57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Dibentuknya Daftar Efek Syariah Dalam rangka pengembangan pasar modal syariah di Indonesia, Bapepam-
LK telah melakukan terobosan baru. Dimulai dari permintaan pasar yang cukup banyak, baik di dalam maupun di luar negeri. Indonesia sebagai negara yang
memiliki potensi yang cukup bagus dalam hal ini berupaya untuk turut berpartisipasi mengambil bagian dari berkembangnya ekonomi syariah. Oleh
karena itu, pihak regulator melakukan inisiasi dengan membuat pasar modal syariah di Indonesia dan resmi diluncurkan tanggal 14 Maret 2003.
Pasar modal syariah di Indonesia identik dengan Jakarta Islamic Index JII, dimana JII hanya memiliki 30 saham syariah saja. Namun, efek syariah yang
terdapat di pasar modal syariah tidak hanya berjumlah 30 saham saja yang menjadi konstituen JII melainkan terdiri dari berbagai macam jenis efek. Hal
tersebut semakin terlihat jelas setelah Bapepam-LK mengeluarkan Daftar Efek Syariah DES pada 12 September 2007.
Berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX A.13 tentang penerbitan Efek Syariah, khususnya ayat 1.b, yang dimaksud dengan efek syariah adalah efek
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan kegiatan usaha yang menjadi landasan
penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Dalam peraturan yang sama, khususnya ayat 1.c dijelaskan juga pengertian dari
prinsip-prinsip syariah di pasar modal yaitu prinsip-prinsip hukum islam dalam
58 kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa DSN-MUI sepanjang fatwa
dimaksud tidak bertentangan dengan peraturan ini dan peraturan Bapepam-LK yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI.
Dalam menentukan efek syariah, Bapepam-LK di bantu oleh DSN-MUI. Kerjasama antara Bapepam-LK dan DSN-MUI dimaksudkan agar penggunaan
prinsip-prinsip syariah di pasar modal dalam melakukan seleksi efek yang memenuhi kriteria syariah dapat lebih optimal, mengingat DSN-MUI merupakan
satu-satunya lembaga di Indonesia yang mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan fatwa yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi syariah di
Indonesia. 2. Karakteristik Daftar Efek Syariah DES
Daftar Efek Syariah DES adalah kumpulan Efek yang tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan oleh Bapepam-
LK atau Pihak yang disetujui Bapepam-LK. DES tersebut merupakan panduan investasi bagi Reksa Dana Syariah dalam menempatkan dana kelolaannya serta
juga dapat dipergunakan oleh investor yang mempunyai keinginan untuk berinvestasi pada portofolio Efek Syariah.
DES yang diterbitkan Bapepam- LK dapat dikategorikan menjadi 2 jenis yaitu:
a. DES Periodik DES Periodik merupakan DES yang diterbitkan secara berkala yaitu pada
akhir Mei dan November setiap tahunnya. DES Periodik pertama kali diterbitkan Bapepam-LK pada tahun 2007.
59 b. DES Insidentil
DES insidentil merupakan DES yang diterbitkan tidak secara berkala. DES Insidentil diterbitkan antara lain yaitu:
1 penetapan saham yang memenuhi kriteria efek syariah syariah bersamaan dengan efektifnya pernyataan pendaftaran Emiten yang
melakukan penawaran umum perdana atau pernyataan pendaftaran Perusahaan Publik.
2 penetapan saham Emiten dan atau Perusahaan Publik yang memenuhi kriteria efek syariah berdasarkan laporan keuangan
berkala yang disampaikan kepada Bapepam-LK setelah Surat Keputusan DES secara periodik ditetapkan.
Efek yang dapat dimuat dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Bapepam- LK meliputi:
1. Surat berharga syariah yang diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia; 2. Efek yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang
menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah sebagaimana tertuang dalam
anggaran dasar; 3. Sukuk yang diterbitkan oleh Emiten termasuk Obligasi Syariah yang telah
diterbitkan oleh Emiten sebelum ditetapkannya Peraturan ini; 4. Saham Reksa Dana Syariah;
5. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Syariah; 6. Efek Beragun Aset Syariah;
60 7. Efek berupa saham, termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu
HMETD syariah dan Waran syariah, yang diterbitkan oleh Emiten atau Perusahaan Publik yang tidak menyatakan bahwa kegiatan usaha serta cara
pengelolaan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah, sepanjang Emiten atau Perusahaan Publik tersebut:
a. tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam angka 1 huruf b Peraturan Nomor IX.A.13;
b. memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut: i.
total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total asset tidak lebih dari 45 empat puluh lima per seratus;
ii. total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan usaha revenue dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10 sepuluh per
seratus; 8. Efek Syariah yang memenuhi Prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yang
diterbitkan oleh lembaga internasional dimana Pemerintah Indonesia menjadi salah satu anggotanya; dan
9. Efek Syariah lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dimana
pengambilan sampel ditentukan dengan teknik purposive sampling method. Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Memiliki keterangan waktu yang jelas mengenai kapan perusahaan melakukan merger.
61 b. Tidak melakukan kegiatan merger lebih dari satu kali selama
periode pengamatan, yaitu selama 2 tahun sebelum dan 2 tahun setelah merger.
c. Menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama tiga tahun sebelum merger serta lima tahun setelah merger dengan periode
berakhir per 31 Desember. Kemudian diperoleh 5 lima perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai
sampel dalam penelitian ini. Perusahaan tersebut adalah: 1. PT Indonesian Paradise Property Tbk.
2. PT Island Concepts Indonesia Tbk. 3. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
4. PT Holcim Indonesia Tbk. 5. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk.
B. Analisis Data 1. Statistik Deskriptif