Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

(1)

SKRIPSI

“PENGARUH RETURN ON ASSET, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN FREE CASH FLOW

TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR

DI BEI TAHUN 2010-2012” OLEH

Muhammad Eka Pratama Syahputra 100503179

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya berjudul “Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012.” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Januari 2014 Yang Membuat Pernyataan

Nama : Muhammad Eka Pratama Syahputra NIM : 100503179


(3)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET , LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Return On Asset

, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow

memiliki pengaruh terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012 Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan,

Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow sebagai variabel independen. Sedangkan kebijakan dividen digunakan sebagai variabel dependen.

Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai 2012 sejumlah 41 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan total sampel per tahun sebanyak 11 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan dua variabel independen berpengaruh terhadap kebijakan dividen yaitu leverage dan free cash flow

sedangkan variabel return on asset, ukuran perusahaan dan investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan secara simultan kelima variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen.

Kata Kunci : Kebijakan Dividen, Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow.


(4)

ABSTRACT

THE AFFECT OF RETURN ON ASSET , LEVERAGE, FIRM SIZE,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) AND FREE CASH FLOW OF DIVIDEND POLICY THE MINING COMPANY THAT LISTED IN

INDONESIAN STOCK EXCHANGE 2010-2012

The main objective of this research was to analyze the correlation between return on asset , leverage, firm size, investment opportunity set (IOS) and free cash flow of the mining company that listed in indonesian stock exchange 2010-2012. Variables that used in this research show that return on asset , leverage, firm size, investment opportunity set (IOS) and free cash flow as independent variables. And dividend policy as dependent variable.

This research focus on mining company which is listed in Indonesia Stock Exchange for period 2010-2012. The population of this research are the mining company that listed in Indonesian Stock Exchange period 2010 up to 2012 with total population of 41 company. The sampling method that used is purposive sampling with total sample of 11 company a year. The analytical method used is quantitative method, with testing assumptions of classical, and then used statistical analysis by using multiple linear regression.

Partially, the result of this research indicate that two independent variable that affect the company's dividen policy is leverage and free cash flow. While the other variables, return on asset, size firm and investment opportunity set does not affect the company's dividend policy. While simultaneously the five independent variables affect the dependent variable is dividend policy.

Keywords : Dividend Policy, Return On Asset, Leverage, Firm size, Investment Opportunity Set (IOS) and Free Cash Flow.


(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan seru sekalian alam atas Petunjuk, Ridho dan Karunia-Nya. Shalawat serta salam selalu tercurah bagi nabi dan rasul terakhir Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya.

Suatu kebahagiaan tak terhingga bagi penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan,

Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012.”. Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Bagi Mahasiswa Program Studi S1-Akuntansi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama perkuliahan sampai dengan tersusunnya skripsi ini, penulis menerima banyak dukungan moril, materi dan spiritual yang tidak ternilai harganya dari kakek dan nenek tercinta (Alm.H. Mulyono A.S dan Hj. Sjafinah) terima kasih yang sebesar-besarnya atas do’a, kasih sayang, dan kesabaran dalam mendidik dan membesarkan ananda . Melalui tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec.Ac, Ak, CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak, CPA., dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(6)

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Arifin Akhmad, M.Si, Ak, CA., selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak, CPA., selaku Dosen Pembaca yang telah memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Om Lamsah beserta istri ( Bunda Ema) , Om Irwan beserta istri (Bunda Mega), Bunda Sri beserta suami (Om ijar) dan Bunda Wati beserta suami (Om Indra) terima kasih yang sebesar-besarnya atas do’a dan kasih sayang serta dukungan baik moril maupun materil sampai perkuliahan ini selesai. Dan tidak lupa kepada kedua orang tua ayahanda (Alm. Abdul Rahman) dan ibunda (Lailan Nazmi) yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan. Kepada sahabat penulis yang setiap saat selalu bersama-sama dalam suka dan duka pada masa kuliah (Pesta Ria P, Putri Agustriani P, Mery Kristin T , Friska Br Sitepu, Rini Afriani Br G, Farida Hanum M dan Abdi) dan juga kepada teman-teman penulis (Inez Raisa, Sally Sylvia, Patut Henni, Intan Adelina ,dan Yessy Debora). Terima kasih banyak atas dukungan, do’a, semangat dan canda-tawa serta waktu yang telah kita lewati bersama-sama selama masa kuliah yang tidak akan pernah bisa


(7)

terlupakan.telah kita lewati bersama-sama selama masa kuliah yang tidak akan pernah bisa terlupakan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan kepada mereka semua. Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, sehingga skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan.

Akhirnya penulis berharap kiranya skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dalam usaha peningkatan mutu pendidikan di masa yang akan datang. Amin.

Medan, Januari 2014 Penulis

Nama : Muhammad Eka Pratama Syahputra NIM : 100503179


(8)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Tinjauan Pustaka ... 12

2.1.1 Definisi Dividen dan Kebijakan Dividen ... 12

2.1.2 Jenis-jenis Dividen ... 13

2.1.3 Teori-teori Mengenai Kebijakan Dividen ... 14

2.1.4 Bentuk Kebijakan dalam Pembayaran Dividen... 21

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ... 22

2.1.6 Return On Asset ... 23

2.1.7 Leverage ... 25

2.1.8 Ukuran Perusahaan ... 27

2.1.9 Investment Opportunity Set (IOS) ... 28

2.1.10 Free Cash Flow ... 30

2.2 Penelitian Terdahulu ... 31

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 39

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 39

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1 Jenis Penelitian ... 42

3.2 Batasan Operasional ... 42

3.3 Defenisi Operasional ... 43

3.3.1 Variabel Dependen ... 43

3.3.2 Variabel Independen ... 43

3.3.2.1 Return on asset ... 43

3.3.2.2 Leverage ... 44

3.3.2.3 Ukuran Perusahaan ... 44

3.3.2.4 Investment Opportunity Set ... 44


(9)

3.4 Skala Pengukuran Variabel ... 46

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 49

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 51

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.8 Metode Analisis Data ... 52

3.8.1 Statistik Deskriptif ... 52

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ... 53

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 53

3.8.2.2 Uji Autokorelasi ... 55

3.8.2.3 Uji Multikolinearitas ... 55

3.8.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 56

3.8.2 Analisis Regresi Berganda ... 56

3.8.4 Koefisien Determinasi (R2) dan Adjusted R2 ... 58

3.8.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 58

3.8.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 58

3.8.5.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Data Penelitian ... 60

B. Analisis Hasil Penelitian ... 60

4.1 Statistik Deskriptif ... 60

4.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 63

4.2.1 Uji Normalitas ... 63

4.2.2 Uji Autokorelasi ... 67

4.2.3 Uji Multikolinearitas ... 68

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 69

4.3 Analisis Regresi Berganda ... 71

4.4 Koefisien Determinasi (R2) dan Adjusted R2 ... 73

4.5 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 74

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 74

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 75

4.6 Pembahasan Hasil Analisis Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 84

5.3 Saran ... . ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 86


(10)

DAFTAR TABEL

Keterangan Judul Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 35

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Dan Pengukuran Variabe Penelitian ... 47

Tabel 3.2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif ... 61

Tabel 4.2 Uji Normalitas Sebelum Ditransformasi ... 64

Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Ditransformasi ... 65

Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson ... 68

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 69

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Analisis Regresi Berganda ... 71

Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi ... 73

Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan (Uji-F) ... 75


(11)

DAFTAR GAMBAR

Keterangan Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 40

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 66

Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot ... 66


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Keterangan Judul Halaman

Lampiran i Data Dividend Payout Ratio Perusahaan yang Diamati Tahun 2010-2012 ... 89 Lampiran ii Data Return On Asset (ROA) Perusahaan yang Diamati

Tahun 2010-2012 ... 89 Lampiran iii Data Leverage Perusahaan yang Diamati Tahun

2010-2012 ... 90 Lampiran iv Data Ukuran Perusahaan (SIZE) Perusahaan yang Diamati

Tahun 2010-2012 ... 91 Lampiran v Data IOS Perusahaan yang Diamati Tahun

2010-2012 ... 92 Lampiran vi Data Free Cash Flow Perusahaan yang Diamati Tahun


(13)

ABSTRAK

PENGARUH RETURN ON ASSET , LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN FREE CASH FLOW TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN YANG

TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2012

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Return On Asset

, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow

memiliki pengaruh terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012 Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan,

Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow sebagai variabel independen. Sedangkan kebijakan dividen digunakan sebagai variabel dependen.

Penelitian ini memfokuskan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan–perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 sampai 2012 sejumlah 41 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan total sampel per tahun sebanyak 11 perusahaan. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, serta analisis statistik dengan menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan dua variabel independen berpengaruh terhadap kebijakan dividen yaitu leverage dan free cash flow

sedangkan variabel return on asset, ukuran perusahaan dan investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan secara simultan kelima variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kebijakan dividen.

Kata Kunci : Kebijakan Dividen, Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow.


(14)

ABSTRACT

THE AFFECT OF RETURN ON ASSET , LEVERAGE, FIRM SIZE,

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) AND FREE CASH FLOW OF DIVIDEND POLICY THE MINING COMPANY THAT LISTED IN

INDONESIAN STOCK EXCHANGE 2010-2012

The main objective of this research was to analyze the correlation between return on asset , leverage, firm size, investment opportunity set (IOS) and free cash flow of the mining company that listed in indonesian stock exchange 2010-2012. Variables that used in this research show that return on asset , leverage, firm size, investment opportunity set (IOS) and free cash flow as independent variables. And dividend policy as dependent variable.

This research focus on mining company which is listed in Indonesia Stock Exchange for period 2010-2012. The population of this research are the mining company that listed in Indonesian Stock Exchange period 2010 up to 2012 with total population of 41 company. The sampling method that used is purposive sampling with total sample of 11 company a year. The analytical method used is quantitative method, with testing assumptions of classical, and then used statistical analysis by using multiple linear regression.

Partially, the result of this research indicate that two independent variable that affect the company's dividen policy is leverage and free cash flow. While the other variables, return on asset, size firm and investment opportunity set does not affect the company's dividend policy. While simultaneously the five independent variables affect the dependent variable is dividend policy.

Keywords : Dividend Policy, Return On Asset, Leverage, Firm size, Investment Opportunity Set (IOS) and Free Cash Flow.


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba untuk menginvestasikan dana mereka ke pasar modal. Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman dana ataupun modal yang dilakukan oleh investor dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Salah satu bentuk investasi yang diperjualbelikan di dalam pasar modal adalah saham. Tujuan utama para investor menanamkan dananya ke sebuah perusahaan yaitu untuk memperoleh pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return), baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield) maupun capital gain yaitu selisih dari harga jual saham dengan harga belinya.

Perusahaan sebagai pihak yang menerima dana dari para investor juga harus memperhatikan kesejahteraan para investor atau pemegang saham. Menurut Sartono (2001: 8) dalam penelitian Atthar (2012:12) “tujuan yang diperhitungkan oleh perusahaan adalah untuk memaksimalkan kemakmuran (kesejahteraan) pemilik atau pemegang saham atau maximization wealth of stockholders dengan cara memaksimalkan nilai perusahaan yang dapat ditempuh dengan memaksimalkan nilai sekarang atau present value semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh di masa depan.

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal perusahaan demi pembiayaan


(16)

investasi di masa yang akan datang (Martono dan Harjito, 2001 : 253). Kebijakan dividen tidak dapat dipisahkan dari keputusan pendanaan yang akan dilakukan sebuah perusahaan.

Kebijakan pembayaran dividen memiliki pengaruh bagi para pemegang saham dan perusahaan yang akan membagikan dividen. Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil setiap tahunnya karena hal tersebut akan mengurangi ketidakpastian atau risiko terhadap hasil (return) yang diharapkan dari investasi yang mereka lakukan. Bagi perusahaan jika memilih untuk membagikan laba yang diperoleh dalam bentuk dividen akan mengurangi sumber dana internal perusahaan bersangkutan, sebaliknya apabila perusahaan menahan laba yang diperoleh dalam bentuk laba ditahan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk membentuk dana internalnya menjadi semakin besar yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehingga akan mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap dana eksternal dan juga akan mengurangi risiko perusahaan. Perusahaan yang akan membagikan dividen juga dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya menahan sebagian laba untuk re-investasi yang mungkin lebih menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran dividen dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan dividen (Brigham dan Gapenski, 1996 dalam Mulyono, 2009:1).

Sartono (2010) dalam Priyo (2013:2) menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba merupakan salah satu indikator dari


(17)

kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasi suatu perusahaan. Semakin besar ROA di dalam sebuah perusahaan berarti menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi yang semakin besar.

Firm size adalah ukuran besarnya perusahaan. Umur dan besaran perusahaan tergantung dari kemampuan seorang manajer dan kemudahan aksesnya yang mudah menuju pasar modal, karena kemudahan tersebut fleksibilitas serta kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar dianggap lebih aman daripada perusahaan yang masih baru sehingga perusahaan mampu memiliki ratio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil (Zaipul, 2011 dalam Priyo, 2013: 6).

Menurut Stice, dkk (2005: 786), “rasio-rasio leverage adalah sebuah indikasi sejauh mana suatu perusahaan menggunakan dana pihak luar untuk membeli aktiva”. Rasio leverage menunjukkan struktur hutang yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Semakin besar leverage pada suatu perusahaan mengindikasikan bahwa semakin besar pula tingkat ketergantungan sebuah perusahaan akan dana dari pihak eksternal atau kreditur sehingga semakin besar pula biaya bunga yang harus dibayar. Hal itu akan mengakibatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan berkurang sehingga akan berdampak kepada hak para pemegang saham atas dividen yang akan dibayar perusahaan. Oleh karena itu, leverage mempunyai hubungan yang negatif terhadap kebijakan dividen.


(18)

Perusahaan dengan aliran kas bebas berlebih akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memperoleh keuntungan atas berbagai kesempatan yang mungkin tidak dapat diperoleh perusahaan lain dan aliran kas bebas ini dapat ditahan sementara (Dhini Rosidhi, 2003 dalam Priyo, 2013:7). Sedangkan aliran kas bebas negatif berarti sumber dana internal tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan investasi perusahaan, sehingga memerlukan tambahan dana eksternal baik dalam bentuk hutang maupun penerbitan saham baru tetapi aliran kas bebas yang besar dalam suatu perusahaan belum tentu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut akan membagikan dividen dengan jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan ketika perusahaan memiliki aliran kas bebas yang kecil. Free cash flow (aliran kas bebas) menggambarkan tingkat fleksibilitas keuangan perusahaan.

Perusahaan yang memiliki Investment Opportunity Set (IOS) tinggi memiliki peluang pertumbuhan yang tinggi. Tingkat pertumbuhan yang tinggi diasosiasikan dengan penurunan dividen. Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi Untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahan memerlukan dana yang besar yang dibiayai dari sumber internal yang akan menyebabkan penurunan pembayaran dividen (Mulyono, 2009:5).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Andriyani (2008:71) menunjukkan bahwa variabel DER, IOS, dan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR), sedangkan insider ownership tidak berpengaruh signifikan. Penelitian Mulyono (2009:63) menunjukkan bahwa


(19)

variabel DER dan LnIOS secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen (DPR), sedangkan Ln insider ownership dan size secara parsial tidak signifikan terhadap kebijakan dividen(DPR).

Dalam hasil penelitian Boanyah et al (2013:55) menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen sementara last year dividend per share memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen, sedangkan variabel lain ( sales growth, cash flow, liquidity dan EPS) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

Dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Priyo (2013) menunjukkan bahwa variabel DER dan firm size berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. Variabel FCF berpengaruh negatif, ROA dan growth berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2009) dimana size perusahaan tidak signifikan terhadap DPR. Penelitian Atthar (2012) menunjukkan bahwa size, ROA, dan leverage

(DER)tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPS).

Hasil penelitian Samarthagani (2013) menunjukkan bahwa current ratio dan ROA secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Total asset turn over dan DER secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR, secara simultan CR, TATO, ROA dan DER berpengaruh signifikan. Penelitian Lestanti (2007) menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.


(20)

Dari hasil beberapa penelitian tersebut terlihat perbedaan pengaruh dari setiap variabel independen sejenis yang digunakan untuk meneliti kebijakan dividen perusahaan seperti pada penelitian Priyo (2013) Variabel DER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR sedangkan dalam penelitian Atthar (2012) DER yang digunakan sebagai proksi dari leverage sama sekali tidak berpengaruh. Penelitian Samarthagani (2013) menyatakan bahwa variabel current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR sedangkan pada hasil penelitian Lestanti (2007) variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan. Ketidakkonsistenan dari hasil beberapa penelitian tersebut menjadi motivasi bagi peniliti untuk meneliti kembali variabel-variabel sejenis yang mempengaruhi kebijakan dividen.

Penelitian ini sebahagian merujuk ke hasil penelitian Mulyono (2009) dengan judul Pengaruh Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Size Dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2007) . Perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian , tahun penelitian dan variabel penelitian. Dalam penelitian ini objek penelitian meliputi perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun penelitian 2010-2012.

Dikutip dari Republika Online, pada tahun 2012 lalu Komite Ekonomi Nasional kinerja sektor pertambangan di tahun mendatang masih tertekan. Hal tersebut seiring dengan harga komoditas pertambangan di pasar internasional yang tengah turun. Sejak awal tahun 2012, komoditas pertambangan seperti aluminium, nikel, dan timah putih menunjukkan penurunan yang cukup


(21)

signifikan. Harga nikel dari harga rata-rata 20.450 dolar AS per ton pada Februari 2012 turun menjadi 15.658 dolar AS per ton pada Agustus 2012. Sedangkan, harga timah putih dari harga rata-rata sebesar 2.057dolar AS per ton Februari 2012 turun menjadi 1.814 dolar AS per ton Agustus 2012.Turunnya harga komoditas pertambangan tersebut disebabkan permintaan terhadap komoditas pertambangan yang diperkirakan masih akan melemah seiring dengan lesunya kondisi perekonomian global pada saat itu. Akibat berkurangnya permintaan terhadap komoditas pertambangan di pasar, tentu saja akan berpengaruh terhadap pendapatan dan laba yang akan diperoleh perusahaan. Secara tidak langsung hal tersebut juga akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan keuangan yang terdapat di dalam perusahaan khususnya kebijakan pembayaran dividen dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi porsi daripada jumlah dividen yang akan dibagikan. Fenomena tersebut menjadi alasan mengapa peneliti memilih perusahaan sektor pertambangan sebagai objek penelitian dan dilihat dari beberapa penelitian terdahulu masih sedikit penelitian yang meneliti mengenai kebijakan dividen pada perusahaan pertambangan dimana pada penelitian terdahulu yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan sektor manufaktur, non-keuangan, dan otomotif.

Alasan peneliti menggunakan dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel dependen dikarenakan merujuk pada penelitian Mulyono (2009) dan pada dasarnya DPR digunakan menentukan seberapa besar jumlah bagian dari keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, dan yang akan ditahan sebagai laba ditahan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada beberapa variabel independen, objek


(22)

dan periode penelitian, Mulyono (2009) menggunakan debt to equity ratio, insider ownership, size dan investment opportunity set sebagai variabel independen dan meneliti pada perusahaan manufaktur dengan periode penelitian tahun 2005-2007. Pada penelitian ini peneliti mengkaji beberapa faktor yang diduga berpengaruh seperti return on asset , leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set

(IOS) dan free cash flow terhadap kebijakan dividen perusahaan (jumlah dari dividen yang akan dibayarkan), dengan judul Pengaruh Return On Asset , Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012.

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan atas latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya menimbulkan beberapa pertanyaan yang menjadi rumusan masalah di dalam penelitian yang akan dicoba untuk dijawab melalui penelitian ini. Pertanyaan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 ?

2. Apakah Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 ?


(23)

3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 ?

4. Apakah Investment Opportunity Set (IOS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 ?

5. Apakah Free Cash Flow berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 ?

6. Apakah return on asset (ROA), Leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set (IOS) dan free cash flow secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012 ?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan atas rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Return On Asset terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Leverage terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.


(24)

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Investment Opportunity Set (IOS) terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Free Cash Flow terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis dari return on asset (ROA), Leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set (IOS) dan free cash flow

secara simultan terhadap kebijakan dividen perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2012.

7.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada: 1. Manajemen

Bagi pihak manajemen perusahaan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pihak manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai laba yang diperoleh akan dibagi dalam bentuk dividen atau ditahan sebagai dana untuk berinvestasi di masa mendatang.


(25)

2. Investor atau Calon Investor

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai kebijakan pembayaran dividen perusahaan sehingga mereka dapat mengambil keputusan investasi yang tepat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian yang sejenis dengan menambahkan variabel lain.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Tinjauan Teoritis

2.1.1 Defenisi Dividen dan Kebijakan Dividen

Palepu et al (2004) dalam penelitian Lestanti (2007:9) dan Atthar (2012:22) “mendefinisikan dividen sebagai cara perusahaan untuk memberikan timbal balik kepada pemegang saham dari kelebihan kas atas kegiatan operasional dan investasi”. Ross et al (2005:606) di dalam Atthar (2012:22) “Dividend is a payment made out of a firm’s earnings to its owners, in the form of either cash or stock.” Dalam penelitian Andriyani (2008:15) dividen adalah distribusi, yang bisa berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan, dan saham, kepada pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik. Walaupun perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk saham ataupun bentuk lainnya, akan tetapi para pemegang saham lebih menginginkan dividen dibagikan dalam bentuk dividen tunai (cash dividend) karena akan mengurangi ketidakpastian atas investasi yang mereka lakukan.

Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang akan menentukan keputusan perusahaan mengenai laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau menahannya untuk diinvestasikan kembali di dalam perusahaan. Menurut Martono dan Harjito (2001) dalam penelitian Samarthagani (2013:18), kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk


(27)

dividen pada akhir tahun atau akan ditahan untuk menambah modal perusahaan dalam rangka pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Menurut Ang (1997) dalam penelitian Andriyani (2008:15) kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan antara kepentingan pemegang saham disatu sisi dan kepentingan perusahaan disisi yang lain. Secara umum tidak ada aturan umum yang secara universal dapat diterapkan pada keputusan pemegang saham dan manajemen tentang dividen. Hal terbaik yang dapat dikatakan adalah bahwa nilai dividen tergantung pada lingkungan pengambil keputusan. Oleh karena lingkungan tersebut berubah sewaktu-waktu, seorang manajer dihadapkan dengan tidak relevannya dividen pada waktu tertentu dan dalam waktu tertentu menjadi sesuatu yang utama atau penting (Ang, 1997 dalam Andriyani, 2008:15).

Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan yang penting bagi perusahaan yang sudah go public dari beberapa kebijakan keuangan perusahaan. Dividend Payout Ratio (DPR) dan Dividend Per Share (DPS) merupakan alat untuk menganalisis dan menghitung kebijakan dividen perusahaan. Penelitian ini menggunakan Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai proksi dari kebijakan dividen.

2.1.2 Jenis-Jenis Dividen

Menurut Kieso et al (2005:358), ada beberapa jenis kebijakan dividen yang digolongkan menjadi beberapa bentuk, yaitu :


(28)

1. Dividen Tunai (Cash Dividend)

Merupakan bentuk dividen yang paling wajib digunakan oleh pihak perusahaan. Bagi suatu perusahaan, dividen ini menyebabkan penurunan laba yang dibagi dan nilai kas, kewajiban lancar untuk hutang dividen diakui pada tanggal pengumuman dividen. Kewajiban ini dihapus ketika cek dividen dikirimkan kepada para pemegang saham.

2. Dividen Harta (Property Dividend)

Merupakan dividen yang dibagikan kepada pemegang saham yang dibayarkan dengan aktiva selain kas. Seringkali aktiva yang akan didistribusikan adalah sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan. Dengan demikian, perusahaan memindahkan hak kepemilikannya dalam sekuritas tersebut kepada para pemegang saham. Dividen harta biasanya hanya terjadi dalam perseroan yang bersifat tertutup. Dividen harta dinilai dengan nilai terbawa (carrying value), jika nilai pasar yang wajar tidak dapat ditentukan.

3. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)

Suatu pembagian yang merupakan pengembalian modal setoran kepada pemegang saham. Dividen ini merupakan peluang bagi investasi yang dibukukan dengan mengurangi modal setoran.

4. Dividen Saham (Stock Dividend)

Dividen saham merupakan pembagian dividen bukan dalam bentuk uang tunai, namun dengan memberikan dalam bentuk lembar saham. Jadi pembagian stock dividend akan meningkatkan jumlah saham yang dimiliki

shareholders. Perusahaan sering kali membayar stock dividend sebagai pengganti atau pelengkap dividen kas. Dividen saham memungkinkan perusahaan untuk tetap menggunakan aktiva bersih yang dihasilkan dari laba bersih dan bersamaan dengan itu menawarkan tambahan saham kepemilikan kepada pemegang saham.

2.1.3 Teori-Teori Mengenai Kebijakan Dividen

Ada beberapa macam teori tentang kebijakan deviden. Berikut ini diuraikan teori tentang kebijakan deviden dari berbagai sumber :

1. Residual Dividend Theory

Teori dividen yang dinamakan residual dividend theory, seperti yang dikutip dari Keown, Martin, Petty dan Scott Jr. (2010:208), menyatakan bahwa dividen yang dibayarkan jumlahnya harus sama dengan jumlah modal yang tersisa setelah alokasi untuk pendanaan investasi yang menguntungkan.


(29)

Van Horne (2001:299), berpendapat bahwa teori ini juga menyatakan bahwa dividen tidak relevan, karena mengasumsikan investor memiliki preferensi yang sama antara kas yang dijadikan dividen atau yang ditahan perusahaan. Apabila proyek atau investasi yang ditargetkan perusahaan menjanjikan return

lebih besar dari pada required return, maka investor lebih senang jika perusahaan menahan kas dari pada memberikannya sebagai dividen. Begitu pula sebaliknya. Lebih lanjut, Keown, Martin, Petty dan Scott Jr. (2010:208), memberikan kesimpulan bahwa pada teori ini, kebijakan dividen perusahaan dipengaruhi oleh:

a. Kesempatan investasi perusahaan, b. Campuran struktur modal, dan

c. Ketersediaan dari modal yang dihasilkan sendiri atau internal (internally generated capital)

Menurut Atthar (2012:26) teori diatas, kebijakan dividen adalah pengaruh yang pasif karena tidak memiliki pengaruh langsung pada harga pasar saham. Maka teori diatas menyatakan bahwa dividen akan dibagikan bila perusahaan memiliki dana sisa (residu), dan apabila perusahaan tidak memiliki dana sisa tersebut maka tidak akan ada pembagian dividen. Keputusan dividen adalah residual karena perusahaan lebih cenderung membiayai investasinya dengan pendanaan internal dari laba ditahan (retained earnings) dibandingkan pendanaan eksternal (hutang atau saham). Karena pendanaan internal tentu saja jauh lebih murah, dan tidak akan ada percampuran dari pihak perusahaan lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.


(30)

2. Clientele Effect Theory

Menurut Keown, Martin, Petty dan Scott Jr. (2010:210), teori mengenai

clientele effect menjelaskan bahwa setiap investor memiliki pemikiran serta preferensi yang berbeda-beda atas return dalam investasi saham. Investor baik secara individu maupun institusional yang memiliki kebutuhan yang mendesak akan dana lancar lebih memilih untuk berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memberikan pembayaran dividen (kas) yang tinggi. Sedangkan bagi investor lainnya, terutama bagi pihak-pihak yang ingin menghindari pajak, akan lebih memilih berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memberikan dividen yang rendah namun dengan capital gain

yang besar.

Dalam teori ini menurut Atthar (2012:27) menyatakan bahwa jika perusahaan membagikan dividennya, maka akan mengurangi sumber pendanaan perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan harus mencari sumber dana yang baru dalam bentuk hutang (debt). Investor akan secara langsung menyesuaikan jenis investasi dengan kebijakan dividen perusahaan yang bersangkutan. Bagi investor yang menyukai kas, cenderung akan memilih perusahaan yang akan melakukan pembagian dividen dalam jumlah besar, sedangkan investor yang lebih menyukai capital appreciation tentu saja akan memilih berinvestasi pada saham yang mengalami kenaikan harga, jadi perusahaan dengan kebijakan dividen yang ditentukan akan memiliki investor (client).


(31)

3. Bird In The Hand Theory

Menurut Keown, Martin, dan Scott Jr. (2003) dalam penelitian Lestanti (2007:11) dan T. Abdu Syahri Atthar (2012:27), bird in the hand theory

merupakan teori yang memiliki keyakinan bahwa pendapatan dividen memberikan nilai yang lebih tinggi kepada investor dibandingkan pendapatan

capital gain. Karena dividen dinilai memiliki tingkat kepastian yang lebih tinggi dari pada capital gain.

4. Signaling Theory

Selain itu perubahan dalam kebijakan dividen dapat dijadikan investor sebagai sinyal mengenai keadaan keuangan perusahaan, khususnya mengenai

earnings power. Jadi, kenaikan dividen yang melebihi perkiraan dapat menjadi sinyal bagi investor bahwa manajemen memprediksikan kenaikan laba yang signifikan di masa depan, begitu pula sebaliknya. Hal ini berdasarkan pada signaling theory.

Wirjolukito et al (2003) dalam Atthar (2012:28) merangkum beberapa penelitian yang memperkenalkan model persinyalan di dalam kebijakan dividen perusahaan. Teori ini menjelaskan bahwa dividen berisi informasi mengenai tingkat keuntungan sekarang maupun di masa yang akan datang. Hipotesis persinyalan menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan dividen untuk memberikan sinyal adanya informasi asimetris, yang artinya bahwa dividen tersebut dapat mengubah ekspektasi perusahaan atas keuntungan di masa yang akan datang dan membuat perubahaan atas harga saham biasa. Penelitian Aharony dan Swary (1980) yang dikutip oleh Wirjolukito et al


(32)

(2003) dalam Atthar (2012:28) yang memusatkan perhatian pada hubungan antara sinyal dan pergerakan harga saham, bahwa penggunaan dividen sebagai sinyal akan bereaksi positif terhadap peningkatan dividen (harga saham meningkat) dan negatif terhadap pemotongan dividen (penurunan harga saham).

Dalam Signaling theory ini juga mengatakan bahwa penurunan dividen terlihat manajemen yang tidak optimis terhadap kemajuan perusahaan dan akan memberikan sinyal negatif bagi pasar. Sebaliknya peningkatan dividen menunjukkan bahwa manajemen yakin akan prospek masa depan perusahaan dan merupakan sinyal yang direspon positif oleh pasar.

5. Tax Preference Theory

Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah dari pada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki nilai pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik. Sebaliknya, jika capital gain dikenai pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Namun demikian karena pajak atas capital gain akan dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor. Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maka tidak ada bedanya antara pajak atas capital gain dan pajak atas dividen (Rachmad, 2013:20) . Jadi investor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividen yield yang tinggi dari pada saham dengan dividen yield yang rendah.


(33)

Berdasarkan teori tax preference, investor mungkin menyetujui menahan laba dari pada menerima pembagian dividen karena alasan yang berkaitan dengan pajak. Perlakuan yang menguntungkan dari capital gain melebihi dividen akan mengarahkan investor untuk lebih memilih pembayaran yang lebih rendah dari pada pembayaran dividen dalam jumlah yang lebih tinggi.

Selain dari beberapa teori tersebut di atas, terdapat beberapa teori lain yang terkait dengan dividen dalam penelitian Estika Maulida Priyo (2013:20-22), yaitu :

1. Pecking Order Theory

Menurut Myers (1984) dalam Priyo (2013:20), pecking order theory menyatakan bahwa Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan memiliki sumber dana internal yang berlimpah dan asimetri informasi menyebabkan perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal karena asimetri informasi tersebut menyebabkan pendanaan eksternal terlalu mahal bagi perusahaan.

Myers dan Majluf (1984) dalam Priyo (2013:21) berpendapat bahwa perusahaan tergantung pada internal funds karena ingin memaksimumkan kekayaan pemegang saham yang sudah ada. Perusahaan lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas pendanaan. Kecukupan dana internal dapat dilihat dari besarnya laba, laba ditahan, atau arus kas. Perusahaan membutuhkan dana eksternal hanya apabila dana internal tidak cukup dan sumber dana eksternal yang lebih diutamakan adalah utang daripada emisi saham.


(34)

2. Agency Cost Theory

Teori Keagenan (agency theory) yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Priyo (2013:21) bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham seringkali bertentangan, sehingga bisa menyebabkan konflik diantara keduannya. Hal ini lebih disebabkan antara lain karena manajer lebih cenderung untuk berusaha mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan pemegang saham. Hubungan keagenan merupakan salah satu sebab adanya suatu konflik Konflik-konflik keagenan dapat dikurangi dengan pengawasan, pengontrolan dan mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait. Namun mekanisme tersebut menimbulkan biaya-biaya yang disebut sebagai biaya keagenan (agency cost). 3. Free Cash Flow Hipotesis

Free Cash Flow Hipotesis (Jensen, 1968) dalam Priyo (2013:22) yang menekankan pada isu agency dengan alasan bahwa manajer dapat meningkatkan kemakmuran dengan mengorbankan pemegang saham dengan menginvestasikan free cash flow pada peluang investasi yang tidak menguntungkan dari pada dengan membayar deviden untuk free cash flow

untuk deviden, pembelian kembali saham, dan lain-lain tekanan pasar untuk mengendalikan perusahaan akan mendorong para manajer untuk mendistribusikan free cash flow kepada pemegang saham.


(35)

2.1.4 Bentuk Kebijakan dalam Pembayaran Dividen

Ada empat bentuk kebijakan pembayaran dividen (Riyanto, 2000 dalam Priyo, 2013:17), yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan dividen yang stabil.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahun relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Dividen yang sudah dinaikkan ini akan dipertahankan untuk jangka waktu yang relatif panjang.

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu.

Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Jika kondisi keuangan perusahaan baik, perusahaan akan membagikan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Jika kondisi memburuk, maka yang dibayarkan hanya dividen minimalnya saja.

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan.

Jika kebijakan ini yang dipakai oleh perusahaan, ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.

4. Kebijakan dividen yang fleksibel.

Kebijakan ini merupakan pola pembayaran dividen yang besarnya disesuaikan dengan posisi dan kebijakan finansial perusahaan setiap tahunnya.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa setiap perusahaan pasti memiliki bentuk kebijakan yang berbeda dalam melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham. Dimana bentuk kebijakan dalam pembayaran dividen tersebut tergantung dengan kondisi keuangan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan serta kebijakan finansial yang ditetapkan di dalam perusahaan.

Menurut Weston dan Brigham dan Gapenski (2001:66) kebijakan dividen yang optimal adalah kebijakan dividen yang menciptakan


(36)

keseimbangan antara dividen saat ini dan pertambahan di masa yang akan datang yang memaksimumkan harga saham perusahaan.

Prosentase laba yang dibayarkan sabagai dividen akan berfluktuasi dari satu periode ke periode lainnya seiring dengan jumlah peluang yang diterima perusahaan. Dengan dibayarkannya dividen maka diharapkan perusahaan tersebut akan memiliki nilai yang tinggi di mata investor. Selain itu dengan pembayaran dividen yang terus menerus, perusahaan mampu menghadapi gejolak perekonomian dan mampu memberikan hasil kepada para pemegang saham.

2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Menurut Horne dan Wachowicz (1998:501), beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah :

1. Aturan-aturan Hukum

Hukum badan perusahaan memutuskan legalitas distribusi apa pun kepada para pemegang saham biasa perusahaan. Aturan-aturan hukum tersebut berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebaangkrutan) dan penahanan laba yang tidak dibenarkan.

2. Kebutuhan pendanaan perusahaan

Dalam hal ini, anggaran kas, laporan sumber dan penggunaan dana yang diproyeksikan, serta perkiraan laporan arus kas akan dibutuhkan. Intinya adalah menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang akan terjadi di tengah ketiadaan perubahan kebijakan dividen.

3. Likuiditas

Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan dividen. Karena dividen menunjukkan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, makam semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

4. Kemampuan untuk meminjam

Posisi yang likuid tidak hanya merupakan cara untuk memberikan fleksibilitas keuangan dan melindungi dari ketidakpastian. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk meminjam dalam jangka waktu yang relatif singkat, maka dapat dikatakan juga perusahaan tersebut fleksibel secara


(37)

keuangan. Semakin besar kemampuan perusahaan untuk meminjam, maka akan semakin besar fleksibilitassnya untuk meminjam, maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

5. Batasan-batasan dalam kontrak utang

Syarat perjanjian utang sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau pinjaman sering kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut diteentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang.

6. Pengendalian

Dalam hal ini, apabila perusahaan membayar dividen dalam jumlah besar maka perusahaan perlu mengumpulkan modal di kemudian hari agar dapat membiayai berbagai peluang investasi melalui penjualan saham. Hal tersebut dapat mengakibatkan pihak yang memiliki kendali atas perusahaan dapat terdilusi jika pemegang saham tidak dapat memesan saham tambahan.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa setiap perusahaan harus memperhatikan beberapa faktor di atas sebelum perusahaan mengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan dividen. Faktor-faktor di atas perlu diperhatikan agar perusahaan tidak salah untuk mengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan dividen karena kesalahan dalam menetapkan kebijakan dividen tentunya akan dapat merugikan para pemegang saham dan perusahaan itu sendiri.

2.1.6 Return On Asset ( ROA )

Hanafi (2004:42) menyatakan bahwa Return on asset ( ROA) merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu yang ada di dalam perusahaan. Dengan demikian apabila semakin besar ROA sebuah perusahaan semakin besar pula tingkat


(38)

keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut dan semakin baik pula perusahaan tersebut dalam hal penggunaan aset.

Return on asset (ROA) yang positif menunjukkan bahwa pada suatu periode total asset yang digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan mampu menghasilkan laba bagi perusahaan begitu pula sebaliknya apabila ROA negatif berarti total asset yang digunakan tidak menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Tinggi-rendahnya return on asset (ROA) sebuah perusahaan tentu saja mempengaruhi kebijakan dividen yang akan diambil.

Nilai ROA yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan/ laba bersih dengan melalui penggunaan aset yang dimiliki dengan persentase yang relatif tinggi. Semakin tinggi nilai ROA mengindikasikan bahwa perusahaan memperoleh jumlah keuntungan/ laba bersih yang tinggi pula. Menurut Hanafi (2004:375) “perusahaan yang mempunyai aliran arus kas atau profitabilitas yang baik bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen”. Hal tersebut menunjukkan bahwa return on asset mempunyai pengaruh yang positif terhadap kebijakan dividen perusahaan. Dalam Brigham dan Houston (2010:148) return on asset dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

ROA =Earning After Tax (net income)


(39)

2.1.7 Leverage

Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang dimana hutang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari kreditor, bukan dari pemegang saham atau investor. Leverage dapat dikatakan sebagai pinjaman sehingga suatu perusahaan dapat membeli lebih banyak aktiva dibandingkan yang disediakan pemegang saham melalui investasi mereka.

Ada beberapa pengukuran dalam menghitung rasio leverage yaitu : 1. Rasio hutang terhadap aktiva (debt to asset ratio/DAR)

Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total hutang terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva yang didanai dengan hutang. Rumus untuk menghitung debt to asset ratio yaitu:

����������������= ���������������� ����������

Rata-rata rasio hutang terhadap total aktiva untuk industri adalah 35% (Kasmir, 2008: 157). Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Perusahaan akan dikatakan baik jika perusahaan mampu mencapai rata-rata rasio hutang terhadap total aktiva dibawah rata-rata industri.

2. Rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER)

Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total hutang dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan modal sendiri dalam menjamin hutang. Rumus untuk menghitung debt to equity ratio yaitu:


(40)

����������������� =���������������� �����������

Rata-rata rasio hutang terhadap total ekuitas untuk industri adalah 80% (Kasmir, 2008: 159). Perusahaan akan dikatakan baik jika perusahaan mampu mencapai rata-rata rasio hutang terhadap total ekuitas dibawah rata-rata industri.

3. Rasio kelipatan pembayaran bunga (time interest earned ratio)

Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi jumlah laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini digunakan untuk menunjukkkan kemampuan laba sebelum bunga dan pajak untuk membayar beban bunga. Rumus untuk menghitung kelipatan pembayaran bunga yaitu:

kelipatan pembayaran bunga =laba sebelum bunga dan pajak beban bunga

Kelipatan pembayaran bunga untuk industri adalah 10 kali (Kasmir, 2008:162).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio hutang terhadap aktiva (DAR) karena rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditor. Semakin besar rasio DAR mengindikasikan semakin besarnya tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal yaitu kreditur dan semakin besar pula beban biaya hutang atau biaya bunga yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio DAR, maka hal tersebut akan berdampak terhadap tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian keuntungan yang diterima akan digunakan untuk membayar bunga pinjaman. Dengan biaya bunga yang


(41)

semakin besar, maka profitabilitas (earnings after tax) akan semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga pinjaman), maka hal tersebut akan mengakibatkan hak para pemegang saham atas dividen perusahaan juga semakin berkurang.

Chang dan Rhee (1990) dalam Rachmad (2013:39) juga menunjukkan bahwa tingkat hutang yang lebih rendah mengikuti pembayaran dividen perusahaan yang lebih tinggi. Begitu pula sebaliknya apabila perusahaan mempunyai tingkat hutang yang tinggi akan diikuti dengan pembayaran dividen perusaahaan yang lebih rendah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa leverage (DAR)mempunyai hubungan yang negatif dengan kebijakan dividen perusahaan.

2.1.8 Ukuran perusahaan (firm size)

Ukuran perusahaan adalah rata–rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston, 2001 dalam Estika Maulida Priyo, 2013:26).

Ukuran perusahaan menjelaskan bahwa sebuah perusahaan yang telah mapan dan besar dapat memiliki akses yang lebih mudah untuk masuk ke dalam pasar modal untuk memperoleh dana dari berbagai macam sumber, sehingga untuk dapat memperolah pinjaman dari kreditur akan lebih mudah


(42)

dikarenakan perusahaan yang lebih besar memiliki potensi yang lebih besar pula untuk menang dalam persaingan yang terjadi dan bertahan dalam dunia industri apabila dibandingkan dengan sebuah perusahaan yang berukuran kecil atau perusahaan yang baru berdiri.

Perusahaan besar memiliki akses yang mudah untuk dapat masuk ke dalam pasar modal untuk mendapatkan suntikan dana sehingga hal teersebut berpengaruh terhadap pembayaran dividen perusahaan. Bagi perusahaan besar yang memiliki banyak aset cenderung akan membayar dividen dalam jumlah yang besar yang bertujuan untuk menjaga reputasi di kalangan investor. Dalam Anggi Noor Rachmad (2013:41) selain menggunakan natural logaritma of sales,proksi ukuran perusahaan dapat menggunakan natural log total asset atau natural log capitalization. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dihitung dengan menggunakan rumus :

Ukuran perusahaan = Ln of Total Asset

2.1.9 Investment Opportunity Set (IOS)

Munculnya istilah Investment Opportunity Set (IOS) dikemukakan olehMyers (1977) dalam Imam Subekti dan I.W. Kusuma (2001) yang menguraikan pengertian perusahaan, yaitu sebagai satu kombinasi antara aktiva riil (assets in place) dan opsi investasi masa depan (Budi Mulyono, 2009). Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Budi Mulyono (2009), opsi investasi masa depan tidak semata-mata hanya ditujukkan dengan adanya


(43)

proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable).

Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan adalah rasio Market to Book Value of Equity (MVEBVE) yang mencerminkan bahwa pasar menilai return dari ekuitasnya. Adanya perberdaan antara nilai pasar dengan nilai buku ekuitas menunjukkan investasi perusahaan.

Rasio MVEBVE dipilih dalam penelitian ini kerena merupakan rasio yang paling valid dan paling banyak digunakan oleh peneliti di bidang keuangan. Selain itu, ratio ini diyakini memiliki hubungan yang konsisten dengan pertumbuhan perusahaan yang nyata dari perusahaan (Kallapur dan Trombley, 2001 dalam Pasaribu, 2012:41). Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung rasio ini adalah:

������ =�ℎ�������������� x share closing price �����������������

Dapat dikatakan perusahaan yang memiliki kesempatan investasi atau

investment opportunity set yang tinggi di masa depan akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi pula. Tingkat pertumbuhan yang tinggi di asosiasikan dengan penurunan dividen (Rozeff, 1982 dalam Budi Mulyono, 2009 ). Perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi diharapkan memiliki kesempatan investasi yang tinggi. Untuk meningkatkan pertumbuhan penjualan, perusahaan memerlukan dana yang besar yang dibiayai dari sumber internal.


(44)

Dengan menurunkan jumlah pembayaran dividen akan membuat perusahaan memiliki sumber dana internal yang cukup untuk keperluan investasi yang akan dilakukan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa investment opportunity set (IOS) perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan.

2.1.10 Free Cash Flow

Menurut Brigham dan Houston (2007:109) free cash flow adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan melakuka investasi dalam aset tetap, produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Free Cash Flow adalah sebagai kelebihan dana kas setelah dipakai untuk mendanai seluruh proyek yang memberikan net present value positif yang didiskontokan pada tingkat biaya modal yang relevan (Jensen dalam Rosdini, 2009 dan Priyo, 2013:51).

Free cash flow yang tersedia di dalam perusahaan biasanya digunakan untuk membayar hutang, membeli kembali saham, pembayaran dividen kepada para investor atau disimpan sebagai dana untuk kesempatan perusahaan berinvestasi di masa mendatang. Dalam Priyo (2013:27) arus kas ini merefleksikan tingkat pengembalian bagi penanam modal, baik itu dalam bentuk hutang atau ekuitas. Bila perusahaan memiliki free cash flow positif (FCF ≥ 0), maka keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik. Sedangkan


(45)

mengeluarkan saham untuk menambah modal, hal ini akan mengakibatkan berkurangnya keuntungan per saham dari perusahaan tersebut.

Banyaknya kas yang dimiliki perusahaan juga mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham melalui pengurangan hutang, peningkatan dividen atau pembelian saham kembali. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa free cash flow

memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Dalam Pasaribu (2013:40) free cash flow dihitung dengan menggunakan rumus , yaitu:

��� =CFO−( ���+�ℎ��������������������)

���������� � 100%

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu. Berikut adalah uraian dari beberapa hasil penelitian terdahulu.

1. T Abdu Syahri Atthar (2012) meneliti tentang pengaruh size, roa dan leverage terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia. Penelitian ini menggunakan 29 perusahaan yang dijadikan sampel pada tahun penelitian. Terdapat satu variabel dependen yaitu kebijakan dividen dan tiga variabel independen yaitu size, ROA dan leverage yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel size, roa dan leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Dan juga


(46)

secara simultan variabel size, roa dan leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

2. Niken Tyas Lestanti (2007) dengan judul analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Hutang, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan. Terdapat 4 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu dividend payout ratio (DPR), serta 3 variabel independen yaitu return on common equity (ROCE), debt to equity ratio (DER), dan current ratio (CURR). Disimpulkan bahwa dari tiga hipotesis yang diuji, didapatkan hasil ROCE memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan DPR. Selain itu DER terbukti memiliki hubungan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan CURR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DPR.

3. Maria Andriyani (2008) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh

Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set (IOS), dan Profitability Terhadap Kebijakan Dividen. Terdapat 6 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu kebijakan dividen dan 5 variabel independen yaitu Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set (IOS), dan Profitability (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek IndonesiaPeriode Tahun 2004-2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa CashRatio, DER, IOS, dan ROA secara parsial signifikan terhadap DPR sedangkan kepemilikan saham manajemen, tidak signifikan terhadap DPR.


(47)

4. Estika Maulida Priyo (2013) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Return On Asset , Debt To Equity Ratio, Firm Size, Growth dan

Free Cash Flow Terhadap Devidend Payout Ratio (Studi EmpirisPada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bei Periode 2008-2011). Terdapat 6 variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu Dividend Payout Ratio (DPR) dan 5 variabel independen yaitu Return On Asset , Debt To Equity Ratio, Firm Size, Growth dan Free Cash Flow. Hasil uji t statistik menunjukan bahwa variabel Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif dan Firm Size berpengaruh positif signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), sedangkan variabel Free Cash Flow (FCF) berpengaruh negatif, Return on Asset (ROA) dan Growth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil uji F menyatakan bahwa semua variabel dalam penelitian ini berpengaruh positif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). 5. Anggie Noor Rachmad (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage, dan Return On Asset (ROA) Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Dimana terdapat 4 variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari satu variabel independen yaitu kebijakan dividen dan 3 variabel independen yaitu struktur kepemillikan, leverage, dan ROA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial,

Leverage, dan Return On Asset serta variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan deviden. Sedangkan,


(48)

kepemilikan institusional dan kepemilikan saham minoritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan deviden.

6. Vithoaruna Samarthagani (2013) dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Return On Asset, Debt To Equity Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2011. Dimana terdapat lima variabel dalam penelitian ini yang terdiri satu variabel independen yaitu

dividend payout ratio dan empat variabel independen yaitu current ratio,

total asset turnover, return on asset, debt to equity ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel CR dan variabel ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Sedangkan variabel TATO dan variabel DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR. Secara simultan CR, TATO, ROA dan DER berpengaruh signifikan terhadap DPR.

7. Budi Mulyono (2009) dengan judul penelitian Pengaruh Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Size, dan Investment Opportunity Set

Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2007). Dimana terdapat lima variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu kebijakan dividen dan empat variabel independen yaitu

debt to equity ratio, insider ownership, size, dan investment opportunity set. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel DER dan Ln IOS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPR, sementara variabel Ln Insider dan Size dan Ownership secara parsial tidak signifikan terhadap DPR..


(49)

Sedangkan, secara bersama-sama DER, Ln Insider, Size, Ln IOS terbukti signifikan berpengaruh terhadap DPR.

8. Boanyah et al (2013) dengan judul penelitian Determinants of dividend payout policy of some selected manufacturing firms listed on the Ghana Stock Exchange. Dimana terdapat delapan variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari satu variabel dependen yaitu kebijakan dividen dan tujuh variabel independen yaitu profitability, cash flow, sales growth, last year dividend per share, size, liquidity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan sementara last year dividend per share memiliki pengaruh negatif dividen, sedangkan variabel lain ( sales growth, cash flow, liquidity dan EPS) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen.

Ikhtisar hasil penelitian terdahulu di atas tercantum pada tabel 2.1.

Tabel 2.1

Tinjauan Peneliti Terdahulu No Nama Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1. (2012) Pengaruh Size, ROA dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dependen: • Kebijakan

Dividen (DPS) Independen: • Size

Perusahaan • ROA • Leverage

• Size tidak berpengaruh signifikan • ROA tidak

berpengaruh signifikan • Leverage

tidak

berpengaruh signifikan


(50)

Lanjutan tabel 2.1 2. Niken Tyas

Lestanti, (2007) Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas, Hutang, dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan

1. ROCE =

Return Common On Equity • DER = Debt

to Equity Ratio • CURR =

Current Ratio

• ROCE memiliki hub positif dan

signifikan • DER

memiliki hub negative dan

signifikan • CURR tidak

berpengaruh signifikan 3. Maria

Andriyani (2008)

Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set (IOS), dan

Profitability Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2004-2006) Dependen: • Kebijakan

dividen (DPR) Independen: • cash ratiodebt to

equity ratioinsider

ownershipinvestment

opportunity set (IOS) • profitabiliy

• DER, IOS, dan ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPR • Insider

ownership

tidak bepengaruh signifikan

4. Estika Maulida Priyo (2013)

Analisis Pengaruh

Return On Asset , Debt To Equity Ratio, Firm Size, Growth dan

Free Cash Flow Terhadap

Devidend Payout Ratio

Dependen: • DPR Independen: • ROA • DER • Firm sizeGrowth

Free cash flow

• Variabel DER berpengaruh negatif dan Firm Size berpengaruh positif signifikan terhadap DPR.


(51)

Lanjutan tabel 2.1

berpengaruh negatif, ROA dan Growth berpengaruh positif tidak signifikan terhadap DPR • Variabel

ROA, DER, firm size, growth dan FCF secara bersama-sama terhadap DPR 5. Anggie Noor

Rachmad (2013)

Pengaruh Struktur Kepemilikan,

Leverage, dan

Return On Asset (Roa) Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Dependen: • Kebijakan

dividen (DPR) Independen: • Struktur

Kepemilikan • LeverageReturn on

Asset (ROA)

Kepemilikan manajerial,

Leverage, dan ROAserta variabel kontrol ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap DPR . Kepemilikan institusional dan kepemilikan saham minoritas tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. 6. Vithoaruna Samarthagani (2013) Analisis Pengaruh

Current Ratio,

Total Asset Turnover,

Return On Asset, Debt To Equity Ratio

Dependen: • Dividen

Payout ratio

Independen: • Current

ratioTotal asset

turn over

CR dan ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. TATO dan DER berpengaruh negatif dan


(52)

Lanjutan tabel 2.1 Terhadap Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Yang Listed Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2011

Return on assetDebt to

equity ratio

signifikan terhadap DPR. Secara simultan CR, TATO, ROA dan DER berpengaruh signifikan terhadap DPR 7. Budi Mulyono

(2009)

Pengaruh Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Size, Dan

Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen (Studi Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2007)

Dependen: • Kebijakan

Dividen (DPR) Independen: • Debt To

Equity Ratio Insider

Ownershi Size

Investment Opportunity Set

DER dan Ln IOS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPR. Ln Insider dan Size dan Ownership secara parsial tidak signifikan terhadap DPR .

Secara bersama-sama DER, Ln Insider, Size, Ln IOS terbukti signifikan berpengaruh terhadap DPR


(53)

Lanjutan tabel 2.1 8. Boanyah et al

(2013) Determinants of dividend payout policy of some selected manufacturing firms listed on the Ghana Stock Exchange.

Dependen: • Kebijakan

dividen (DPR) Independen: • Dividend

last year per share

(DPSit-1) • ProfiabilityCash flowSales growthLiquiditySizeEPS

Profitability dan

size berpengaruh positif

Dividend last year per share berpengaruh negatif

Variabel lain

(cash flow, sale growth,

liquidity,dan

EPS) tidak berpengaruh signifikan Sumber: Tesis dan Skripsi yang di-download

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Menurut Erlina (2011:33) kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Berdasarkan atas latar belakang masalah dan tinjauan teoritis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dibangun kerangka konseptual


(54)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Return on asset merupakan rasio antara laba bersih dibagi dengan total aset. Leverage merupakan rasio antara total kewajiban dibagi dengan total aset. Kebijakan dividen adalah kebijakan perusahaan yang akan menentukan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen, apakah jumlah dividen yang akan dibagikan akan ditambah, dikurangi, atau sama seperti periode sebelumnya. Dalam penelitian ini kebijakan dividen diukur dengan menggunakan Dividend Payout Ratio

(DPR).

Investment

( X4)

Return on Asset

(X1)

Leverage

(X2)

Ukuran perusahaan

(X3) Kebijakan dividen (DPR)

( Y)

Free cash flow

(X5)

H1 (+)

H2 (-)

H3 (+)

H4 (-)

H6 H5 (+)

Investment opportunity set (X4)


(55)

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Erlina (2008:49) menyatakan “Hipotesis adalah preposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Preposisi merupakan ungkapan atau penyataan yang dapat dipercaya, disangkal, atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.

Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan pustaka, dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya sehingga dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1: Ada pengaruh positif ROA terhadap kebijakan dividen.

H2: Ada pengaruh negatif leverage perusahaan terhadap kebijakan dividen.

H3: Ada pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen.

H4: Ada pengaruh negatif IOS perusahaan terhadap kebijakan dividen. H5: Ada pengaruh positif free cash flow perusahaan terhadap kebijakan

dividen

H6: Ada pengaruh secara simultan dari ROA, leverage, ukuran perusahaan, IOS, dan free cash flow perusahaan terhadap kebijakan dividen.


(56)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih (Erlina, 2008:34), tepatnya dengan hubungan kausal. Menurut Sugiyono (2007:11) penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

Tujuan dari penelitian ini untuk menguji seberapa besar pengaruh dari return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set (IOS) dan free cash flow terhadap kebijakan dividen di dalam perusahaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on asset (ROA), leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set (IOS) dan free cash flow. Dan yang menjadi variabel independen adalah kebijakan dividen yang diukur dengan menggunakan dividenp payout ratio.

3.2Batasan Operasional

Batasan operasional menentukan batasan atau ciri – ciri spesifik dari suatu konsep. Batasan operasional ditetapkan untuk mengurangi timbulnya salah tafsir atas isi dari penelitian ini. Adapun batasan operasional dalam penelitian ini antara lain:

• Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 – 2012,


(57)

• Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on asset, leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set, dan free cash flow

• Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen.

3.3Defenisi Operasional 3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Variabel yang digunakan sebagai variabel dependen di dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Proksi yang digunakan adalah dividend payout ratio (DPR). Dividend payout ratio dapat dihitung dengan rumus berikut:

DPR =������������ℎ��� �����������ℎ��� 3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi perubahan di dalam variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on assset, leverage, ukuran perusahaan, investment opportunity set, dan free cash flow yang dijelaskan di bawah ini.

3.3.2.1 Return On Asset

Return on asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kinerja perusahaan dalam menghasilkan dengan menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan.


(58)

ROA =Earning After Tax (net income)

Total Asset x 100%

Keterangan:

EAT : Laba setelah pajak (laba bersih) TA : Total Asset

3.3.2.2 Leverage

Dalam penelitian ini leverage diukur dengan menggunakan debt to asset ratio (DAR). DAR merupakan perbandingan antara total hutang dengan jumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

���������������� =���������������� ���������� 3.3.2.3 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah skala yang mengukur besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal antara lain adalah total penjualan, total aktiva, dan rata-rata tingkat penjualan perusahaan (Nur Imam Arifianto ,2011 dalam Estika Maulida Priyo, 2013). Ukuran perusahaan (Size) dapat diukur dari jumlah total asset perusahaan yang menjadi sampel yang kemudian ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural (LN).

Ukuran perusahaan (size)= Ln of Total asset 3.3.2.4 Investment Opportunity Set

Investment opportunity set merupakan besarnya kesempatan investasi yang dimiliki oleh perusahaan mencerminkan potensi tingkat pertumbuhan di masa depan. Dalam penelitian ini, proksi yang digunakan adalah rasio


(1)

Samarthagani, Vithoaruna, 2013. “Pengaruh

Debt To Equity Ratio, Insider

Ownership, Size

, Dan

Investment Opportunity Set

Terhadap Kebijakan

Dividen (Studi Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode Tahun 2005-2007)”,

Skripsi

, Universitas Dipenogoro,

Semarang. (di

download

5 Okt 2013)

Situmorang, Syahfrizal Helmi, Doli M. Ja’far Dalimunthe, Iskandar Muda,

Muslich Lutfi dan Syahyunan, 2008. Analisis Data Penelitian (Menggunakan

Program SPSS), USU Press, Medan

Situmorang, Syahfrizal Helmi, Iskandar Muda, Doli M.J.D, Fadli dan syarief

Fauzie, 2010. Analisis Data, USU Press, Medan

Stice, K Earl., James D Stice dan K Fred Skousen, 2005.

Akuntansi Intermediate

,

Edisi Kelimabelas, Salemba Empat, Buku dua, Jakarta.

Sugiyono, 2008.

Metode Penelitian Bisnis.

Cetakan kedua belas, Penerbit

Alfabeta, Bandung.

Umar, Husein, 2003.

Metode Riset Akuntansi Terapan

, Edisi Pertama, Ghalia

Indonesia, Jakarta.

Van Horne, James C dan Wachowicz, John M, 1998.

Prinsip-prinsip Manajemen

Keuangan Buku 2

, Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta.

(diakses 16 Mei 2013)


(2)

LAMPIRAN

Lampiran i

Data

Dividend Payout Ratio

(DPR) Perusahaan yang Diamati Tahun 2010-2012

No Kode Emiten Tahun

2010 2011 2012

1 ADRO 0,44 0,47 0,5 2 ANTM 0,4 0,45 0,47 3 CITA 0,7 0,11 0,26 4 HRUM 0,27 0,42 0,75 5 INCO 0,77 0,73 1,64 6 INDY 0,5 0,256 0,389 7 ITMG 1,1 0,37 1,18 8 KKGI 0,06 0,22 0,9 9 MEDC 0,1 0,17 1,45 10 PTBA 0,6 0,41 0,55 11 PTRO 0,03 0,26 0,423

Sumber: laporan tahunan

Lampiran ii

Data

Return On Asset

(ROA) Perusahaan yang Diamati Tahun 2010-2012

No Kode Emiten Tahun

2010 2011 2012 1 ADRO 5,865014737 9,756260911 5,727620103 2 ANTM 13,70766446 12,68246947 9,7820128 3 CITA 6,994847289 14,88782184 12,00429235 4 HRUM 23,74347799 39,49616132 30,01454307 5 INCO 19,96877047 13,78410168 2,892914088


(3)

11 PTRO 18,98953764 13,95263161 9,272815824

Sumber: laporan keuangan dan diolah penulis

Lampiran iii

Data

Leverage

Perusahaan yang Diamati Tahun 2010-2012

No Kode Emiten Tahun

2010 2011 2012 1 ADRO 54,11298182 56,84326151 55,24597385 2 ANTM 22,17792984 29,13705041 34,93523396 3 CITA 43,82838109 46,57927477 42,36186235 4 HRUM 26,66390792 23,42588439 20,42180394 5 INCO 23,30320719 26,9349647 26,21624634 6 INDY 52,92306912 57,57974247 56,34405586 7 ITMG 33,83316234 31,52855226 32,77891182 8 KKGI 42,10571899 32,80989315 29,38557212 9 MEDC 64,23151797 66,59985737 70,81609078 10 PTBA 26,15533334 29,08788697 33,18264046 11 PTRO 45,76696987 57,79675482 64,64505363


(4)

Lampiran iv

Data Ukuran Perusahaan (SIZE)

Perusahaan yang Diamati Tahun 2010-2012

No Kode Emiten

Tahun

2010 2011 2012

1 ADRO 40.600.921.000.000 5.658.961.000 6.692.256.000 2 ANTM 12.218.889.770.000 15.201.235.077.000 19.708.540.946.000 3 CITA 1.425.400.480.785 1.850.655.309.125 1.968.579.105.393 4 HRUM 3.470.174.000.000 507.686.472 538.639.301 5 INCO 19.692.402.885.000 2.421.362.000 2.333.080.000 6 INDY 11.458.782.987.000 2.015.022.319 2.347.264.056 7 ITMG 9.797.546.646.000 1.578.474.000 1.491.224.000 8 KKGI 527.245.003.219 107.806.142 58.216.505 9 MEDC 20.482.111.518.867 2.587.397.459 2.655.840.704 10 PTBA 8.722.699.000.000 11.507.104.000.000 12.728.981.000.000 11 PTRO 2.000.605.392.000 377.298.000 529.742.000


(5)

Lampiran v

Data (IOS)

Perusahaan yang Diamati Tahun 2010-2012

No Kode Emiten Tahun

2010 2011 2012 1 ADRO

5,855 4,112 3,512

2 ANTM

24,435 16,157 12,693 3 CITA

3,169 3,149 3,149

4 HRUM

19,472 14,814 11,848 5 INCO

13,008 8,466 5,830

6 INDY

8,948 4,107 2,577

7 ITMG

15,625 11,799 12,356 8 KKGI

619,746 126,100 11,494 9 MEDC

6,035 4,364 2,751

10 PTBA

44,717 33,805 35,037 11 PTRO

8,723

11,044 4,117


(6)

Lampiran vi

Data

Free Cash Flow

(FCF) Perusahaan yang Diamati Tahun 2010-2012

No Kode Emiten Tahun

2010 2011 2012 1 ADRO

11,40153 3,75705 1,48936 2 ANTM

7,47887 (8,37345) 14,53189 3 CITA

2,41536 (0,03304) 21,00741 4 HRUM

(25,13200) 13,12224 13,76008 5 INCO

24,88843 6,50489 10,19995 6 INDY

(11,80678) (5,61690) (3,99232) 7 ITMG

26,68857 16,24936 33,72176 8 KKGI

0,17025 22,38770 (4,46388) 9 MEDC

(7,39108) (41,04022) (6,85833) 10 PTBA

22,00925 16,81248 11,72739 11 PTRO

21,59120 (4,43867) 13,20259


Dokumen yang terkait

Pengaruh Free Cash Flow, Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Hutang dengan Investment Opportunity Set sebagai Variabel Moderating

6 130 144

Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas dan Invesment Oportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di LQ45

5 113 99

Pengaruh Variabel Free Cash Flow, Profitabilitas, dan Kebijakan Hutang Terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Saham LQ45

2 95 71

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

1 36 108

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Kebijakan Hutang Pada Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia

3 69 98

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 0 44

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 0 11

Pengaruh Return On Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, Investment Opportunity Set (IOS) dan Free Cash Flow Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-2012

0 0 12