Teori Belajar Piaget Teori Belajar

Beberapa pengertian tentang belajar yang telah didefinisikan oleh para ahli psikologi sebagaimana dikutip dalam Rifa’i Anni 2010: 82 antara lain: 1 Gagne dan Berliner menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. 2 Morgan et.al menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan relative permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau pengalaman. 3 Slavin menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. 4 Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Unsur-unsur belajar yang dikemukakan oleh Gagne sebagaimana dikutip dalam Rifa’i Anni 2010: 84 antara lain: 1 peserta didik, 2 rangsangan stimulus, 3 memori, dan 4 respon. Kegiatan belajar akan terjadi pada peserta didik jika terjadi interaksi antara rangsangan dan isi memori, sehingga menimbulkan respon yakni perilakunya berubah dari waktu sebelum dan setelah adanya rangsangan. Perubahan perilaku tersebut menjadi indikator bahwa peserta didik telah melakukan kegiatan belajar.

2.1.2 Teori Belajar

2.1.2.1 Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget sebagaimana dikutip dalam Rifa’i Anni 2010: 207 mengemukakan tiga prinsip utama pembelajaran yakni sebagai berikut. 1 Belajar aktif proses pembelajaran adalah proses aktif karena pengetahuan terbentuk dari dalam subyek belajar. Untuk membantu perkembangan kognitif anak perlu diciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan anak belajar sendiri, misalnya melakukan percobaan, manipulasi simbol-simbol, mengajukan pertanyan dan mencari jawaban sendiri, membandingkan penemuan sendiri dengan dengan penemuan temannya. 2 Belajar lewat interaksi sosial Dalam belajar perlu diciptakan suasana yang memungkinkan terjadinya interaksi diantara subyek belajar. Belajar bersama baik diantara sesama, anak- anak maupun dengan orang dewasa akan membantu perkembangan kognitif mereka. Tanpa interaksi sosial perkembangan kognitif anak akan tetap bersifat egosentris. Sebaliknya lewat interaksi sosial, perkembangan kognitif anak akan mengarah ke banyak pandangan, artinya khasanah kognitif anak akan diperkaya dengan macam-macam sudut pandangan dan alternatif tindakan. 3 Belajar lewat pengalaman sendiri. Perkembangan kognitif anak akan lebih berarti apabila didasarkan pada pengalaman nyata dari pada bahasa yang digunakan berkomunikasi. Bahasa memang memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif, namun bila menggunakan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi tanpa pernah karena pengalaman sendiri, maka perkembangan kognitif anak cenderung mengarah ke verbalisme. Pembelajaran di sekolah hendaknya dimulai dengan memberikan pengalaman-pengalaman nyata dari pada dengan pemberitahuan-pemberitahuan, atau pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya harus persis seperti yang dimaui pendidik. Disamping akan membelenggu anak dan tidak adanya interaksi sosial, belajar verbal tidak menunjang perkembangan kognitif anak yang lebih bermakna. Oleh karena itu Piaget sependapat dengan prinsip pendidikan dari konkret ke abstrak dari khusus ke umum. Berdasarkan teori Piaget di atas, pembelajaran harus berpusat pada proses berpikir dan peran peserta didik. Metode pembelajaran yang digunakan mengarah pada konstruktivisme, artinya peserta didik dihadapkan pada problem solving yang lebih menekankan pada persoalan aktual yang dekat dengan kehidupan mereka. Sesuai dengan teori Piaget tersebut, untuk menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan maka penelitian ini menggunakan model pembelajaran CPS dengan strategi TS. Dengan model pembelajaran CPS yang menggunakan strategi TS, peserta didik dapat belajar aktif, belajar berkelompok, dan belajar mengkonstruk pemikirannya sendiri sehingga kemampuan berpikirnya dapat berkembang.

2.1.2.2 Teori Belajar Vigotsky