7 masih tetap keras. Buah pepaya yang masak ditandai dengan kulit dan
dagingnya berwarna cerah, rasanya manis, dan aromanya sudah tercium.
B. Teknologi Near Infrared NIR
1. Spektroskopi infra merah dekat Dasar teori spektroskopi adalah interaksi energi radiasi dan materi.
Bila senyawa organik menyerap radiasi maka elektron akan tereksitasi dari keadaan dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Berbagai teknik
spektroskopi banyak digunakan dalam analisis biologis, antara lain spektroskopi UV-VIS, asorpsi atom, infra merah, fluorensi, dan massa
Winarno et al., 1973. Spektrum infra merah terletak pada panjang gelombang 780 nm
sampai 1000000 nm, yang dibagi dalam tiga jenis radiasi yaitu infra merah dekat 780-2500 nm, infra merah pertengahan 2500-5000 nm, dan infra
merah jauh 5000-1000000 nm. Aplikasi spektroskopi infra merah sangat luas baik untuk analisis kualitatif maupun kuantatif Nur, 1989.
Spektroskopi infra merah dekat merupakan salah satu teknik spektroskopi yang menggunakan wilayah panjang gelombang infra merah
pada spektrum elektromagnetik sekitar 780 sampai 2500 nm. Hal yang utama dari kisaran infra merah dekat ini adalah dapat digunakan untuk
analisis komponen dan mendeteksi kualitas Mohsenin, 1984. Setelah dipancarkan maka radiasi ini akan diserap oleh semua bahan organik dan
informasi utama yang dapat diekstrak adalah stretching dan bending ikatan kimia CH, OH, dan NH yang merupakan ikatan dasar dari semua ikatan
kimia bahan organik. Informasi tersebut dapat dilihat dari pantulan infra merah dekat yang dihasilkan dalam bentuk spektrum pantulan. Radiasi
infra merah tidak mempunyai energi yang cukup untuk mengeksitasi elektron pada senyawa tetapi dapat menyebabkan senyawa organik
mengalami rotasi dan vibrasi Nur, 1989. Vibrasi stretching adalah pergerakan atom yang teratur sepanjang ikatan antara dua atom sehingga
jarak antara atom dapat bertambah atau berkurang. Vibrasi bending adalah
8 pergerakan atom yang menyebabkan perubahan sudut ikatan antar dua
ikatan atau pergerakan dari sekelompok atom terhadap atom lainnya. Menurut Osborne et al. 1993, keunggulan dari gelombang infra
merah dekat dalam analisis khususnya bahan makanan yaitu gabungan antara kecepatan, tingkat ketepatan dan kemudahan dari percobaan yang
dilakukan. Menurut Mohsenin 1984 metode infra merah dekat dapat mengukur besarnya parameter optik reflektan, trasmitan, atau absorban
akibat interaksi antara panjang gelombang cahaya photon dengan molekul dan materi. Pada saat radiasi infra merah dekat mengenai bahan
organik, sekitar 4 akan dipantulkan kembali oleh permukaan luar regular refraction dan proporsi radiasi lainnya sekitar 96 masuk
kedalam produk yang selanjutnya mengalami penyerapan absorption, pemantulan body reflection, penyebaran scattering dan penerusan
transmitten. Penyerapan panjang gelombang tertentu oleh kandungan kimia tertentu
ditunjukkan oleh terjadinya puncak-puncak gelombang pada kurva absorpsi NIR, semakin besar kandungan kimia suatu bahan pertanian maka
penyerapan akan semakin besar, atau puncak gelombangnya semakin tinggi.
2. Penelitian aplikasi teknologi near infrared Penelitian aplikasi teknologi near infrared dalam pertanian telah
banyak dilakukan. Diawali oleh Norris dan Hart 1965 dalam Munawar 2002 yang mengukur kadar air yang terkandung dalam biji-bijian dengan
menggunakan transmittance sprectroscopy, dari penelitian tersebut diketahui bahwa kadar air dalam bahan biji-bijian dapat diukur pada
panjang gelombang 1940 nm. Budiastra et al. 1995 mengklasifikasikan mangga kedalam tiga jenis
rasa manis, manis asam dan asam yang diukur dengan teknologi NIR pada 200 contoh mangga dengan kisaran panjang gelombang 1400 nm – 1975
nm. Metode stepwise dari regresi berganda digunakan untuk memilih panjang gelombang optimal untuk menduga kosentrasi sukrosa dan asam
malat.
9 Chang et al. 1998 menerapkan teknologi NIR untuk menduga total
padatan terlarut sari buah jeruk, apel, pear, pepaya dan pisang. Dari berbagai sari buah tersebut dikembangkan algoritma umum untuk
menentukan total padatan terlarut sari buah. Susanto 2000 melakukan kalibrasi pantulan infra merah dekat dengan
jaringan syaraf tiruan Artificial Neural Network untuk menduga kosentrasi sukrosa dan asam malat pada buah mangga gedong. Dari
penelitian tersebut disimpulkan bahwa sistem jaringan syaraf tiruan JST dapat digunakan pada tahap kalibrasi pantulan dari NIR. Metode yang
digunakan untuk kalibrasi dengan JST tersebut adalah metode backpropagation.
Rosita 2001 menerapkan teknologi NIR untuk memprediksi mutu buah duku. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa NIR dapat
memprediksi kadar gula dan kekerasan buah duku dengan baik. Disimpulkan pula bahwa data absorbansi NIR memberikan nilai korelasi
yang lebih tinggi 0.91, standar error lebih rendah 0.87 dan koefisien keragaman yang lebih akurat 5.39 dari data reflektan NIR.
Munawar 2002 menerapkan teknologi NIR untuk menduga kadar gula dan kekerasan buah belimbing. Dan dari hasil penelitian disimpulkan
bahwa NIR dapat menduga kadar gula dan kekerasan buah belimbing dengan baik. Data absorbansi dapat menduga kadar gula lebih baik dari
data reflektan, hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi yang lebih tinggi 0.9303 untuk sampel preparat, begitu pula pendugaan kekerasan
data absorbansi lebih baik dengan koefisien korelasi 0.9301 untuk sampel preparat.
Senduk 2002 menerapkan teknologi NIR dan menganalisis spektrum infra merah dekat tersebut menggunakan Jaringan Saraf Tiruan untuk
menentukan tingkat ketuaan dan kematangan sawo. Disimpulkan bahwa spektrum infra merah dekat pada panjang gelombang 1400-2000 nm dapat
digunakan untuk menentukan tingkat ketuaan dan kematangan sawo. Mala 2003 menerapkan teknologi NIR pada panjang gelombang 900-
1400 nm untuk menduga kadar air, karbohidrat, protein, dan lemak tepung
10 jagung. Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa data reflektan mampu
menganalisa kadar protein lebih baik dari data absorbansi. Sedangkan data absorbansi mampu menganalisa kadar karbohidrat, kadar lemak, dan kadar
air lebih baik dari data reflektan.
C. Analisis Stepwise Multiple Linier Regression, Principal Component