Tingkat Kesukaran Daya Pembeda

Hasilnya menunjukkan bahwa dari 19 soal yang terdiri dari 17 soal pilihan ganda dan 2 soal essay, terdapat 7 soal yang tergolong tidak valid, seperti tercantum pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Soal Hasil Belajar No rxy Kriteria No rxy Kriteria 1 0.35 Valid 11 0.28 Tidak valid 2 -0.02 Tidak valid 12 0.41 Valid 3 0.42 Valid 13 0.31 Valid 4 0.53 Valid 14 0.06 Tidak valid 5 0.20 Tidak valid 15 0.47 Valid 6 0.33 Valid 16 0.28 Tidak valid 7 0.65 Valid 17 0.66 Valid 8 0.28 Tidak valid 18 0.95 Valid 9 -0.03 Tidak valid 19 0.96 Valid 10 0.48 Valid Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11

b. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi peserta tes menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Tingkat kesukaran soal biasanya dilambangkan dengan p. Tingkat kesukaran berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0. Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang memadai artinya soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk menentukan tingkat kesukaran tiap-tiap butir tes menurut Arikunto 2003: 208 digunakan rumus sebagai berikut: keterangan ; P = indeks kesukaran B = banyak peserta tes yang menjawab soal dengan benar s J B P = J s = jumlah seluruh peserta tes Kriteria yang digunakan P 0,30 tergolong sukar 0,30 ≤ P ≤ 0,70 tergolong sedang 0,70 P tergolong mudah Hasil analisis tingkat kesukaran menunjukkan bahwa dari 19 soal terdapat 12 soal tergolong mudah, 6 soal tergolong sedang dan 1 soal tergolong sukar. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal No Tingkat Kesukaran Kriteria No Tingkat Kesukaran Kriteria 1 0.67 Sedang 11 0.86 Mudah 2 0.86 Mudah 12 0.24 Sukar 3 0.81 Mudah 13 0.76 Mudah 4 0.76 Mudah 14 0.43 Sedang 5 0.86 Mudah 15 0.62 Sedang 6 0.62 Sedang 16 0.71 Mudah 7 0.76 Mudah 17 0.86 Mudah 8 0.86 Mudah 18 0.59 Sedang 9 0.76 Mudah 19 0.57 Sedang 10 0.81 Mudah Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang tidak pandai berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Untuk menentukan besarnya daya beda nilai D digunakan rumus menurut Arikunto 2003: 213 sebagai berikut: B A B B A A P P J B J B D − = − = Keterangan : J A : banyaknya peserta kelompok atas J B : banyaknya peserta kelompok bawah B A : banyaknya kelompok atas yang menjawab benar B B : banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar P A : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: D 0 : semua tidak baik dan harus dibuang. 20 , 00 , ≤ D : jelek poor 40 , 20 , ≤ D : cukup satisfactory 70 , 40 , ≤ D : baik good 00 , 1 70 , ≤ ≤ D : baik sekali excellent Hasil analisis daya pembeda menunjukkan bahwa dari 19 soal terdapat 6 soal memiliki daya beda sangat jelek dan jelek, 9 soal tergolong cukup dan 4 soal memiliki daya pembeda baik. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5. Hasil Analisis Daya Pembeda Soal No Tingkat Kesukaran Kriteria No Tingkat Kesukaran Kriteria 1 0.60 Baik 11 0.20 Cukup 2 -0.20 Sangat jelek 12 0.50 Baik 3 0.30 Cukup 13 0.20 Cukup 4 0.40 Baik 14 0.10 Jelek 5 0.00 Jelek 15 0.30 Cukup 6 0.30 Cukup 16 -0.10 Sangat jelek 7 0.40 Baik 17 0.20 Cukup 8 0.00 Jelek 18 0.30 Cukup 9 -0.20 Sangat jelek 19 0.33 Cukup 10 0.30 Cukup Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11

d. Reliabilitas

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Peningkatan hasil belajar PKn melalui pendekatan Think-Pair-Share

0 9 153

Peningkatan Hasil Belajar Ips Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Thinks Pair Share Pada Siswa Kelas V Mi Manba’ul Falah Kabupaten Bogor

0 8 129

Eksperimentasi pembelajaran Matematika dengan menggunakan model struktural “Think Pair Share” pada materi pokok bentuk akar dan pangkat ditinjau dari gaya belajar Matematika siswa

0 3 121

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Penalaran Matematika Siswa Kelas VIII

1 7 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Peningkatan Motivasi Belajar Matematika Dengan Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share Pada Siswa Kelas 6 SDN Kayen 01 Semester 1 Tahun Pelajaran 2014/201

0 1 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Materi Pangkat Tak Sebenarnya (PTK pada Siswa Kelas IX SMP MUHAMMADIYAH

0 1 16

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Materi Pangkat Tak Sebenarnya (PTK pada Siswa Kelas IX SMP MUHAMMADIYAH

0 4 13

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK PAIR SHARE TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA di SMP

0 0 67