Pakan Makanan Ikan Pemeliharaan ikan

pada saat panen hanya dilakukan pada ikan yang telah mencapai ukuran tertentu sesuia dengan keinginan. Ikan-ikan yang masih belum cukup umur dipanen akan dipelihara kembali sampai ukuran ikan yang diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Siogung-Ogung, budidaya ikan yang dibudidayakan dalam satu keramba memiliki ukuran yang berbeda. Berikut ini, ukuran ikan yang ditebarkan dalam satu keramba di Desa Siogung-Ogung; a.10-50 gr 2000-2500 ekorkeramba b.60-100 gr 800-1000 ekorkeramba c.110-150 gr 500-800 ekorkeramba Berdasarkan data hasil penelitian di atas dapat di peroleh bahwa masyarakat Desa Siogung-Ogung menebarkan bibit ikan mulai 500 ekor sampai 2500 ekor setiap keramba tergantung jenis ikan dan ukuran ikan yang akan dipelihara. Umumnya masyarakat membesarkan ikan mas dan ikan mujair di dalam keramba dengan ukuran 9 gr sampai dengan 12 gr sedangkan untuk ukuran Sibahut berkisar 3 mm. Lubang jaring yang biasa digunakan masyarakat adalah 2,5 mm dan ukuran keramba yang digunakan masyarakat berukuran 4x4x4 meter.

3.2.3 Pakan Makanan Ikan

Dalam pembudidayaan atau peternakan ikan hal yang mendukung keberhasilan masyarakat adalah pakan atau makanan ikan. Jika hanya mengandalkan makanan ikan yang diperoleh secara alami maka tidak akan memperoleh hasil yang Universitas Sumatera Utara memuaskan dan keuntungan yang lebih besar. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan masyarakat harus memperhatikan jenis pakan ikan. Pada masyarakat Desa Siogung-Ogung pemberian pakan ikan dilakukan tiga kali sehari yakni setiap pagi jam 7, siang jam 12, dan soremalam jam 6 sore. Ada dua jenis pakan yang diberikan masyarakat Desa Siogung-Ogung sebagai pendukung pertumbuhan ikan yaitu: a.Pakan alam Pakan alami ini merupakan makanan ikan yang diperoleh masyarakat yang berasal dari alam. Pakan alami yang digunakan masyarakat Desa Siogung-Ogung adalah ubi yang telah dicincang kecil-kecil selain itu masyarakat juga menggunakan jagung dengan ukuran yang kecil sebagai pakan ikan. b.Pakan buatan Para pemelihara ikan di keramba memberikan pakan buatan sebagai makanan ikan dengan tujuan untuk mempercepat pertumbuhan ikan. Pakan ikan yang paling banyak digunakan masyarakat adalah pellet. 32 32 Pelet adalah makanan ikan yang sudah dicampur zat kimia untuk mempercepat pertumbuhan ikan. Pelet lebih digunakan masyarakat masyarakat Desa Siogung-Ogung karena akan mempercepat produksi ikan. Jika dibandingkan dengan ikan yang makanan nya diberikan pakan alami dengan pakan buatan , ikan yang pakan alami lebih di pilih masyarakat karena ikan nya lebih segar dan rasanya lebih manis. Namun, hal ini kadang tidak diperdulikan masyarakat peternak ikan. Keuntungan dan hasil panen ikan yang melimpah adalah Universitas Sumatera Utara target dari peternak ikan. Didukung dengan permintaan ikan yang cukup besar dikalangan masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di wilayah Samosir.

3.2.4 Pemeliharaan ikan

Dalam sistem pemeliharaan ikan dengan cara membudidayakan ikan sistem Keramba Jaring Apung KJA masyarakat Desa Siogung-Ogung dapat dikatakan tidak mengalami banyak kesulitan. Walapun peran dan perhatian dari pemerintah tidak ada terhadap para peternak ikan, namun masyarakat dengan belajar sendiri dapat mengembangkan budidaya ikan. Menurut pendapat dari peternak ikan di Desa Siogung-Ogung pemeliharaan ikan tidak sulit, yang penting memiliki modal yang cukup dan mau bertanya antar sesama peternak. Waktu tidak sepenuhnya tersita dalam pemeliharaan ikan, hal ini karena pemeliharaan ikan dapat dilakukan hanya pada beberapa jam saja. Setiapa harinya para pembudidaya ikan di Desa Siogung-Ogung hanya memberikan makanan ikan tiga kali dalam satu hari. Pada pagi hari pemberian pakan dilakukan pada jam 7 tujuh , siang hari pakan diberikan jam 12 dua belas , sedangkan malam hari pakan diberikan jam enam sore. Selain dari jam tersebut biasanya masyarakat melakukan pekerjaan lainya yang menjadi pekerjaan sampingan dan tidak jarang kaum pria menghabiskan waktunya di kedai kopi. Adanya pondok yang didirikan di atas keramba, maka malam hari sebagian masyarakat biasanya tidur di keramba untuk menjaga ikan-ikan mereka. Jenis ikan yang ada di Danau toba sebenarnya tidak hanya ikan mas, Mujair, dan ikan Sibahut ini, masih banyak lagi jenis ikan lain seperti Ikan Bujuk, ikan Siburicak, namun, jenis ikan tersebut tidak Universitas Sumatera Utara cocok dibesarkan di dalam keramba. 33 Menurut peternak ikan yang menjadi pembudidaya ikan, pembudidayaan ketiga jenis ikan ini hampir sama. Masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam pembesaran ikan-ikan tersebut. Perbedaan umur Ikan mas,ikan mujair, dan ikan lele untuk bisa dipanen tidak terlalu berbeda. Ikan mas dapat dipanen masyarakat Desa Siogung-Ogung sebanyak 2 dua kali dalam setahun dengan umur ikan 5 lima bulan. Ikan Mujair dapat dipanen 3 tiga kali dalam setahun dengan umur sekitar 4 bulan, hampir sama dengan umur ikan lele. 34 33 Siburicak adalah sejenis ikan teri. 34 Hasil wawancara dengan Bapak Limbong, salah satu pembudidaya ikan , tanggal 27 Maret 2011, di Desa Siogung-Ogung. Ketiga jenis ikan ini lah yang paling banyak dibudidayakan masyarakat Desa Siogung-Ogung, dengan alasan sesuai dengan kondisi air Danau Toba. Ikan yang paling banyak di budidayakan dari ketiga jenis ini adalah ikan mas, dan ikan mujair. Hal ini karena permintaan pasar yang lebih tinggi, ikan lele Sibahut biasanya dipelihara hanya dalam satu petak saja. Menurut peternak ikan di Desa Siogung-Ogung permintaan pasar terhadap ikan lele sibahut dapat dikatakan masih rendah. Umur ikan baru bisa dipanen tergantung kepada peternak ikan, karena ada sebagian masyarakat yang sudah tepat waktunya dipanen tidak dipanen, namun ikan dibiarkan sampai besar-besar. Tidak jarang ditemukan para peternak ikan di Desa Siogung-Ogung mengisi kekosongan waktu mereka dengan menangkap ikan di Danau Toba. Hasil tangkapan mereka bila ikan masih hidup biasanya tidak langsung dijual, tetapi dibesarkan kembali di dalam keramba dan dipanen bersama ikan-ikan yang segaja dibesarkan di keramba. Universitas Sumatera Utara Mulai awal masyarakat mengenal budidaya ikan dengan sistem keramba sampai tahun 2000, menurut masyarakat Desa Siogung-Ogung belum ada penyakit ikan yang mengancam perkembangan dan pertumbuhan ikan-ikan di keramba. Sampai puncak tahun 2000, keramba-keramba sudah banyak bertebaran dipinggir- pinggir danau Toba Di Desa Siogung-Ogung. Berikut ini hasil wawancara penulis dengan salah satu peternak ikan di Danau Toba mengenai penyakit ikan; “ Mulai awal saya mengenal peternakan ikan ini, sampai tahun 2000 yang pada saat itu, Desa Siogung-Ogung terkenal dengan keramba-keramba ikan, belum pernah ada penyakit yang mengacam ikan-ikan kami dikeramba. Masalah penyakit ikan Virus Koiherves” itu terjadi tahun 2004. Jadi sebelum datangnya virus tersebut kami tidak pernah mengalami penyakit ikan”. 35 Para peternak ikan di Desa Siogung-Ogung melakukan pembudidayaan ikan masih secara tradisional. Salah satu yang lain dari pembudidayaan ikan biasanya adalah, pembudidayaan ikan tidak pernah melakukan penyuntikan terhadap ikan-ikan yang mereka pelihara. Peternak ikan Siogung-Ogung sebelum menggunakan pellet, mereka hanya menggunakan ubi dan jagung sebagai pakan. Peternak ikan akhirnya menggunakan pellet sebagai pakan ikan, dengan tujuan mempercepat pertumbuhan ikan. Selama menggunakan pakan alami, ikan-ikan yang dihasilkan setiap panen kurang besar, namun setelah pakan digunakan para peternak ikan sudah dapat panen tidak lebih lima bulan dengan ukuran ikan yang besar-besar. Walaupun 35 Hasil wawancara dengan Ibu Naibaho, salah satu peternak ikan, tanggal 27 Maret 2011 di Desa Siogung-Ogung. Universitas Sumatera Utara kenyataannya, kualitas ikan yang dihasilkan semakin berkurang, karena dibandingkan ikan yang menggunakan pakan alami jauh lebih bagus dibandingkan ikan yang sudah menggunakan pellet sebagai pakan ikan.

3.2.5 Panen