Hampir semua asam amino mempunyai fungsi khusus. Beberapa asam amino seperti glisin, glutamin, dan arginin dikombinasikan dengan zat lain
merupakan komponen penting bagi kesehatan hati karena membantu menetralkan racun yang ada pada hati. Orang yang menderita kelainan pada fungsi hati, artritis
yang kronis memiliki persediaan asam amino dalam tubuh yang cukup rendah. Asam amino berantai panjang valin, isoleusin, dan leusin, yang berperan
membantu detoksifikasi dan meningkatkan fungsi hati Anonim 2003. Kandungan valin 2,94, isoleusin 4,71 dan leusin 4,00 yang cukup
tinggi diduga berperan dalam penyembuhan penyakit hati, sesuai dengan pengalaman empiris masyarakat Desa Sather yang memanfaatkan Kablang untuk
mengobati penyakit hati.
4.2 Ekstraksi Bahan Aktif
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu bahan. Maserasi merupakan salah satu prosedur ekstraksi yang sering
digunakan Harborne 1987, dimana penelitian ini menggunakan maserasi untuk proses ekstraksi. Setelah dilakukan proses ekstraksi dari Nerita albicilla
dihasilkan tiga ekstrak yang berbeda berdasarkan perbedaan jenis pelarut yang digunakan yaitu ekstrak heksana, ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol.
Rendemen merupakan perbandingan antara berat ekstrak yang dihasilkan dengan berat awal bahan yang digunakan dan dinyatakan dalam persen . Hasil
ekstraksi Nerita albicilla dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Rendemen hasil ekstraksi Nerita albicilla
Ekstrak Berat awal
sampel g Volume
pelarut ml Berat rendemen
g rendemen
bb Heksana 50,060 100
1,025 2,05
Etil asetat 50,060
100 0,780
1,56 Metanol 50,060 100
3,495 6,99
Tabel 5 menunjukkan rendemen ekstrak yang tertinggi dihasilkan dari ekstraksi dengan pelarut metanol 6,99 diikuti berturut-turut oleh ekstrak
heksana 2,05 dan ekstrak dengan pelarut etil asetat 1,56. Pelarut metanol menghasilkan rendemen ektrak tertinggi karena kemampuan pelarut metanol yang
dapat melarutkan seluruh kandungan kimia dari sampel sampai ke dalam ruang antar sel, sehingga komponen kimia yang ada pada sampel dapat tersari secara
sempurna.
4.3 Aktivitas Inhibitor Topoisomerase I
Uji aktivitas inhibitor topoisomerase dari ekstrak Kablang menggunakan Topoisomerase I Drug Screening Kit
dari TopoGen dengan menggunakan kontrol positif Camptothecin. Camptothecin secara luas telah digunakan sebagai model
dalam pencarian senyawa antikanker dari bahan alam. Camptothecin dan turunannya bekerja dengan mengikat dan mestabilkan kompleks kovalen DNA
topoisomerase sehingga menghambat kerja topoisomerase I Dewick 2001. Aktivitas inhibisi terhadap kerja dari enzim DNA topoisomerase sebagai
target obat antikanker terjadi melalui dua mekanisme penghambatan yaitu katalitik catalytic inhibitor dan poison cleavable complex. Aktivitas
penghambatan ekstrak Kablang ditandai dengan adanya perubahan bentuk dari DNA superkoil dari substrat menjadi nick complex DNA bila ekstrak bersifat
poison atau tetap berbentuk superkoil bila bersifat katalitik inhibitor. Pita dari DNA relaks hasil reaksi substrat dengan topoisomerase I dapat dicocokkan
dengan pita DNA relaks marker. Hasil pengujian inhibitor topoisomerase I dari ekstrak heksana, etil asetat dan metanol disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Hasil elektroforesis uji inhibisi enzim DNA topoisomerase I dari ekstrak Kablang
Nama Ekstrak Aktivitas inhibisi
pada konsentrasi 50 µgml Ekstrak heksana
+ katalitik Ekstrak etil asetat
+ poison Ekstrak metanol
+ poison
+: menghambat enzim topoisomerase I
Ekstrak heksana, etil asetat dan metanol yang diuji pada konsentrasi 50 µgml dapat menghambat aktivitas enzim topoisomerase I dengan kontrol positif
camptothecin pada konsentrasi 100 µM 34,84 µgml. Aktivitas inhibitor
topoisomerase I dari ekstrak heksana menunjukkan mekanisme penghambatan yang bersifat katalitik, sedangkan ekstrak etil asetat dan ekstrak metanol bersifat
poison Gambar 14.
Gambar 14 Hasil elektroforesis uji inhibisi ekstrak terhadap enzim DNA topoisomerase I pada konsentrasi 50 µgml.
4.4 MIC Minimum Inhibitory Concentration Topoisomerase I dari Ekstrak Metanol