Pengertian Pembelajaran Matematika Landasan Teori

dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural. Teori Vigotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang dan lingkungan, yang mencakup obyek, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain. Vigotsky mengemukakan beberapa ide tentang zone of proximal developmental ZPD. ZPD adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian, tetapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu. ZPD menunjukkan akan pentingnya pengaruh sosial. Sesuai dengan teori Vigotsky di atas, model pembelajaran CPS dengan strategi TS yang diaplikasikan dengan metode berdiskusi dapat memberi kesempatan peserta didik dalam berinteraksi dengan peserta didik lain dalam kelompok sehingga mereka dapat bertukar pendapat atau ide satu sama lain. Hal ini dapat memberi masukan yang positif terhadap kemampuan berpikir peserta didik.

2.1.3 Pengertian Pembelajaran Matematika

Pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, artinya bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Senada dengan arti pembelajaran tersebut menurut Briggs, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i Anni 2010: 193 menjelaskan bahwa pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Pembelajaran matematika dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan mengadakan perubahan tingkah laku siswa terhadap matematika sehingga siswa dapat menggunakan daya nalarnya secara logis, sistematik, konsisten, dan kritis. Siswa harus dibiasakan untuk diberi kesempatan bertanya dan berpendapat, sehingga diharapkan proses pembelajaran matematika lebih bermakna Suherman, 2003: 62. Matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik mengacu pada tujuan pembelajaran matematika menurut Standar Isi BSNP, 2006: 139, yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut 1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

2.1.4 Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis