KERANGKA BERFIKIR TINJAUAN PUSTAKA

38 b. Serta faktor yang bersifat yuridis sosiologis menyangkut pertimbangan ekonomis serta kultur sosial politik hukum pelaku peranan dari role occupant. c. Konsistensi dan harmonisasi antara politik hukum dalam konstitusi dengan produk hukum di bawahnya.

C. KERANGKA BERFIKIR

Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya. Untuk mendapatkan sebuah kerangka berpikir akan suatu hal bukan sesuatu yang mudah, diperlukan suatu pemikiran yang mendalam, tidak menyimpulkan hanya dari fakta yang dapat terindra, atau hanya dari sekedar informasi- informasi yang terpenggal. Alur berfikir dalam penulisan skripsi ini adalah implementasi perda tentang ruang terbuka hijau yang bedasarkan teori implementasi kebijakan. Dalam skripsi ini akan diteliti bagaimana sebuah peraturan telah dilaksanakan dengan dilandaskan bukti di lapanhgan. Alur dari penulisan skripsi ini akan penulis jabarkan dalam bentuk skema sebagai berikut. 39 Bagan 3. Kerangka Berfikir Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 7 tahun 2010 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau RTH Kriteria vegetasi dan pemanfaatan ruang terbuka hijau kawasan pemukiman, dan fasilitas umum Peraturan Kebijakan Sistem Pengendalian Sistem Pengawasan Bentuk Pelaksanaan Perda di Wilayah Kecamatan Landasan Teoritis : 1. Teori Hukum Lingkungan 2. Teori Ruang Terbuka Hijau 3. Teori bekerjanya hukum Efektifitas urgensi implementasi penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Kecamatan pedurungan Responden dan Informan : 1. Pemerintah Kota Semarang 2. Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Semarang 3. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang 4. Kecamatan Pedurungan 5. Masyarakat Hasil dari implementasi : 1. Solusi dalam setiap permasalahan yang timbul akibat dari hasil implementasi urgensi peraturan daerah Kota Semarang tentang Ruang Terbuka Hijau, 2. Masukan kepada Pemerintah Kota Semarang dalam hal sosialisasi tentang pelaksanaan Perda Kota Semarang tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau . 40 Peraturan Daerah Kota Semarang No. 7 Tahun 2010 tentang penataan Ruang Terbuka Hijau diimplementasikan dengan harapan dapat memberikan solusi dari pertambahan penduduk yang semakin pesat dan kebutuhan lahan untuk tempat tinggal dengan tidak memperhatikan lahan ruang terbuka hijau di sekitarnya. Ruang Terbuka Hijau yang harus diperhatikan penataannya agar tetap terjaga kelestariannya diantara lain adalah kriteria vegetasi yaitu jenis tanaman yang tumbuh di tepi jalan raya, kawasan pemukiman, dan fasilitas umum yang dimana telah ditentukan oleh pemerintah dengan memperhatikan efektifitas fungsi dari tanaman tersebut yang ditanam di tepi jalan raya, kawasan pemukiman, dan fasilitas umum. Lalu pemanfaatan ruang terbuka hijau kawasan pemukiman dan fasilitas umum dimana ruang terbuka hijau dirawat ataukah tidak. Dalam penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Kecamatan Pedurungan pemerintah perlu memberikan sistem pengendalian, sistem pengawasan, peraturan kebijakan, dan bentuk pelaksanaan perda di wilayah Kecamatan Pedurungan agar pelaksanaan peraturan tersebut tidak mengalami disfungsi kebijakan dengan memperhatikan teori lingkungan hidup, teori Ruang Terbuka Hijau, teori bekerjanya hukum. Dengan memberikan sistem pengendalian, sistem pengawasan, dan peraturan kebijakan maka efektifitas urgensi implementasi penataan Ruang Terbuka Hijau akan terlihat kekurangan dan kelebihannya. 41 Keterlibatan Pemerintah Kota Semarang, Dinas Tata Kota dan Perumahan Kota Semarang, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Semarang dan kecamatan Pedurungan serta masyarakat sekitar dapat membantu memberikan solusi dalam setiap permasalahan yang timbul akibat implementasi urgensi peraturan daerah tentang Ruang Terbuka Hijau serta memberikan masukan terhadap Pemerintah Kota Semarang dalam hal sosialisasi pelaksanaan Perda Kota Semarang tentang Penataan Ruang TerbukaHijau 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian Penelitian adalah suatu penyelidikan yang bersifat sistematik, terkontrol, empiris dan kritis, dalam mengungkap suatu fenomena atau hubungan fenomena tertentu dengan maksud meningkatkan, memodifikasi dan mengembangkan pengetahuan yang dapat diverifikasi . Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaki, presepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. B. Fokus Penelitian Menurut Moleong 2007:97 “fokus pada dasarnya adalah masalah yang bersumber dari pengalaman penelitian atau melalui pengetahuan yang bersumber dari pengalaman peneliti atau melalui pengetahuan yang diperolehnya, dari kepustakaan ilmia h ataupun kepustakaan lainnya”. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah: 1. Implementasi Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau RTH Terhadap kriteria vegetasi