Strategi Pengembangan Bisnis pada Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto Jalan Ringroad Medan

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Andri. 2004. Strategi Pengembangan Usaha. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Ayodya, R. Wulan. 2007. Kursus Singkat Usaha Rumah Makan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Gitosudarmo, indriyo. 2001. Manajemen Strategis.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Hunger, J.David & Wheelen, Thomas L. 2011. Manajemen Strategis. Yogyakarta:Andi Hunger, J.David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis. Edisi Kedua Bahasa

Indonesia. Yogyakarta: Andi

Kotler, P.2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks

Kuncoro, Mudjarad. 2006. Strategi : Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta : Erlangga

Porter, ME . 1997. Strategi Bersaing: Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Terjemahan. Jakarta: Erlangga

Rangkuti, Freddy (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT: Tekinik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Singarimbun, Masri dan Effendi. 2008. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia

Solihin, Ismail. 2012. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga

Umar, H. 2005. Strategic Management in Action. Cetakan ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


(2)

Zimeerer, Thomas W dan Scarborough, Norman. M. 2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta : prehalindo

Sumber Internet

http://www.academia.edu/786854/aAnalisis (diakses pada tanggal 12 Maret 2014

pukul 01.34 WIB).

http://www.bglconline.com (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 01.47

WIB ).

http://id.m.wikipedia.org/w (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 01.54

WIB).

http://www.mol.com (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 02.13 WIB).

http://bisnisukm.com/tips-mer (diakses pada tanggal 12 Maret 2014 pukul 02.32

WIB).

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang No. 9 Tahun 2005 tentang Usaha Kecil

Undang-Unndang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil Menengah

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

Kepres no. 56 Tahun 2002 Tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah Peraturan Menteri Negara BUMN Per-05/mbu/2007 tentang Program Kemitraan Badan


(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisa data kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2012:9), penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai nstrumen kunci, teknik pengumpulan data secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan, mengumpulkan data dan menafsirkan data yang ada berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Rumah Makan Ikan Bakar Masto, sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai strategi untuk meningkatkan daya saing Rumah Makan Ikan Bakar Masto.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat terjadinya masalah penelitian. Adapun yang dijadikan tempat penelitian adalah Rumah Makan Ikan Bakar Masto, Jl. Ringroad atau Jl. Gagak Hitam Medan.


(4)

3.3 Defenisi Konsep

Adapun konsep dari penelitian ini adalah: 1. Strategi

Strategi merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan. Alat analisis yang cocok untuk merumuskan strategi tersebut adalah analisis SWOT. Dimana analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity), dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat) (Rangkuti, 2004:3).

2. Pengembangan usaha

Pengembangan suatu usaha sangat bergantung pada tersedianya sumber daya, tetapi sumber daya ini sangat terbatas jumlahnya sehingga produksi dan keuntungan yang dihasilkan juga terbatas. Sumber daya merupakan factor yang sangat penting dalam suatu usaha yaitu lahan, modal, tenaga kerja, dan sarana produksi (Andri, 2004:11).

3.4 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi atau kondisi latar penelitian. Informan penelitian terdiri dari beberapa macam menurut Sugiyono (2005:172) yaitu :

1. Informan kunci (key informan), adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah Bapak Indra


(5)

Medan. Penulis memilih bapak Indra sebagai informan kunci penulis karena menurut penulis bapak Indra adalah salah satu orang yang mengetahui dan memiliki banyak informasi pokok di bidang kuliner salah satunya di Kota Medan ini.

2. Informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi informan utama penulis adalah karyawan di Rumah Makan Ikan Bakar Masto Medan. 3.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu:

1. Sumber data primer, merupakan pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian dan data tersebut merupakan data yang belum dioalah. Pengumpulan data primer tersebut dapat dilakukan dengan instrument sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung maupun secara tidak langsung terhadap beberapa usaha rumah makan yang ada di Jalan Ringroad Medan.

b. Wawancara mendalam (indepth interview), melakukan interview kepada pihak-pihak pemilik/pengelola rumah makan, dan beberapa informan lainnya untuk menggali data yang diperlukan terkait dengan objek penelitian.


(6)

2. Sumber data sekunder

a. Studi dokumentasi, dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto,atau benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang berkompetensi serta memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif yakni menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari gejala tertentu (Umar, 2005:22). Proses analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber melalui observasi, wawancara dan dokumentasi yang sudah dicatat dalam catatan lapangan, dokumen, gambar, foto, dan sebagainya.

2. Reduksi data, merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang penting agar dapat memberi gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penulis mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam hal ini penulis memfokuskan pada strategi yang mencakup kebijakan promosi, anggaran, perencanaan dan pengendalian dalam produksi.


(7)

3. Penyajian data, pada penelitian ini penyajian data dilakukan dengan menyyajikan teks yang bersifat naratif.

4. Verifikasi, hasil kesimpulan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek pada penelitian sebelumnya masih belum jelas, setelah dilakukan penelitian menjadi jelas. (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2012:249).

Menurut Sugiyono (2005:80) analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensinya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yg penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT sesuai judul dan tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi rumah makan Ikan Bakar Masto dalam mengembangkan usahanya. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang


(8)

dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis.

Tabel 3.1 Diagram matrik SWOT

IFAS

EFAS

STRENGTS (S)

 Tentukan 5-10

faktor-faktor kekuatan internal

WEAKNESS (W)

 Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

OPPORTUNITIES (O)  Tentukan 5-10

faktor peluang eksternal

STRATEGI (SO)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memnfaatkan peluang

STRATEGI (WO)

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATHS (T)

 Tentukan 5-10

faktor ancaman eksternal

STRATEGI (ST)

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

STRATEGI (WT)

Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman


(9)

a. IFAS, internal strategic factory analysis summary dengan kata lain factor – factor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan factor – factor internal dalam kerangka strength and weakness

b. EFAS, eksternal strategic factory analysis summary dengan kata lain faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan disusun untuk merumuskan factor-faktor eksternal dalam kerangka opportunities and threaths

c. Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan sebesar-besarnya.

d. Strategi ST

Adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

e. Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

f. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yg ada serta menghindari ancaman.


(10)

3.6.1 Matriks Internal Factory Analysis Summary (IFAS)

Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan table internal factory analysis summary (IFAS).

Tahapnya adalah:

a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing factor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah nilainya adalah 4.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor)


(11)

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa factor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap factor-faktor strategis internalnya.

Tabel 3.2

Internal Factory Analysis Summary (IFAS) Faktor-Faktor

Strategi Internal (1)

Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating Komentar (5) KEKUATAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

KELEMAHAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

TOTAL 0,00 0 0,00


(12)

3.6.2 Matriks Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS)

Setelah terkumpul data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks eksternal factory analysis summary (EFAS).

Untuk mengembangkan table EFAS, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot msing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh factor tersebut terhadap kondisi perusahan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif ( semua variabrl yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah nilainya adalah 4.


(13)

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan dalam untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.


(14)

Tabel 3.3

Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS) Faktor-Faktor Strategi Eksternal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating Komentar (5) KEKUATAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

ANCAMAN

1 0,00 0 0,00

2 0,00 0 0,00

3 0,00 0 0,00

4 0,00 0 0,00

5 0,00 0 0,00

TOTAL 0,00 0 0,00

Sumber: Rangkuti (2009:36) 3.6.3 Tahapan Aalisis

Tahapan analisis dilakukan dengan mengembangkan matriks EFAS+IFAS dan dilanjutkan dengan matriks alternating strategi.

a. Matriks Penggabungan EFAS+IFAS

Memindahkan hasil pada matriks EFAS dan IFAS kedalam matriks penggabungan bertujuan untuk melihat hasil sub total EFAS dan sub-total IFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternative bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan


(15)

Tabel 3.4

Analisis SWOT (EFAS+IFAS) Variabel Strategis

Kekuatan

Bobot Weakness Kelemahan

Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (A)

0,00 Sub Total (B) 0,00 Variabel Opportunity Peluang Bobot Threat Ancaman Bobot

0,00 0,00

0,00 0,00

0,00 0,00

0,00 0,00

Sub Total (C)

0,00 Sub Total (D)

0,00

Total S + O Atau (A) + (C)

0,00 Total W + T Atau (B) + (D)

0,00

Sumber: Rangkuti (2009:42) Hasil yang akan diperoleh adalah :

1. Bila S (A) + O (C) > W ( B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.


(16)

2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar disamping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variable pengamatan atau strategi lainnya.

b. Matriks SWOT

Setelah dilakukan penggabungan matriks IFAS dan EFAS maka akan ditemukan strategi yang tepat. Strategi tersebut diuangkan kedalam matriks SWOT untuk lebih mengetahui strategi apa yang akan diterapkan pada Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto.

Gambar 3.1 Kuadran SWOT

Peluang

1. Strategi Turn over 1. Strategi Agresif Kelemahan Kekuatan

2. Strategi Defensif 2. Strategi Diversifikasi

Ancaman Sumber: Rangkuti (2009:33)


(17)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di

lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.


(18)

BAB IV PENYAJIAN DATA

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Rumah Makan Ikan Bakar MasTo merupakan usaha waralaba yang didirikan Pada tahun 2007, yang berlokasi di Jl. Gagak Hitam/Ringroad Medan. Usaha rumah makan tersebut diberi nama Ikan Bakar Masto, rumah makan ini menyajikan berbagai jenis makanan khusus sajian ikan bakar, dengan menu ikan yang terdiri dari ikan mujair, ikan nila, ikan gurami, ikan gembung, dan jenis ikan lainnya. Disamping menyediakan ikan bakar juga ada menu lainnya seperti ikan goreng, ayam goreng, ayam akar, ayam asam manis, dan bermacam-macam jenis menu makanan. Rumah makan Ikan Bakar Masto ini juga menyediakan minuman segar seperti berbagai macam jus, sop buah, dan minuman segar lainnya.

Adapun bahan baku kebutuhan rumah makan diperoleh dari berbagai sumber, kalau sayuran dan buah didapatkan dari pasar sekitar rumah makan, sedangkan menu pokok seperti ikan, ayam dan lainnya itu adanya pemasok dari luar.

Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto dibuka oleh pemilik untuk menciptakan rumah makan yang spesifik dengan menyediakan khusus ikan bakar dengan masakan seperti rumahan atau keluarga, yang sengaja membuat beda dengan rumah makan lainnya.


(19)

Tujuan pemilik rumah makan Ikan Bakar Masto membuka rumah makan ini disamping untuk memperoleh keuntungan juga adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan, dimana saat ini karyawan nya sudah berjumlah 28 orang. 4.1.2 Lokasi Perusahaan

Rumah makan Ikan Bakar Masto yang terletak di Jl. Gagak Hitam/Ringroad Medan. Lokasi ini sangat strategis untuk membuka usaha khususnya dibidang kuliner. Kawasan Jl. Ringroad Medan adalah salah satu kawasan wisata kuliner yg di minati pengunjung khususnya warga Medan sekitarnya. Pemilihan lokasi usaha didasarkan pada:

a. Bahan Baku

Lokasi usaha dekat dengan lokasi pembelian bahan baku seperti sayur dan buah sehingga memudahkan pengiriman bahan baku dan menjaga kualitas dari bahan baku itu sendiri sebelum diolah.

b. Tenaga Kerja

Lokasi yang terletak di Medan Setia Budi, dimana masih banyak tenaga kerja yang dapat digunakan oleh perusahaan sebagai tenaga kerja produktif perusahaan.

c. Pemasaran

Awal berdirinya rumah makan ini berlokasi di Jl. Gagak Hitam/Ringroad Medan Setia Budi pada tahun 2007 dengan teknik penjualan memasarkan ke teman-teman pemilik yang hobinya bermain golf, ke teman yang satu kerjaan dengan pemilik, dan tman-teman lainnya.


(20)

4.1.3 Struktur Organisasi

Dalam suatu usaha dibutuhkan suatu struktur organisasi agar dalam prosesnya terdapat tingkatan wewenang dan tanggung jawab tingkat wewenang dan tanggung jawab akan memudahkan pekerja dalam menjalankan dan menyelesaikan pekerjan.

Struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi serta tujuan yang diharapkan oleh perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kelancaran kerja keseluruhan perusahahan, yang pada akhirnya akan mengantarkan dan mengararahkan pimpinan perusahaan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Struktur organisasi pada rumah makan Ikan Bakar Masto dapat dilihat pada bagan sebagai berikut:

Gambar 4.1

Struktur organisasi rumah makan Ikan Bakar Masto

Sumber Data : Rumah Makan Ikan Bakar Masto (Data diolah tahun 2014) PRODUKSI

PEMILIK 


(21)

Tugas dan Tanggung jawab a. Pemilik

- Bertanggung jawab atas usaha secara keseluruhan - Membuat kebijakan usaha secara umum maupun khusus

- Memimpin, mengatur, dan mengarahkan seluruh aktifitas yang ada dalam usaha

b. Bagian Produksi

1. Menjaga ketertiban dan kerapian kerja

2. Mempersiapkan kebutuhan operasional dapur dengan baik yang didapatkan dari pasar untuk persediaan sehari-hari.

a. Melakukan pengecekan terhadap kebutuhan operasional dapur yang habis atau tinggal sedikit

b. Memberi laporan kepada pemilik mengenai hal-hal yang berkenan dengan produksi

3. Pelayan

1. Menyediakan menu disetiap meja pendatang

2. Dengan ramah dan cekatan memberikan pelayanan kepada pelanggan 4.1.4 Personalia

Jumlah karyawan yang bekerja di rumah makan Ikan Bakar Masto berjumlah 28 orang yang terdiri dari customer service (CS), bagian dapur, pelayan. Sistem jam kerja memiliki 2 sift.


(22)

Sementara itu sebagian karyawan ada juga yang masih belajar di perguruan tinggi/sedang menjalankan kuliah sambil kerja. Sistem penggajian bagi karyawan setiap 3 bulan sekali kenaikan gaji, dan khusus customer service (CS) diberikan tambahan ½% dari omset.

4.1.5 Saluran Distribusi Perusahaan

Rumah makan Ikan Bakar Masto menggunakan sistem distribusi langsung, dimana produk usaha langsung sampai konsumen akhir. Konsumen datang ke rumah makan secara langsung untuk melakukan pembelian ataupun pemesanan produk melalui delivery.

Saluran distribusi rumah makan dapat digambarkan sebagai berikut: Produsen Konsumen 4.2 Penyajian Data

4.2.1 Identitas Responden

Nama : Indra Kesuma Yuzar, SE, MM Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 51 Tahun

Jabatan : Pemilik Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto 4.2.2 . Hasil Wawancara

Berdasarkan wawancara dengan pemilik Rumah Makan, Bapak Indra Yuzar, menjelaskan bahwa : “Rumah Makan Ikan Bakr Mas To selalu mengikuti perkembangan tehnologi dalam hal memberikan informasi dan dari strategi pengelolaan keuangannya dari yang manual beralih ke teknologi yang modern,


(23)

tetapi dalam memasak makanan/produksi masih menggunakan alat tradisionil khususnya dalam hal menyiapkan ikan bakar.

Aspek Pemasaran 1. Lokasi Strategis

Alasan pemilik rumah makan memilih lokasi dijalan Ringroad ini dikarenakan lokasi ini merupakan kawasan yang strategis untuk membuka suatu usaha

2. Harga Kompetitif

Harga tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan disesuaikan dengan kualitas dn kuantitas produk yang ditawarkan. 3. Pelayanan pelanggan baik

Pelayan cukup ramah dan penyajian menu tergolong cepat 4. Jenis Sajian Menu makanan

Ikan Bakar Masto ini menyajikan jenis makanan seperti ikan bakar, ikan goreng, ayam bakar,dan lain-lain.

5. Jenis Sajian Menu minuman beragam

Minuman yang disajikan terdiri dari berbagai macam jenis minuman seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan lain-lain. 6. Sebagian besar pengunjung Ikan Bakar Masto merupakan keluarga


(24)

Aspek Produksi dan Operasional 1. Menjaga kualitas makanan

Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak mengecewakan pelanggan.

2. Pasokan bahan baku

Bahan baku diperoleh dari pasar tradisional dan pemasok sendiri. 3. Fasilitas

Rumah makan ini memiliki bermacam-macam fasilitas. 4. Karyawan bagian dapur yang sudah berpengalaman

Karyawan bagian dapur yang bekerja untuk membuat berbagai macam jenis makanan yang akan disajikan.

5. Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Aspek Keuangan 1. Modal Mencukupi

Usaha rumah makan ini berdiri dengan modal yang mencukupi dari tabungan si pemilik yang ingin membuka usaha dibidang kuliner. 2. Laporan keuangan yang efektif

Usaha rumah makan ini membuat laporan keuangan yang lumayan besar untungnya.


(25)

Aspek Persaingan

1. Banyak persaingan usaha yang sejenis disekitar lokasi. 2. Banyak barang substitusi disekitar lokasi.

3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah. 4. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah. Aspek Kebijakan

1. Harga bahan baku meningkat. 2. Harga sewa bangunan meningkat.

3. Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto ini belum melakukan peminjaman kredit ke bank.

4.3 Analisis Data dan Pembahasan

4.3.1 Analisa Lingkungan Internal dan Eksternal

Analisa SWOT merupakan salah satu instrument analisa yang ampuh apabila digunakan dengan tepat. SWOT merupakan akronim untuk kata-kata “Strenght” (kekuatan), “Weakness” (kelemahan), “Opportunities” (peluang) dan “Threats” (ancaman), factor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam tubuh organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan faktor peluang dan ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi organisasi termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan faktor peluang dan ancaman merupakan faktor lingkungan yang dihadapi organisasi atau perusahaan atau satuan bisnis tersebut (Rangkuti , 2006 :19).


(26)

4.3.2 Data yang Terkumpul Aspek Pemasaran 1. Lokasi strategis

Alasan pemilik rumah makan Ikan Bakar Masto membuka rumah makan ini dengan pertimbangan letak bangunan ini dikawasan kuliner dan sering dikunjungi warga medan. Selain itu untuk memperoleh keuntungan juga adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan, dimana saat ini karyawan nya sudah berjumlah 28 orang.

2. Harga kompetitif

Harga makanan mulai dari harga Rp 10.000,00 – Rp 80.000,00. Sedangkan harga minuman berkisar Rp 5.000,00 – Rp 23.000,00. Harga tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan disesuaikan dengan kualitas dn kuantitas produk yg ditawarkan.

3. Pelayanan pelanggan baik

Pelayan cukup ramah melayani pemesanan pelanggan. Selain itu penyajian menu yang pelanggan pesan tergolong cepat dan masih hangat. Sedangkan untuk penyajian minuman tergolong cepat juga. 4. Jenis sajian menu makanan beragam

Ikan Bakar Masto ini menyajikan beberapa jenis makanan diantaranya ikan bakar berbagai jenis ikan, ayam bakar, cumi goreng, udang goreng, ikan goreng tepung, ayam goreng tepung, dan berbagai macam sayuran seperti tumis kangkung, lalapan, dan yang paling special itu ikan bakar.


(27)

5. Jenis sajian menu minuman beragam

Ikan Bakar Masto ini menyediakan berbagaimacam jenis minuman seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan banyak lagi. 6. Pengunjung orang yang mengetahui keberadaan lokasi

Pengunjung Ikan Bakar Masto merupakan mayoritas orang yang mengetahui keberadaan lokasi seperti masyarakat sekitar, teman sipemilik, keluarga, dan anak muda. Usaha ini tidak melakukan promosi dengan pembagian brosur, tetapi lebih melalui situs jejaringan sosial yang saat ini marak terjadi.

Aspek Produksi dan Operasional 1. Menjaga kualitas makanan

Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat kecil kemungkinan mereka akan datang untuk menikmati sajian Ikan Bakar Masto.

2. Pasokan bahan baku

Pemilik melakukan pemenuhan bahan baku dengan dua cara, yang pertama itu bahan baku seperti ayam, sayur, dan buah itu di pasar tradisional, sedangkan khusus ikan itu ada pemasok sendiri.

3. Fasilitas

Fasilitas di rumah makan Ikan Bakar Masto ini berbagai macam seperti wi-fi, toilet, musholla, tempat parker yang luas.


(28)

4. Karyawan bagian dapur yang sudah berpengalaman

Karyawan bagian dapur yang bekerja untuk membuat berbagai macam jenis makanan yang akan disajikan.

5. Pekerja bekerja sesuai job description masing – masing

Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Aspek Keuangan 1. Modal mencukupi

Usaha rumah makan ini berdiri dengan modal yang mencukupi dari tabungan si pemilik yang ingin membuka usaha dibidang kuliner. 2. Laporan keuangan yang relative

Usaha rumah makan ini membuat laporan keuangan yang lumayan besar untungnya.

Aspek Persaingan

1. Banyak usaha sejenis di sekitar lokasi

Dalam suatu usaha atau pemasaran, perusahaan tentunya tidak lepas dari persaingan. Adaanya perusahaan yang bergerak dibidang yang sama akan menjadi cambuk bagi Rumah Makan Ikan Bakar Mas To untuk lebih meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan

Disekitar lokasi banyak usaha yang sejenis, akan tetapi usaha Ikan Bakar Masto ini tetap ungggul untuk keluarga di bidang kuliner.


(29)

2. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi

Disekitar lokasi usaha berdiri pusat perbelanjaan dan banyak usaha makanan lainnya seperti ayam bakar, ikan bakar, nasi goreng, bakso, dan aneka makanan lainnya.

3. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah

Meski membeli dalam jumlah banyak seperti order makanan, akan tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga.

4. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi

Usaha ini memiliki pemasok bahan baku langganan akan tetapi apabila pemasok menawarkan harga tinggi pemilik usaha tidak melakukan penawaran sehingga menguntungkan pihak pemasok.

Aspek Kebijakan

1. Harga bahan baku meningkat

Sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga bahan baku juga ikut meningkat. Hal ini menyebabkan pemilik usaha juga ingin melakukan peningkatan harga makanan dan minuman.

2. Harga sewa bangunan meningkat

Usaha rumah makan Ikan Bakar Masto ini memiliki bangunan sendiri dengan letak yang strategis.

3. Pemilik tidak melakukan peminjaman ke Bank

Usaha ini belum melakukan peminjaman kredit ke Bank dikarenakan awal membuka usaha ini dengan modal dari tabungan si pemilik.


(30)

4.3.3 Pengklasifikasian Data a. Kekuatan

Aspek Pemasaran 1. Lokasi strategis

Lokasi sangat straegis dikawasan kuliner dan sering dikunjungi warga kota Medan yang terletak di Jalan Ringroad Medan. Selain itu untuk memperoleh keuntungan juga adalah untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

2. Harga kompetitif

Harga makanan mulai dari harga Rp 10.000,00 – Rp 80.000,00. Sedangkan harga minuman berkisar dari Rp 5000,00 – Rp 23.000,00. Harga tersebut dapat dikatakan kompetitif bagi keluarga dan disesuaikan dengan kualitas dan kuantitas produk yang ditawarkan.

a. Pelayanan pelanggan baik

Pelayanannya cukup ramah melayani pemesanan pelanggan. Selain itu penyajian menu yang pelanggan pesan tergolong cepat dan masih hangat. Sedangkan untuk penyajian minuman tergolong cepat juga.

b. Jenis makanan beragam

Ikan Bakar Masto ini menyajikan beberapa jenis makanan diantaranya ikan bakar berbagai jenis ikan, ayam bakar, cumi goreng, udang goreng, ikan goreng tepung, ayam goreng tepung, dan berbagai macam sayuran seperti tumis kangkung, lalapan, dan yang paling spesial itu ikan bakar.


(31)

c. Jenis minuman beragam

Ikan Bakar Masto ini menyediakan berbagai macam jenis minuman seperti juice, sop buah, Aqua, teh manis, lemon tea, dan banyak lagi. Aspek Produksi/Operasional

1. Kualitas makanan bagus

Usaha ini memilih bahan baku yang berkualitas agar tidak mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat kecil kemungkinan mereka akan datang untuk menikmati sajian Ikan Bakar Masto.

2. Pasokan bahan baku memadai

Pemilik melakukan pemenuhan bahan baku dengan dua cara, yang pertama itu bahan baku seperti ayam, sayur, dan buah itu di pasar tradisional, sedangkan khusus ikan itu ada pemasok sendiri.

3. Jarak usaha dan pemasok berdekatan

Jarak usaha dan pemasok berdekatan sehingga pemilik mudah untuk mendapatkan bahan baku.

4. Fasilitas

Fasilitas di rumah makan Ikan Bakar Masto ini berbagai macam seperti wi-fi, toilet, musholla, tempat parker yang luas.

5. Pekerja sesuai dengan job description

Pekerja sesuai dengan job description masing-masing job description dibutuhkan bagi suatu usaha agar para pekerja dapat bekerja sesuai


(32)

6. Karyawan produksi yang berpengalaman

Karyawan produksi yang bekerja untuk membuat berbagai macam jenis makanan yang akan disajikan.

3. Kelemahan Aspek Persaingan

a. Banyak usaha sejenis di sekitar lokasi

Disekitar lokasi banyak usaha yang sejenis, akan tetapi usaha Ikan Bakar Masto ini tetap ungggul untuk keluarga di bidang kuliner.

b. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi

Disekitar lokasi usaha berdiri pusat perbelanjaan dan banyak usaha makanan lainnya seperti ayam bakar, ikan bakar, ayam penyet, ayam kremes, nasi goreng, bakso, dan aneka makanan lainnya.

c. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah

Meski membeli dalam jumlah banyak seperti order makanan, akan tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga.

d. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah

Usaha ini memiliki pemasok bahan baku langganan akan tetapi apabila pemasok menawarkan harga tinggi pemilik usaha tidak melakukan penawaran sehingga menguntungkan pihak pemasok.


(33)

Tabel 4.1 Matriks IFAS

(Internal Factory Analysis Summary) Faktor - Faktor Strategi

Internal Bobot Rating

Bobot x Rating

Strengths (S)

Aspek Pemasaran

- Lokasi strategis 0,1 4 0,40

- Harga kompetitif 0,075 4 0,30

- Pelayanan baik 0,05 3 0,15

- Jenis makanan beragam 0,075 4 0,30 - Jenis minuman beragam 0,075 4 0,30 Aspek Produksi/Operasional

- Kualitas makanan bagus 0,05 3 0,15 - Pasokan bahan baku

memadai 0,075 4 0,30

- Jarak pemasok dan lokasi

usaha berdekatan 0,05 3 0,15

- Fasilitas 0,75 4 0,30

- Pekerja bekerja sesuai job

description 0,05 3 0,15

- Karyawan bagian produksi

yang berpengalaman 0,05 3 0,15

Sub Total 0,665 2,65

Weakness (W)

Aspek Persaingan

- Banyak barang substitusi

disekitar lokasi 0,05 2 0,10

- kekuatan tawar menawar

pembeli rendah 0,1 2 0,20

- Kekuatan tawar menawar

pemasok tinggi 0,05 2 0,10

- Banyak usaha yang sejenis

disekitar lokasi 0,1 2 0,20

Aspek Keuangan

- Modal mencukupi 0,1 2 0,20

- Laporan keuangan yang

efektif 0,1 2 0,20


(34)

Dari hasil analisis pada matriks IFAS, factor strength mempunyai total 2,65 sedangkan weakness mempunyai total nilai skor 1

Peluang

Aspek kebijakan

1. Penawaran kredit ke Bank Ancaman

Aspek Kebijakan

1. Harga bahan baku meningkat 2. Harga sewa bangunan meningkat

Tabel 4.2 Matriks EFAS

(Eksternal Factory Analysis Summary)

Faktor - Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Opportunities (O)         

Aspek Kebijakan         

- Penawaran kredit ke Bank 0,175 4 0,70

Sub Total 0,175 0,70

Threats (T)

- Meninggkatkan harga bahan

baku 0,025 3 0,075

- Meningkatnya harga sewa

bangunan 0,175 4 0,060

Sub Total 0,375 1,375

TOTAL 0,550 2,075

Dari hasil analisis pada tabel EFAS, factor opportunity mempunyai total nilai skor 0,70 sedangkan threat mempunyai total nilai skor 1,375


(35)

4.3.4 Tahapan Analisis

a. Matriks Penggabungan IFAS + EFAS

Dari hasil Penggabungan IFAS dan EFAS maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3

Matriks Penggabungan IFAS + EFAS

Sub Total Strength = 2,65 Sub Total Wekness =1 Sub Total Opportunity =0,75 Sub Total Threat =1,375 Sub Total S + O =3,4 Sub Total W + T =2,375 Diketahui bahwa: Strength + Opportunity > Weakness + Threat

Maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.


(36)

Matriks SWOT, Dari hasil identifikasi factor-faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam diagram SWOT, sebagai berikut:

Gambar 4.2 Kuadran SWOT Opportunity ( -0,75 )

3. Strategi Turn Over 1. Strategi Agresif

Weakness ( +1 ) Strength ( +2,65 )

4. Strategi Defensif 2. Strategi Deversifikasi

Threat ( +1,375 )

Dari diagram diatas menunjukkan bahwa strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Ikan Bakar Masto Medan adalah

Strategi Agresif, dimana fokus strategi tersebut yang dilakukan untuk lebih meningkatkan produksi berdasarkan perkiraan penjualan setiap hari.


(37)

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitiaan, adapun indicator yang mendukung kesimpulan tersebut antara lain :

1. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto dapat dikatakan usaha menengah kelas atas. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya usaha sejenis, memiliki aneka ragam jenis makanan dan minuman kelas menengah atas.

2. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto ini dapat menganalisis secara tepat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang-peluang usaha yang dapat mendukung perkembangan usaha Ikan Bakar Masto.

3. Setelah dilakukan analisis SWOT dengan menggunakan IFAS dan EFAS serta diagram SWOT pada usaha rumah makan Ikan Bakar Masto, maka strategi yang tepat dalam meningkatkan pendapatan pada usaha rumah makan Ikan Bakar Masto Jalan Ringroad Medan adalah Strategi Agresif, dimana fokus strategi tersebut yang dilakukan untuk lebih meningkatkan produksi berdasarkan perkiraan penjualan setiap hari.


(38)

Saran

Adapun saran yang dapat diberikan pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Usaha Rumah Makan Ikan Bakar Masto sebaiknya dapat lebih teliti

dalam menganalisis lingkungan internal perusahaan yakni kekuatan dan kelemahan serta lingkungan eksternal perusahaan yakni peluang dan ancaman agar dapat disusun strategi-strategi yang efektif untuk perkembangan usaha Ikan Bakar Masto.

2. Suasana yang nyaman dan higienis akan dapat menentukan keberhasilan suatu usaha , oleh karena itu Pemilik usaha dituntut untuk setiap saat melakukan inovasi atau perubahan-perubahan terhadap suasana yang lebih baik lagi dan mengupayakan agar para konsumen merasa betah dan tidak akan berpaling kelain tempat

3. Kelemahan usaha diantisipasi dengan menggunakan peluang-peluang yang ada, antara lain meningkatkan pelayanan yang ramah, cepat dan prima, merenovasi rumah makan maupun prasaana lainnya serta menyesuaikan harga dengan kualitas penyajian.


(39)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1. Strategi

2.1.1 Pengertian Strategi

Strategi sering digunakan oleh organisasi dalam mencapai tujuannya,begitu juga dalam dunia bisnis. Biasanya istilah strategi sering digunakan dalam perang guna memenangkan pertempuran dengan lawannya, namun kali ini strategi juga dipergunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Menurut Wikipedia strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan, gagasan, perencnaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu.dalam kondisi yang yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema , mengindentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

Selanjutnya menurut Siagian (2004), strategi adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh menejemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.

Menurut Januch dan Glueck (1991 : 9), strategi adalah rencana yang disatukan, luas dan integrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yangt dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat


(40)

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. (Rangkuti, 2006:3)

Pada umumnya perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan konsep pemasaran yang berorientasi kepada konsumen, karena perusahaan inilah yang mampu menguasai pasar dalam jangka panjang Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi atau perusahaan.

2.1.2 .Manfaat Strategi

Menurut Greenly dalam David (2002:19) bahwa manajemen stragegi menawarkan manfaat antara lain :

a. Memungkinkan mengenali, menetapkan prioritas, dan memanfaatkan berbagai peluang

b. Menyediakan pandangan objektif mengenai masalah manajemen

c. Menjadi kerangka kerja untuk memperbaiki koordinasi dan pengendalian aktivitas

d. Meminimalkan pengaruh kondisi dan perubahan yang merugikan

e. Memungkinkan keputusan utama yang lebih baik mendukung sasaran yang telah ditetapkan

f. Memungkinkan alokasi waktu dan sumber daya yang lebih efektif untuk mengenali peluang

g. Memungkinkan sumber daya yang lebih kecil dan waktu lebih sedikit dicurahkan untuk mengoreksi kesalahan atau keputusan ad hoc


(41)

2.1.3 Strategi Bisnis

Strategi bisnis adalah strategi yang menekan pada peningkatan dari posisikompetitif dari produk atau jasa perusahaan dalam industry yang spesifik atau segmen pasar yang dilayani oleh unit bisnis tersebut (Wheelen dan Hunger, 2011:13).

Strategi bisnis (business Strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih di tekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan didalam suatu industry atau segmen pasar tertentu (Solihin 2012:196).

Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.

Pengembangan perencanaan/strategi pada tingkatan bisnis mencakup, sebagai berikut:

a. Tujuan jangka panjang dari unit bisnis.


(42)

2.1.4 Jenis-Jenis Strategi pada Unit Bisnis

Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya dalam suatu pasar atau industri. Porter dalam Solihin (2012:196) menyebutkan ada tiga strategi pada unit bisnis, yaitu:

1. Kepemimpinan biaya (Cost Leadership)

Strategi ini dipilih oleh perusahaan yang memiliki cakupan persaingan (competitive scope) yang luas. Dalam strategi ini perusahaan berusaha mencapai biaya paling rendah disbanding perusahaan lain yang berada dalam satu industri. Keunggulan biaya perusahaan dapat berasal dari penerapan teknologi produksi yang tepat, memiliki akses terhadap bahan baku yang lebih menguntungkan disbanding pesaing, dan sebagainya. Manfaat yang diperoleh dari penerapan strategi ini adalah menghambat masuknya pesaing potensial yang ingin memasuki industri yang sama. 2. Diferensiasi (differentiation)

Perusahaan yang memilih strategi ini harus berusaha untuk memiliki keunikan pada dimensi tertentu dari produk yang mereka hasilkan, dimana keunikan tersebut dianggap bernilai bagi konsumen. Diferensiasi yang dilakukan oleh perusahaan dapat berasal dari produk itu sendiri, system pengantaran pesanan, pendekatan pasaran, dan sebagainya.


(43)

3. Fokus (focus)

Perusahaan akan memilih satu atau beberapa kelompok segmen dalam suatu industry kemudian mereka akan mengembangkan strategi yang sesuai untuk segmen tersebut yang tidak bisa dilayani dengan baik oleh pesaing lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas. Strategi fokus terbagi dua jenis yaitu: fokus pada biaya (cost focus) dan fokus pada diferensiasi (differentiation focus). Perusahaan yang berfokus pada biaya akan berusaha untuk meraih pelanggan yang memiliki kebutuhan akan produk dengan biaya lebih rendah dalam suatu industry yang tidak dapat dilayani dengan baik oleh perusahaan lain yang memiliki cakupan pasar lebih luas. Sedangkan perusahaan yang berfokus pada diferensiasi akan berusaha meraih pelanggan yang tidak terlayani dengan baik oleh perusahaan lain dengan cara menawarrkan produk atau layanan yang berbeda dengan pesaing.

2.2 Pengembangan Usaha Kecil

Menurut Hunger & Wheelen, (2003:502), perusahaan kecil adalah perusahaan yang dimiliki dan dikelola secara mandiri serta tidak dominan dalam operasinya. Pada tahap awal usaha, perkembangan yang ditunjukkan oleh perusahaan dengan peningkatan volume penjualan. Peningkatan volume penjualan tersebut merupakan bekal usaha jangka panjang untuk memperoleh usaha yang lebih besar lagi (Gitosudarmo, 2001:20).


(44)

Secara lebih rinci, Hunger dan Wheelen (2003:514) memaparkan tahap perkembangan perusahaan kecil, yaitu:

1. Tahap Eksistensi

Pada tahap ini, perusahaan menghadapi masalah dalam mendapatkan pelanggan dan menyediakan produk dan jasa yang ditawarkan. Struktur organisasi masih sederhana. Wirausahawan mengerjakan semuanya dan mengkoordinasi bawahan secara langsung.

2. Tahap Kelangsungan Hidup

Pada tahap ini, perusahaan mulai dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Hal ini tercermin dari peningkatan volume penjualan produk. Struktur organisasi masih sederhana, tetapi perusahaan sudah memiliki manajer penjualan yang ditugaskan oleh pemilik.

3. Tahap Sukses

Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai tingkatan dimana perusahaan tidak hanya mendapat untung, tetapi juga menghasilkan aliran kas yang cukup untuk diinvestasikan kembali. Struktur organisasi pada tahap ini berubah menjadi struktur organisasi fungsional.

4. Tahap Tinggal Landas

Pada tahap ini perusahaan tumbuh secara cepat. Pendiri harus mendelegasikan tugas kepada manajer professional. Tahap ini adalah tahap transisi dari perusahaan kecil menjadi perusahaan besar.


(45)

5. Tahap Kematangan Sumber Daya

Pada tahap ini, perusahaan telah mencapai posisi dan karakteristik perusahaan besar. Perusahaan mungkin masih berukuran kecil sampai sedang, tetapi telah dikenal sebagai perusahaan yang di perhitungkan dalam industry.

2.3 Analisis SWOT (Strenght Weakness Opportunity Threats)

Analisis SWOT atau sering juga disebut Matriks SWOT, merupakan metode perencanaan terstruktur yang digunakan untuk mengevaluasi Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang). Threats (ancaman) yang terdapat pada suatu proyek atau perusahaan.analisis SWOT dapat digunakan untuk produk, tempat, industry, atau perorangan. Analisis ini melibatkan tujuan spesifik dari bisnis atau proyek dan mengindentifikasikan factor internal dan eksternal yang dapat membantu atau malah menyulitkan tujuan.

Analisis SWOT merupakan alat analisis situasional yang banyak digunakan perusahaan dalam melakukan formulasi strategi (Solihin 2012:164). Analisis strategi ini mengharuskan para manager strategis untuk menemukan peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.

Dari hasil analisis SWOT akan diperoleh strategi alternative perusahaan untuk membantu manajer strategis memutuskan kearah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang. Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu memenangkan persaingan bisnis.


(46)

2.3.1 Analisis SWOT terdiri dari 4 (empat) faktor a. Strenght (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi. Atau strength adalah faktor-faktor internal positif yang berperan terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan organisasi (Zimmerer, 2002:42). Defenisi tersebut menunjuk bahwa perusahaan memiliki faktor-faktor yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Faktor-faktor ini harus benar-benar diketahui oleh perusahaan agak tidak salah dalam merancang strategi dalam mencapai visi perusahaan.

b. Weakness (kelemahan)

Weakness (kelemahan) adalah faktor-faktor internal negatif yang merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimerer, 2002:42). Kelemahan dari sebuah perusahaan hendaknya dapat diminimalisir, karena apabila kelemahan ini lebih dominan dari kekuatan maka perusahaan tidak akan survive dalam persaingan bisnis. Dengan kata lain perusahaan harus mampu mengidentifikasikan kelemahannya sedini mungkin agar dapat meminimlkan kelemahan tersebut dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.


(47)

c. Opportunity (peluang)

Opportunity (peluang) adalah poin-poin eksternal positif yang dapat dimanfaatkan oleh suatu bisnis untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimeerer, 2002:43). Peluang merupakan lingkungan luar perusahaan sehingga perusahaan tidak dapat menghilangkan atau menciptakan sebuah peluang. Perusahaan hanya dapat mencari informasi mengenai peluang-peluang yang ada dipasar. Perusahaan yang dapat melihat dan memanfaatkan peluang dan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu, setiap perusahaan hendaknya memiliki informasi yang aktual dan akurat mengenai perkembangan dunia bisnis.

d. Threat (ancaman)

Threat (ancaman) adalah kekuatan-kekuatan luar negatif yang merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan (Zimmerer, 2002:44). Setiap perusahaan akan menghindari ancaman yang ada, karena ancaman merupakan hal yang dapat menggagalkan tujuan perusahaan. Dengan kata lain setiap perusahaan akan berusaha dan bahkan mungkin menghilangkan ancaman. Akan tetapi ancaman dalam dunia bisnis tidak dapat dihilangkan atau dihindari. Sebuah ancaman hanya dapat diminimalkan dengan kekuatan (strength) yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mampu menghadapi ancaman dan dapat bertahan maka akan menjadi pemenang dalam persaingan bisnis.


(48)

2.3.2 Fungsi SWOT ( Strenght Weakness Opportunity Threat )

Menurut Ferrel dan Harline (2005:48), fungsi analisis SWOT adalah untuk mendapatkan informasi dari analisis situasi dan memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan ancaman). Analisis SWOT tersebut akan menjelaskan apakah informasi tersebut berindikasi sesuatu yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan untuk memenuhi pemasukan yang diinginkan. Analisis SWOT dapat digunakan berbagai cara untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan.

Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkan dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dan peluang, selanjutnya bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau mnciptakan sebuah ancaman baru.


(49)

2.4 Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha Kecil dan Menengah mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi dinegara kita sejak beberapa waktu lalu, dimaa banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnan bahkan berhenti aktifitasnya, sektor UKM justru lebih tangguh dalam menghadapi aktifitas tersebut.

Pengembangan UKM perlu mendapat perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat agar dapat berkembang yang lebih kompetitip bersama pelaku ekonomi lainnya. Kebijakan pemerintah kedepan perlu diupayakan lebih kondusip bagi tmbuh dan berkembangnya UKM. Pemerintah perlu meningkatkan peranya dalam memberdayakan UKM, disamping mengembangkan kemitraan usaha yang salig menguntungkan antara pengusaha besar dengan pengusaha kecil, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia, dikarenakan UKM .merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara ataupun daerah, meskipun jika di lihat skala ekonominya tidak seberapa jauh namun jumlah UKM sangat besar dan dominan serta sumbangan yang diberikan selama ini baik untuk masyarakat maupun untuk negara dapat dirasakan hasilnya.


(50)

Pemerintah pada intinya mempunyi kewajiban untuk memecahkan tiga (3) masalah klasik yang kerap kali menerpa UKM , yakni; akses pasar, modal dan teknologi yang selama ni kerap menjadi pembicaraan diberbagi pertemuan seperti diseminar-seminar maupun konfrensi . secara keseluruhan terdpat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengembangan unit usaha UKM , antara lain kondisi kerja, promosi usaha baru, akses informasi, akses pembiayaan, akses pasar, peningkatan kualitas produk dan sumber daya manusia, ketersediaan layanan pengembangan usaha, pengembangan tingkatan, jaringan bisnis dan kompetisi.

Terdapat tiga alasan yang mendasari negara berkembang memandang pentingnya keberadaan UKM yaitu, Pertama karena kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang produkif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai peningkatan produktifitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dari pada usaha besar (Berry, dkk, 2001).

2.4.1 Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)

Usaha Kecil Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang mengacu kejenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.


(51)

Dalam perspektif perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu :

1. Livelihood Activities, merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

2. Micro enterprice, merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.

3. Small Dynamic Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan eksport. 4. Fast Moving Enterprice, merupakan UKM yang telah memiliki jiwa

kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar. Dibawah ini dapat dilihat beberapa Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan UKM:

1. UU No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil. 2. PP No. 44 TAHUN 1997 tentang Kemitraan.

3. PP No. 32 tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.

4. Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha MenengahKeppres No. 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang dicadangkan untuk Usaha Kecil dan Bidang/jenis Usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan.


(52)

6. Permenn BUMN Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara.

7. Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

Dengan diundangkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah pada tanggal 4 juli 2008, kini Indonesia telah memiliki defenisi UMKM yang lebih lengkap dibanding dengan defenisi dalam UU lama, yaitu : UU No. 5 Tahun 1995, yang mendefenisikan hanya Usaha Kecil. Defenisi tersebut didasarkan pada kriteria usaha, yaitu aset/kekayaan bersih dan atau omset penjualan tahunan. Implikasi Pemberlakuan Undang-undang No. 20 tahun 2008 terhadap Data Kredit UMKM. Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan beberapa pengertian:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kreteria Usaha Mikro sebgaimana diatur dalam UU ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kreteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.


(53)

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil dari penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Pasal 6

Undang-Undang NO. 20 TAHUN 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menyebutkan kriteria UMKM, yaitu :

1. Usaha Mikro memiliki asset maksimal. 50 juta dan omzet maksimal 300 juta

2. Usaha Kecil , memiliki asset > 50 juta – 500 juta dan omzet > 2,5 Milyar – 50 Milyar

3. Usaha Menengah memiliki asset > 500 juta – 10 Milyar dan omzet > 2,5 Milyar – 50 Milyar

Dari namanya dapat diartikan bahwa UKM merupakan usaha untuk mereka yang belum termasuk sebagai kalangan atas. Tapi jangan pernah mengecilkan arti dari UKM karena usaha ini juga turut memberikan peran besar dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara, apalagi jika Negara itu termasuk sebagai Negara kecil yang sedang berkembang. Dengan adanya UKM maka setiap warga Negara tanpa membedakan strata diberikan kesempatan untuk mendapatkan serta menciptakan lapangan kerja sebagai pemilik usaha. Mereka


(54)

tidak perlu ikut bersaing dengan orang lain yang memiliki modal ijazah dan berebutan mencari lapangan kerja di dunia perkantoran

Selanjutnya beberapa pasal dibawah ini memperjelas keberadaan UKM, yaitu :

Pasal 7

(1)Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi aspek:

a. Pendanaan ;

b. Sarana dan prasarana c. Informasi usaha; d. Kemitraan; e. Perizinan usaha

f. Kesempatan berusaha; g. Promosi dagang;

h. Dukungan kelembagaan.

(2)Dunia usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu menumbuhkan iklim usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


(55)

Pasal 8

Aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a ditujukan untuk:

a. Memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank;

b. Memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringan sehingga dapat diaks dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengh;

c. Memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,;

d. Membantu para pelaku usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainya yang disediakan oleh perbankan dan lebaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan system konvensional maupun system syariah dengan jaminan yang disediakan oleh pemerintah.

Pasal 9

Aspek sarana dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b ditujukan untuk:

a. Mengadakan prasarana umum yang dapat mendorong dan mengembangkan pertumbuhan Usaha Mikro dan Kecil;


(56)

Pasal 10

Aspek informasi usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c a. Membentuk dan mempermudah pemanfaatan bank data dan jaringan

informasi bisnis;

b. Mengadakan dan menyebarluaskan informasi mengenai pasar, sumber pembiayaan, komoditas, penjamin, desian dan teknologi dan mutu;

c. Memberikan jaminan transparansi dan akses yang sama bagi semua pelaku usahaMengadakan prasarana umum yang dapat mendor dan Menengah atas segala usaha

Pasal 11

Aspek kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d ditujukan untuk :

a. Mewujudkan kemitraan antar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

b. Mewujudkan kemitraan antara usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Besar c. Mendorong terjadinya hubungan yang saling menguntungkan dalam

pelaksanaan transaksi usaha

d. Mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar Usaha Mikro, Kecil, dan menengah

e. Mendorong terbentuknya struktur pasar yang menjamin tumbuhnya persaingan usaha yang sehat dan melindungi konsumen

f. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro, Kecil dan


(57)

Pasal 12

(1)Aspek perizinan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf e. ditujukan untuk:

a. Menyederhanakan tata cara dan jenis perizinan usaha dengan system pelayanan terpadu satu pintu;

b. Membebaskan biaya perinzinan bagi usaha Mikro dan memberikan keriganan biaya perinzinan bagi usaha kecil

(1)Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan tata cara permohonan izin usaha diatur dengan Peraturan Pemerintah

Secara fungsi, UKM memiliki dua peran yaitu sebagai wadah inovasi dan yang kedua adalah sebagai wadah yang merencanakan. Selain itu UKM juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan suatu bangsa, juga sebagai penggagas, penggerak dan pengendali atau juga pemicu pembangunan sosial ekonomi dalam Negara.

UKM dinegara berkembang, seperti Indonesia sering dikaitkan dengan masalah ekonomi dan sosial dlam negeri seperti besarnya jumlah pengangguran,ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembngan UKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut diatas.


(58)

Dari penjelasan di atas, secara spesifik dapat disimpulkan lagi beberapa manfaat UKM yang diantaranya adalah :

1. Untuk membuka lapangan pekerjaan. Adanya UKM dikatakan dapat membuka lapangan pekerjaan secara luas bagi masyarakat dan tentunya juga akan menjadi cara untuk mengatasi pengangguran.

2. Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto. Secara khusus di Negara kita, UKM telah memberi andil untuk menyumbang pajak yang cukup besar. Data ini memperlihatkan bahwa UKM sangat berperan dalam membantu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi Indonesia.

3. Solusi efektif untuk permasalahan ekonomi masyarakat menengah. Ada suatu penelitiana yang membuktikan bahwa perekonomian suatu Negara akan tumbuh dan berkembang dikarenakan adanya inovasi dalam produksi, dan ini ada pada UKM.

2.4.2 Jenis – Jenis Usaha Kecil Menengah (UKM)

Ada 3 jenis usaha yang bisa dilakukan oleh UKM untuk menghasilkan laba. Ketiga jenis usaha tersebut adalah :

a. Usaha Manufaktur (Manufacturing Business)

yaitu usaha yang mengubah input dasar menjadi produk yang bisa dijual kepada konsumen. Kalau anda bingung, contohnya adalah konveksi yang menghasilkan pakaian jadi atau pengrajin bambu yang menghasilkan


(59)

b. Usaha Dagang (Merchandising Business)

adalah usaha yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya adalah pusat jajanan tradisional yang menjual segala macam jajanan tradisional atau toko kelontong yang menjual semua kebutuhan sehari-hari.

c. Usaha Jasa (Service Business)

yakni usaha yang menghasilkan jasa, bukan menghasilkan produk atau barang untuk konsumen. Sebagai contoh adalah jasa pengiriman barang atau warung internet (warnet) yang menyediakan alat dan layanan kepada konsumen agar mereka bisa browsing, searching, blogging atau yang lainnya.

2.4.3 Strategi Pengembangan UKM

Jumlah UKM yang ada di Indonesia saat ini semakin bertambah banyak, namun jumlah UKM ini ternyata tidak sebanding dengan tingkat daya sain UKM tersebut, baik secara local maupun internasional, sementara kebanyakan UKM di Indonesia hanya melakukan proses produksi, berdagang dan perekonomian, sehingga membuat daya saing UKM di Indonesia tidak bisa bersaing dengan perusahaan besar. Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk tetap bertahan dan berkembang didalam dunia bisnis yang semakin ketat kita harus memiliki ketrampilan, dapat bekerja secara professional dan mampu menciptakan inovasi-inovasi pada bisnis mereka.


(60)

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan ketrampilan kita adalah meningkatkan UKM yang dimiliki:

1. Pelaku UKM harus memiliki jiwa kepemimpinan dalam dirinya.

Walaupun anda masih memulai UKM dan belum memiliki seorang karyawan. Anda tetap harus menanamlan jiwa kepemimpinan dalam diri anda, sehingga ketika nantinya memiliki karyawan, Anda dapat memimpin karyawan tersebut dengan baik. Kemampuan Anda dalam memimpin, merencanakan, mengatur dan menjalankan sebuah usaha tentunya akan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan usaha itu sendiri 2. Pelaku UKM harus mau belajar tentang managemen .

Pengetahuan tentang managemen adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pelaku UKM. Dengan modal knowledge managemen, Anda akan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam bisnis Anda, dan dapat mengurangi resiko kerugian yang mungkin terjadi.

3. Pelaku UKM harus melakukan marketing dan branding

Salah satu penyebab kegagalan sebuah UKM adalah tidak melakukan marketing dan branding secara maksimal. Dua factor ini adalah sangat penting dalam tumbuh kembangnya sebuah usaha, baik usaha skala besar ataupun kecil. Sebaliknya Anda menciptakan sebuah logo dan juga nama perusahaan yang mudah diingat oleh orang lain dan juga melakukan


(61)

4. Pelaku UKM harus mampu beradaptasi

Pasar yang semakin luas dan pertumbuhanUKM yang semakin banyak, tentunya akan menciptakan banyak tantangan. Seorang pelaku UKM harus juli dalam memperhatikan segala peluang dan hambatan yang mungkin datang kehadapan anda.

5. Pelaku UKM harus mampu berinovasi

Inovasi dalam bisns merupakan sesuatu hal yang penting, seorang pelaku UKM harus bisa berinovasi dalam menawarkan produknya kepasar.

Secara teori mungkin 5 langkah yang disebutkan diatas cukup mudah, namun pada kenyataannya dalam pelaksanaannya membutuhkan kerja keras.

2.4.4. Manajemen Strategi

Manajemen strategi merupakan istilah yang banyak digunakan untuk menggambarkan proses keputusan yang merupakan fokus pembahasan ini. Menurut Umar (2008), manajemen strategis adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan antarfungsi yang memungkinkan sebuah organisasi tercapai dimasa mendatang. Perencanaan strategis lebih terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi , misi, falsafah dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.


(62)

David (2004) mendefenisikan manajemen strategis merupakan ilmu tentang perumusan dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuan. Manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi, penelitian dan pengembangan dan system informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Tujuan manajemen strategis adalah memanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang baru yang berbeda dimsa mendatang.

2.4.5. Tahapan Penyusunan Strategi

Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua, yaitu : lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

1. Analisis Lingkungan Eksternal

Umar (2008) menjelaskan lingkungan eksternal merupakan suatu proses yang dilakukan oleh perencanaan strategi untuk memantau sector lingkungan dalam menentukan peluang dan ancman bagi perusahaan

Kekuatan eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu : lingkungan makro dan lingkungan industry.

2. Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal merupakan suatu kondisi yang ada didalam suatu perusahaan.internal adalah proses perencanaan strategi menentukan letak kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan.

Lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan system informasi


(63)

2.4.6. Permasalahan yang Dihadapi UKM

Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah (UKM), meliputi :

1. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang hanya mengandalkan modal dari sipemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan administratif dan tehnis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

2. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi UKM adalah ketentuan mengeni agunan karena tidak semua UKM memilik harta yang memadai dn cukup untuk dijadikan agunan. Terhadap akses pembiayaan lain seperti investasi sebagian besar dari mereka belum memiliki akses untuk itu. Dari sisi investasi sendiri, masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan apabila gerbang investasi hendak dibuka untuk UKM, antara lain kebijakan jangka waktu, pajak, peraturan, perlakuan hak atas tanah, infrastruktur, dan iklim usaha. (Amiruddin. 2004. 31-34).


(64)

2.4.7. Kelebihan Dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah 1. Kelebihan Usaha Kecil Menengah

a. Inovasi dalam teknologi yang dengan mudah terjadi dalam pengembangan produk.

b. Hubungan kemanusian yang akrab di dalam perusahaan kecil.

c. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar yang pada umumnya birokratis

d. terdapat dinamisme manajerial dan peranan kewirausahawan. 2. Kelemahan Usaha Kecil Menengah

a. Kesulitan pemasaran

Hasil dari studi lintas Negara yang dilakukan oleh James dan Akarasanee (1988) di sejumlah Negara ASEAN menyimpulkan salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh pengusaha UKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik dipasar domestik dari produk-produk yang serupa buatan pengusaha-pengusaha besar dan impor, maupun dipasar ekspor.

b. Keterbatasan Finansial

UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek finansial antara lain, modal (baik modal awal maupun modal kerja) dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan output jangka panjang.


(65)

c. Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)

Keterbatasan sumber daya manusia juga merupakan salah satu kendala serius bagi UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, control kualitas, akuntansi, mesin-mesin, organisasi, pemprosesan data, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian tersebut sangat diperlukan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru.

d. Masalah Bahan Baku

Keterbatasan bahan baku dan input-input lain juga sering menjadi salah satu masalah serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi UKM di Indonesia. Terutama selama masa krisis, banyak sentra-sentra Usaha Kecil dan Menengah seperti sepatu dan produk-produk textile mengalami kesulitan mendapatkan bahan baku atau input lain karena harganya dalam rupiah menjadi sangat mahal akibat depresiasi nilai tukar terhadap dolar AS.

e. Keterbatasan teknologi

Berbeda dengan Negara-negara maju, UKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi tradisonal dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual. Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya membuat rendahnya jumlah produksi dan efisiensi di dalam proses


(66)

kesanggupan bagi UKM di Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global. Keterbatasan teknologi disebabkan oleh banyak faktor seperti keterbatasan modal investasi untuk membeli mesin-mesin baru, keterbatasan informasi mengenai perkembangan teknologi, dan keterbatasan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan mesin-mesin baru.

Sedangkan Glendoh (2001) menyebutkan usaha kecil dalam arti luas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Industri kecil adalah industri berskala kecil, baik dalam ukuran modal, jumlah produksi maupun tenaga kerjanya.

2. Perolehan modal umumnya berasal dari sumber tidak resmi seperti tabungan keluarga, pinjaman dari kerabat dan mungkin dari “lintah darat”. 3. Karena skala kecil, maka sifat pengelolaannya terpusat, demikian pula

pengambilan keputusan tanpa atau dengan sedikit pendelegasian fungsi dalam bidang-bidang pemasaran, keuangan, produksi dan lain sebagainya. 4. Tenaga kerja yang ada umumnya terdiri dari anggota keluarga atau kerabat

dekat, dengan sifat hubungan kerja yang “informal” dengan kualifikasi teknis yang apa adanya atau dikembangkan sambil bekerja.

5. Hubungan antara keterampilan teknis dan keahlian dalam pengelolaan usaha industri kecil ini dengan pendidikan formal yang dimiliki para pekerjanya umumnya lemah.

6. Peralatan yang digunakan adalah sederhana dengan kapasitas output yang rendah pula.


(67)

Dengan ciri-ciri tersebut usaha kecil dapat terhambat perannya yang sangat potensial dan secara nyata menunjang pembangunan di sektor ekonomi yaitu:

a. Usaha kecil merupakan penyerap tenaga kerja.

b. Usaha kecil merupakan penghasil barang dan jasa pada tingkat harga yang terjangkau bagi kebutuhan rakyat banyak yang berpenghasilan rendah. c. Usaha kecil merupakan penghasil devisa negara yang potensial, karena

keberhasilannya dalam memproduksi komoditi non migas. 2.4.8 Ciri-Ciri dan Contoh Usaha Kecil Menengah

A. Ciri-Ciri Usaha Kecil Menengah

- Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah.

- Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah pindah. - Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau masih

sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.

- Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor Penduduk Wajib Pajak (NPWP).

- Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha.

- Sebagian sudah akses ke Perbankan dalam hal keperluan modal.

- Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.


(68)

B. Contoh Usaha Kecil

a. Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga kerja.

b. Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya. c. Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meuble, kayu dan

rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan kerajinan tangan.

d. Peternakan ayam, itik dan perikanan. e. Koperasi berskala kecil

C. Ciri-Ciri Usaha Menengah

a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain bagian keuangan, bagian pemasaran, dan bagian produksi.

b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan system akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada jamsosek, pemeliharaan kesehatan, dll.

d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dll.


(69)

e. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbangkan

f. Pada umumnya telah memiliki sumberdaya manusia yang terlatih dan terdidik.

D. Contoh Usaha Menengah

a. Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah. b. Usaha perdagangan (grosir) termsuk ekspor dan impor

c. Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi.

d. Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam.

e. Usaha pertambangan batu gunung untuk konstruksi dan marmer buatan. 2.5 Rumah Makan / Restaurant

Banyak faktor yang melatar belakangi bisnis rumah makan. Bisnis rumah makan memang gak pernah matinya, bisnis ini semakin subur seiring dengan perkembangan jumlah penduduk dan gaya hidup yang ingin serba cepat saji. Pertumbuhan bisnis rumah makan meningkat pasti setiap tahunnya, dan dari sekian banyak rumah makan yang berdiri tidak semua mempunyai alasan sama mengapa mereka mendirikan bisnis ini. Dengan berbagai macam alasan dan dengan latar belakang pendorong yang berbeda, banyak yang berhasil dalam bisnisnya.


(70)

Bisnis rumah makan termasuk bisnis yang berisiko besar, karena bisnis makanan berbeda dengan bisnis-bisnis lainnya. Kecuali yang dijual adalah makanan kering yang bisa bertahan sampai berbulan-bulan. Namun jika anda ingin yakim pangsa pasarnya bagus, maka bisnis makanan akan memberi keuntungan yang berlipat ganda.

Ada berbagai alasan mengapa ingin berbisnis rumah makan antara lain: 1. Makanan adalah kebutuhan pokok;

2. Orang butuh makanan; 3. Hobi makan atau hobi masak;

4. Melihat peluang bisnis ini masih besar;

5. Mempunyai resep khas yang mungkin akan banyak disukai karena enak; 6. Pernah mengikuti pendidikan dalam bidang kuliner;

7. Tergiur dengan profit yang cukup besar;

8. Melihat keberhasilan pengusaha rumah makan yang ada. 2.5.1 Pengertian Rumah Makan

Rumah makan adalah suatu tempat makanan yg siap saji dengan adanya fasilitas-fasilitas yang dibuat untuk menarik bagi konsumen.


(71)

2.5.2 Jenis-Jenis Rumah Makan

Rumah Makan dibagi menurut jenisnya: 1. Café

Café adalah kelas rumah makan untuk segmen kelas menegah atas. Café biasanya berlokasi di tempat yang sering dikunjungi oleh kalangan atas, seperti hotel berbintang, daerah pusat perkantoran (daerah segitiga emas), dan juga mall atau plaza di sekitar pusat kota.

2. Restaurant

Restaurant sering disebut Rumah Makan. Restaurant merupakan kelas rumah makan untuk segmen menengah, dan kalangan atas juga bisa makan disini. Dari segi harga, restaurant lebih murah dari pada café. Restaurant banyak ditemui di pusat perbelanjaan mulai dari pusat kota ataupun daerah pinggiran kota. Restaurant dapat berdiri sendiri dalam satu bangunan di jalan strategis, namun dapat juga di daerah keramaian didalam pemukiman penduduk.

3. Warung Makan

Warung makan sering disebut dengan berbagai macam nama sejenis, seperti warung tegal (warteg), kedai makan, kantin, warung padang, dan sebagainya. Warung makan merupakan kelas rumah makan untuk kalangan menengah ke bawah. Memang banyak juga kalangan menengah ke atas yang menikmati akan disini, tetapi biasanya kalangan menengah ke bawahlah yang datang. Warung makan ini biasa didirikan di dekat lokasi


(72)

perkantoran, dibelakang mall, atau banyak juga di temukan di dekat pemukiman penduduk.

4. Kaki Lima

Tempat makan ini memang jelas ditunjukkan untuk kelas ekonomi bawah. Akan tetapi, segmen menengah ke atas juga banyak yang makan di kaki lima ini dikarenakan menu makanan yang disajikan enak sehingga banyak disukai. Tempat kaki lima ini biasanya ada di pinggir pertokoan, dan kebanyakan di bawah tenda karena berjualan di bawah emperan toko, bahkan tanpa tenda hanya berupa deretan bangku plastic dan makan di dalam kendaraan.

2.5.3. Kelebihan dan Kelemahan Bisnis Rumah Makan

Bisnis rumah makan mempunyai sisi kelebihan dan kelemahan dalam operasional usahanya. Adapun kelebihan dan kelemahannya antara lain:

Kelebihan:

1. Apabila usaha rumah makan yang dijalankan sangat laris akan memberikan keuntungan lebih karena profit untuk bisnis makanan biasanya di atas 30%.

2. Dapat memulai usaha dengan modal relatif minim dengan memilih jenis usaha rumah makan skala kecil.

3. Dapat dijalankan secara sampingan dan rumahan tanpa mengganggu pekerjaan utama.


(73)

Kelemahan:

1. Apabila rumah makan yang dikelola kurang laris banyak bahan makanan yang tidak terpakai karena busuk atau basi sehingga menyeebabkan kerugian.

2. Rumah makan harus memperhatikan kualitas bahan yang higenis, apabila kurang cermat dapat mengakibatkan keracunan pada konsumen.

3. Apabila menu yang disajikan mempunyai rasa yang tidak disukai otomatis usaha rumah makan tersebut kurang laris.

2.5.4 . Cara Penghitungan Modal

Modal Usaha dibagi atas 2 (dua ) bagian, yaitu : 1. Modal Investasi

Modal investasi adalah modal awal yang diperlukan untuk biaya pembelian harta tetap atau disebut juga aset. Tanah, bangunan atau gedung , mesin dan peralatan merupakan contoh dari modal investasi

2. Modal kerja

Modal kerja adalah modal yang diperlukan untuk biaya operasional usaha, yaitu modal untuk biaya rutinitas dalam usaha. Modal kerja dibagi atas dua jenis biaya, yaitu Biaya tetap (biaya yang setiap bulannya tetap), dan Biaya Variabel (biaya yang pengeluaran setiap bulannya tidak tetap, yang mungkin disebabkan oleh adanya order tambahan atau pekerjaan tambahan (Wulan Ayodia, 2012).


(1)

DAFTAR ISI

Abstrak ... …i

Kata Pengantar ... …ii

Daftar Isi ... …iii

Daftar Tabel ... …iv

Daftar Gambar ... …v

Daftar Lampiran ... …vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi ... ..7

2.1.1 Pengertian Strategi ... 7

2.1.2 Manfaat Strategi ... 8

2.1.3 Strategi Bisnis ... ..9

4.3.3 Jenis-Jenis Strategi Pada Unit Bisnis ... ..9

2.2. Pengembangan Usaha Kecil………...………...10

2.3 Analisis SWOT ... ....13

2.3.1 Analisis SWOT terdiri dari 4 faktor ………13


(2)

2.4. UKM ( Usaha Kecil Menengah ) ... …….. 16

2.4.1 Pengertian UKM ( Usaha Kecil Menengah ) ... ...18

2.4.2 Jenis-Jenis UKM ( Usaha Kecil Menengah ) ... .... 25

2.4.3 Strategi Pengembangan UKM………..26

2.4.4 Manajemen Strategi………. 28

2.4.5 Tahapan Penyusunan Strategi………...29

2.4.6 Permasalahan yang Dihadapi UKM………...30

2.4.7 Kelebihan Dan Kelemahan Usaha Kecil Menengah………31

2.5 Restaurant/Rumah Makan………....36

2.5.1 Pengertian Rumah Makan………....37

2.5.2 Jenis-Jenis Rumah Makan………38

2.5.3 Kelebihan dan Kelemahan Rumah Makan………...39

2.5.4 Cara Penghitungan Modal………40

2.6. Disversifikasi Strategi Pengembangan………...42

2.6.1. Defenisi Strategi Pengembangan………42

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian… ... ...43

3.2 Lokasi Penelitian………..43

3.3 Defenisi Konsep………...44

3.4 Informan Penelitian………..44


(3)

3.6.2 Matriks Eksternal Factory Analysis Summary (EFAS)………...52

3.6.3 Tahapan Analisis………..54

BAB IV PENYAJIAN DATA 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………..56

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………..56

4.1.2 Lokasi Perusahaan………57

4.1.3 Struktur Organisasi………...58

4.1.4 Personalia……….59

4.1.5 Saluran Distribusi Perusahaan………..60

4.2 Penyajian Data……….60

4.2.1 Identitas Responden………60

4.2.2 Hasil Wawancara……….60

4.3 Analisis Data dan Pembahasan………63

4.3.1 Analisa Data Lingkungan Internal dan Eksternal………63

4.3.2 Data yang Terkumpul………...63

4.3.3 Pengklasifikasian Data……….67

4.3.4 Tahapan Analisis………..67

BAB V PENUTUP Kesimpulan………....74

Saran………...74


(4)

DAFTAR TABEL 

Tabel 1.1 Observasi Pra Penelitian………..……...4

Tabel 3.1 Diagram Matrik SWOT………..……48

Tabel 3.2 Internal Analysis Factory Summary (IFAS)………...………51

Tabel 3.3 Eksternal Analysis Factory Summary (EFAS)………...………....53

Tabel 3.4 Analisis SWOT (EFAS+IFAS)………...…………....54

Tabel 4.1 Matriks IFAS (Internal Factory Analysis Summary)……….70

Tabel 4.2 Matriks EFAS (Eksternal Factory Analysis Summary)……….72


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kuadran SWOT………..…………56 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Makan Ikan Bakar Masto……..………58 Gambar 4.2 Kuadran SWOT………...73


(6)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Syarat Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 2 : Permohonan Pengajuan Jdul Skripsi Lampiran 3 : Penunjukkan Dosen Pembimbing Lampiran 4 : Berita Acara Seminar Proposal

Lampiran 5 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Lampiran 6 : Surat Izin Penelitian