3
3. Prinsip Bimbingan Konseling
Dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
dan madrasah, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-
prinsip tersebut dijadikan pedoman dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling.
Maknanya apabila
bimbingan dan konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip tesebut,
berarti bukan bimbingan dan konseling dalam arti yang sebenarnya. Berkenaan
dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, Arifin dan Eti Kartikawati
menjabarkan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling ke dalam
empat bagian, yaitu 1 prinsip-prinsip umum, 2 prinsip-prinsip khusus
yang berhubungan dengan individu siswa, 3 prinsip-prinsip khusus
yang
berhubungan dengan
pembimbing dan 4 prpinsip-prinsip khusus yang berhubungan dengan
organisasi dan adminidtrasi.bimbingan dan konseling.
4. Tujuan Bimbingan Konseling
Menurut Thohirin
2007, sejalan
dengan perkembangannya
konsepsi bimbingan dan konseling, maka
tujuan bimbingan
dan konselingpun mengalami perubahan,
dari yang sederhana sampai ke yang lebih komprehensif. Secara umum
tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu individu
memperkembangkan diri
secara optimal, menjadi insan yang seutuhnya
sesuai dengan tahap perkembangan dan presisposisi yang dimilikinya, dari
berbagai latar belakang yang ada dan sesuai dengan tuntutan positif di
lingkungannya.
Adapun secara khusus tujuan bimbingan dan konseling merupakan
penjabaran tujuan umum tersebut yang dikaitkan secara langsung dengan
permasalahan
yang dialami
oleh individu yang bersangkutan, sesuai
dengan kompleksitas permasalahannya itu. Masalah-masalah individu siswa
bermacam ragam jenis, intensitas, dan sangkut pautnya, serta masing-masing
bersifat unik. Oleh karena itu tuujuan khusus bimbingan dan konseling untuk
masing-masing individu bersifat unik pula. Tujuan bimbingan dan konseling
untuk seorang individu berbeda dari tujuan bimbingan dan konseling untuk
individu lainnya.
5. Fungsi Bimbingan Konseling
Fungsi bimmbingan dan konseling khususnya di sekolah dan madrasah
memiliki beberapa fungsi, yaitu 1 fungsi
pencegahan, 2
fungsi pemahaman, 3 fungsi pengentasan,
4 fungsi pemeliharaan, 5 fungsi penyaluran, 6 fungsi penyesuaian, 7
fungsi pengembangan, 8 fungsi perbaikan dan, 9 fungsi advokasi
Thohirin, 2007: 39-50.
6. Asas-asas Bimbingan Konseling
Pelayanan bimbingan
dan konseling
merupakan pekerjaan
profesional, oleh sebab itu, harus dilaksanakan mengikuti kaidah-kaidah
atau asas-asas
tertentu. Dengan
mengikuti kaidah-kaidah atau asas- asas tersebut diharapkan efektivitas
dan efisiensi proses bimbingan dan konseling dapat tercapai dan tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam praktek pemberian layanan.n
Slameto 1986 membagi asas-asas bimbingan dan konseling menjadi dua
4 bagian, yaitu asas-asas bimbingan dan
konseling yang berhubungan dengan siswa dan asas yang berhubungan
dengan
praktik atau
pekerjaan bimbingan
7. Macam-macam
Bimbingan Konseling
Pengertian bimbingan
dan konseling menyangkut setiap aspek
dari individu, abaik fisik, psikis maupun sosial. Dengan demikian,
tidaklah mungkin orang mengisolasi tiap-tiap bagian dengan bagian yang
lain, karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian yang lain.
Kalau dibedakan satu dengan lain, hal tersebut hanya terletak pada titik
beratnya. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak dapat dilepaskan dari
hal-hal
yang berhubungan
dari pendidikan dan keadaan pribadi yang
bersangkutan Walgito, 2004: 19.
Adapun macam-macam
bimbingan dan
konseling di
kelompokkan menjadi empat: a bimbingan akademik, b bimbingan
sosial pribadi, c bimbingan karier, d bimbingan keluarga.
B. Penanaman Nilai Akhlak
1. Pengertian Akklak
Secara etimologi lughatan akhlaq Bahasa Arab adalah bentuk jamak
dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan.seakar
jata Khalaq
Pencipta, makhluq yang diciptakan, dan khalq penciptaan Yuhanar Ilyas
2000: 1
2. Tujuan Penanaman Akhak
Ibnu Miskawaih merumuskan tujuan pembinaan akhlak yaitu terwujudnya
sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan
semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga mencapai kesempurnaan dan
memperoleh kebahagiaan sejati. Islam menginginkan suatu masyarakat yang
berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ini sangat ditekankan karena di
samping akan membawa kebahagiaan bagi
individu, juga
sekaligus membawa
kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang
ditampilkan seseorang,
tujuannya adalah
untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat Azmi 2006: 60.
3. Ruang Lingkup Akhlak
Adapun pembagian
akhlak menurut Muhammad Azmi 2006: 63-
67 dibagi menjadi empat bagian yaitu: a akhlak terhadap Allah, c akhlak
terhadap sesama manusia, c akhlak terhadap diri sendiri dan, d akhlak
terhadap alam sekitar.
Kajian Pustaka
1. Eva Varena UMS 2010 dalam
skripsinya yang
berjudul “Penerapan
Bimbingan Dan
Konseling Islami
Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di
SMP Muhammadiyah
7 Surakarta”,
menyimpulkan bahwa seluruh staf sekolah seperti, kepala
sekolah, guru BK, wali kelas dan guru pelajaran sangat berperan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
islami di
sekolah