28
C. Kinerja Keuangan
Salah satu cara untuk menilai keberhasilan yang terjadi setelah perusahaan melakukan penggabungan usaha biasanya adalah dengan melihat pada kinerja
keuangan perusahaan. Dimana kondisi dan posisi perusahaan akan mengalami perubahan, dan hal ini tercermin dalam pelaporan keuangan perusahaan.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-
aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar, seperti dengan membuat laporan keuangan yang memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK Standar
Akuntansi Keuangan atau GAAP General Accepted Accounting Principle dan lainnya.
41
Menurut Irham Fahmi, secara umum ada 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan, yaitu:
1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan dengan tujuan agar laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan perhitungan untuk memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh Dari hasil hitungan yang diperoleh, kemudian dilakukan perbandingan.
Metode yang
paling umum
dipergunakan untuk
melakukan perbandingan ada dua, yaitu:
a. Time series analysis yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.
41
I rham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Bandung: Alfabeta, Cetakan kedua 2012, h. 239.
29 b. Cross section approach yaitu melakukan perbandingan terhadap
hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang
sejenis yang dilakukan secara bersamaan. 4. Melakukan penafsiran interpretation terhadap berbagai permasalahan
yang ditemukan, tahap ini dilakukan untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan
tersebut. 5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah solution terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan, agar apa yang menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.
Menurut Payamta dan Setiawan kinerja merupakan hasil nyata yang dicapai yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan dalam suatu perusahaan.
Pengukuran kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan ataupun return saham. Informasi rasio keuangan bersumber pada laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan.
42
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan
sebagai gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan tersebut.
43
Menurut Farid dan Siswanto mengatakan “laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk
42
Putri Novaliza dan Atik Djajanti
, “
Analisis Pengaruh Merger Dan Akuisisi Terhadap Kinerja Perusahaan Publik Di Indonesia Periode 2004 - 2011 Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol.
1 No. 1 September 2013, hlm. 3.
43
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Bandung: Alfabeta, Cetakan kedua 2012, h. 2
30 membuat keputusan ekonomi yang bersifat finansial”.
44
Sedangkan Munawir mangatakan “laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan”.
45
Sofyan Assauri mengatakan “laporan keuangan merupakan laporan
pertanggungjawaban mana jemen sumber daya yang dipercayakan kepadanya”. Ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Farid Harianto dan Siswanto Sudomo yakni “laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya”. Pihak manajemen memegang peran penting dalam
membuat laporan keuangan untuk dapat dipahami oleh pihak yang berkepentingan. Ini ditekankan lebih lanjut oleh Sofyan Assauri bahwa “dalam
laporan keuangan terdapat informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan”.
46
Laporan keuangan tersebut adalah laporan posisi keuangan neraca dan laporan labarugi, laporan posisi keuangan neraca sering disebut sebagai potret
perusahaan, yaitu merupakan laporan akuntansi yang menunjukan posisi aset, liabilitas dan ekuitas pada akhir suatu periode sedangkan laporan labarugi yaitu
merupakan laporan akuntansi yang menunjukkan kinerja operasional perusahaan selama satu periode.
47
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan maka secara umum perlu dilakukan analisis terhadap laporan keuangan, yang menurut Brigham dan
44
Ibid, h. 2
45
Ibid, h. 2
46
Ibid, h. 2
47
Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta: Salemba Empat, 2012, h. 62-63
31 Houston mencakup 1 pembandingan kinerja perusahaan dengan perusahaan lain
dalam industri yang sama dan 2 evaluasi kecenderungan posisi keuangan perusahaan sepanjang waktu. Laporan keuangan perusahaan melaporkan baik
posisi perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode yang lalu.
48
Secara teori, setelah perusahaan melakukan merger ukuran perusahaan dengan sendirinya akan bertambah besar karena aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan telah digabung dan kinerja pascamerger seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger. Kinerja keuangan perusahaan yang
melakukan merger dapat dinilai dan diukur dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio dapat dipahami sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah
dengan jumlah yang lainnya. Menurut Joel G. Sieg el dan Jae K. Shim “merupakan
hubungan satu jumlah dengan jumlah lainnya. Dimana dikemukakan oleh Agnes Sawir “perbandingan tersebut dapat memberikan gambaran relatif tentang kondisi
keuangan dan prestasi perusahaan”.
49
Untuk dapat melakukan analisis rasio perlu dilakukan perhitungan rasio- rasio keuangan dari angka-angka yang ada pada laporan keuangan. Setiap angka
rasio mencerminkan suatu aspek tertentu dari perusahaan. Sehingga dari sebuah laporan keuangan sangat bisa dibuat angka rasio yang beragam. Berdasarkan
sumber analisis rasio keuangan dapat dibedakan menjadi:
48
Tri Andi Kurniawan, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2003-2007,
Universitas Diponegoro, Semarang, 2011
49
Irham Fahmi, Analisis Kinerja Keuangan Panduan bagi Akademisi, Menejer dan Investor untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan, Bandung: Alfabeta, 2011,
h. 44
32 1. Perbandingan internal Time Series Analysis yaitu perbandingan
rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. 2. Perbandingan
eksternal Cross
Sectional Approach
yaitu membandingkan rasio-rasio finansial antar perusahaan satu dengan
perusahaan yang lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan atau membandingkan dengan rasio rata-rata industri pada saat yang sama.
50
Adapun jenis-jenis rasio keuangan diantaranya:
a. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas liquidity ratio adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara tepat waktu. Rasio likuiditas
secara umum ada empat, yaitu current ratio, quick ratio, cash flow liquidity ratio dan net working capital.
1 Current Ratio Current ratio atau rasio lancar adalah ukuran yang umum digunakan
atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan memenuhi kebutuhan hutang ketika jatuh tempo.
2 Quick Ratio Quick ratio acit test ratio sering disebut dengan istilah rasio cepat.
Rasio cepat adalah ukuran uji solvensi jangka pendek yang lebih teliti dari pada rasio lancar karena pembilangnya mengeliminasi persediaan
50
Ahmad Zuliansyah, Manajemen Keuangan , Sukarame: Fakultas Syari’ah IAIN Raden
Intan Lampung, 2014, h. 43-44
33 yang dianggap aktiva lancar yang sedikit tidak likuid dan kemungkinan
menjadi sumber kerugian.
3 Cash Flow Liquidity Ratio Cash flow liquidity ratio atau disebut juga dengan rasio likuiditas arus
kas. Adalah kemampuaan membayar hutang jangka pendek dengan kas dan efek yang dimiliki perusahaan.
Keterangan: Cash
: Kas. Commercial Paper
: Surat berharga Efek CFO
: Cash Flow from Operating Activities Arus kas dari aktivitas
operasi
4 Net Working Capital Net working capital ratio atau rasio modal kerja bersih. Modal kerja
merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan.
b. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage hutang ekstrem yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat hutang yang tinggi dan
sulit untuk melepaskan beban hutang tersebut. Rasio leverage secara umum ada tujuh yaitu: debt to total assets atau debt ratio, debt to equity ratio, times interest
34 earned, cash flow coverage, long-term debt to total capitalization, fixed charge
coverage, dan cash flow adequancy. 1 Debt to Total Assets atau Debt Ratio
Debt to total assets atau debt ratio disebut juga sebagai rasio yang melihat perbandingan utang perusahaan.
2 Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio yaitu ukuran yang dipakai dalam menganalisis
laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditur. Atau bagian dari tiap rupiah modal sendiri yang menjadi
jaminan total hutang. DER yang amam 50 semakin kecil nilai DER semakin baik bagi perusahaan.
51
Keterangan: Total Shareholders Equity
: Total modal sendiri. 3 Times Interest Earned
Times interest earned disebut juga dengan rasio kelipatan. Atau besarnya jaminan keuntungan untuk membayar beban hutang jangka
panjang.
51
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari‟ah Modern, Yogyakarta: C.V
Andi Offset, 2011, h. 87
35 Keterangan:
Earning Before Interest and Tex EBIT : Laba sebelum bunga dan pajak.
Interest Expense : Beban bunga.
4 Cash Flow Coverage Cash flow coverage adalah kemampuan memenuhi beban tetap
termasuk angsuran pokok pinjaman.
Keterangan: Depreciation
: Depresiasi atau Penyusutan. Fixed Cost FC : Beban tetap.
5 Long-Trem Debt to Total Capitalization Long-trem debt to total capitalization disebut juga dengan hutang
jangka panjang atau total kapitalisasi.
Keterangan: Long Tern Debt
: Hutang jangka panjang. 6 Fixet Charge Coverage
Long-trem debt to total capitalization disebut juga dengan hutang jangka panjang atau total kapitalisasi.
Keterangan: Long Term Debt : Hutang jangka panjang.
36 7 Cash Flow Adequancy
Cash flow adequancy disebut juga rasio kecukupan arus kas. Kecukupan arus kas digunakan untuk mengukur kemampuaan
perusahaan menutup pengeluaran modal, hutang jangka panjang dan pembayaran deviden setiap tahunnya.
c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimillikinya guna menunjang
aktivitas perusahaan, di mana penggunaan aktivitas ini dilakukan secara maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal. Rasio ini bagi banyak praktisi
dan analisis bisnis menyebutnya juga sebagai rasio pengelolaan aset asset managemen ratio. Rasio aktivitas secara umum ada lima, yaitu: inventory
turnover, day sales outstanding, fixed assets turnover, total assets turnover dan long term assets trun over.
1 Inventory Turnover Rasio inventory turnover ini melihat sejauh mana tingkat perputaran
persediaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Keterangan: Cost of Good Sold
: Harga pokok penjualan. Average Inventory
: Rata-rata persediaan.
37 2 Day Sales Outstanding
Rasio day sales outstanding disebut juga dengan rata-rata periode pengumpulan piutang.
Keterangan: Receivable
: Piutang. Credit Sales
: Penjualan kredit. 3 Fixed Assets Turnover
Rasio fixed assets turnover disebut juga dengan perputaran aktiva. Rasio ini melihat sejauh mana aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu
perusahaan memiliki tingkat perputarannya secara efektif dan memberikan dampak pada keuangan perusahaan.
Keterangan: Salles
: Penjualan. Fixed Assets-Net
: Aktiva tetap neto. 4 Total Assets Turnover
Total assets turnover disebut juga dengan perputaran total aset. Rasio ini melihat sejauh mana keseluruhan aset yang dimiliki oleh perusahaan
terjadi perputaran secara efektif.
5 Long Term Assets Trun Over Rasio long term assets trun over disebut juga dengan rasio perputaran
aset jangka panjang.
38
d. Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka menggambarkan semakin baik kemampuaan perusahaan
memperoleh keuntungan. Rasio profitabilitas secara umum ada 4, yaitu: gross profit margin, net profit margin, return on investment ROI, return on equity
ROE. 1 Gross Profit Margin
Rasio gross profit margin merupakan margin laba kotor.
Keterangan: Cost of Good Sold
: Harga pokok penjualan. Salles
: Penjualan.
2 Net Profit Margin Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap
penjualan.
Keterangan: Earning After Tax EAT
: Laba setelah pajak.
39 3 Return On Investment ROI
Rasio return on investment ROI atau pengembalian investasi. Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu
memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.
4 Return On Equity ROE. Rasio return on equity ROE disebut juga laba atas equity. Rasio ini
mengkaji sejauh mana perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas.
Keterangan: Shareholders‟equity
: Modal sendiri.
e. Rasio Nilai Pasar
Rasio nilai pasar yaitu rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberi pamahaman bagi pihak manajemen perusahaan
terhadap kondisi penerapan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang. Rasio nilai pasar secara umum ada enam, yaitu: earning per
share EPS, price earning ratio PER, book value per share BVS, price book value PBV, dividen yield dan dividen payout ratio.
1 Earning Per Share EPS Earning per share atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk
pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
40 Keterangan:
EPS : Earning Pershare.
EAT : Earning After Tax atau pendapatan setelah
pajak. J
sb
: Jumlah saham yang beredar.
2 Price Earning Ratio PER Yaitu merupakan rasio perbandingan antara harga pasar perlembar
saham market price pershare dengan laba perlembar saham earning pershare.
Keterangan: PER
: Price Earning Ratio. MPS
: Market Price Pershare atau harga pasar per saham.
EPS : Earning Pershare atau laba perlembar
saham. 3 Book Value per Share BVS
Keterangan: Total Shareholders Equity
: Total modal sendiri. Preferred Stok
: Saham istimewa. Common Shares Outstanding : Saham biasa yang beredar.
4 Price Book Value PBV
5 Deviden Yield
41 6 Deviden Payout Ratio
Formulanya:
D. Penelitian Terdahulu