4 bagian, yaitu asas-asas bimbingan dan
konseling yang berhubungan dengan siswa dan asas yang berhubungan
dengan
praktik atau
pekerjaan bimbingan
7. Macam-macam
Bimbingan Konseling
Pengertian bimbingan
dan konseling menyangkut setiap aspek
dari individu, abaik fisik, psikis maupun sosial. Dengan demikian,
tidaklah mungkin orang mengisolasi tiap-tiap bagian dengan bagian yang
lain, karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian yang lain.
Kalau dibedakan satu dengan lain, hal tersebut hanya terletak pada titik
beratnya. Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak dapat dilepaskan dari
hal-hal
yang berhubungan
dari pendidikan dan keadaan pribadi yang
bersangkutan Walgito, 2004: 19.
Adapun macam-macam
bimbingan dan
konseling di
kelompokkan menjadi empat: a bimbingan akademik, b bimbingan
sosial pribadi, c bimbingan karier, d bimbingan keluarga.
B. Penanaman Nilai Akhlak
1. Pengertian Akklak
Secara etimologi lughatan akhlaq Bahasa Arab adalah bentuk jamak
dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan.seakar
jata Khalaq
Pencipta, makhluq yang diciptakan, dan khalq penciptaan Yuhanar Ilyas
2000: 1
2. Tujuan Penanaman Akhak
Ibnu Miskawaih merumuskan tujuan pembinaan akhlak yaitu terwujudnya
sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan
semua perbuatan yang bernilai baik, sehingga mencapai kesempurnaan dan
memperoleh kebahagiaan sejati. Islam menginginkan suatu masyarakat yang
berakhlak mulia. Akhlak yang mulia ini sangat ditekankan karena di
samping akan membawa kebahagiaan bagi
individu, juga
sekaligus membawa
kebahagiaan bagi
masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang
ditampilkan seseorang,
tujuannya adalah
untuk mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat Azmi 2006: 60.
3. Ruang Lingkup Akhlak
Adapun pembagian
akhlak menurut Muhammad Azmi 2006: 63-
67 dibagi menjadi empat bagian yaitu: a akhlak terhadap Allah, c akhlak
terhadap sesama manusia, c akhlak terhadap diri sendiri dan, d akhlak
terhadap alam sekitar.
Kajian Pustaka
1. Eva Varena UMS 2010 dalam
skripsinya yang
berjudul “Penerapan
Bimbingan Dan
Konseling Islami
Dalam Meningkatkan Akhlak Siswa Di
SMP Muhammadiyah
7 Surakarta”,
menyimpulkan bahwa seluruh staf sekolah seperti, kepala
sekolah, guru BK, wali kelas dan guru pelajaran sangat berperan
dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
islami di
sekolah
5 tersebut karena sudsah telaksana
dengan baik. Sebagai kepala sekolah yang bertanggung jawab
terhadap seluruh pelaksanaan BKI dengan melengkapi seluruh sarana
ruang multi media, media buletin, ruang kantor BK dan
sarana lainnya agar terlaksana BKI di sekolah tesebut dengan
baik, guru BK yang berupaya dalam
membantu sisiwa
menyelesaikan masalah dengan menumbuhkan kesadaran sebagai
muslim serat bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Serta wali
kelas yang turut mendukung kegiatan BKI ketika siswa berada
dalam kelas. Guru pelajaran yang selalu
memberikan bimbingan
yang berupa pengajaran, motivasi serta nasehat yang bertujuan agar
sisiwa menjadi lebih baik. Hambatan-hambatan
dalam pelaksanaan penerapan bimbingan
dan konseling islami di SMP Muhammadiyah
7 Surakarta
meliputi pemantauan orang tua terhadap anak kurangterbatas.
Ada sebagian
anak yang
bermasalah kemauannya untuk berubah
sangat lemah.
Lingkungan pergaulan anak yang kurang baik dan lingkungan rumah
yang kurang baik.
2. Muhammad Fathoni UMS: 2013
dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan Bimbingan Konseling
Islami Dalam Pembentukan Aklak Siswa Studi Empirik Di SDIT
Permata Insani Tulung, Klaten Tahun Ajaran 20122013
, yang kesimpulannya sebagai berikut
a. Penerapan
bimbingan konseling islami di SDIT
Permata Insani
dalam membentuk akhlak siswa.
1 Seluruh
staf sekolah
seperti, kepala sekolah, guru BKI, wali kelas dan
guru mata
pelajaran terlibat
dan berperan
dalam pelaksanaan
bimbingan konseling
islami di sekolah. Kepala sekolah yang bertanggung
jawab terhadap seluruh pelaksanaan
bimbingan konseling islami dengan
memfasilitasi bimbingan dengan
sarana-sarana pendukung
agar terlaksananya bimbingan
konseling islami
di sekolah terebut dengan
baik, guru
BK yang
memposisikan diri sebagai fasilitator berupaya dalam
membentu siswa
menyelesaikan masalah
dengan menumbuhkan
kesadaran terhadap
kewajiban-kewajiban sebagai
muslim lewat
pembiasaan dan
mengarahkan serta
memotivasi agar
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
2 Bentuk
penyelesaian masalah
siswa dengan
proses bimbingan
konseling islami
dilakukan dengan
menentukan jenis masalah kemudian
menentukan jenis kegiatan layanan dan
terakhir menentukan
kesimpulan hasil kegiatan. Sedangkan konseling yang