2.4 Ekstraksi Bahan
Aktif
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan yang merupakan sumber komponen tersebut. Komponen yang
dipisahkan dengan ekstraksi dapat berupa padatan atau cairan. Metode ekstraksi yang digunakan tergantung pada beberapa faktor antara lain 1 tujuan dilakukan
ekstraksi, 2 skala ekstraksi, 3 sifat-sifat komponen yang akan diekstrak, dan 4 sifat-sifat pelarut yang akan digunakan. Ada beberapa metode umum ekstraksi
yang dapat dilakukan yaitu ekstraksi dengan pelarut, distilasi, supercritical fluid extraction SFE, pengepresan mekanik dan sublimasi. Diantara metode-metode
yang telah diaplikasikan, metode yang banyak digunakan adalah distilasi dan ekstraksi menggunakan pelarut Hougton dan Raman 1998.
Prinsip metode ekstraksi menggunakan pelarut organik adalah bahan yang akan diekstrak kontak langsung dengan pelarut pada waktu tertentu, kemudian
diikuti dengan pemisahan dari bahan yang telah diekstrak Hougton dan Raman 1998.
Metode ekstraksi tergantung pada polaritas senyawa yang akan diekstrak. Suatu senyawa menunjukkan kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut yang
berbeda. Hasil ekstraksi yang diperoleh akan tergantung pada kandungan komponen yang terdapat pada sampel dan jenis pelarut yang dipakai. Prinsip
kelarutan yang dipakai dalam metode ekstraksi ini adalah like dissolve like artinya pelarut polar akan melarutkan senyawa polar, sedangkan pelarut nonpolar akan
melarutkan senyawa nonpolar Khopkar 1990. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut adalah selektivitas,
kemampuan untuk mengekstrak, toksisitas, kemudahan untuk diuapkan dan harga pelarut. Ketaren 1986 menyatakan bahwa jenis dan mutu pelarut yang
digunakan sangat menentukan keberhasilan proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : harus dapat melarutkan
zat yang diinginkan, mempunyai titik didih yang cukup rendah, titik didihnya seragam, murah, tidak toksik dan tidak mudah terbakar.
Menurut Suryandri 1981, semakin besar volume pelarut maka jumlah bahan yang akan terekstrak akan semakin besar sampai larutan menjadi jenuh
kemudian penambahan pelarut tidak akan menambah hasil ekstraksi. Dalam
pemisahan pelarut harus diperhatikan titik didihnya. Pelarut bertitik didih rendah biasanya banyak hilang karena penguapan, sedangkan pelarut bertitik didih tinggi
baru dapat dipisahkan pada suhu tinggi Sabel dan Warren 1973. Secara umum ekstraksi bertingkat dilakukan berturut-turut dimulai dengan
pelarut nonpolar kloroform atau heksana, lalu dengan pelarut yang kepolarannya menengah etil asetat, kemudian dengan pelarut polar metanol atau etanol.
Dengan demikian akan diperoleh ekstrak awal crude extract yang mengandung berturut-turut senyawa nonpolar, kepolaran menengah dan polar Hostettmann et
al. 1997.
2.5 Kanker, Antikanker dan Uji Antikanker