Teknik Pengumpul Data Analisis Data

3 Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 perihal Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 4 Fatwa DSN No. 04DSN-MUIIV2000 perihal Pembiayaan Murabahah 5 Surat Edaran Pembiayaan No.11009PEM perihal Pembiayaan Melalui Warung Mikro 6 Akad murabahah al-wakalah mengenai pembiayaan warung mikro b Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer misalnya buku-buku perbankan syariah yang ada kaitannya dengan akad murabahah al-wakalah, seperti makalah, hasil- hasil penelitian, artikel, karya ilmiah atau hasil-hasil seminar yang relevan dengan penelitian ini. c Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk dan juga penjelasan terhadap yang mencakup bahan yang member petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus hukum, kamus fiqh, majalah, surat kabar, internet dan jurnal ilmiah.

4. Teknik Pengumpul Data

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan dapat dibuktikan kebenarannya serta dapat dipertanggungjawabkan hasilnya, maka data dalam penelitian ini diperoleh melalui alat pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan cara sebagai berikut : a. Studi Dokumen, digunakan untuk memperoleh data sekunder dengan membaca, mempelajari, meneliti, mengidentifikasi, dan menganalisis data sekunder yang berkaitan dengan materi penelitian. Sehingga untuk Universitas Sumatera Utara mengumpulkan data sekunder guna dipelajari kaitannya dengan permasalahan yang diajukan. Data ini diperoleh dengan mempelajari buku-buku, hasil penelitian, dan dokumen-dokumen perundang-undangan tentang perbankan syariah yang ada kaitannya dengan akad pembiayaan murabahah al-wakalah. b. Wawancara 40 , dilakukan dengan pedoman wawancara kepada informan yang telah ditetapkan dengan memilih wawancara langsung tatap muka, yang terlebih dahulu dibuat pedoman wawancara dengan sistematis. Adapun yang menjadi informan adalah Kepala Warung Mikro KWM PT. Bank Syariah Mandiri cabang Medan dan nasabah yang telah menerima pembiayaan murabahah al-wakalah berjumlah 7 orang. Tujuannya agar mendapatkan data yang mendalam dan lebih lengkap dan punya kebenaran yang konkrit baik secara hukum maupun kenyataan yang ada di lapangan.

5. Analisis Data

Setelah semua data dalam penelitian ini diperoleh, baik data primer maupun sekunder, maka dalam menganalisis data yang digunakan secara kualitatif 41 tidak berbentuk angka. Metode yang dipakai menggunakan metode deduktif, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian lapangan maupun penelitian kepustakaan kemudian disusun secara sistematis dan logis agar dapat memberikan jawaban atas 40 Herman Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian, Buku Panduan Mahasiswa, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997, hlm 71, yang menyatakan wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu pewawancara interviewer, responden interview, pedoman wawancara, dan situasi wawancara. 41 Amirudin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006, hlm 48 Universitas Sumatera Utara permasalahan yang telah dipaparkan dan akhirnya ditariklah suatu kesimpulan serta tujuan penelitian dapat terpenuhi. BAB II Universitas Sumatera Utara KEHARUSAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH AL- WAKALAH DALAM PROSES PEMBERIAN PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri

Secara etimologis, kata bank berasal dari bahasa Italia, yaitu dari kata banca yang berarti bangku tempat duduk. Bank disebut demikian karena pada abad pertengahan orang-orang yang memberikan pinjaman melakukan usahanya diatas bangku-bangku. 42 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 43 Bank Indonesia mengkategorikan fungsi bank sebagai financial intermediaries ke dalam tiga hal, yaitu sebagai lembaga yang meghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit, dan sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang. 44 Financial intermediaries ini merupakan suatu aktivitas penting dalam perekonomian, karena menimbulkan aliran dana dari pihak yang produktif kepada 42 Adirmawan Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta : Gema Insani Press, 2001, hlm 67 43 Pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan 44 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bhakti, 1996, hlm 174 30 Universitas Sumatera Utara pihak yang tidak produktif dalam mengelola dana. Oleh karena itu, bank sebagai lembaga intermediaries memang harus diatur secara ketat, karena dana yang dihimpun oleh bank adalah dana yang berasal dari masyarakat, dan nantinya akan disalurkan bagi masyarakat yang memenuhi kriteria untuk meningkatkan produktifitas usaha. 45 Bank sebagai lembaga intermediaries ini juga diterapkan oleh bank-bank syariah. Oleh karenanya, walaupun prinsip utama dalam pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah adalah kepercayaan, bank tetap harus meminta jaminan untuk kepastian pengembalian hutangnya. 46 Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang beroperasi dan produknya dengan prinsip dasar tanpa menggunakan sistem bunga dengan menawarkan sistem lain yang sesuai dengan syariah Islam. Prinsip inilah yang membedakan secara prinsipil antara sistem operasional bank syariah dengan bank konvensional. 47 Bagi bank konvensional bunga merupakan hal penting untuk menarik para investor menginventasikan modalnya pada suatu bank. Semakin tinggi tingkat bunganya semakin tertarik para investor menabung. Tingkat suku bunga merupakan unsur penting dalam sistem perbankan konvensional. Bank syariah yang bekerja menggunakan sistem non bunga melalui transaksi dengan menggunakan sistem profit and loss sharing yaitu bagi hasil. Keuntungan dan kerugian yang terjadi ditanggung oleh kedua belah pihak yaitu mudharib dan shahibul-maal. 45 Ibid, hlm 176 46 Ibid, hlm 180 47 Muhammad Muslehuddin, Sistem Perbankan Dalam Islam, Jakarta : Rhineka Cipta, 2002, hlm 28 Universitas Sumatera Utara Sistem bunga bank dan bagi hasil mempunyai sisi persamaan yaitu sama- sama memberikan keuntungan bagi pemilik modal, namun keduanya memiliki perbedaan yang prinsipil, yaitu sistem bunga uang yang merupakan sistem yang dilarang agama Islam, sedangkan bagi hasil merupakan keuntungan yang tidak mengandung riba sehingga tidak diharamkan oleh ajaran Islam. 48 Bank Syariah Mandiri merupakan lembaga keuangan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, artinya bank dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam khususnya menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Atribut-atribut produk Islam dari Bank Syariah Mandiri cabang Medan adalah : 49 1. Menghindari unsur riba 2. Hasil investasi dibagi menurut bagi hasil al- mudharabah 3. Menghindari unsur ketidakpastian gharar 4. Menghindari unsur gambling judi maisir 5. Melakukan investasi yang halal 6. Melakukan aktivitas sesuai dengan syariah. Kehadiran Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999, merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional 48 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta : Prenada Media, 2003, hlm 62 49 Supranowo, Analisis Dimensi Kualitas Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen di PT. Bank Syariah Mandiri, Jurnal Management Gajayana, 2009, hlm 173 Universitas Sumatera Utara yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukrisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. 50 Salah satu bank konvensional, PT. Bank Susila Bakti BSB, yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP, PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan merger empat bank Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Import dan Bank Pembangunan Indonesia menjadi satu bank baru bernama PT. Bank Mandiri Persero pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT. Bank Mandiri Persero, Tbk sebagai pemilik mayoritas baru BSB. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, PT. Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim Pengembangan Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No.10 Tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi syariah dual banking system. 50 Bank Syariah Mandiri, Profil Bank Syariah Mandiri, www.syariahmandiri.co.id diakses 22 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU No.10 Tahun 1998 tersebut, merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT. Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris Sutjipto, SH No.23 tanggal 8 September 1999. 51 Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 124 KEP.BI 1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. 52 PT. Bank Syariah Mandiri cabang Medan hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealis usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi prinsip syariah dalam kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealis usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT. Bank 51 Bank Syariah Mandiri, Profil Bank Syariah Mandiri, www.syariahmandiri.co.id diakses 22 Maret 2014 52 Bank Syariah Mandiri, Profil Bank Syariah Mandiri, www.syariahmandiri.co.id diakses 22 Maret 2014 Universitas Sumatera Utara Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. Bank Syariah Mandiri hadir untuk bersama membangun Indonesia yang lebih baik. Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri, yaitu : 53 1. Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia 2. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan 3. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM 4. Mengembangan manajemen talenta dalam lingkungan kerja yang sehat 5. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan 6. Mengembangan nilai-nilai syariah universal Pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance GCG juga harus dilaksanakan pada Bank Syariah Mandiri cabang Medan merupakan unsur penting di industri perbankan syariah mengingat risiko dan tantangan yang dihadapi oleh industri perbankan yang semakin meningkat. Penerapan GCG secara konsisten dan memperkuat posisi daya saing perusahaan memaksimalkan nilai perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif yang pada akhirnya akan memperkokoh kepercayaan pemegang saham dan stakeholders, sehingga Bank Syariah Mandiri dapat beroperasi dan tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang.

1. Produk Penghimpunan Dana di Bank Syariah Mandiri cabang Medan