4.2 Penyajian Data
Berikut ini adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara yang terdiri dari aspek pemasaran, aspek produksioperasional, aspek
keuangan, aspek persaingan dan aspek kebijakan pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan, yaitu:
1. Aspek Pemasaran
a. Lokasi strategis Rumah Makan Minang Setia berlokasi di Jl. Jamin Ginting No.326, Medan.
Rumah makan ini memiliki lokasi yang strategis karena bangunannya berada di jalan lintas yang dilalui baik kendaraan umum maupun pribadi. Daerah ini
juga merupakan daerah padat penduduk baik dari penduduk tetap maupun penduduk sementara, yaitu anak kos. Selain itu lokasi ini dekat dengan pusat
perbelanjaan mahasiswa yakni Pajak USU, beberapa sekolah dan tempat ibadah.
b. Harga kompetitif Harga makanan yang ditawarkan di rumah makan ini mulai dari harga Rp
6.000,00 – Rp 15.000,00. Sedangkan harga minuman berkisar Rp. 1.000,00 - Rp 3.000,00. Harga tersebut kompetitif dengan rumah makan minang
sederhana pada umumnya dan juga kompetitif dengan harga makanan yang ditawarkan di sekitar lokasi. Penentuan harga berdasarkan pertimbangan
bahan baku ditambahkan 20 - 25 laba.
Universitas Sumatera Utara
c. Tidak melakukan pemotongan harga Rumah makan ini tidak melakukan pemotongan harga karena harga yang
ditawarkan sesuai dengan kantong pelajarmahasiswa dan pekerja PAJUS yang merupakan target pasar.
d. Fasilitas memadai Rumah makan ini memiliki fasilitas yang umum dimiliki oleh rumah makan,
yaitu 1 buah kamar mandi, ketersediaan 24 bangku dan 6 meja, 1 buah televisi dan 2 buah kipas angin. Semua fasilitas tersebut dalam kondisi baik.
Fasilitas itu dianggap memadai sebab mayoritas pembeli melakukan pembelian nasi bungkus tidak makan ditempat usaha.
e. Variasi menu sedikit Rumah makan ini menyajikan 22 jenis menu makanan utama yang
merupakan olahan dari daging sapi, ayam, ikan, cumi-cumi, udang, telur dan empela. Adapun jenis makanan tersebut adalah rendang, ayam rendang, ayam
sambel, ayam gulai, ayam goreng, ayam bakar, ikan kakap sambel, ikan tongkol sambel. Ikan lele sambel ijo, ikan tongkol gulai, ikan kakap gulai,
ikan tongkol tauco, ikan asam tongkoh padeh, lele bakar, lele goreng, cumi tauco, udang bakar, empela sambal, empela gulai, telor bulat, telur dadar,
telor matasapi. Sedangkan untuk menu minuman, rumah makan ini hanya menyediakan air putih, es kosong, teh tong, teh manis hangat dan teh manis
dingin.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengunjung rumah makan merupakan orang yang mengetahui keberadaan lokasi
Penggunjung rumah makan ini mayoritas penjual di Pajak USU, pelajar, anak kos yang berada di sekitar lokasi. Promosi yang dilakukan hanya dengan
penggunaan spanduk di depan rumah makan. Rata-rata pengunjung per harinya sekitar 200 orang dengan tingkat kunjungan tertinggi terjadi pada
pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB. g. Kemasan standar
Bungkusan nasi pada rumah makan ini tidak mencantumkan nama usaha. Bungkusan hanya berupa kertas polos saja seperti bungkusan nasi pada
umumnya. Akan tetapi kotak nasi dicetak dengan mencantumkan nama usaha. Hal itu dikarenakan pencetakan bungkus dan kotak kemasan memerlukan
biaya tambahan.
2. Aspek ProduksiOperasional
a. Makanan berkualitas Rumah makan ini memiliki resep tersendiri, yakni resep yang diperoleh dari
orang tua pemilik yang dahulu juga menjual makanan khas Minang. Untuk menjaga rasa yang dihasilkan, pemilik memilih bahan baku yang berkualitas
baik agar tidak mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat kecil kemungkinan mereka akan datang untuk membeli makanan di
rumah makan ini lagi. Menurut informan utama yakni para pembeli, kualitas rasa masakan baik untuk standar cita rasa makanan rumah minang sederhana
rumahan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bahan baku memadai Pemilik memenuhi segala kebutuhan akan bahan baku masakan dan minuman
sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar. Pemilik berbelanja kebutuhan akan pasokan bahan baku setiap hari. Pemilik memasok sekitar
15kg ayam, 2 ekor ikan tongkol, 1 ekor kakap dan 1 ekor lele, telur, sayuran dan bumbu dapur lainnya per hari.
c. Peralatan memadai dan dalam kondisi baik Peralatan memasak dan peralatan makan yang dimiliki rumah makan
memadai dari kuantitas dan fungsinya. Seluruh peralatan yang dipergunakan dalam kondisi baik. Pihak rumah makan melakukan perawatan peralatan
dengan baik. d. Pekerja memiliki keahlian dimana koki pada rumah makan ini adalah istri dari
pemilik. Pemilik dan istrinya mulai terjun di usaha rumah makan khas Minang sejak tahun 1992. Pemilik juga memperkenalkan dan melibatkan
anaknya dalam membantu menyajikan makanan. Pak Man selaku pelayan juga memiliki pengalaman sebab dahulunya Pak Man juga pengelola rumah
makan. e. Pekerja bekerja sesuai dengan job description masing-masing.
f. Pelayanan pelanggan baik Pelayan cukup ramah menanggapi pesanan pelanggan. Selain itu penyajian
makanan baik makan di tempat maupun bungkus juga cepat dikarenakan makanan telah siap dan tersedia di etalase dan pelayan yang memiliki
kecekatan. Sedangkan untuk penyajian minuman juga cepat dikarenakan
Universitas Sumatera Utara
jenis minuman tergolong praktis dan pihak rumah makan melakukan stok teh dalam wadah. Sementara itu, keluhan pelanggan juga langsung ditanggapi.
g. Kurangnya disiplin pekerja Pekerja terkadang datang terlambat ke lokasi usaha dan kerap kali
memperpanjang sendiri waktu berliburnya.
3. Aspek Keuangan
a. Modal minim Modal utama dalam menjalankan usaha ini diperoleh dari pinjaman ke bank.
Keuntungan dari hasil penjualan yang diperoleh masih terbengkalai dengan pelunasan kredit bank per bulannya.
b. Manajemen keuangan lemah Rumah makan ini tidak memiliki laporan keuangan. Hasil penjualan hanya
dikumpulkan lalu dipergunakan. Pemilik tidak membagi keuntungan untuk kebutuhan usaha dan kebutuhan pemenuhan hidup keluarga secara tertulis.
Hal itu mengakibatkan sulit untuk melihat presentase perkembangan yang dialami rumah makan ini.
4. Aspek Persaingan
a. Tidak ada usaha sejenis di sekitar lokasi Di sekitar lokasi rumah makan ini, yakni sekitaran Pajak USU tidak ada
rumah makan khas Minang lain.
Universitas Sumatera Utara
b. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi Di sekitar lokasi rumah makan ini berdiri pusat perbelanjaan mahasiswa
yakni PAJUS yang banyak ditemui penjual jajanan dan aneka makanan seperti nasi goreng, dan aneka mi. Disebelah Pajak USU juga terdapat rumah
makan yang bernama Ayam Penyet Jakarta. c. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah
Meski membeli dengan jumlah banyak, akan tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga. Hal itu disebabkan karena harga yang ditawarkan
terjangkau. Selain itu, rendahnya daya tawar pembeli juga disebabkan karena produk yang ditawarkan rumah makan ini adalah menu khas Minang yang
berbeda dengan dengan produk makanan lain yang ditawarkan pesaing di sekitar lokasi, yaitu Pajak USU.
d. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah Rumah makan ini memenuhi kebutuhan bahan baku di Pasar Sentral. Dalam
memenuhi kebutuhan bahan baku, pengelola memiliki pemasok langganan. Akan tetapi pemasok tidak menawarkan harga tinggi yang mengguntungkan
pihak pemasok. Hal ini dikarenakan tersedianya alternatif pemasok lain di Pasar Sentral dalam jumlah besar.
e. Tingginya ancaman pesaing baru Pajak USU semakin berkembang dengan didirikannya PAJUS Telkomsel.
Membangun usaha di Pajak USU tidak sulit, cukup dengan melakukan kontrak dan transaksi penyewaan tempat kepada pihak pemilik. Hal ini
membuat kecilnya hambatan masuk dalam industri yang merupakan ancaman
Universitas Sumatera Utara
bagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan karena akan menambah banyaknya pesaing dan dikuatirkan antusias masyarakat
akan tempat baru akan mengancam berjalannya usaha.
5. Aspek Kebijakan
a. Harga bahan baku meningkat Kenaikan harga bahan bakar minyak BBM memicu peningkatan harga
bahan baku. b. Harga sewa bangunan meningkat
Harga sewa bangunan mengalami peningkatan dimana awalnya Rp. 16.000.000,00tahun menjadi Rp 18.000.000,00tahun.
c. Rumah makan melakukan peminjaman kredit ke bank Rumah makan ini melakukan peminjaman kredit ke bank BRI sejumlah Rp.
50.000.000,00 dalam tempo waktu pelunasan 2 dua tahun dalam menjalankan usaha mereka. Setiap bulannya pemilik membayarkan Rp.
2.800.000,00 ke pihak Bank. d. Saat ini banyak bank yang menawarkan kredit bagi Usaha Kecil Menengah
UKM dengan suku bunga bersaing. Pemilik sudah melakukan survei terhadap 2 dua bank untuk melakukan pinjaman kredit. Pemilik
memutuskan untuk menggunakan kredit BRI Bank Rakyat Indonesia karena selain suku bunga yang ditawarkan bank BRI tergolong rendah, syarat
melakukan pinjaman pun tidak terlalu merepotkan.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Data