38
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Bio-ekologi Lokasi Penangkaran
Keadaan Fisik Lokasi
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, maka diperoleh data mengenai keadaan fisik lokasi penangkaran meliputi :
1. Letak dan Luas
Secara administrasi kepemerintahan, lokasi penangkaran rusa timor Cervus timorensis de Blainville di Kampus IPB – Darmaga termasuk ke
Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Proponsi Jawa Barat. Secara geografis lokasi ini terletak antara 06.33’.10.9” Lintang Selatan dan
106.44’.58.5” Bujur Timur BMG Balai Wilayah II, 2005. Luas seluruh lokasi Kampus Institut Pertanian Bogor – Darmaga adalah
± 250 ha. Sedangkan lokasi yang dipakai untuk pengembangan penangkaran rusa seluas ± 4,25 ha.
2. Iklim dan Curah Hujan
Berdasarkan data iklim lima tahun terakhir yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah II Bogor, lokasi penangkaran rusa
Timor Cervus timorensis de Blainville di Kampus IPB – Darmaga menurut klasifikasi iklim Schmidt Ferguson termasuk daerah dengan iklim type A,
yaitu bulan kering rata-rata 0,3 maximum 2, frekuensi 1 dan bulan basah rata- rata 11,2 maximum 12 frekuensi 8.
Berdasarkan data lima tahun terakhir, maka rata-rata curah hujan setahun di daerah ini 3.892,40 mm. dan hari hujan 271,84 hari. Temperatur
maximum rata-rata : 31,84 C, minimum rata-rata 22,64
C dan rata-rata kelembaban 83,76.
3. Topografi
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, lokasi penangkaran rusa yang ada di Kampus IPB-Darmaga bertopografi datar sampai bergelombang
ringan, dan terletak pada ketinggian 140 m – 165 m dari permukaan laut.
39
Berdasarkan peta kontur yang ada, maka dapat diketahui tingkat kemiringan dari lokasi tersebut, dimana kemiringan dapat ketahui dengan
menghitung besar sudut yang dibentuk antara bidang miring jarak antara dua titik dengan bidang datar, dimana untuk mengetahui jarak bidang datar dapat
dihitung secara matematis dengan mengunakan rumus pitagoras. Dari hasil analisis terhadap peta kontur lokasi, maka tingkat kemiringan lokasi
penangkaran adalah kemiringan 0 – 8 seluas ± 50 dari luas lahan, 8 – 15 seluas ± 30 dan 15 – 20 seluas ± 20.
Hal ini sesuai dengan pendapat Root 1985, yang mengatakan bahwa garis dari kontur dapat menyatakan kemiringan suatu lokasi, dimana
kemiringan merupakan perbandingan jarak antara dua titik dengan garis vertikal yang biasanya dinyakan dalam persentase. Dimana kemiringan
menunjukkan 100 apabila sudut yang dibentuk antara garis vertikal dengan garis horizontal adalah 45
o
. Berdasarkan data penyebaran dan habitat rusa secara alami ketinggian
ini cukup mendukung kehidupan rusa timor Cervus timorensis de Blainville. Selain itu rusa juga mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai kondisi
topografi. Namun untuk efisiensi dan efektifitas usaha penangkaran, lokasi kandang unit-unit penangkaran dibatasi pada areal yang memiliki
kemiringan lereng kurang dari 30. Kriteria ini digunakan agar tercapai efisiensi energi yang dikeluarkan rusa untuk pergerakan dan terjaminnya
keselamatan induk-induk rusa yang sedang bunting. Hal ini diperkuat oleh Direktorat PPA 1978 yang menyatakan bahwa rusa timor ditemukan di
dataran rendah hingga ketinggian 2.600 dpl. Secara rinci peta topografi lokasi penangkaran rusa timor C. timorensis
de Blainville di Kampus IPB Darmaga dapat dilihat pada gambar 5.
40
Gambar 5. Peta topografi lokasi penangkaran rusa di Kampus IPB – Darmaga.
4. Air Hidrologi