol Biodiesel Gliserol Gambar 1. Reaksi Kimia Pembentukan Biodiesel Pada dasarnya proses pembuatan biodiesel adalah merubah minyak nabati ke dalam bentuk ester. Sebelum proses transesterifikasi terlebih dahulu melalui proses esterifikasi. Esterifikasi dimaksudkan untuk menurunkan kandungan asam lemak bebas dalam minyak. Reaksi transesterifikasi dilakukan untuk mengkonversi trigliserida dalam minyak jarak pagar yang sudah diesterifikasi menjadi biodiesel. Biodiesel hasil esterifikasi ini masih berupa biodiesel kasar. Biodiesel kasar yang belum dimurnikan masih mengandung katalis, sabun, asam lemak bebas, air, metanol dan gliserin. 7 Tabel 2. Syarat Mutu Biodiesel No Parameter Satuan Nilai 1 Massa jenis pada 40 o C Kgm 3 850 – 890 2 Viscositas kinematik pada 40 o C Mm 2 s cSt 2,3 – 6,0 3 Angka setana Min. 51 4 Titik nyala mangkok tertutup o C Min. 100 5 Titik kabut o C Maks. 18 6 Korosi lempeng tembaga 3 jam pada 50 o C Maks. No 3 7 Residu karbon - dalam contoh asli, atau - dalam 10 ampas distilasi -massa Maks. 0,05 Maks. 0,30 8 Air dan sedimen -vol Maks. 0,05 9 Temperatur distilasi 90 o C Maks. 360 10 Abu tersulfatkan -massa Maks. 0,02 11 Belerang ppm-m mgkg Maks. 100 12 Fosfor ppm-m mgkg Maks. 10 13 Angka asam mg-KOHg Maks. 0,8 14 Gliserol bebas -massa Maks. 0,02 15 Gliserol total -massa Maks. 0,24 16 Kadar ester alkil -massa Min. 96,5 17 Angka iodium -massa g-l2100 g Maks. 115 18 Uji Halphen Negatif Catatan dapat diuji terpisah dengan ketentuan kandungan sedimen maksimum 0.01 -vol Sumber: SNI 04-7182-2006 8

C. Adsorben