9 dibutuhkan dalam program rasionalisasi agar mampu mencapai tujuan dan
sasaran dalam pengelolaan perikanan yang berkelanjutan di Kabupaten Indramayu?
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Mengidentifikasi potensi dan permasalahan perikanan tangkap di Kabupaten
Indramayu. 2 Menganalisis kesesuaian program rasionalisasi dengan potensi dan
permasalahan perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu. 3 Menganalisis proses perencanaan program rasionalisasi perikanan tangkap.
4 Menganalisis kesiapan pelaksanaan program rasionalisasi perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu.
1.3.2. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai: 1 Sumbangan pemikiran bagi penentu kebijakan dan semua pihak yang
berkepentingan untuk merencanakan program yang lebih baik 2 Sumbangan pemikiran, arahan, dan bahan evaluasi bagi penentu kebijakan
untuk menyiapkan pelaksanaan program agar mendapatkan hasil yang lebih baik
3 Sumbangan pemikiran dan bahan referensi dalam pengembangan ilmu dan kaji tindak di bidang pengelolaan lingkungan dan sumberdaya perikanan.
1.4. Kerangka Pemikiran Teoritis
Dalam kerangka manajemen strategis suatu institusi, terdapat bagian perencanaan strategis yang meliputi penentuan visi, misi, tujuan dan sasaran yang
meliputi kebijakan, program dan kegiatan. Dari rencana strategis tersebut, pengukuran dan evaluasi kinerja terhadap kebijakan, program dan kegiatan
dilakukan terlebih dahulu melalui pengembangan indikator kinerja yang terbagi kedalam lima kelompok indikator kinerja yaitu indikator masukan inputs,
10 indikator keluaran outputs, indikator hasil outcomes, indikator manfaat
benefits dan indikator dampak impacts. Dalam menyusun indikator kinerja diperlukan pemahaman yang baik
terhadap kebijakan, program atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dan yang akan diukur dan dievaluasi kinerjanya. Program adalah suatu kumpulan kegiatan-
kegiatan nyata, sistematis dan terpadu yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat atau
yang merupakan partisipasi aktif masyarakat guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, pemahaman yang baik sebagaimana dimaksud dalam paragraf di atas meliputi pemahaman terhadap tujuan dan sasaran program dan
kegiatan-kegiatannya, sumberdaya yang tersedia, ruang lingkup program dan keterkaitan antar berbagai kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk memperoleh
hasil, manfaat dan dampak yang diharapkan sangat diperlukan. Pemahaman dan pencapaian kesepakatan terhadap keterkaitan antar indikator kinerja yang disusun
dapat ditempuh melalui pendekatan kerangka kerja logis yang mencakup indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak.
Berdasarkan periode kinerja suatu program LAN, 1999, maka penelitian ini hanya melakukan evaluasi terhadap indikator masukan dan proses. Indikator
hasil, manfaat dan dampak belum dapat diukur karena program rasonalisasi perikanan di Kabupaten Indramayu yang dimulai pada tahun 2004 belum selesai
pelaksanaannya hingga tahap pengumpulan data dalam penelitian ini selesai dilakukan.
Indikator masukan dalam program rasionalisasi yaitu meliputi potensi wilayah yang akan mendukung keberhasilan program yaitu potensi sumberdaya
alam dan sumberdaya manusia. Sumberdaya alam meliputi kondisi topografi, letak geografis, strategis wilayah dll. Disamping itu potensi sumberdaya manusia
yaitu pelaku usaha yang dicirikan dengan kondisi sosial,ekonomi dan budaya yang dapat dimanfaatkan bagi modal pembangunan. Indikator proses meliputi proses
pembuatan kebijakan dan kesiapan implementasinya yang meliputi sumberdaya manusia, hukum, kelembagaan dan keuangan untuk pembiayaan program. Dalam
11 penelitian ini, ruang lingkup kegiatan membatasi pengukuran dan evaluasi hingga
indikator kesiapan implementasi dari program rasionalisasi perikanan. Adapun alur pemikiran penelitian sebagaimana diuraikan di atas disajikan
dalam bagan kerangka pemikiran Gambar 1.
Sesuai
Keterangan: Batas ruang lingkup penelitian
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Pemahaman
Konsep Pembangunan
Berkelanjutan Identifikasi Potensi
dan Permasalahan Lokal di Sektor
Perikanan
Program Rasionalisasi
Perikanan Tangkap
Kesiapan Implementasi
Kegiatan- Kegiatan
Pencapaian Sasaran
Kegiatan
Pengelolaan WPP
Laut Jawa Berkelanjutan
INPUT
PROSES
OUTPUT
Tidak Sesuai
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Urgensi Paradigma dan Konsep Pembangunan Berkelanjutan
2.1.1. Urgensi paradigma pembangunan berkelanjutan
Isu pembangunan berkelanjutan semakin memiliki posisi yang strategis
seiring dengan semakin meningkatnya pertukaran barang, jasa, informasi, dan pergerakan manusia yang saat ini sering disebut sebagai era globalisasi.
Pergerakan barang dan jasa termasuk modal semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan. Pada masa lalu, suatu
sumberdaya alam termasuk sumberdaya kelautan dan perikanan hanya dimanfaatkan secara terbatas untuk memenuhi kebutuhan suatu masyarakat
tertentu atau komunitas setempat seperti misalnya komunitas desa, komunitas kota, atau suatu negara.
Dengan datangnya era globalisasi, maka kebutuhan suatu komunitas akan sumberdaya alam dan lingkungan dari suatu tempat atau suatu desa, suatu kota,
atau bahkan suatu negara lain dapat saja turut mempengaruhi tingkat pemanfaatan sumberdaya tersebut. Indonesia sendiri sebagai negara yang mempunyai
keragaman dan kekayaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup tidak dapat lepas dari pengaruh globalisasi dan isu-isu pembangunan berkelanjutan. Indonesia
termasuk salah satu negara yang meratifikasi konvensi yang terkait dengan konsep pembangunan berkelanjutan. Namun demikian, seiring dengan perubahan dalam
tata laksana kehidupan politik dan penyelenggaraan bernegara serta kerusakan ekosistem dalam pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan pada masa
lalu, isu pembangunan berkelanjutan tersebut akhir-akhir ini kembali menjadi perhatian semua pihak.
Upaya mengelola sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran sesungguhnya telah dilaksanakan oleh berbagai
negara sejak seratus tahun yang lalu. Tetapi kesadaran akan konsep dan pemikiran tentang pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
yang mendasarinya berbeda-beda. Para pakar Barat menganggap bahwa apa yang dilakukan dewasa ini oleh berbagai negara terutama di Barat, didasarkan pada
kesadaran dan konsep pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup generasi keempat. Timbulnya keserasian terhadap alam di awal abad delapan
belas dianggap sebagai generasi pertama dalam hal kesadaran lingkungan,