commit to user 17
2. Misi DPPKA Surakarta
Misi DPPKA Surakarta adalah sebagai berikut: 1
Menggali sumber pajak dan retribusi tiada henti. 2
Meningkatkan pendapatan daerah tiada kenal menyerah. 3
Mengutamakan kualitas pelayanan ketertiban.
B. Latar Belakang Masalah
Dalam era demokrasi saat ini penyelenggaraan pemerintahan daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya, disertai
dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara. Pelaksanaan
otonomi daerah otda dicanangkan oleh pemerintah pusat tanggal 1 Januari 2001. Tujuan umum otonomi daerah adalah untuk menghilangkan berbagai
perasaan ketidakadilan pada masyarakat daerah, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan demokratisasi diseluruh
lapisan masyarakat di daerah Mubyarto, 2001:187. Dengan pelaksanaan otonomi daerah memacu setiap daerah untuk meningkat pendapatan daerah
sampai mencapai titik optimal guna membiayai pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah daerah.
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DPPKA Kota Surakarta merupakan instansi pemerintah yang memberikan pelayanan yang
berfungsi sebagai pengelola sumber pendapatan daerah yang bertugas memantau penerimaan pendapatan daerah berupa pajak dan retribusi.
commit to user 18
Pendapatan tersebut merupakan salah satu jenis pajak negara yang pemungutannya dilakukan daerah, sehingga hasil pemungutannya diserahkan
kepada Pemerintah Daerah Kota Surakarta dan dijadikan Pendapatan Asli Daerah.
Pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Mohammad Zain, 2007:13.
Salah satu jenis pajak daerah adalah pajak hotel. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2002 tentang Pajak Hotel, yang dimaksud dengan
pajak hotel adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan hotel. Salah satu objek pajak hotel adalah fasilitas penginapan. Rumah kos dalam hal ini
dikategorikan sebagai fasilitas penginapan, sehingga rumah kos di pungut pajak dengan ketentuan jumlah kamar 10 sepuluh atau lebih. Tarif yang
dikenakan sebesar 5 dari jumlah pembayaran. Pemungutan pajak hotel kategori rumah kos menggunakan Self Assessment System. Self Assessment
System yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak terutang Mardiasmo,
2008:7. Di Kecamatan Jebres terdapat universitas negeri yang terkenal yaitu
Universitas Sebelas Maret, rumah sakit, dan pabrik sehingga menyebabkan
commit to user 19
banyaknya rumah kos yang didirikan di Kecamatan Jebres. Dengan asumsi prospek ke depan yang sangat menjanjikan menjadikan pertumbuhan
pembangunan rumah kos terus meningkat. Hal ini seharusnya meningkatkan pendapatan daerah. Akan tetapi, pada kenyataannya penerimaan dari pajak
hotel kategori rumah kos di wilayah Kecamatan Jebres masih di bawah target yang ditetapkan.
Oleh karena itu, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta selaku perangkat daerah yang bertanggung jawab atas pengelolaan
pajak hotel kategori rumah kos, khususnya Kecamatan Jebres perlu mengupayakan optimalisasi dalam pemungutan guna mencapai target yang
telah ditetapkan. Besar kecilnya penerimaan pendapatan pajak daerah terutama pajak hotel kategori rumah kos di wilayah Kecamatan Jebres
tergantung dari mekanisme pemungutannya .
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui lebih dalam dengan membuat Tugas Akhir
yang berjudul: “EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL KATEGORI RUMAH KOS
DI WILAYAH KECAMATAN JEBRES .”
C. Perumusan Masalah