Strategi Pengembangan Bisnis (Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan)
STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS
(Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara
Oleh:
YULIE A.C. HUTAGALUNG 090907042
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
(2)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS
HALAMAN PERSETUJUAN
Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Yulie A. C. Hutagalung
NIM : 090907042
Program Studi : Ilmu Adminsitrasi Niaga/Bisnis
Judul : Strategi Pengembangan Bisnis (Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan)
Medan, September 2013
Pembimbing Ketua Program Studi
M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP
NIP: 19791005 200501 1 002 NIP: 19590816 198601 1 001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A
Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
NIP: 19680525 199203 1 002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si
(3)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis (Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan). Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan menentukan strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Penentuan informan kunci menggunakan sampling purposive dan sampling aksidental.
Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
(4)
ABSTRACT
The title of this research is “Business Development Strategy (Study at Minang Setia Restaurant Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan)”. The purpose of this research was to inspect and determine a proper business strategy in order to development business of Minang Setia Restaurant Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan.
The method used is a qualitative descriptive method. Data were obtained from observation, interview and study of literature. Analysis tools is using SWOT analysis. The number of informant is 6 persons. Determine of informant by using purposive and accidental sampling.
Research result indicate that the strategy should be applied to business development strategy in the Minang setia Restaurant Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan is an aggressive strategy of creating strategies that use strengths to take advantage of opportunities.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS (Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 (S1) pada Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari segi pembahasan maupun penyusunan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun sehingga dapat memberikan manfaat dan dorongan bagi peningkatan kemampuan penulis di masa yang akan datang.
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa skripsi ini tidak akan tersusun dan selesai tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing M.A, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(6)
3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Faisal Eriza, S.Sos, M.SP, selaku dosen penguji dalam seminar proposal yang telah memberi banyak masukan demi perbaikan skripsi ini. 5. Ibu Siswati S.Sos, M.SP dan Bapak Farid, SH yang telah membantu penulis
dalam administrasi selama perkuliahan hingga selesainya di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu, motivasi dan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.
7. Kedua orangtua, abang dan kakak-kakak saya atas perhatian, doa yang tiada henti, serta dorongan moril dan materil, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak Syamsul Bahri selaku pemilik dan seluruh karyawan Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan yang telah berkenan memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis selama dalam penelitian.
9. Robetmi Jumpakita dan Dibrena Anggita Christi yang telah bersedia menjadi moderator dan notulen dalam seminar proposal.
10. Sahabat-sahabat saya Ade Fatwa, Dibrena Anggita, Indriani Ayu, Nadzfah Nanda, Ersyad Dinal, Mikeson Hizkia, Rodly Prabhawa, dan Yarsyud Fikri atas kebersamaan dan kerjasama selama ini.
(7)
11. Teman-teman diskusi dalam pengerjaan skripsi Anggreni, Iin Sri Karina, Rouly Novalina dan Yarsyud Fikri yang telah memberikan banyak bantuan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
12. Teman-teman Administrasi Niaga/Bisnis angkatan 2009 atas pertemanannya, semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin dengan erat.
13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Medan, September 2013 Penulis,
(8)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Rumah Makan atau Restoran ... 9
2.1.1 Defenisi Rumah Makan atau Restoran ... 9
2.1.2 Jenis-jenis Restoran ... 10
2.1.3 Makanan Tradisional ... 15
2.2 Usaha Kecil dan Pengembangan Usaha ... 16
2.3 Strategi ... 18
2.3.1 Konsep Strategi ... 18
2.3.2 Strategi Bisnis ... 19
2.3.3 Tipe Strategi ... 19
(9)
2.3.4.1 Analisis Lingkungan Internal ... 23
2.3.4.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 32
3.2 Lokasi Penelitian ... 32
3.3 Informan Penelitian ... 32
3.4 Defenisi Konsep ... 33
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.6 Teknik Analisis Data ... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 44
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 44
4.1.2 Struktur Organisasi ... 46
4.1.3 Deskripsi Jabatan ... 47
4.2 Penyajian Data ... 48
4.3 Analisis Data ... 55
4.4 Pembahasan ... 66
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 68
5.2 Saran ... 68
DAFTAR ISTILAH ... 70
(10)
DAFTAR TABEL
3.1 Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) ... 37
3.2 Matriks Eksternal Factors Analysis Summary (EFAS) ... 39
3.3 Matriks Analisis SWOT (IFAS+EFAS) ... 40
3.4 Matriks SWOT ... 43
4.1 Faktor Internal Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan ... 56
4.2 Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary) ... 57
4.3 Faktor Eksternal Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan ... 58
4.4 Matriks EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) ... 59
4.5 Matriks IFAS+EFAS ... 60
4.6 Matriks SO Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan ... 62
(11)
DAFTAR GAMBAR
2.1 Lima Kekuatan Persaingan (Menurut Michael E. Porter) ... 29 3.1 Diagram SWOT ... 41 4.1 Struktur Organisasi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.
326, Medan ... 46 4.2 Analisis Diagram SWOT ... 61
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Pengajuan Judul Skripsi Lampiran 2 : Surat Penugasan Dosen Pembimbing Lampiran 3 : Kartu Kendali Bimbingan Skripsi
Lampiran 4 : Surat Undangan Seminar Proposal Untuk Dosen Pembimbing Lampiran 5 : Surat Undangan Seminar Proposal Untuk Dosen Penguji Lampiran 6 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal
Lampiran 7 : Berita Acara Seminar Proposal Rencana Usulan Penelitian Lampiran 8 : Surat Ijin Penelitian Dari Kampus
Lampiran 9 : Surat Persetujuan Ijin Penelitian Lampiran 10 : Identitas Informan
Lampiran 11 : Daftar Pertanyaan Wawancara
Lampiran 12 : Denah Lokasi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan
Lampiran 13 : Denah Bangunan Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan
(13)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Strategi Pengembangan Bisnis (Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan). Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan menentukan strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Data penelitian diperoleh dari observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan analisis SWOT. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Penentuan informan kunci menggunakan sampling purposive dan sampling aksidental.
Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan untuk strategi pengembangan bisnis Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan adalah strategi agresif yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
(14)
ABSTRACT
The title of this research is “Business Development Strategy (Study at Minang Setia Restaurant Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan)”. The purpose of this research was to inspect and determine a proper business strategy in order to development business of Minang Setia Restaurant Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan.
The method used is a qualitative descriptive method. Data were obtained from observation, interview and study of literature. Analysis tools is using SWOT analysis. The number of informant is 6 persons. Determine of informant by using purposive and accidental sampling.
Research result indicate that the strategy should be applied to business development strategy in the Minang setia Restaurant Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan is an aggressive strategy of creating strategies that use strengths to take advantage of opportunities.
(15)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia bisnis di Medan semakin marak terjadi. Salah satu bisnis yang banyak digeluti para pengusaha adalah bisnis rumah makan karena beranggapan bahwa usaha tersebut paling menjanjikan. Hal ini dikarenakan bahwa makan merupakan kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi setiap individu. Cara pemenuhan kebutuhan primer tersebut berbeda-beda oleh setiap individu. Pemenuhannya bisa dengan memilih rumah makan bercita rasa internasional maupun bercita rasa tradisional.
Tingginya tingkat persaingan rumah makan menuntut setiap pengusaha menyusun strategi yang tepat dalam menjalankan usahanya. Tujuan utama pembuatan strategi oleh perusahaan adalah agar perusahaan tersebut mampu menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi sehingga mampu bertahan dan semakin berkembang.
Persaingan usaha rumah makan menuntut pengusaha harus dapat memuaskan konsumen yaitu dengan menghidangkan produk yang dapat memenuhi selera konsumen dan memberikan pelayanan yang terbaik. Hal tersebut akan berdampak langsung terhadap minat beli konsumen.
Torsina (2000) mengungkapkan keberhasilan suatu restoran dipengaruhi oleh kemampuan manajemen untuk dapat melancarkan kegiatan bisnis demi mencapai efektifitas dan efisiensi restoran, yaitu melalui pengontrolan internal
(16)
perusahaan terhadap beberapa aspek yaitu aspek pemasaran, aspek produksi/operasional, dan aspek keuangan. Aspek pemasaran merupakan aspek penting sebab pemasaran merupakan penghubung utama perusahaan kepada konsumen. Untuk itu, setiap pengusaha harus memperhatikan produk, lokasi, kegiatan promosi dan juga penetapan harga. Aspek produksi/operasional mempengaruhi kegiatan produksi/operasional usaha sehari-hari sehingga usaha tersebut dapat berjalan dengan baik. Aspek keuangan merupakan pengendali bisnis dari segi internal. Tanpa modal dan pengelolaan keuangan yang baik dapat berakibat kemunduran usaha. Selain kemampuan manajemen, Torsina juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan peluang dan penetapan strategi yang tepat juga turut mempengaruhi keberhasilan restoran.
Lingkungan industri usaha dalam lingkungan eksternal perusahaan juga harus dipertimbangkan dalam upaya pengembangan usaha. Porter dalam David (2006) mengungkapkan terdapat 5 (lima) kekuatan dalam persaingan yang harus diamati dan diantisipasi dalam mempengaruhi keberhasilan usaha, yaitu pesaing sejenis, barang substitusi, ancaman pesaing baru, kekuatan daya tawar-menawar pembeli dan daya tawar menawar pemasok. Sementara Hunger, J. David & Wheelen (2003) beranggapan suatu usaha juga harus mempertimbangkan kebijakan pemerintah dan kelompok berkepentingan dalam menjalankan dan mengembangkan usaha. Kondisi dalam lingkungan eksternal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk itu, setiap pengusaha harus selalu melakukan pengamatan terhadap lingkungan ini.
(17)
Rumah makan khas Minang merupakan salah satu usaha yang banyak digeluti pengusaha dengan pertimbangan bahwa masakan khas Minang disukai berbagai kalangan masyarakat. Hal itu memicu persaingan yang ketat antara rumah makan khas Minang. Padahal bila dilihat dari jenis produk yang ditawarkan, rumah makan khas Minang memiliki diferensiasi yang sangat sedikit bahkan cenderung sama. Dengan demikian, usaha rumah makan khas Minang memerlukan strategi yang tepat agar dapat terus bertahan dan berkembang.
Rumah Makan Minang Setia merupakan salah satu rumah makan yang menyediakan menu khas Minang dimana rumah makan ini berada di 9 (sembilan) titik lokasi di kota Medan. Keseragaman nama pada rumah makan ini terjadi karena adanya hubungan kekerabatan antarpemilik rumah makan. Salah satu Rumah Makan Minang Setia berlokasi di Jl. Jamin Ginting No.326, Medan yang dikelola Bapak Syamsul Bahri.
Rumah Makan Minang Setia yang berlokasi di Jl. Jamin Ginting No.326, Medan merupakan rumah makan usaha keluarga yang masih tergolong sederhana dan tidak berbadan hukum. Rumah makan berdiri pada tahun 2011. Dari hasil wawancara dengan pemilik diketahui bahwa pemilik telah beberapa kali mengalami kegagalan usaha dibidang kuliner khas Minang ini dan melakukan perpindahan lokasi usaha. Kesulitan mengembangkan usaha rumah makan khas Minang sederhana ini juga dipengaruhi oleh melekat image murah pada rumah makan khas Minang Zam-zam sehingga menimbulkan ketertarikan tersendiri bagi kalangan masyarakat sekitar Padang Bulan untuk melakukan pembelian di rumah makan tersebut.
(18)
Tingkat persaingan pun semakin dirasakan pihak rumah makan ini semenjak pusat perbelanjaan mahasiswa, yakni Pajak USU yang sering disebut PAJUS bertumbuh pesat dan berdampak pada peningkatan jumlah penjual makanan di sekitar lokasi rumah makan. Tingginya persaingan juga didukung dengan kemudahan membuka usaha disekitar lokasi, yakni hanya dengan melakukan kontrak dan transaksi penyewaan tempat kepada pihak pemilik. Selain itu, minat mengembangkan usaha kuliner ini juga didorong oleh mudahnya memperoleh pemasok bahan baku.
Melihat kondisi di atas, maka Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan harus menyusun strategi yang tepat. Penyusunan strategi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi eksternal dan kondisi internal yang berada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan. Strategi tersebut diperuntukkan agar kegagalan di masa lampau tidak terulang lagi dan rumah makan ini semakin berkembang di tengah persaingan bisnis rumah makan yang menjamur di Medan.
Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan referensi yang terkait dengan penelitian penulis, yaitu penelitian terdahulu yang membahas mengenai strategi pengembangan bisnis/usaha. Adapun penelitian-penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Latifa Annisa (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten”. Hasil dari penelitian ini adalah Restoran Cibaru berada dalam posisi Hold and Maintance (pertahankan dan pelihara) dimana strategi yang sesuai dengan penelitian ini
(19)
adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang dapat dijalankan Restoran Cibaru, yakni: (1) menjalin kerjasama dengan biro perjalanan, (2) mengoptimalkan upaya promosi dengan menyebarkan brosur, (3) mengubah kemasan menjadi lebih menarik dan disertai dengan alamat, (4) menyusun perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang, (5) melakukan survey konsumen untuk mengetahui penilaian dan keinginan konsumen, (6) meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen, dan (7) mengembangkan produk baru yaitu sate bandeng khas Banten.
Pretty Elisabeth Siahaan (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor). Hasil dari penelitian ini adalah Rice Bowl berada dalam posisi Hold and Maintance (jaga dan pertahankan) dimana strategi yang sesuai dengan penelitian ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Alternatif strategi yang dapat dijalankan Restoran Rice Bowl, yakni: (1) menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, (2) melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan, (3) mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, dan website, (4) mensponsori event dan exhibition di Botani Square, (5) menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus, (6) membuka outlet baru di pusat perbelanjaan lain di Kota Bogor, dan (7) menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku.
Alfi Amalia (2012) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan UKM Batik Semarang di Kota Semarang”. Penelitian ini menghasilkan 13 strategi, yakni: (1) menggunakan teknologi modern, (2) mempertahankan kualitas, (3)
(20)
mengembangkan usaha, (4) mengadakan pelatihan, (5) merekrut tenaga ahli, (6) pengadaan pembukuan, (7) bekerjasama dengan pedagang besar batik, (8) meningkatkan promosi, (9) menawarkan produk ke organisasi, (10) meningkatkan kualitas pelayanan, (11) meningkatkan desain motif, (12) menambah modal, dan (13) menambah saluran distribusi.
Puji Maulana (2012) dengan judul “Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Melalui Pendekatan SWOT dalam Upaya Pengembangan Bisnis di Rumah Makan Khas Sunda Pak H. Ihin Jl. Raya Puncak KM 92 Cipanas Cianjur”. Hasil penelitian menunjukkan strategi yang perlu diterapkan adalah strategi agresif, yaitu menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Alternatif strategi yang dapat dijalankan di Rumah Makan Khas Sunda Pak H. Ihin Jl. Raya Puncak KM 92 Cipanas Cianjur yakni: (1) meningkatkan promosi, (2) menjaga ciri khas rumah makan, (3) menciptakan menu makanan yang lebih inovatif, (4) melakukan pelatihan bagi juru masak, dan (5) meningkatkan fasilitas.
Akhmad Khairil Nugraha (2012) dengan judul “Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Melalui SWOT dalam Usaha Pengembangan Bisnis Ritail Butik Toko Amethyst Ungu Bandung”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang menonjol pada toko Amethyst Ungu adalah peluang dan kelemahan yang mana menghasilkan strategi Turnaround, yaitu strategi dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif dan memanfaatkan peluang yang ada, didefenisikan sebagai pembalikan arah perusahaan dari penurunan kinerja. Alternatif strategi yang dapat dijalankan Toko Amethyst ini yakni: (1) membuat
(21)
situs penjualan sendiri, (2) meningkatkan motivasi, disiplin, dan produktifitas dalam bekerja, (3) melakukan pendistribusian yang lebih meluas, (4) melakukan perhitungan perusahaan secara komputerisasi, (5) melakukan pendekatan secara personal kepada desainer dan penjahit, (6) memberikan motivasi semangat kerja kepada karyawan, (7) menumbuhkan rasa percaya diri karyawan, (8) melakukan pemahaman yang lebih akan keinginan konsumen, (9) menambah wawasan dengan bertukar pikiran dengan karyawan lainnya, (10) memfasilitasi karyawan, dan (11) mempelajari busana terbaru.
Fenomena di atas menimbulkan ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian mengenai strategi pengembangan bisnis. Penulis ingin mengkaji strategi pengembangan bisnis yang tepat bagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan. Pada penelitian ini penulis mengambil judul “Strategi Pengembangan Bisnis (Studi pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan)”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menentukan strategi pengembangan bisnis pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan.
(22)
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan dalam upaya pengembangan bisnis rumah makannya.
2. Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dijadikan referensi dalam mengembangkan pengetahuan pembaca dan penulis sendiri untuk menambah wawasan serta memperluas pengetahuan mengenai strategi pengembangan bisnis.
(23)
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Rumah Makan atau Restoran
2.1.1 Defenisi Rumah Makan atau Restoran
Di Indonesia, rumah makan juga biasa disebut sebagai restoran. Restoran merupakan resapan yang berasal dari Bahasa Perancis yang diadaptasi oleh Bahasa Inggris, restaurant yang berasal dari kata restaurer yang berarti memulihka
Menurut Wiwoho (2008:3), restoran merupakan suatu tempat yang menyediakan makanan dan minuman untuk dikonsumsi oleh tamu, sebagai kebutuhan yang sangat mendasar akan makanan dan minuman dalam rangka memulihkan kembali kondisinya yang telah berkurang setelah melakukan suatu kegiatan, sehingga bisa kembali pada stamina yang semula.
Defenisi restoran, menurut Ditjen, Pariwisata 1990/1991:2
Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan penyimpanan, penyajian, dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam keputusan (Wiwoho 2008:3).
Menurut Marsum (2005:7), restoran adalah tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makanan maupun minuman.
(24)
2.1.2 Jenis-Jenis Restoran
Restoran memiliki beberapa tipe, tetapi semua tipe memiliki tujuan yang sama yaitu menyediakan dan menyajikan makanan dan minuman kepada umum dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diinginkan (Wiwoho 2008:2). Adapun pembagian restoran (Marsum, 2005:8) adalah sebagai berikut:
1. A’la Carte Restaurant
A’la carte restaurant adalah restoran yang telah mendapat izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka ingini. Tiap-tiap makanan di dalam restoran jenis ini mempunyai harga sendiri-sendiri.
2. Table D’hotel Restaurant
Table d’hotel restaurant ialah suatu restoran yang khusus menjual menu table d’hotel, yaitu suatu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pembuka sampai dengan hidangan penutup) dan tertentu, dengan harga yang telah ditentukan pula.
3. Coffee Shop atau Brasserie
Coffee shop atau Brasserie adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel. Restoran ini menyediakan makan pagi, makan siang dan makan malam kepada tamu secara cepat. Pada umumnya sistem pelayanannya adalah american service dimana yang diutamakannya adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah diatur dan
(25)
disiapkan di atas piring. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan.
4. Cafetaria atau Cafe
Cafetaria atau Cafe adalah suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman berakohol.
5. Canteen
Canteen adalah restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau sekolah. Tempat ini digunakan para pekerja atau para pelajar bisa mendapatkan makan siang atau coffee break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat-rapat dan seminar.
6. Continental Restaurant
Continental restaurant adalah suatu restoran yang menitik-beratkan hidangan kontinental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai yang disediakan khusus bagi tamu yang ingin makan secara santai.
7. Carvery
Carvery adalah sebuah restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga yang sudah ditetapkan.
(26)
8. Dining Room
Dining room yang terdapat di hotel kecil, motel atau Inn, merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis dari tempat makan biasa. Dining room pada dasarnya disediakan untuk tamu yang tinggal di hotel, namun juga terbuka bagi tamu luar.
9. Discotheque
Discotheque ialah suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live-band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah diskotik. Hidangan yang tersedia pada umumnya berupa makanan ringan (snack). 10. Fish and Chip Shop
Fish and Chip shop ialah suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli macam-macam keripik (chips) dan ikan goreng, biasanya berupa ikan Cod yang biasanya dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi. Makanan tersebut tidak dinikmati di tempat.
11. Grill Room (Rotisserie)
Grill room (Rotisserie) adalah suatu restoran yang menyediakan berbagai macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri cara memasaknya. Grill room kadang-kadang disebut juga sebagai steak house.
(27)
12. Inn Tavern
Inn Tavern adalah suatu restoran dengan harga standar yang dikelola perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat dan ramah dengan tamu-tamu dan hidangan yang disajikan lezat.
13. Night Club/Super Club
Night club/Super club ialah suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu-tamunya yang ingin bersantai. Dekorasinya yang ditampilkan mewah dan menampilkan Band untuk melengkapi suasana. Para tamu dituntut berpakaian rapi dan resmi untuk menaikkan gengsi.
14. Pizzeria
Pizzeria adalah suatu restoran yang khusus menjual pizza. Kadang-kadang juga berupa spaghetti serta makanan khas Italia yang lain.
15. Pan Cake House/Creperie
Pan cake house/Creperie ialah suatu restoran yang khusus menjual pan cake serta crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan di dalamnya. 16. Pub
Pub pada mulanya merupakan hiburan umum yang mendapat izin untuk menjual bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu mendapatkan minuman dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat menikmati sambil berdiri atau sambil duduk di meja makan. Hidangan yang tersedia berupa snack seperti pies dan sandwich.
(28)
17. Snack Bar/Cafe/Milk Bar
Snack bar/Cafe/Milk bar adalah sebuah restoran yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka di atas baki yang diambil dari atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan pada restoran ini pada umumnya burger sausages dan sandwich.
18. Speciallity Restaurant
Speciallity restaurant adalah restoran ini memiliki karateristik tersendiri. Suasana, interior, dan eksterior restoran serta makanan yang disajikan menonjolkan ciri khas daerah atau negara makanan itu berasal.
19. Terrace Restaurant
Terrace restaurant adalah suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umunya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di negara Barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja.
20. Gourmet Restaurant
Gourmet restaurat ialah suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makanan dan minuman untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Restoran ini menyajikan makanan dan minuman yang lezat dengan pelayanan megah dan harga yang cukup mahal.
(29)
21. Family Tipe Restaurant
Family type restaurant ialah suatu restoran yang sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal. Restoran ini pada umumnya disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.
22. Main Daining Room
Main daining room ialah suatu restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar, dimana penyajian makanannya resmi. Restoran ini terikat pada suatu peraturan yang ketat.
2.1.3 Makanan Tradisional
Makanan tradisional menurut Departemen Pertanian Indonesia adalah makanan dan minuman, termasuk makanan jajanan serta bahan campuran yang digunakan secara tradisional dan telah lama berkembang secara spesifik di daerah atau masyarakat Indonesia. Biasanya makanan tradisional diolah dari resep yang sudah dikenal masyarakat setempat dengan bahan-bahan yang diperoleh dari sumber lokal yang memiliki cita rasa relatif sesuai dengan selera masyarakat setempat
.
Makanan khas Minang adalah sebutan untuk usaha rumah makan yang khusus menyajikan masakan khas Minang. Rumah Makan Minang dapat ditemui hampir di semua kota Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa citarasa yang dihasilkan masakan khas Minang sangat tinggi. Rumah makan Minang menyediakan menu yang spesifik dan khas karena hanya menjual masakan
(30)
Minang. Namun meskipun sangat spesifik, rasa masakan Minang sangat cocok dengan lidah masyarakat Indonesia (Hariwijaya, 2006:35).
2.2 Usaha Kecil dan Pengembangan Usaha
Dalam Undang-Undang No. 9/1995 Pasal 5 tentang Usaha Kecil (Solihin 2006:126) disebutkan beberapa kriteria usaha yang dapat dikelompokkan sebagai usaha kecil adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan usaha; atau
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 100.000.000,00.
The Committee on Economic Development–organisasi swasta yang melakukan riset dan memberikan berbagai usulan bagi penyusunan kebijakan mengenai berbagai masalah ekonomi nasional maupun internasional di Amerika Serikat- menambahkan beberapa kriteria yang umumnya melekat pada usaha kecil (Solihin 2006;126), yaitu:
1. Pemilik perusahaan merangkap sebagai pengelola perusahaan. 2. Modal perusahaan dibiayai oleh satu orang atau sekelompok orang. 3. Pemilik dan karyawan bertempat tinggal tidak jauh dari perusahaan.
Di dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha (business development), seorang wirausahawan pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan usaha melalui tahap-tahap pengembangan usaha sebagai berikut (Solihin 2006:123):
(31)
1. Memiliki ide bisnis
Usaha apapun yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan, pada mulanya berasal dari ide bisnis. Ide usaha yang dimilki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide tersebut dapat muncul setelah melihat keberhasilan orang lain atau karena adanya sense of business yang kuat dari wirausahawan.
2. Penyaringan ide/konsep usaha
Ide usaha masih merupakan gambaran yang kasar mengenai bisnis yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan. Pada tahap selanjutnya, wirausahawan akan menterjemahkan ide tersebut dalam konsep usaha yang lebih spesifik. Dengan memperjelas ide usaha menjadi konsep usaha, maka hal tersebut akan semakin memudahkan wirausahawan dalam melakukan seleksi ide-ide usaha karena ide usaha tersebut akan semakin jelas wujud bisnisnya.
3. Pengembangan rencana usaha
Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian, komponen utama yang harus dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan laba rugi dari bisnis tersebut. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah kecenderungan pasar saat ini maupun yang akan datang. Rencana usaha tersebut akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha.
(32)
4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha
Rencana usaha yang telah dibuat kemudian diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material dan tenaga kerja untuk menjalani kegiatan usaha. Setelah itu dilakukan proses evaluasi dengan membandingkan hasil pelaksanaan usaha dengan target usaha yang telah dibuat dalam perencanaan usaha. Melalui pelaksanaan kegiatan usaha, seorang pengusaha juga akan memperoleh umpan balik yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, penetapan tujuan dan strategi baru atau melakukan tindakan koreksi.
2.3 Strategi
2.3.1 Konsep Strategi
Strategi (Solihin 2012:24) didefenisikan sebagai berbagai cara untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan perkembangan konsep manajemen strategik, strategi tidak hanya didefenisikan sebagai cara untuk mencapai tujuan karena strategi dalam konsep manajemen strategik mencakup juga penetapan berbagai tujuan itu sendiri yang diharapkan akan menjamin terpeliharanya keunggulan kompetitif perusahaannya. Menurut Porter dalam Solihin (2012:25) tujuan utama pembuatan strategi oleh perusahaan adalah agar perusahaan mampu menghadapi perubahan lingkungan yang terjadi.
(33)
2.3.2 Strategi Bisnis
Strategi bisnis (business strategy) merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu (Solihin 2012:196). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, seperti strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
Pengembangan perencanaan pada level bisnis mencakup hal-hal berikut, yakni:
a. Tujuan unit bisnis.
b. Pembuatan strategi dan struktur pengendalian pada bisnis.
2.3.3 Tipe Strategi
Strategi pada tingkat bisnis bertujuan untuk mengembangkan suatu bisnis yang akan memungkinkan perusahaan memperoleh keunggulan kompetitif atas persaingnya dalam suatu pasar atau industri. David (2006:224) menyatakan ada dua belas tipe strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan yang dikelompokkan dalam empat bagian, yaitu:
1. Strategi Intergrasi
Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal. Strategi ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk mendapatkan kontrol atas distributor, pemasok, atau pesaing.
(34)
a. Integrasi ke depan, yaitu memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali pada distributor atau pengecer. Strategi ini dipilih jika distributor organisasi sangat mahal, mutu distributor terbatas, organisasi bersaing dalam industri sedang bertumbuh, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk mengelola bisnis baru, keunggulan produk stabil sangat tinggi, distributor memperoleh laba yang besar.
b. Integrasi ke belakang, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar pada perusahaan pemasok. Strategi ini terutama tepat bila perusahaan pemasok saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
c. Integrasi horizontal, yaitu merujuk pada strategi mencari kepemilikan dari atau kendali besar atas perusahaan pesaing. Hal ini dilakukan jika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik dalam bidang atau wilayah tertentu, organisasi bersaing dalam industri yang sedang tumbuh, meningkatnya skala ekonomis memberikan keunggulan bersaing yang besar, organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang berbakat yang diperlukan untuk perluasan perusahaan, pesaing ragu-ragu karena tidak memiliki kemampuan manajerial.
2. Strategi Intensif
Kelompok strategi ini disebut sebagai strategi intensif karena mensyaratkan berbagai upaya yang intensif untuk
(35)
meningkatkan posisi kompetitif perusahaan dengan produk yang ada. Kelompok strategi ini meliputi tiga strategi, yaitu:
a. Penetrasi pasar, yaitu berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang sudah ada di pasar lewat usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini banyak digunakan sendiri atau dengan kombinasi strategi lain.
b. Pengembangan pasar, yaitu memperkenalkan produk atau jasa yang sudah ada ke wilayah geografi baru.
c. Pengembangan produk, yaitu mencari kenaikan penjualan dengan memperbaiki produk atau jasa yang sudah ada atau mengembangkan produk atau jasa yang baru.
3. Strategi Diversifikasi
Ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu konsentrik (terfokus), horizontal, dan konglomerat.
a. Diversifikasi konsentrik, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi berkaitan. Hal ini dilakukan jika penambahan produk baru tetapi berkaitan secara signifikan akan memperkuat penjualan produk yang sudah ada. b. Diversifikasi konglomerat, yaitu menambah produk atau jasa baru tetapi
tidak berkaitan. Strategi ini tepat untuk dilakukan jika penjualan dan laba menurun.
c. Diversifikasi horizontal, menambah produk atau jasa baru tetapi tidak berkaitan dengan pelanggan yang sudah ada. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan pendapatan.
(36)
4. Strategi Defensif
Strategi defensif adalah strategi yang bertujuan untuk bertahan. Adapun jenis dari strategi ini adalah sebagai berikut:
a. Retrechment (Penciutan), yaitu mengubah pengelompokkan lewat penghematan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun.
b. Divestasi, yaitu menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan gagal menghasilkan perbaikan yang diperlukan.
c. Likuidasi, yaitu menjual semua aset sebuah perusahaan. Strategi ini dilakukan apabila organisasi telah melakukan strategi penciutan dan divestasi, dan tidak ada yang berhasil.
2.3.4 Formulasi Strategi Melalui Pendekatan SWOT
Formulasi strategi merupakan perencanaan jangka panjang perusahaan. Formulasi strategi dimulai dengan kegiatan analisis situasi. Alat analisis situasional yang banyak dilakukan dalam melakukan formulasi strategi adalah analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah keseluruhan evaluasi tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan (Kotler 2009:51). Analisis situasi ini mengharuskan para manager strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal.
(37)
membantu manajer strategis memutuskan ke arah mana perusahaan dapat tumbuh dan berkembang.
Setiap perusahaan harus melakukan analisis SWOT agar mampu memenangkan persaingan bisnis. Tanpa memiliki strategi yang baik, maka usaha tersebut akan mengalami kemerosotan.
2.3.4.1Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal mencakup kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) perusahaan. Para manajer strategis seharusnya mengenali variabel-variabel dalam perusahaan mereka yang mungkin merupakan kekuatan atau kelemahan. Sebuah variabel merupakan kekuatan apabila menyediakan keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif adalah sesuatu yang dilakukan perusahaan atau yang berpotensi untuk dilakukan dengan baik secara relatif terhadap kecakapan pesaing lain yang sudah ada. Sebuah variabel merupakan kelemahan apabila berupa sesuatu yang tidak dilakukan dengan baik oleh perusahaan atau perusahaan tidak memiliki kapabilitas untuk melakukannya sementara para pesaingnya memiliki kapabilitas tersebut (Solihin 2012:147). Menurut David (2004:171) bidang fungsional yang menjadi variabel dalam analisis internal adalah:
1. Manajemen
Manajemen merupakan pengaturan organisasi secara keseluruhan, mencakup lima aktivitas dasar yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf serta pengendalian/kontrol.
(38)
2. Keuangan
Keuangan perusahaan sangat penting untuk memformulasikan strategi secara efektif. Aspek keuangan mencakup uang dari berbagai sumber yang digunakan oleh perusahaan untuk menjalankan strategi (Solihin, 2012:108). Bidang keuangan harus dianalisis untuk melihat sebaik apa dana ditangani.
3. Pemasaran
Pemasaran merupakan proses penetapan, mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan akan produk dan jasa. Pemasaran merupakan penghubung utama perusahaan kepada konsumen. Oleh karena itu, pemasar harus memperhatikan bauran pemasarannya. Adapun bauran pemasaran yang sering disebut dengan 4P (Hunger & Wheelen 2003:167), yaitu:
a. Produk (Product)
Produk merupakan alat bauran pemasaran yang utama. Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan oleh produsen ke konsumen. Produk mencakup ragam produk, desain, fitur, nama merek, kemasan, dan ukuran.
b. Tempat (Place)
Tempat merupakan bauran pemasaran yang menentukan letak perusahaan untuk menyampaikan produk kepada pembeli.
(39)
c. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan pembelinya. Promosi penjualan mencakup periklanan, promosi penjualan, penggunaan tenaga penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran secara langsung.
d. Harga (Price)
Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup untuk menutupi kegiatan produksi serta keuntungan yang diperoleh. Harga mencakup harga terdaftar, potongan harga, periode pembayaran, dan syarat kredit.
4. Produksi/Operasional
Produksi/operasional dalam suatu perusahaan merupakan seluruh aktivitas yang merubah input menjadi output. Menurut Heizer dan Render dalam Solihin (2008:149) aspek produksi/operasional yang harus dipertimbangan perusahaan/pengusaha dalam menjalankan bisnisnya, yaitu:
a. Kualitas produk
Menurut Veigenbaum dalam Solihin (2008:149) mutu/kualitas adalah kemampuan yang dimiliki suatu produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas suatu produk dapat ditinjau dari dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pendekatan berdasarkan pengguna (user based appoach). Berdasarkan pendekatan ini, kualitas suatu produk dirumuskan sebagaimana produk dirasakan dan dilihat oleh pengguna
(40)
suatu produk. Bagi pengguna, sebuah produk disebut memiliki kualitas memuaskan konsumen yang lebih baik bila dibandingkan dengan produk lain. Pendekatan kedua adalah pendekatan berdasarkan manufaktur (manufakturing based approach). Melalui pendekatan ini, kualitas dirumuskan melalui sejauh mana suatu produk yang dihasilkan dalam proses produksi memiliki kesesuaian dengan standarisasi.
b. Persediaan
Persediaan untuk kegiatan produksi barang mencakup persediaan bahan baku, bahan pembantu, barang setengah jadi dan barang jadi yang dibutuhkan dalam menghasilkan produk.
c. Desain proses dan kapasitas
Proses produksi bagaimana yang akan dipilih perusahaan untuk mentransformasi input menjadi output akan menentukan jenis teknologi produksi yang akan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan produksi. Jenis teknologi yang digunakan berupa mesin dan peralatan akan menentukan kapasitas produksi yang dapat dihasilkan perusahaan.
d. Sumber daya manusia dan desain pekerjaan
Desain pekerjaan tergambar dari muatan pekerjaan, uraian pekerjaan, tugas yang harus dilaksanakan, wewenang yang dimiliki serta tanggung jawab dari pemegang jabatan akan menentukan persyaratan jabatan tertentu yang memerlukan kemampuan, keahlian (keahlian
(41)
konseptual, keahlian teknik, keahlian sosialisasi) dan sikap tertentu dari sumber daya manusia yang akan terlibat dalam kegiatan produksi. e. Rantai pasokan
Rantai pasokan adalah saluran yang lebih panjang mulai dari bahan mentah sampai produk akhir yang dihantarkan kepada pembeli akhir. f. Perawatan
Peralatan produksi yang dipakai secara terus-menerus harus memperoleh perawatan. Perawatan peralatan produksi secara berkala dapat mengurangi frekuensi kegiatan perbaikan mesin secara menyeluruh yang memakan biaya tinggi dan menggangu kegiatan perusahaan.
5. Penelitian dan pengembangan
Penelitian dan pengembangan biasanya diarahkan pada produk-produk baru sebelum pesaing melakukannya.
2.3.4.2Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Duncan dalam Solihin (2012:15), lingkungan eksternal perusahaan adalah berbagai faktor yang berada di luar organisasi yang harus diperhitungkan organisasi perusahaan pada saat membuat keputusan dan menyusun strategi. Perusahaan harus memperhitungkan lingkungan eksternal karena lingkungan ini dapat menjadi peluang dan ancaman bagi perusahaan. Peluang merupakan kekuatan yang berada di lingkungan eksternal perusahaan dan apabila peluang ini diekpoitasi oleh perusahaan maka peluang usaha tersebut berpotensi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan dan membantu perusahaan
(42)
mencapai keunggulan kompetitifnya. Adapun yang dimaksud ancaman adalah berbagai kondisi yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan yang apabila tidak diantisipasi dengan baik oleh perusahaan maka ancaman tersebut berpotensi menimbulkan kerugian bagi perusahaan (Solihin 2012:128).
David (2004:104) mengelompokkan lingkungan eksternal menjadi dua bagian, yaitu:
1. Lingkungan umum
Lingkungan umum merupakan lingkungan luar atau lingkungan jauh dari perusahaan. Lingkungan umum terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial dan teknologi.
2. Lingkungan industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan eksternal yang memiliki implikasi relatif lebih langsung terhadap operasional perusahaan. Menurut Porter dalam David (2006:130) lingkungan industri terdiri dari persaingan antarperusahaan sejenis, ancaman produk pengganti (substitusi), kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen, kekuatan tawar menawar penjual/pemasok, dan ancaman pesaing baru yang sering disebut Lima Kekuatan Persaingan, seperti terlihat pada Gambar 2.1.
(43)
Gambar 2.1
Lima Kekuatan Persaingan (Menurut Michael E. Porter)
Sumber: David (2006:130)
Adapun kekuatan persaingan tersebut adalah sebagai berikut: a. Persaingan antarperusahaan sejenis
Persaingan antarperusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan dapat berhasil hanya jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan jasa, memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan. Ketika persaingan antarperusahaan sejenis semakin intensif, laba
Produk Substitusi
Persaingan antarperusahaan
sejenis
Pemasok Pembeli
(44)
perusahaan menurun, dalam beberapa kasus bahkan membuat suatu industri menjadi sangat tidak menarik.
b. Ancaman produk substitusi
Persaingan tidak hanya datang dari produk sejenis melainkan dapat pula berasal dari produk yang tidak sejenis tetapi dapat memuaskan kebutuhan yang sama. Produk seperti ini disebut produk substitusi.
c. Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen
Ketika konsumen terkonsentrasi atau besar jumlahnya, atau membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar mereka menjadi kekuatan utama yang mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Kekuatan tawar menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli adalah produk standar atau tidak terdiferensiasi. Ketika kondisinya seperti ini, konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan paket aksesoris.
d. Kekuatan tawar menawar penjual/pemasok
Dalam hal ini pemasok dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang selama ini memperoleh input dari pemasok bila ketergantungan perusahaan kepada salah satu pemasok menjadi semakin besar dari waktu ke waktu. Dengan demikian pemasok dapat menetapkan berbagai syarat perdagangan yang menguntungkan pemasok.
e. Ancaman pesaing baru
Ketika perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke dalam industri tertentu, intensitas persaingan antarperusahaan meningkat. Perusahaan
(45)
baru kadang-kadang memasuki suatu bisnis dengan produk berkualitas lebih tinggi, harga lebih rendah, dan sumber daya pemasaran yang besar. Dengan demikian, tugas penyusun strategi adalah untuk mengidentifikasi perusahaan yang berpotensi masuk ke pasar, untuk memonitor strategi pesaing baru, untuk membuat serangan balasan apabila dibutuhkan, serta untuk memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada saat ini.
Hunger & Wheelen (2003:121) menambahkan analisis kebijakan pemerintahan dan kelompok berkepentingan dalam lingkungan eksternal ini. Analisis pemerintahan dan kelompok berkepentingan merupakan lingkungan yang memiliki pengaruh langsung terhadap perusahan karena perusahaan memiliki interaksi langsung dengan faktor di dalamnya.
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk merumuskan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam dan hasil dari penelitian ini lebih menekankan makna daripada generalisasi.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan.
3.3 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini dibagi dua, yaitu informan kunci dan informan utama. Penentuan informan kunci dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling tahu tentang yang diharapkan atau informan tersebut merupakan penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pemilik Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan yaitu Bapak Syamsul Bahri. Sedangkan penentuan informan
(47)
utama dilakukan secara aksidental yaitu penentuan informan secara kebetulan. Informan utama pada penelitian ini adalah pembeli yang berjumlah 5 orang.
3.4 Defenisi Konsep
Defenisi konsep pada penelitian ini adalah strategi bisnis. Menurut Solihin (2012:196), strategi bisnis merupakan strategi yang dibuat pada level unit bisnis dan strateginya lebih ditekankan untuk meningkatkan posisi bersaing produk atau jasa perusahaan di dalam suatu industri atau segmen pasar tertentu.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data. Penulis melakukan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data Primer
Pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data di lapangan mengenai objek penelitian dan data tersebut merupakan data yang belum diolah. Adapun teknik pengumpulan data primer yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap situasi sosial yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dialami Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan.
(48)
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada informan. Dalam penelitian ini, penulis melakukan tanya jawab dengan pemilik dan pembeli pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder menggunakan studi kepustakaan. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dan informasi melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, situs internet dan jurnal yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis SWOT. Menurut Rangkuti (2009) proses penyusunan perancanaan strategi dalam analisis SWOT melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Pengumpulan Data
Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian data. Pada tahap ini data dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal
(49)
diperoleh dari aspek pemasaran, aspek produksi/operasional dan aspek keuangan. Sementara data eksternal perusahaan adalah lingkungan industri yaitu mencakup persaingan dan kebijakan pemerintahan dan kelompok berkepentingan. Tahap ini dilakukan melalui matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) dan matriks External Factors Analysis Summary (EFAS).
a. Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS)
Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor internal, yakni kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS).
Tahapannya adalah:
a. Tentukan dan susunlahan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari 1 sampai dengan 4 (sangat baik). Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Jika kelemahan
(50)
perusahaan besar sekali nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan rendah nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.
Tabel 3.1
Matriks Internal Factors Analysis Summary (IFAS) Faktor-Faktor Strategi Internal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating (4) Komentar (5) KEKUATAN
1 0,00 0 0,00
2 0,00 0 0,00
3 0,00 0 0,00
4 0,00 0 0,00
5 0,00 0 0,00
KELEMAHAN
1 0,00 0 0,00
2 0,00 0 0,00
3 0,00 0 0,00
4 0,00 0 0,00
5 0,00 0 0,00
TOTAL 0,00 0 0,00
(51)
b. Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS)
Setelah terkumpulnya data, tahap selanjutnya adalah melakukan pembobotan dan peringkat sehingga ditemukan nilai dari masing-masing faktor eksternal, yakni peluang dan ancaman dengan menggunakan matriks External Factors Analysis Summary (EFAS).
Untuk mengembangkan matriks EFAS, harus ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tentukan dan susunlah faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya, yaitu jika nilai ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1 tetapi jika ancamannya sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
(52)
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
Tabel 3.2
Matriks External Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor-Faktor Strategi Eksternal (1) Bobot (2) Rating (3) Bobot x Rating (4) Komentar (5) PELUANG
1 0,00 0 0,00
2 0,00 0 0,00
3 0,00 0 0,00
4 0,00 0 0,00
5 0,00 0 0,00
ANCAMAN
1 0,00 0 0,00
2 0,00 0 0,00
3 0,00 0 0,00
4 0,00 0 0,00
5 0,00 0 0,00
TOTAL 0,00 0 0,00
(53)
2. Tahapan Analisis
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan, tahap selanjutnya adalah menggabungkan IFAS+EFAS yang bertujuan untuk melihat hasil sub total IFAS dan sub total EFAS. Bila dijumlahkan dan dibandingkan akan memberikan suatu alternatif bahwa analisis atau diagnosa ini benar-benar terkait dengan permasalahan yang terjadi. Penggabungan IFAS dan EFAS tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Analisis SWOT (IFAS+EFAS) Variabel Strength
(Kekuatan)
Bobot Weakness
(Kelemahan)
Bobot
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
Sub Total (A)
0,00 Sub Total (B) 0,00 Variabel Opportunity
(Peluang)
Bobot Threat
(Ancaman)
Bobot
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
Sub Total (C)
0,00 Sub Total (D) 0,00 Total S + O
Atau (A) + (C)
0,00 Total W + T Atau (B) + (D)
0,00
(54)
Hasil yang akan diperoleh adalah:
1. Bila S (A) + O (C) > W (B) + T (D) maka faktor strategis kekuatan dan peluang mendukung tercapainya jalan ke luar dari pokok permasalahan yang ada untuk mendapatkan rekomendasi yang diharapkan.
2. Bila S (A) + O (C) < W (B) + T (D) maka pokok masalah adalah kenyataan yang sebenarnya terjadi, yang memiliki kelemahan besar di samping tantangan atau ancaman yang dihadapi sangat besar. Tindak lanjut yang dilakukan adalah mencari alternatif lain untuk memperkuat variabel pengamatan atau strategi lainnya.
Secara lebih rinci, sub total dari masing-masing akan dimasukkan ke dalam Diagram SWOT untuk mengetahui posisi dan strategi apa yang akan diterapkan pada Rumah Makan Minang Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan. Adapun Diagram SWOT seperti yang terlihat pada Gambar 3.1.
(55)
Gambar 3.1 Diagram SWOT
Peluang
3. Strategi Turn-around 1. Strategi Agresif
Kelemahan Kekuatan
4. Strategi Defensit 2. Strategi Diversifikasi
Ancaman
Sumber: Rangkuti (2009)
Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy). Strategi ini didesain untuk mencapai pertumbuhan baik dari penjualan, aset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah
(56)
kualitas produk atau jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas.
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangar besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
3. Tahap Pengambilan Keputusan
Pada tahap pengambilan keputusan akan digunakan Matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan sesuai dengan posisi perusahaan yang telah digambarkan pada Diagram SWOT. Adapun Matriks SWOT seperti yang terlihat pada Tabel 3.4.
(57)
Tabel 3.4 Matriks SWOT
Sumber:Rangkuti (2009) IFAS EFAS
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
OPPORTUNIES (O) STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang meminimalakan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
TREATHS (T) STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
(58)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan merupakan usaha keluarga dan tidak berbadan hukum milik Bapak Syamsul Bahri yang didirikan pada tahun 2011. Sebelum rumah makan ini berdiri, pemilik sudah pernah menjalankan usaha rumah makan dengan nama yang sama yang terletak di Jl. Iskandar Muda No. 26, Medan. Akan tetapi, usaha ini mengalami kebangkrutan dikarenakan tingginya harga sewa bangunan.
Keputusan untuk mendirikan rumah makan di Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan ini diambil oleh pemilik setelah melihat daerah Padang Bulan semakin ramai sejak didirikannya pusat pembelanjaan mahasiswa yakni Pajak USU yang sering disebut “PAJUS”. Selain karena melihat peluang tersebut, keputusan membangun rumah makan ini didukung oleh ketertarikan pemilik pada usaha kuliner.
Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan beroperasi 12 jam, yakni mulai pukul 09.00 WIB – 21.00 WIB. Rumah makan ini mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya pada awal kegiatan operasionalnya. Pengunjung yang datang ke rumah makan ini juga tidak ramai, sementara pemilik harus membayar pinjaman kredit ke Bank.
(59)
Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan tetap bertahan dalam menjalankan usaha rumah makan ini. Setelah mengalami masa sulit pada awal berdiri, akhirnya pada bulan keenam rumah makan ini mulai merasakan keuntungan usaha.
Rumah makan ini merupakan bangunan sewaan yang memiliki luas 70 m2 dan didirikan dengan investasi awal Rp. 50.000.000,00 (Lima puluh juta rupiah) dimana modal tersebut merupakan pinjaman dari bank. Tenaga kerja mayoritas anggota keluarga pemilik dan pekerja bukan keluarga hanya berjumlah 2 (dua) orang. Omset Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan dalam satu hari berkisar Rp. 1.600.000.00 (Satu juta enam ratus ribu rupiah) dengan laba bersih per bulan sekitar Rp. 5.000.000,00 (Lima juta rupiah).
Visi
“Memperoleh keuntungan dan mengembangkan usaha demi mensejahterakan kehidupan keluarga”.
Misi
Meningkatkan volume penjualan dengan menyediakan hidangan bercitrarasa tinggi serta memberikan kualitas pelayanan yang terbaik.
(60)
Pemilik dan Bag. Keuangan
(Syamsul Bahri)
Tukang Cuci (Nenek Ani) Koki
(Nur Hasanah) Pelayan
(Pak Man, Nova) 4.1.2 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan bagian penting dalam penyelenggaraan kegiatan suatu organisasi, sebab dalam struktur organisasi terdapat pendelegasian wewenang setiap individu demi pencapaian tujuan. Adapun struktur organisasi yang terdapat pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan
(61)
4.1.3 Deskripsi Jabatan
Berikut ini merupakan deskripsi kerja masing-masing bagian yang ada di Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan antara lain sebagai berikut:
1. Pemilik dan Bag. Keuangan
a. Memimpin dan mengelola usaha rumah makan b. Berbelanja kebutuhan bahan baku
c. Melakukan transaksi pembayaran
d. Menghimpun segala pemasukan dan pengeluaran e. Menggaji pekerja
f. Turut melayani pembeli apabila terjadi lonjakan pembeli 2. Pelayan
a. Menyediakan makanan dan minuman yang dipesan tamu b. Memungut piring dan gelas kotor yang telah digunakan c. Membersihkan meja
d. Membersihkan ruangan 3. Koki
a. Memasak menu makanan
b. Melaporkan kebutuhan bahan baku kepada pemilik 4. Tukang Cuci
(62)
4.2 Penyajian Data
Berikut ini adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara yang terdiri dari aspek pemasaran, aspek produksi/operasional, aspek keuangan, aspek persaingan dan aspek kebijakan pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan, yaitu:
1. Aspek Pemasaran a. Lokasi strategis
Rumah Makan Minang Setia berlokasi di Jl. Jamin Ginting No.326, Medan. Rumah makan ini memiliki lokasi yang strategis karena bangunannya berada di jalan lintas yang dilalui baik kendaraan umum maupun pribadi. Daerah ini juga merupakan daerah padat penduduk baik dari penduduk tetap maupun penduduk sementara, yaitu anak kos. Selain itu lokasi ini dekat dengan pusat perbelanjaan mahasiswa yakni Pajak USU, beberapa sekolah dan tempat ibadah.
b. Harga kompetitif
Harga makanan yang ditawarkan di rumah makan ini mulai dari harga Rp 6.000,00 – Rp 15.000,00. Sedangkan harga minuman berkisar Rp. 1.000,00 - Rp 3.000,00. Harga tersebut kompetitif dengan rumah makan minang sederhana pada umumnya dan juga kompetitif dengan harga makanan yang ditawarkan di sekitar lokasi. Penentuan harga berdasarkan pertimbangan bahan baku ditambahkan 20% - 25% laba.
(63)
c. Tidak melakukan pemotongan harga
Rumah makan ini tidak melakukan pemotongan harga karena harga yang ditawarkan sesuai dengan kantong pelajar/mahasiswa dan pekerja PAJUS yang merupakan target pasar.
d. Fasilitas memadai
Rumah makan ini memiliki fasilitas yang umum dimiliki oleh rumah makan, yaitu 1 buah kamar mandi, ketersediaan 24 bangku dan 6 meja, 1 buah televisi dan 2 buah kipas angin. Semua fasilitas tersebut dalam kondisi baik. Fasilitas itu dianggap memadai sebab mayoritas pembeli melakukan pembelian nasi bungkus (tidak makan ditempat usaha).
e. Variasi menu sedikit
Rumah makan ini menyajikan 22 jenis menu makanan utama yang merupakan olahan dari daging sapi, ayam, ikan, cumi-cumi, udang, telur dan empela. Adapun jenis makanan tersebut adalah rendang, ayam rendang, ayam sambel, ayam gulai, ayam goreng, ayam bakar, ikan kakap sambel, ikan tongkol sambel. Ikan lele sambel ijo, ikan tongkol gulai, ikan kakap gulai, ikan tongkol tauco, ikan asam tongkoh padeh, lele bakar, lele goreng, cumi tauco, udang bakar, empela sambal, empela gulai, telor bulat, telur dadar, telor matasapi. Sedangkan untuk menu minuman, rumah makan ini hanya menyediakan air putih, es kosong, teh tong, teh manis hangat dan teh manis dingin.
(64)
f. Pengunjung rumah makan merupakan orang yang mengetahui keberadaan lokasi
Penggunjung rumah makan ini mayoritas penjual di Pajak USU, pelajar, anak kos yang berada di sekitar lokasi. Promosi yang dilakukan hanya dengan penggunaan spanduk di depan rumah makan. Rata-rata pengunjung per harinya sekitar 200 orang dengan tingkat kunjungan tertinggi terjadi pada pukul 12.00 WIB – 14.00 WIB.
g. Kemasan standar
Bungkusan nasi pada rumah makan ini tidak mencantumkan nama usaha. Bungkusan hanya berupa kertas polos saja seperti bungkusan nasi pada umumnya. Akan tetapi kotak nasi dicetak dengan mencantumkan nama usaha. Hal itu dikarenakan pencetakan bungkus dan kotak kemasan memerlukan biaya tambahan.
2. Aspek Produksi/Operasional a. Makanan berkualitas
Rumah makan ini memiliki resep tersendiri, yakni resep yang diperoleh dari orang tua pemilik yang dahulu juga menjual makanan khas Minang. Untuk menjaga rasa yang dihasilkan, pemilik memilih bahan baku yang berkualitas baik agar tidak mengecewakan pelanggan. Sebab apabila pelanggan kecewa, sangat kecil kemungkinan mereka akan datang untuk membeli makanan di rumah makan ini lagi. Menurut informan utama yakni para pembeli, kualitas rasa masakan baik untuk standar cita rasa makanan rumah minang sederhana
(65)
b. Bahan baku memadai
Pemilik memenuhi segala kebutuhan akan bahan baku masakan dan minuman sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar. Pemilik berbelanja kebutuhan akan pasokan bahan baku setiap hari. Pemilik memasok sekitar 15kg ayam, 2 ekor ikan tongkol, 1 ekor kakap dan 1 ekor lele, telur, sayuran dan bumbu dapur lainnya per hari.
c. Peralatan memadai dan dalam kondisi baik
Peralatan memasak dan peralatan makan yang dimiliki rumah makan memadai dari kuantitas dan fungsinya. Seluruh peralatan yang dipergunakan dalam kondisi baik. Pihak rumah makan melakukan perawatan peralatan dengan baik.
d. Pekerja memiliki keahlian dimana koki pada rumah makan ini adalah istri dari pemilik. Pemilik dan istrinya mulai terjun di usaha rumah makan khas Minang sejak tahun 1992. Pemilik juga memperkenalkan dan melibatkan anaknya dalam membantu menyajikan makanan. Pak Man selaku pelayan juga memiliki pengalaman sebab dahulunya Pak Man juga pengelola rumah makan.
e. Pekerja bekerja sesuai dengan job description masing-masing. f. Pelayanan pelanggan baik
Pelayan cukup ramah menanggapi pesanan pelanggan. Selain itu penyajian makanan baik makan di tempat maupun bungkus juga cepat dikarenakan makanan telah siap dan tersedia di etalase dan pelayan yang memiliki kecekatan. Sedangkan untuk penyajian minuman juga cepat dikarenakan
(66)
jenis minuman tergolong praktis dan pihak rumah makan melakukan stok teh dalam wadah. Sementara itu, keluhan pelanggan juga langsung ditanggapi. g. Kurangnya disiplin pekerja
Pekerja terkadang datang terlambat ke lokasi usaha dan kerap kali memperpanjang sendiri waktu berliburnya.
3. Aspek Keuangan a. Modal minim
Modal utama dalam menjalankan usaha ini diperoleh dari pinjaman ke bank. Keuntungan dari hasil penjualan yang diperoleh masih terbengkalai dengan pelunasan kredit bank per bulannya.
b. Manajemen keuangan lemah
Rumah makan ini tidak memiliki laporan keuangan. Hasil penjualan hanya dikumpulkan lalu dipergunakan. Pemilik tidak membagi keuntungan untuk kebutuhan usaha dan kebutuhan pemenuhan hidup keluarga secara tertulis. Hal itu mengakibatkan sulit untuk melihat presentase perkembangan yang dialami rumah makan ini.
4. Aspek Persaingan
a. Tidak ada usaha sejenis di sekitar lokasi
Di sekitar lokasi rumah makan ini, yakni sekitaran Pajak USU tidak ada rumah makan khas Minang lain.
(67)
b. Banyak barang substitusi di sekitar lokasi
Di sekitar lokasi rumah makan ini berdiri pusat perbelanjaan mahasiswa yakni PAJUS yang banyak ditemui penjual jajanan dan aneka makanan seperti nasi goreng, dan aneka mi. Disebelah Pajak USU juga terdapat rumah makan yang bernama Ayam Penyet Jakarta.
c. Kekuatan tawar menawar pembeli rendah
Meski membeli dengan jumlah banyak, akan tetapi pembeli tidak melakukan negosiasi penurunan harga. Hal itu disebabkan karena harga yang ditawarkan terjangkau. Selain itu, rendahnya daya tawar pembeli juga disebabkan karena produk yang ditawarkan rumah makan ini adalah menu khas Minang yang berbeda dengan dengan produk makanan lain yang ditawarkan pesaing di sekitar lokasi, yaitu Pajak USU.
d. Kekuatan tawar menawar pemasok rendah
Rumah makan ini memenuhi kebutuhan bahan baku di Pasar Sentral. Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku, pengelola memiliki pemasok langganan. Akan tetapi pemasok tidak menawarkan harga tinggi yang mengguntungkan pihak pemasok. Hal ini dikarenakan tersedianya alternatif pemasok lain di Pasar Sentral dalam jumlah besar.
e. Tingginya ancaman pesaing baru
Pajak USU semakin berkembang dengan didirikannya PAJUS Telkomsel. Membangun usaha di Pajak USU tidak sulit, cukup dengan melakukan kontrak dan transaksi penyewaan tempat kepada pihak pemilik. Hal ini membuat kecilnya hambatan masuk dalam industri yang merupakan ancaman
(68)
bagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan karena akan menambah banyaknya pesaing dan dikuatirkan antusias masyarakat akan tempat baru akan mengancam berjalannya usaha.
5. Aspek Kebijakan
a. Harga bahan baku meningkat
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memicu peningkatan harga bahan baku.
b. Harga sewa bangunan meningkat
Harga sewa bangunan mengalami peningkatan dimana awalnya Rp. 16.000.000,00/tahun menjadi Rp 18.000.000,00/tahun.
c. Rumah makan melakukan peminjaman kredit ke bank
Rumah makan ini melakukan peminjaman kredit ke bank BRI sejumlah Rp. 50.000.000,00 dalam tempo waktu pelunasan 2 (dua) tahun dalam menjalankan usaha mereka. Setiap bulannya pemilik membayarkan Rp. 2.800.000,00 ke pihak Bank.
d. Saat ini banyak bank yang menawarkan kredit bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan suku bunga bersaing. Pemilik sudah melakukan survei terhadap 2 (dua) bank untuk melakukan pinjaman kredit. Pemilik memutuskan untuk menggunakan kredit BRI (Bank Rakyat Indonesia) karena selain suku bunga yang ditawarkan bank BRI tergolong rendah, syarat melakukan pinjaman pun tidak terlalu merepotkan.
(69)
4.3 Analisis Data
Untuk mengetahui situasi dan kondisi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan dilakukan dengan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) sedang faktor eksternal yaitu peluang (opportunity) dan ancaman (threat).
Faktor Internal Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada di dalam Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan yang mencakup kekuatan dan kelemahan ditinjau dari aspek pemasaran, aspek produksi/operasional dan aspek keuangan. Adapun faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1
Faktor Internal Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan
Kekuatan Kelemahan
Aspek Pemasaran 1. Lokasi strategis 2. Harga kompetitif 3. Fasilitas memadai
Aspek Pemasaran 1. Promosi kurang 2. Variasi menu sedikit
Aspek Produksi/Operasional 1. Makanan berkualitas
2. Ketersediaan bahan baku dan peralatan
3. SDM berkualitas ditinjau dari kecakapan bekerja dan sikap melayani tamu
Aspek Produksi/Operasional 1. Kurangnya disiplin karyawan
(70)
Aspek Keuangan 1. Modal minim
2. Manajemen keuangan lemah Sumbet: Hasil Penelitian, 2013
Faktor-faktor tersebut kemudian dimasukkan kedalam matriks IFAS untuk mendapatkan rating dan bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan suatu faktor dibanding faktor lainnya. Adapun matriks pembobotan IFAS dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Matriks IFAS
(Internal Factors Analysis Summary)
Faktor-Faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Strengths (S) Aspek Pemasaran
-Lokasi strategis 0,13 4 0,52
-Harga kompetitif 0,10 3 0,30
-Fasilitas memadai 0,05 3 0,15
Aspek Produksi/Operasional
-Makanan berkualitas 0,10 3 0,30
-Ketersediaan bahan baku dan peralatan
0,09 3 0,27
-SDM berkualitas 0,07 3 0,21
Sub Total 0,54 1,75
Weakness (W) Aspek Pemasaran
-Promosi kurang 0,09 1 0,09
-Variasi menu sedikit 0,08 2 0,16
Aspek Keuangan
-Modal minim 0,15 2 0,30
-Manajemen keuangan lemah 0,07 1 0,07
Aspek Produksi/Operasional
(71)
Sub Total 0,46 0,76
TOTAL 1,00 2,51
Sumber: Hasil Penelitian, 2013
Dari hasil analisis pada matriks IFAS, faktor strength mempunyai sub total 1,75 sedangkan weakness mempunyai sub total 0,76.
Faktor Eksternal Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada di luar perusahaan yang mencakup peluang dan ancaman ditinjau dari aspek persaingan dan aspek kebijakan. Adapun peluang dan ancaman pada Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Faktor Eksternal Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326, Medan
Peluang Ancaman
Aspek Persaingan
1. Tidak ada usaha sejenis di sekitar lokasi usaha
2. Rendahnya daya tawar menawar pembeli
3. Rendahnya daya tawar pemasok
Aspek persaingan
1. Banyaknya barang substitusi 2. Tingginya ancaman pesaing baru
Aspek Kebijakan
1. Penawaran kredit bank dengan harga bersaing
2. Kemudahan melakukan pinjaman ke bank
Aspek Kebijakan
1. Meningkatnya harga bahan baku 2. Meningkatnya harga sewa
bangunan Sumber: Hasil Penelitian, 2013
(1)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis akan mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi pengembangan bisnis yang sesuai bagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan adalah strategi agresif yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
2. Kendala terbesar pihak Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan dalam mengembangkan usahanya adalah keterbatasan dari segi keuangan. Akan tetapi, kendala tersebut dapat diatasi dengan memanfaatkan peluang yang ada, yaitu melakukan pinjaman ke Bank.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, yaitu sebagai berikut:
(2)
d. Membangun plakat yang mengarah ke badan jalan e. Melakukan perbaikan layout rumah makan
f. Meningkatkan mutu masakan
g. Menjalin hubungan yang baik kepada pemasok
h. Menciptakan menu baru yang lebih variatif dan inovatif
i. Meningkatkan pengetahuan pengelolaan makanan bagi juru masak 2. Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No. 326, Medan hendaknya
mengelola keuangan dengan sistem manajemen keuangan yang akuntabel. 3. Penelitian ini hendaknya dapat dilanjutkan lagi oleh pihak-pihak lain secara
lebih mendalam terkait dengan pengembangan bisnis dengan analisis yang lebih komprehensif untuk membantu terciptanya alternatif strategi pengembangan bisnis khususnya di bidang kuliner/rumah makan.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada David, Fred R. 2006. Manajemen Strategis Konsep. Jakarta: Salemba Empat Hariwijaya, Indi. 2006. Rahasia Sukses Bisnis Makanan.Yogyakarta: Oryza Hunger, J. David & Wheelen, Thomas L. 2003. Manajemen Strategis.Yogyakarta:
Andi
Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga
Marsum. 2005. Restoran dan segala permasalahannya. Yogyakarta: Andi
Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Solihin, Ismail. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Solihin, Ismail. 2008. Memahami Business Plan. Jakarta: Salemba Empat Solihin, Ismail. 2012.Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta
Torsina,M. 2000. Usaha Restoran Yang Sukses. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, Kelompok Gramedia
(4)
Jurnal
Akhmad Khairil Nugraha. 2012. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Melalui SWOT dalam Usaha Pengembangan Bisnis Ritail Butik Toko Amethyst Ungu Bandung 2013 pukul 21.10 WIB)
Alfi Amalia. 2012. Analisis Strategi Pengembangan UKM Batik Semarang di Kota Semarang 2013 pukul 20.06 WIB)
Latifa Annisa. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru, Kabupaten Padeglang, Provinsi Banten. (diakses pada 17 April 2013 pukul 20.00 WIB)
Pretty Elisabeth. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor). Puji Maulana. 2012. Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Melalui
Pendekatan SWOT dalam Upaya Pengembangan Bisnis di Rumah Makan Khas Sunda Pak H. Ihin Jl. Raya Puncak KM 92 Cipanas Cianjur.
Web
pada 29 April 2013 pukul 22.15 WIB)
12.00 WIB)
(5)
DAFTAR ISTILAH
Analisis SWOT (Strength, Weakness, Oppotunity and Treat)
Analisis SWOT adalah salah satu alat analisis situasional dalam melakukan formulasi strategi dengan melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan.
Bauran pemasaran
Bauran pemasaran menunjukkan kombinasi tertentu variabel-variabel kunci di bawah pengawasan perusahaan yang dapat dipakai untuk mempengaruhi permintaan dan memperoleh keunggulan kompetitif. Variabel-variabel tersebut sering disebut 4P, yaitu Product (produk), Price (harga), Promotion (promosi) dan Place (tempat).
EFAS (External Factors Analysis Summary)
EFAS merupakan peninjauan terhadap faktor-faktor yang berada di luar perusahaan yang akan berpengaruh terhadap formulasi strategi perusahaan. Matriks EFAS akan menunjukkan bobot serta peringkat untuk masing-masing faktor yang mencerminkan tingkat kepentingan suatu faktor dibanding faktor
(6)
Matriks IFAS akan menunjukkan bobot serta peringkat untuk masing-masing faktor yang mencerminkan tingkat kepentingan suatu faktor dibanding faktor lainnya.
Strategi Defensif
Strategi defensif adalah penerapan strategi yang bertujuan untuk bertahan. Strategi ini dapat diterapkan dengan melakukan penghematan biaya, menjual suatu divisi ataupun menjual semua aset.
Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi adalah penerapan strategi dengan melakukan penganekaragaman baik dari segi produk maupun jasa baru.
Strategi Integrasi
Strategi integrasi adalah penerapan strategi dengan melakukan pembauran baik dengan distributor, pemasok atau pesaing.
Srategi Intensif
Strategi intensif adalah penerapan strategi dengan melakukan kegiatan secara sungguh-sungguh dan terus menerus sehingga memperoleh hasil yang optimal. Strategi ini dipilih untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan.