dan gliserol. Rumus empirik asam asetat adalah C
2
H
4
O
2
dan rumus strukturnya CH
3
COOH. Asam asetat mempunyai berat molekul 60, titik didih 118oC, titik beku 16,7oC, dan dapat digunakaan sebagai
penambahan rasa Dillon, 1992 sebagaimana dikutip Astuti, 2008.
2.5 Polivinil Alkohol PVA sebagai
Plasticizer
Plasticizer suatu bahan dengan bobot molekul rendah yang ditambahkan dengan maksud meningkatkan elastisitas. Plasticizer
didefinisikan sebagai substansi non volatil yang mempunyai titik didih tinggi yang jika ditambahkan ke senyawa lain akan mengubah sifat fisik
dan mekanik senyawa tersebut Krochta, 1992 sebagaimana dikutip Apriyanto, 2007. Fungsi plasticizer secara umum untuk meningkatkan
permeabilitas film terhadap gas, uap air, dan zat–zat terlarut juga dapat menurunkan elastisitas dan daya kohesi film Caner et al., 1998
sebagaimana dikutip Astuti, 2008 menghaluskan film dan mempertipis hasil film yang terbentuk, menghindari film dari keretakan, meningkatkan
elastisitas film Tudorachi at all, 2000. Plasticizer yang digunakan dalam penelitian ini adalah polivinil alkohol. Struktur polivinil alkohol dapat
dilihat pada Gambar 2.3
C H C H
2
O H
n
Gambar 2.3 Struktur polivinil alkohol Polivinil alkohol merupakan salah satu turunan plastik disamping
polietilen, polipropelin, polivinil khlorida serta jenis polimer lainnya.
Biofilm juga dapat dibuat dengan mencampurkan polimer alami dengan polimer sintetik tujuannya adalah agar dapat memperbaiki sifat mekanik
yaitu meningkatkan kuat tarik tensile strength dan elastisitas biofilm. Polimer sintetik pada umumnya mempunyai sifat tidak dapat
terdegradasi oleh mikroba, namun ada polimer sintetik yang dapat terdegradasi oleh mikroba adalah polivinil alkohol PVA. PVA adalah
polimer sintetik yang larut dalam air dan tidak beracun dan berapa yang menyebutkan bahwa PVA merupakan plasticizer, serta dapat terdegradasi
secara alami atau biodegradable. Kelebihan dari PVA adalah banyak digunakan karena telah diproduksi massal dan dapat berikatan dengan
molekul kitosan Putri, 2011. Polivinil alkohol PVA terpilih sebagai peningkatkan sifat produk.
PVA termasuk jenis polimer biodegradable dan larut dalam air yang digunakan dalam pengolahan tekstil, sering untuk nilon dan dalam
pembuatan serat sebagai bahan baku untuk produksi serat PVA Lin Ku, 2008 sebagaimana dikutip Munthoub dan Rahman, 2011.
Derajat hidrolisis berpengaruh dari kelarutan PVA dalam air. Semakin tinggi derajat hidrolisisnya maka kelarutannya semakin rendah.
PVA dengan derajat hidrolisis 98,5 atau lebih dapat dilarutkan dalam air pada suhu 70°C Nisa, 2005.
2.6 Ketahanan Air Hidrofobisitas