2 Pembiayaan salam Salam adalah transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan
dengan syarat-syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu secara penuh.
60
3 Pembiayaan istishna Istishna adalah transaksi jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati dengan pembayaran sesuai dengan kesepakatan.
61
b. Prinsip sewa yang terdiri atas pembiayaan : 1 Pembiayaan ijarah
Menurut fiqh, ijarah artinya upah dan mengupah.
62
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna manfaat atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan ownership milkiyyah atas barang jasa itu sendiri.
2 Pembiayaan ijarah muntahiyah bittamlik Ijarah muntahiyah bittamlik adalah transaksi sewa menyewa antara
pemilik objek sewa dan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek yang disewakannya dengan opsi perpindahan hak milik objek
sewa.
63
3. Produk Jasa di Bank Syariah Mandiri cabang Medan
60
Ibid, hlm 98
61
Ibid, hlm 99
62
Ahmad Idris, Fiqh Al-S yafi’iyah, Jakarta : Karya Indah, 1994, hlm 142
63
Ibid, hlm 144
Universitas Sumatera Utara
Selain produk penghimpunan dan penyaluran dana, Bank Syariah Mandiri juga menawarkan produk jasa kepada masyarakat, yaitu :
a. Prinsip rahn gadai yaitu perjanjian penyerahan harta dari pemiliknya sebagai jaminan
hutang yang nantinya dapat dijadikan sebagai pembayaran hak piutang tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian. Penyerahan jaminan
tersebut tidak harus bersifat aktual berwujud, namun yang terlebih penting penyerahan itu bersifat legal misalnya berupa penyerahan
sertifikat atau tanda bukti kepemilikan yang sah suatu harta jaminan. b. Prinsip qard
yaitu pinjaman uang, artinya pinjaman yang diberikan kepada peminjam selama waktu tertentu dan dikembalikan dalam jumlah yang
sama pada saat jatuh tempo. c. Prinsip hawalah
yaitu merupakan perpindahan hak atau kewajiban yang dilakukan pihak pertama kepada pihak kedua untuk menuntut pembayaran
hutang dari atau membayar hutang kepada pihak ketiga. Karena pihak ketiga berhutang kepada pihak pertama dan pihak pertama berhutang
kepada pihak kedua atau karena pihak pertama berhutang kepada pihak ketiga disebabkan pihak kedua berhutang kepada pihak pertama.
Perpindahan itu dimaksudkan sebagai ganti pembayaran yang ditegaskan dalam akad ataupun tidak dan didasarkan atas kesepakatan
bersama.
Universitas Sumatera Utara
d. Prinsip al-wakalah Al-wakalah merupakan akad pelengkap, artinya pemberian kuasa dari
pihak bank syariah nasabah kepada pihak nasabah bank syariah untuk melakukan jual beli dalam proses pembiayaan atau dalam jasa
transaksi-transaksi perbankan seperti transfer uang dan lain-lain. e. Prinsip kafalah garansi bank
yaitu apabila nasabah membutuhkan garansi bank syariah untuk melakukan pekerjaan tertentu, nasabah dapat menempatkan sejumlah
uang sebagai jaminan untuk membuka garansi bank syariah. Kafalah merupakan jaminan yang diberikan oleh penanggung kafil kepada
pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung,
B. Pengertian Pembiayaan Warung Mikro Kemunculan perbankan syariah sebagai organisasi yang relatif baru
menimbulkan tantangan besar. Sebagai lembaga keuangan syariah, perbankan syariah harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. Keimanan menjadi landasan atas
keyakinan untuk mampu tumbuh dan berkembang. Disamping itu masih banyak potensi nasabah yang belum terjangkau oleh perbankan syariah dan minimnya
pengetahuan masyarakat tentang perbankan syariah menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen perbankan syariah untuk memperluas pasar hingga berbagai kalangan dan
wilayah-wilayah pelosok. Disamping itu, minimnya sosialisasi menyebabkan calon
Universitas Sumatera Utara
nasabahcustomer merasa minder dan kurang begitu paham terhadap perbankan
syariah.
64
Dengan banyaknya perbankan syariah, menjadikan posisi Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu lembaga keuangan bank syariah yang harus mampu
bersaing. Walaupun dengan persaingan yang sangat ketat Bank Syariah Mandiri mampu memperlihatkan eksistensinya sebagai lembaga keuangan bank yang mampu
bersaing dengan perbankan lain. Hal demikian mengharuskan manajemen melakukan strategi khusus untuk
mempertahankan keunggulan kompetitif yakni merujuk pada kemampuan sebuah organisasi untuk memformulasikan strategi yang menempatkannya pada suatu posisi
yang menguntungkan berkaitan dengan perusahaan lainnya. Keunggulan kompetitif
juga berarti kumpulan strategi untuk menentukan keunggulan suatu perusahaan dari
persaingan diantara perusahaan lain
65
yang dalam hal ini yaitu persaingan antara Warung Mikro Bank Syariah Mandiri dengan lembaga keuangan lainnya.
Oleh karena itu, Bank Syariah Mandiri menawarkan berbagai macam produk pembiayaan yang mampu bersaing khususnya segmen mikro. Agar
marketable dan kompetitif di pasar serta lebih memasyarakatkan maka fitur pembiayaan untuk segmen mikro dituntut menarik dengan proses
pembiayaan mudah, cepat, efektif, dan efisien. Sesuai dengan Surat Edaran Direksi Bank
Syariah Mandiri No.11009PEM,
tanggal 13 Februari 2009 Bank Syariah Mandiri meluncurkan produk Pembiayaan Mikro yang dinamakan Warung Mikro.
64
Abdullah Amin, Strategi Pemasaran Perbankan Syariah, Jakarta : PT. Grasindo, 2007, hlm 17
65
David Hunger
dan Thomas Wheelen, Manajemen Strategis, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2003, hlm 16
Universitas Sumatera Utara
Warung mikro Bank Syariah Mandiri berperan sebagai fasilitator. Sedangkan kemampuan entrepreneurship menjadi penting untuk memberikan
rekomendasi atas usulan bisnis nasabah, sehingga pembiayaan warung mikro Bank
Syariah Mandiri benar-benar mampu meningkatkan pendapatan nasabahnya.
Outlet warung mikro Bank Syariah Mandiri merupakan bagian dari cabang,
target bisnis warung mikro merupakan target cabang. Pada awal tumbuh, fokus pengembangan inbranch, tujuannya adalah untuk efisiensi biaya investasi,
memastikan resiko terkendali dan percepatan internalisasi budaya Bank Syariah Mandiri.
66
SKEMA 1 STRUKTUR ORGANISASI WARUNG MIKRO DI KANTOR CABANG
Sumber :
Surat Edaran Pembiayaan No.11 009 PEM Perihal Pembiayaan Melalui Warung Mikro
66
Wawancara dengan Bapak Fadli, KWM di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, April 2014
KEPALA KANTOR CABANG
MARKETING MANAGER
WARUNG MIKRO ACCOUNT OFFICER
FUNDING OFFICER MICRO ACCOUNT
OFFICER PELAKSANA
MARKETING SUPPORT PELAKSANA
MARKETING MIKRO
Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalankan fungsi operasionalnya, warung mikro Bank Syariah Mandiri juga memerlukan target market pemasaran.
67
Target pemasaran adalah proses perencanaan, pemikiran dan pelaksanaan konsepsi, pricing, promosi serta
pendistribusian barang atau jasa dalam menciptakan pertukaran untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan.
68
Target pemasaran cenderung mengedepankan segmentasi pasar, penetapan posisi pasar, serta strategi menembus pasar sasaran
untuk mencapai tujuan perusahaan. Target pemasaran marketing dijelaskan menjadi suatu proses sosial
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan inginkan dengan penciptaan penawaran atau pertukaran secara bebas produk yang bernilai
dengan pihak lain sebagai proses perencanaan, dan pelaksanaan dalam penetapan harga, promosi serta penyaluran barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran individu maupun organisasi.
69
Berikut yang menjadi target pemasaran dalam penyaluran pembiayaan warung mikro Bank Syariah Mandiri
70
: a. Perorangan Non-Golbertap
adalah nasabah dengan sumber pembayaran berasal dari usaha yang dikelolanya sendiri wiraswasta, baik dalam sektor perdagangan, pertanian,
industri rumah tangga, peternakan, perikanan, dan jasa-jasa, dengan syarat pemohon :
67
Wawancara dengan Bapak Fadli, KWM di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, April 2014
68
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta : PT. Raja Garfindo Persada, 2006, hlm 170
69
Ibid, hlm 173
70
Standart Prosedur Operasional Bisnis, PT. Bank Syariah Mandiri, SPOB PEM WMK 4
Universitas Sumatera Utara
1 Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. 2 Rumah tempat tinggal milik sendiri atau milik keluarga.
3 Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah. Maksimal usia 65 tahun saat pembayaran lunas.
4 Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas, tercatat, dan terdokumentasi.
5 Hasil BI checking nasabah termasuk dalam kategori pembiayaan lancar atau belum memiliki fasilitas di bank.
b. Perorangan Golbertap adalah nasabah dengan sumber pembayaran repayment berasal dari gaji
berpenghasil tetap yang diterima setiap bulan termasuk didalamnya pegawai negeri sipil PNS, pegawai BUMN, pegawai BUMD, TNI POLRI, pegawai
perusahaan swasta yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan syarat pemohon :
1 Status pegawai tetap dengan masa dinas minimal 1 satu tahun. 2 Usia minimal 21 tahun atau sudah menikah pada saat pengajuan dan
maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas pembiayaan. 3 Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas,
tercatat dan terdokumentasi. 4 Hasil BI checking nasabah termasuk dalam kategori pembiayaan
lancar atau belum memiliki fasilitas di bank.
Universitas Sumatera Utara
c. Peseroan Terbatas PT adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, dan melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dengan
syarat pemohon : 1 Usaha telah berjalan minimal 2 tahun.
2 Akta Pendirian Anggaran Dasar dibuat otentik. 3 Telah disahkan Menteri Kehakiman HAM.
4 Telah didaftarkan pada Departemen Perindustrian Perdagangan. 5 Telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI.
6 Harus memperoleh persetujuan Dewan Komisaris atau RUPS. 7 Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas,
tercatat dan terdokumentasi. 8 Hasil BI checking pemilik danatau anggota pengurus serta institusi
termasuk dalam kategori pembiayaan lancar. d. Koperasi
adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan, dengan syarat pemohon :
1 Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. 2 Akta Pendirian Anggaran Dasar telah disahkan oleh Kanwil
Departemen Koperasi setempat.
Universitas Sumatera Utara
3 Akta Pendirian Koperasi telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI.
4 Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas, tercatat dan terdokumentasi.
5 Hasil BI checking pemilik danatau anggota pengurus serta institusi termasuk dalam kategori pembiayaan lancar.
e. CV Persekutuan Komanditer adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh 2 orang atau lebih. Persekutuan
Komanditer mengenal 2 istilah yaitu, sekutu aktif dan sekutu pasif. Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin menjalankan perusahaan dan
bertanggug jawab penuh atas hutang-hutang perusahaan. Sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya kepada sekutu aktif dan tidak
ikut campur dalam urusan operasional perusahaan. Sekutu pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang ditanam. Keuntungan
yang diperoleh dari perusahaan dibagikan secara kesepakatan, dengan syarat pemohon :
1 Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. 2 Akta Pendirian Anggaran Dasar dibuat otentik.
3 Telah didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri tempat kedudukan hukum CV yang bersangkutan.
4 Telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI. 5 Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas,
tercatat dan terdokumentasi.
Universitas Sumatera Utara
6 Hasil BI checking pemilik danatau anggota pengurus serta institusi termasuk dalam kategori pembiayaan lancar.
f. Firma adalah sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang
atau lebih dengan memakai nama bersama. Pemilik firma terdiri dari beberapa orang yang bersekutu dan masing-masing anggota persekutuan menyerahkan
kekayaan pribadi sesuai dengan yang tercantum dalam akta pendirian perusahaan, dengan syarat pemohon :
1 Usaha telah berjalan minimal 2 tahun. 2 Akta Pendirian Anggaran Dasar dibuat otentik.
3 Telah didaftarkan pada Panitera Pengadilan Negeri tempat kedudukan hukum Firma yang bersangkutan.
4 Telah diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI. 5 Memiliki rencana usaha dan peruntukan pembiayaan yang jelas,
tercatat dan terdokumentasi. 6 Hasil BI checking pemilik danatau anggota pengurus serta institusi
termasuk dalam kategori pembiayaan lancar.
C. Beberapa Alasan Akad Murabahah Al-Wakalah Diterapkan Pada Pembiayaan Warung Mikro di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Medan 1. Tinjauan Umum Tentang Akad Murabahah Al-Wakalah
Salah satu skim pembiayaan dalam konteks fiqh yang paling banyak digunakan oleh perbankan Islam adalah skim pembiayaan jual beli murabahah.
Universitas Sumatera Utara
Transaksi murabahah ini dalam sejarah Islam lazim tejadi dan dilakukan pada masa Rasulullah dan para sahabatnya. Sejak awal munculnya dalam kajian fiqh, kontrak ini
tampaknya telah digunakan murni untuk tujuan dagang.
Menurut beberapa kitab fiqh, murabahah adalah salah satu dari bentuk jual beli yang bersifat amanah. Jual beli ini berbeda dengan jual beli musawwamah tawar
menawar. Murabahah terlaksana antara penjual dan pembeli berdasarkan harga barang, harga asli pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli dan keuntungan
penjual pun harus diberitahukan oleh pembeli.
71
Rukun murabahah adalah suatu elemen yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan atau lembaga, sehingga bila tidak ada salah satu elemen tersebut maka
kegiatan tersebut dinyatakan tidak sah.
72
Dalam murabahah, rukun-rukunnya terdiri dari
73
: 1.
Ba’i adalah penjual pihak yang memiliki barang 2. Musytari adalah pembeli pihak yang akan membeli barang
3. Mabi’ adalah barang yang akan diperjualbelikan
4. Tsaman adalah harga 5. Ijaq Qabul adalah pernyataan timbang terima.
Rukun- rukun ini pula yang harus diterapkan dalam pelaksanaan perbankan syariah.
Sedangkan syarat-syaratnya murabahah terdiri dari :
74
1. Pihak yang berakad yaitu ba’i dan musytari harus cakap hokum atau baligh
dewasa, dan mereka saling meridhai rela.
71
Karnaen Perwaatmadja, Prinsip Operasional Bank Syariah, Jakarta : Risalah Masa, 1992, hlm 73
72
Y ayasan Pendidikan dan Pengembangan Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah,
Praktek Perbankan Syariah di Indonesia, Jakarta : Tim Asistensi Pengembangan LKS Muamalat Institute, 1999, hlm 42
73
Ibid, hlm 42
74
Ibid, hlm 43
Universitas Sumatera Utara
2. Khusus untuk mabi’ persyaratannya adalah harus jelas dari segi sifat, jumlah,
jenis yang akan ditransaksikan dan juga tidak termasuk dalam kategori barang haram.
3. Harga dan keuntungan harus disebutkan begitu pula sistem pembayarannya, semuanya dinyatakan di depan sebelum akad resmi ijab qabul dinyatakan
tertulis.
Dalam operasional perbankan Islam, dengan adanya murabahah ini maka para klien nasabah membeli suatu komoditi menurut rincian tertentu dan
menghendaki agar bank mengirimkannya kepada mereka berdasarkan imbuhan harga tertentu menurut persetujuan awal antara kedua pihak. Murabahah merupakan bagian
terpenting dari jual beli dan prinsip akad ini mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank Islam. Dalam Islam, jual beli sebagai sarana
tolong menolong antara sesama umat manusia yang diridhai oleh Allah SWT. Berkenaan dengan pembiayaan murabahah ini dalam kegiatan perbankan
syariah, Dewan Syariah Nasional mengeluarkan Fatwa No. 04 DSN-MUI IV 2000 Tentang Murabahah. Ketentuan umum murabahah sebagai berikut
75
: 1. Jual beli murabahah harus dilakukan atas barang yang telah dimiliki atau hak
kepemilikan telah berada ditangan penjual. 2. Adanya kejelasan informasi mengenai besarnya modal dan biaya-biaya lain
yang lazim dikeluarkan dalam jual beli. 3. Adanya informasi yang jelas tentang hubungan baik nominal maupun
presentase sehingga diketahui oleh pembeli sebagai salah satu syarat sah murabahah.
4. Dalam sistem murabahah, penjual boleh menetapkan syarat kepada pembeli untuk menjamin kerusakan yang tidak nampak pada barang, tetapi lebih baik
syarat seperti itu tidak ditetapkan. 5. Transaksi pertama, antara penjual dan pembeli pertama haruslah sah, jika
tidak sah maka tidak boleh jual beli secara murabahah.
75
Irma Purnamasari, Akad Syariah Azas, Prinsip, Jenis, Multi Jasa Perbankan, Jakarta : PT. Mizan Pustaka, 2011, hlm 98
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, murabahah tetap merupakan salah satu produk yang populer dalam praktek pembiayaan pada perbankan syariah. Selain mudah
perhitungannya bagi nasabah maupun bagi manajemen bank karena harga yang dibuat secara transparan dan tanpa adanya pembayaran dengan sistem bunga berjalan.
Pembiayaan murabahah yang umum dipraktekkan oleh perbankan syariah di Indonesia juga memiliki perbedaan dengan konsep klasik murabahah. Perbedaan
karakteristik pokok pembiayaan murabahah dalam literatur klasik dan praktik perbankan syariah di Indonesia dapat dilihat pada tabel.
TABEL 2 PERBANDINGAN KARAKTERISTIK POKOK PEMBIAYAAN MURABAHAH
DALAM LITERATUR KLASIK DAN PRAKTIK DI INDONESIA
Karakteristik Pokok Praktek Klasik
Praktek Perbankan Syariah di Indonesia
Tujuan transaksi Kegiatan jual beli
Pembiayaan dalam rangka penyediaan fasilitas barang
Tahapan transaksi Dua tahap
Satu tahap
Proses transaksi 1. Penjual membeli barang
dari produsen 2. Penjual menjual barang
kepada pembeli Bank selaku penjual dapat
mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang kepada
supplier
Status kepemilikan barang pada saat akad
Barang telah dimiliki penjual pada saat akad penjualan
dengan pembeli dilakukan Barang belum jelas dimiliki
penjual saat akad penjualan dengan pembeli dilakukan
Perhitungan tingkat margin 1. perhitungan laba
menggunakan transaksi riil real transactionary cost
2. Perhitungan laba merupakan lumpsum dan
wholesale 1. Perhitungan menggunakan
benchmark atas rate yang berlaku dalam pasar uang
2. perhitungan laba menggunakan presentase
perannum dan dihitung berdasarkan baki debet
outstanding pembiayaan
Sifat pemesanan barang oleh 1. Tidak tertulis
Tertulis dan mengikat
Universitas Sumatera Utara
nasabah 2. Dua pendapat, mengikat
dan tidak mengikat Pengungkapan harga pokok dan
margin Harus transparan
Harus transparan Tenor Jangka waktu
Sangat pendek Jangka waktu 1-5 tahun
Cara pembayaran transaksi jual beli
Cash and carry Dengan cicilan
ta’jil Kolateral
Tanpa kolateral Ada kolateral jaminan
tambahan Sumber : Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2008, hlm 112
Menurut bahasa Arab al-wakalah berasal dari kata al-hifdz, al-kifalah, al- dhaman dan al-tafwidh yang artinya penyerahan, pendelegasian dan pemberian
mandat. Sedangkan al-wakalah dalam fiqh Islam adalah penyerahan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak yang berdasarkan pada defenisi wakalah yaitu
menyerahkan tugasnya atau urusannya kepada orang lain dan diserahkan tanggung jawabnya untuk bertindak bagi pihaknya.
76
Dalam hukum Islam, al-wakalah atau perwakilan muncul ketika satu orang menguasakan kepada orang lain untuk menggantikannya dalam memperoleh hak-hak
sipilnya. Orang yang mewakili ini disebut wakil. Perlu bagi wakil untuk mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh muwakil.
77
Hukum berwakalah harus berdasarkan Al-
Qur‟an dan Sunnah. Sebagaimana terdapat dalam Surat Al-An‟am ayat 66 :
“Seseorang yang bertanggung jawab untuk mengatur urusan orang lain”
76
A. Rahman Doi, Syariah Muamalah, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996, hlm 37
77
Ibid, hlm 38
Universitas Sumatera Utara
Pengertian lain tentang al-wakalah berasal dari wazan wakala yakilu waklan yang berarti menyerahkan atau mewakilkan urusan, sedangkan al-wakalah adalah
pekerjaan wakil.
78
Beberapa definisi al-wakalah menurut istilah para ulama :
79
1. Menurut Golongan Malikiyah, al-wakalah adalah seseorang menggantikan menempati tempat yang lain dalam hak kewajiban, dia yang mengelola
pada posisi itu. 2. Menurut Golongan Hanafiyah, al-wakalah adalah seseorang menempati diri
orang lain dalam tasharruf pengelolaan. 3. Menurut Golongan
Syafi’iyah, al-wakalah adalah seseorang menyerahkan sesuatu kepada yang lain untuk dikerjakan ketika hidupnya.
4. Menurut Golongan Hambali, al-wakalah adalah permintaan ganti seseorang yang didalamnya terdapat penggantian hak Allah dan hak manusia.
5. Ulama fiqh klasik Al-Dhimyati, al-wakalah adalah seseorang menyerahkan urusannya kepada yang lain yang didalamnya terdapat penggantian.
6. Imam Taqy, al-wakalah adalah seseorang yang menyerahkan hartanya untuk dikelola kepada orang lain ketika hidupnya.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan al -wakalah ialah penyerahan dari seseorang kepada orang lain
untuk mengerjakan sesuatu, dimana perwakilan berlaku selama yang mewakilkan masih hidup.
Wakalah juga dapat batal atau berakhir, disebabkan oleh
80
: 1. Bila salah satu pihak yang berakad wakalah itu tidak dalam kondisi sadar.
2. Bila maksud yang terkandung dalam akad wakalah sudah selesai pelaksanaannya atau dihentikan.
3. Diputuskannya wakalah tersebut oleh salah satu pihak yang berwakalah baik pihak pemberi kuasa ataupun pihak yang menerima kuasa.
4. Hilangnya kekuasaan atau hak pemberi kuasa atau sesuatu objek yang dikuasakan.
Dalam praktek perbankan syariah, akad al-wakalah ibarat pisau dapur. Keberadaannya kurang dirasakan, namun bila tidak ada, baru terasa betapa
78
Tim Kashiko, Kamus Arab- Indonesia, Kashiko, 2000, hlm 247
79
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta : Rajawali Press, 2002, hlm 231
80
Ibid, hlm 240
Universitas Sumatera Utara
pentingnya. Ini karena akad al-wakalah selalu menjadi transaksi pendukung dan bukan sebagai transaksi utama. Akad al-wakalah selalu terdapat dalam pembiayaan
murabahah, salam, istishna, dan seluruhnya memerlukan akad al-wakalah untuk alasan kemudahan. Tanpa akad al-wakalah niscaya bank syariah akan sangat
kerepotan dalam memberikan pembiayaan karena harus membeli sendiri barang yang dibutuhkan debitor nasabah.
81
Berkenaan dengan akad al-wakalah sebagai transaksi pendukung dalam pembiayaan murabahah ini dalam kegiatan perbankan syariah, Dewan Syariah
Nasional mengeluarkan Fatwa DSN NO: 10 DSN- MUI IV 2000 Tentang Al- wakalah, yang menjelaskan bahwa pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh
para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan perjanjian akad. Al-wakalah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan
secara sepihak. Dalam Fatwa DSN NO: 10 DSN- MUI IV 2000 juga dijelaskan mengenai
rukun dan syarat al-wakalah yaitu : a. Orang yang mewakilkan Muwakkil
1 Seseorang yang mewakilkan, pemberi kuasa, disyaratkan memiliki hak untuk bertasharruf pada bidang-bidang yang didelegasikannya.
Karena itu seseorang tidak akan sah jika mewakilkan sesuatu yang bukan haknya.
81
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta : PT. Zikrul Hakim, 2003, hlm 235
Universitas Sumatera Utara
2 Pemberi kuasa mempunyai hak atas sesuatu yang dikuasakannya, disisi lain juga dituntut supaya pemberi kuasa itu sudah cakap
bertindak atau mukallaf. Tidak boleh seorang pemberi kuasa itu masih belum dewasa yang cukup akal serta pula tidak boleh seorang yang
gila. b. Orang yang diwakilkan wakil
1 Penerima kuasa pun perlu memiliki kecakapan akan suatu aturan- aturan yang mengatur proses akad al-wakalah ini. Sehingga cakap
hukum menjadi salah satu syarat bagi pihak yang diwakilkan. 2 Seseorang yang menerima kuasa ini memiliki kemampuan untuk
menjalankan amanah yang diberikan oleh pemberi kuasa. c. Objek yang diwakilkan
1 Objek mestilah sesuatu yang bisa diwakilkan kepada orang lain, seperti jual beli, pemberian upah, dan sejenisnya yang memang berada
dalam kekuasaan pihak yang memberikan kuasa. 2 Tidak semua hal dapat diwakilkan kepada orang lain. Sehingga objek
yang akan diwakilkan pun tidak boleh bertentangan dengan s yari‟ah
Islam. d. Shighat
1 Isi dari perjanjian ini berupa pendelegasian dari pemberi kuasa kepada penerima kuasa.
2 Tugas penerima kuasa oleh pemberi kuasa perlu dijelaskan untuk dan atas pemberi kuasa melakukan sesuatu tindakan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang
menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. Keimanan menjadi landasan atas keyakinan untuk mampu tumbuh dan berkembang.
82
Sebagaimana bank konvensional, bank syariah memiliki fungsi sebagai intermediasi yang menjembati para penabung dan investor. Hubungan antara bank
syariah dengan nasabah lebih bersifat partner daripada lender atau borrower, sehingga bank syariah dapat bertindak sebagai pembeli, penjual, atau pihak yang
menyewakan. Produk yang ditawarkan bank syariah sangat bervariasi dengan prinsip saling menguntungkan fairness dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip keadilan.
83
Dengan banyaknya perbankan syariah, menjadikan posisi Bank Syariah Mandiri sebagai salah satu lembaga keuangan bank syariah yang harus mampu
bersaing. Oleh karena itu Bank Syariah Mandiri cabang Medan menawarkan berbagai macam produk pembiayaan yang mampu bersaing khususnya segmen mikro. Agar
marketable dan kompetitif di pasar serta lebih memasyarakatkan Bank Syariah Mandiri, maka fitur pembiayaan untuk segmen mikro dituntut menarik dengan proses
pembiayaan mudah, cepat, efektif, dan efisien.
84
Warung mikro adalah layanan pembiayaan di kantor cabang dan cabang pembantu untuk nasabah kategori mikro. Akad yang digunakan pada produk
82
Ahmad Ramzy Tadjoeddin, Berbagai Aspek Ekonomi Islam, Yogyakarta : Tiara Wacana, 1992, hlm 167
83
Ibid, hlm 170
84
Bank Syariah Mandiri, Profil Bank Syariah Mandiri, www.syariahmandiri.co.id
diakses 01 April 2014
Universitas Sumatera Utara
pembiayaan warung mikro adalah akad murabahah al-wakalah. Implikasi dari akad murabahah mengharuskan adanya penjual, pembeli dan barang yang dijual.
Sebagaimana diketahui dalam skim murabahah fungsi bank adalah sebagai penjual barang untuk kepentingan nasabah dengan cara membeli barang yang
dibutuhkan nasabah dan kemudian menjualnya kembali kepada nasabah dengan harga jual yang setara dengan harga beli ditambah keuntungan bank dan bank harus
memberitahukan secara jujur harga pokok barang berikut biaya yang diperlukan dan menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian barang kepada nasabah.
Pada aplikasinya bank syariah menggunakan tambahan pelengkap akad al- wakalah dengan memberikan kuasa kepada nasabah untuk membeli barang tersebut.
Dengan adanya akad al-wakalah maka bank sepenuhnya menyerahkan dana tersebut kepada nasabah untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan oleh nasabah.
Walaupun bank telah menggunakan akad al-wakalah kepada nasabah, namun bank akan tetap melakukan pengawasan terhadap barangbarang yang dibeli oleh nasabah
agar tidak keluar dari koridor yang ada dalam syariat Islam. Hal ini dilakukan untuk mencegah nasabah melakukan transaksi yang dilarang, misalnya menggunakan dana
pembiayaan untuk membeli barang-barang yang termasuk barang haram. Adapun karakteristik pembiayaan warung mikro kepada nasabah dengan
menggunakan akad murabahah al-wakalah, antara lain : 1. Nasabah mengajukan permohonan pembiayaan mikro secara murabahah
kepada bank. Jika bank setuju, maka akan diterbitkan offering letter kepada nasabah. Jika nasabah setuju pembelian barang dilakukannya sendiri secara
Universitas Sumatera Utara
al-wakalah atas nama bank, maka nasabah harus mengembalikan surat penawaran tersebut kepada bank.
2. Harga yang ditetapkan oleh pihak penjual bank syariah tidak dipengaruhi oleh frekuensi waktu pembayaran. Jadi, harga yang ada hanyalah satu yaitu
harga yang telah disepakati oleh bank syariah dan nasabah. 3. Keuntungan dalam pembiayaan murabahah al-wakalah berbentuk margin
penjualan yang sudah termasuk harga penjualan. Keuntungan tersebut sewajarnya dapat dinegosiasikan antara pihak bank dan nasabah.
4. Pembayaran harga barang dapat dilakukan secara angsuran. Jadi, pihak nasabah berhutang kepada pihak bank , karena belum melunasi kewajiban
membayar harga barang yang ditransaksikan. 5. Dalam pembiayaan murabahah al-wakalah memungkinkan adanya jaminan,
karena sifat dari pembiayaan murabahah al-wakalah merupakan jual beli yang pembayarannya tidak dilakukan secara tunai. Sehingga bank syariah
memberlakukan prinsip kehati-hatian dengan mengenakan jaminan kepada nasabah.
Secara prinsip, penyelesaian hutang nasabah dalam transaksi murabahah al- wakalah tidak ada kaitannya dengan transaksi lain yang dilakukan nasabah dengan
pihak ketiga atas barang tersebut. Jika nasabah menjual kembali barang tersebut dengan keuntungan atau kerugian, ia tetap berkewajiban untuk menyelesaikan
hutangnya kepada bank. Ia tidak boleh memperlambat pembayaran angsuran atau meminta kerugian itu diperhitungkan.
Universitas Sumatera Utara
Didalam akad murabahah al-wakalah, mengenai ketentuan penundaan pembayaran, nasabah yang memiliki kemampuan tidak dibenarkan menuda
penyelesaian hutangnya. Apabila nasabah tidak dapat memenuhi atau menyelesaikan hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, bank berhak mengenakan denda kecuali
jika dapat dibuktikan bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana
yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana sosial qardhul hasan. Jika nasabah menunda-menuda pembayaran dengan sengaja, atau jika salah satu pihak
tidak menunaikan kewajibannya, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
85
Jadi, didalam akad bank syariah, hubungan antara bank dengan nasabah adalah hubungan kemitraan, artinya adanya transparansi atas kegunaan uang yang
dipakai tersebut.
86
Karena itu didalam perbankan syariah, pinjaman tidak disebut dengan kredit, tapi pembiayaan. Nasabah diwajibkan untuk membayar harga yang
telah disepakati dengan pihak bank, secara mencicil. Kesepakatan harga yang didalamnya sudah terkandung mark up ini tidak berubah sampai berakhirnya kontrak.
85
Permadi Gandapradja, Dasar-Dasar dan Prinsip Pengawasan Bank Syariah, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004, hlm 62
86
Rachmadi Usman, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Jakarta : Bank Indonesia dan Tazkia Institut, 1999, hlm 55
Universitas Sumatera Utara
SKEMA 4 MEKANISME PEMBIAYAAN MURABAHAH MELALUI WAKALAH
1. Persyaratan dan Negosiasi 2. Akad Murabahah
3. Menyerahkan Dana dan Memberikan Kuasa
6. Menyerahkan Bukti Pembelian 7. Bayar Sekaligus
Angsuran 4. Pembelian oleh
Nasabah 5. Penyerahan Barang
Sumber : Konsep Akad Murabahah Al- Wakalah
2. Dasar Hukum Akad Murabahah Al- Wakalah Dalam Hukum Islam Pada Pembiayaan Warung Mikro di PT.Bank Syariah Mandiri Cabang Medan
Adapun landasan hukum murabahah dari Al- Qur‟an dapat ditemukan antara
lain pada Surat An-Nisa ayat 29 :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
Supplier Pemasok
Nasabah Pembiayaan Murabahah
Bank Syariah Ba‟i
Universitas Sumatera Utara
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”
Ayat ini menjelaskan secara tegas bagi semua muslim yang beriman kepada Tuhannya untuk selalu memperhatikan makanan yang mereka peroleh agar terhindar
dari laknat Allah SWT yaitu jalan yang haram dalam memperoleh makanan tersebut. Selanjutnya Allah SWT memberikan solusi melalui perniagaan atau jual beli yang
dipraktekkan atas dasar keridhoan di antara kedua belah pihak. Keridhaan dalam transaksi adalah merupakan prinsip. Oleh karena itu,
transaksi dapat dikatakan sah apabila didasarkan kepada keridhaan kedua belah pihak. Artinya, tidak sah suatu akad apabila salah satu pihak dalam keadaan terpaksa atau
dipaksa atau juga merasa tertipu. Bisa terjadi pada waktu akad sudah saling meridhai, tetapi kemudian salah satu pihak merasa tertipu, artinya hilang keridhaannya, maka
akad tersebut bisa batal.
Surat Al-Baqarah ayat 282 :
....
“Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu melakukan transaksi utang piutang untuk jangka waktu yang
ditentukan, tuliskanlah....”
ح
Universitas Sumatera Utara
”Dari Hakim bin Hizam berkata ia, bersabda Rasululah saw:” Dua orang yang berjual beli itu berhak memilih selama keduanya belum berpisah”, atau beliau bersabda:”
Sehi ngga keduanya berpisah.” Jika keduanya jujur dan terus-terang, maka keduanya
mendapat berkah dalam jual-belinya. Jika keduanya menyembunyikan dan berdusta maka dihapuslah berkah jual-
belinya itu.” HR. Bukhari, Kitab Al-Buyu‟ Sedangkan landasan hukum berwakalah bersumber dari Al-
Qur‟an dapat ditemukan pada Surat Al-Kahfi ayat 19 ialah
87
:
“Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar diantara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada di sini?”
Mereka menjawab, “Kita berada di sini sehari atau setengah hari.” Berkata yang lain lagi, “Tuhanmu lebih mengetahui berada kamu berada di sini. Maka suruhlah
salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian
makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-
kali menceritakan halmu kepada siapa pun” Ayat ke-19 Surat Al-Kahfi ini menggambarkan peristiwa perginya salah
satu anggota ash-habul kahfi untuk bertindak atas nama teman-temannya sebagai perwakilan dalam melakukan transaksi pembelian makanan. Didalam ayat ini
terdapat hal yang terkait dengan tauhid yaitu tauhid rububiyah dimana hanya Allah yang memiliki kekuasaan untuk membangkitkan baatsnahum.
87
Muhammad Nasib Ar-Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3, Jakarta : Gema Insan, 2000, hlm 124
Universitas Sumatera Utara
Selain itu pada ayat diatas juga terdapat salah satu sifat Allah yaitu aliimun Maha Mengetahui karena hanya Allah yang mengetahui berapa lama mereka
tertidur. Disamping itu secara tersirat terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah sebagai Dzat yang maha menjaga karena mustahil mereka dapat aman dalam gua tersebut
selama itu jika bukan Allah yang melindungi dan memeliharanya.
Disamping pokok aqidah dalam ayat tersebut juga terdapat tuntutan akhlak yaitu hendaklah kita memperhatikan undhur terhadap jenis makanan yang akan kita
konsumsi karena itu akan berpengaruh terhadap jasmani dan akhlak kita. Makanan yang buruk akan membawa mafsadat tidak hanya bagi jasmani tapi juga bagi rohani
kita. Makanan yang halal dan baik Insya Allah akan membantu kita berprilaku dan berakhlak baik lemah lembut sebagaimana Allah telah mengingatkan kepada ash-
habul kahfi. Dalam hal bermuamalah, maka ayat tersebut membicarakan tentang
perwakilan dalam bertransaksi, salah satu dari mereka menjadi wakil untuk membeli makanan yang baik guna memenuhi kebutuhan mereka atas rasa lapar dan dahaga.
Ada solusi yang diambil dengan jalan al-wakalah yang menetapkan pekerjaan wakil berupa perginya ia ketempat dimana barang tersebut berada di kota, dikenalkannya
alat pertukaran transaksi yaitu wariq atau uang perak dan ketentuan sighat terhadap barang taukil yang akan diadakan serta bolehnya diadakan non-disclossure
agreement antara wakil dan muwakil.
88
88
Ibid, hlm 126
Universitas Sumatera Utara
Surat Yusuf ayat 54-55
89
:
.
“Dan Raja berkata, “Bawalah dia Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang dekat kepadaku.” Ketika dia Raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia
Raja berkata, “ Sesungguhnya kamu mulai hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercaya”. Dia Yusuf berkata,
“Jadikanlah aku bendaharawan negeri Mesir, karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan.”
Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa diperbolehkan berwakalah, yaitu merujuk pada posisi wakil sebagai pihak penerima atas sesuatu yang diwakilkan.
Pihak wakil harus menunaikan segala sesuatu yang diamanahkan oleh muwakil tanpa ada sesuatu yang dikurangi atau ditambahi. Dalam ayat ini juga mengindikasikan dua
sikap mendasar yang harus ada dalam konsep al-wakalah. Sifat tersebut memiliki kemampuan untuk menjaga, memelihara, dan dapat dipercaya dalam menjalankan
pekerjaan yang diwakilkan. Selain itu juga harus amanah dan memiliki ilmu pengetahuan.
90
Sedangkan landasan hukum berwakalah yang berasal dari Hadist Rasulullah SAW, antara lain Hadist Al-Malik dalam Al-Muwatha yang meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW pernah mewakilkan kepada Abu Rafi‟ untuk mengganti posisi
89
Ibid, hlm 129
90
Ibid, hlm 130
Universitas Sumatera Utara
beliau dalam menerima perkawinan dengan Maimunah binti Harist. Dengan demikian praktik al-wakalah mendapat legalitas dari
syara’.
91
Bank Syariah Mandiri cabang Medan dalam memberikan pembiayaan warung mikro kepada nasabah juga sesuai dengan landasan hukum akad murabahah
al-wakalah yang ada di Bank Syariah Mandiri dan terdiri dari beberapa landasan ketentuan peraturan lainnya, yaitu
92
: 1. Undang- Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2008 perihal Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah. 2. Peraturan Bank Indonesia No.13 23 PBI 2011 tanggal 02 November 2011
perihal Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
3. Fatwa DSN No.04DSN- MUI IV 2000 perihal Pembiayaan Murabahah. 4. Fatwa DSN No.10 DSN- MUI IV 2000 perihal Al-Wakalah.
5. Anggaran Dasar PT. Bank Syariah Mandiri No.23 tanggal 8 September 1999 beserta perubahannya.
6. Kebijakan Pembiayaan PT. Bank Syariah Mandiri beserta perubahannya. 7. Petunjuk Pelaksanaan Pembiayaan Mikro SE No.6 006 PEM.
8. Surat Edaran Pembiayaan Mikro No.11 009 PEM perihal Pembiayaan Melalui Warung Mikro.
91
Ibid, hlm 132
92
Wawancara dengan Bapak Fadli, KWM di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, April 2014
Universitas Sumatera Utara
9. Surat Edaran Pembiayaan No.12 016 PEM perihal Jaminan Alternatif Pembiayaan Warung Mikro.
10. Surat Edaran No.6 002 INF perihal Penerapan Manajemen Resiko
3. Alasan Penerapan Akad Murabahah Al-Wakalah Pada Pembiayaan Warung Mikro di PT. Bank Syariah Mandiri
Secara umum, PT. Bank Syariah Mandiri dalam menyalurkan pembiayaan warung mikro kepada masyarakat menerapkan keharusan untuk menggunakan 2 jenis
akad yaitu akad murabahah dan akad al-wakalah.
93
a. Alasan menggunakan akad murabahah
1 Secara tekhnis perbankan, murabahah merupakan akad penjualan benda oleh bank dengan harga yang teolah disepakati, yang pembayarannya
dilakukan secara tangguh berhutang. Dengan demikian, nasabah berkewajiban membayar harga benda yang dibeli sampai dengan
pelunasannya, sebagaimana kewajiban membayar hutang. 2 Produk murabahah ini merupakan produk pembiayaan di mana pihak
bank dapat sebagai mediasi antara pihak yang berkepentingan, yaitu nasabah dan developer atau pemasok, maksudnya dalam hal ini adalah
apabila nasabah menginginkan memiliki atau membeli sesuatu barang dari developer sementara nasabah belum memiliki dana yang cukup untuk
dapat membelinya, maka bank dalam hal ini memberikan bantuan berupa pembiayaan dengan cara membeli barang yang diinginkan oleh nasabah
terlebih dahulu dari developer, kemudian pihak bank menjual kembali
93
Wawancara dengan Bapak Fadli, KWM Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, Juni, 2014
Universitas Sumatera Utara
barang tersebut kepada nasabah dengan harga sesuai dengan pembelian pihak bank dari pihak developer dengan metode angsuran dan ditambah
keuntungan bagi pihak bank yang telah disepakati antara pihak bank dan pihak nasabah.
3 Dalam kondisi keadaan ekonomi yang kurang menguntungkan, dimana kegiatan bisnis banyak mengalami kesulitan seperti pada saat krisis
ekonomi, maka dengan transaksi murabahah bank tidak turut memikul resiko akibat kerugian usaha nasabah. Nasabah tetap berkewajiban
membayar hutangnya baik dalam keadaan untung ataupun dalam keadaan rugi.
4 Pembiayaan murabahah memungkinkan adanya dhomman jaminan, karena sifat dari pembiayaan murabahah merupakan jual beli yang
pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, maka tanggungan pembayaran tersebut merupakan hutang yang harus dibayar oleh nasabah.
Bank syariah memberlakukan prinsip kehati-hatian dengan mengenakan dhomman pada nasabah.
5 Kesepakatan akad dalam pembiayaan murabahah ketika telah terjadi, maka besarnya harga sudah tidak dapat berubah lagi, namun untuk
menghindari terjadinya wanprestasi yang dilakukan pihak nasabah yaitu tidak membayar ataupun terlambat mengangsur pembiayaan murabahah
maka dalam perjanjian tersebut telah disetujui sebuah klausul tentang pembayaran denda yang harus dibayar oleh nasabah. Denda yang diterima
oleh pihak bank bukan merupakan salah satu unsur pendapatan bank
Universitas Sumatera Utara
syariah karena denda yang diperoleh tersebut digunakan sebagai dana sosial yang salah satunya disalurkan melalui Qard al-Hasan.
6 Apabila nasabah mempercepat kewajiban pembayarannya satu atau lebih sebelum jatuh tempo, maka bank diperbolehkan mengurangi bagian
keuntungannya. Perhitungan sisa hutang mengikuti ketentuan bank yang berlaku.
7 Peran bank selaku penjual ba’i dalam pembiayaan murabahah lebih
tepat digambarkan sebagai pembiayaan dan bukan penjual barang, karena bank tidak memegang barang, tidak pula mengambil risiko atas barang.
Pihak bank hanya memberikan sejumlah uang yang dikreditkan kerekening nasabah sesuai dengan plafond yang diminta nasabah dan
proses pengikatan akad tersebut dilakukan oleh pihak bank dan pihak calon nasabah dimana diawal kesepakatan akad pihak bank telah
memberitahukan harga jual yaitu plafond yang diminta oleh nasabah dan harga beli yang merupakan keuntungan margin untuk pihak bank.
8 Dengan transaksi murabahah, maka proses, analisis dan administrasinya sederhana.
9 Poin-poin isi akad murabahah : 1. Keterangan tentang data para pihak yaitu pihak bank dan pihak
nasabah. 2. Besarnya pembiayaan yaitu mencakup harga pokok, margin bank,
harga jual, besarnya angsuran perbulan, denda dan penggunaan fasilitas pembiayaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Penarikan pembiayaan dan nasabah berkewajiban menyerahkan “Surat Sanggup” untuk membayar kepada bank.
4. Jangka waktu, cara pembayaran dan tempat pembayaran. 5. Biaya-biaya asuransi, administrasi, biaya notaris.
6. Pengakuan dan jaminan 7. Cedera janji dan pembatasan terhadap tindakan nasabah.
8. Risiko, pengawasan, dan penyelesaian perselisihan.
b. Alasan menggunakan akad al-wakalah
Beberapa alasan keutamaan penggunaan akad al-wakalah sebagai pelengkap dalam pembiayaan murabahah pada pembiayaan warung mikro di PT. Bank Syariah
Mandiri : 1 Dalam akad al-wakalah terdapat prinsip
ta’awun, artinya tolong menolong di antara sesama manusia. Setiap manusia membutuhkan bantuan orang lain.
2 Terdapat prinsip amanah, artinya pihak nasabah debitur wakil harus menunaikan segala sesuatu yang diamanahkan oleh pihak bank muwakil,
dalam hal ini bahwa dana yang diberikan kepada pihak nasabah debitur wakil tersebut benar benar digunakan untuk pengadaan barang yang sesuai
dengan yang diperjanjikan. 3 Timbulnya saling percaya mempercayai diantara bank dengan nasabah.
Memberikan kuasa pada orang lain merupakan bukti adanya kepercayaan pada pihak lain.
4 Proses pembiayaan murabahah menjadi lebih praktis, karena mempermudah bank didalam menyediakan barang yang hendak dijadikan objek pembiayaan,
Universitas Sumatera Utara
tanpa harus mencari supplier penyedia barang yang sesuai dengan yang diinginkan nasabah, ataupun mencari pihak ketiga lain yang dapat dijadikan
agen untuk membeli barang tersebut. 5 Hemat waktu, pencarian dan pembelian barang yang dijadikan objek
pembiayaan oleh bank akan memakan waktu yang cukup lama, belum lagi apabila pihak bank kekurangan orang untuk melakukan pekerjaan tersebut
sehingga harus mencari agen yang bersedia membelikan barang tersebut. Sedangkan apabila bank memberikan kuasanya langsung kepada nasabah
untuk membeli barang mewakili dirinya, pencarian dan pembelian akan barang yang dimaksud oleh nasabah akan memakai waktu yang lebih sedikit
dikarenakan nasabah merupakan orang yang berkepentingan sendiri atas barang tersebut.
6 Nasabah akan langsung mengetahui fisik barang yang menjadi objek pembiayaan sehingga tidak lagi terdapat keraguan atas barang yang menjadi
objek pembiayaan dan bank tidak akan mendapat keluhan tentang cacatnya barang karena nasabah yang membeli sendiri barang tersebut.
7 Poin-poin isi akad al-wakalah : 1. Keterangan tentang data para pihak yaitu pihak bank dan pihak
nasabah. 2. Pihak nasabah melakukan tindakan untuk pembelian barang sesuai
dengan tujuan pembiayaan. 3. Pihak bank muwakil memberikan dana pembelian barang kepada
pihak nasabah wakil.
Universitas Sumatera Utara
4. Dengan diterimanya dana, maka nasabah wakil akan
menandatangani Tanda Bukti Penerimaan Uang Tunai sebagai bukti telah diterimanya dana oleh nasabah wakil dari pihak bank
muwakil. 5. Nasabah wakil menerima faktur invoice, kwitansi, atau tanda
pembayaran lain dari Supplier Pemasok sebagai bukti telah dilakukannya pembelian barang untuk kemudian diserahkan
kepada bank muwakil. 6. Penyerahan barang dimaksud dilakukan oleh Supplier Pemasok
langsung kepada nasabah wakil dengan persetujuan bank muwakil.
7. Bank muwakil tidak bertanggung jawab atas keadaan kondisi barang yang telah diterima oleh nasabah wakil dari Supplier
Pemasok. Management PT. Bank Syariah Mandiri menggariskan dalam Standart
Prosedur Operasional Bisnis PT. Bank Syariah Mandiri, SPOB PEM WMK 1, bahwa pelaksanaan pembiayaan murabahah al-wakalah dalam pembiayaan warung
mikro dilakukan secara
94
: 1 Marketable, artinya menarik. Menarik dalam hal ini, bagaimana pihak Bank
Syariah Mandiri dalam memasarkan dan menawarkan pembiayaan murabahah al-wakalah ke masyarakat luas dapat menarik simpatik sehingga
94
Wawancara dengan Bapak Fadli, KWM Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, Juni, 2014
Universitas Sumatera Utara
pihak calon nasabah tertarik untuk mengajukan pembiayaan warung mikro sesuai dengan kebutuhannya.
2 Kompetitif, artinya keunggulan yang dimiliki pihak Bank Syariah Mandiri dalam memasarkan produk pembiayaan warung mikro dengan memanfaatkan
pelayanan yang berfokus pada masyarakat luas sesuai dengan nilai unggul Bank Syariah Mandiri dapat berkompetisi dengan bank lainnya.
3 Mudah, artinya dalam mengajukan pembiayaan murabahah al-wakalah, pihak nasabah dapat dengan mudah mengajukan berkas proses pembiayaan.
4 Efektif, artinya pihak bank dan pihak nasabah dapat menjadi partner yang baik dalam proses pembiayaan murabahah al-wakalah karena pelaksanaannya
berdasarkan tahapan proses yang telah ditentukan. 5 Efisien, artinya biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses pembiayaan
murabahah al-wakalah ini sesuai dengan plafond pinjaman yang diajukan oleh nasabah.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
PELAKSANAAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH AL-WAKALAH PADA PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DI
PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN A.
Prinsip Penilaian Dalam Pemberian Pembiayaan Warung Mikro di PT. Bank Syariah Mandiri
Untuk mendapatkan fasilitas kredit atau pembiayaan, sebelumnya bank harus mempunyai keyakinan terlebih dahulu terhadap nasabah debitur, bahwa kredit
atau pembiayaan yang akan diberikan dapat dikembalikan oleh nasabah debitur. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit atau pembiayaan sebelum
kredit atau pembiayaan tersebut disalurkan. Penilaian kredit atau pembiayaan oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang
nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar dan sungguh-sungguh.
95
Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standart
penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan
dengan menggunakan analisis 5C yaitu
96
: 1. Charater, merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari orang-
orang yang akan diberikan kredit atau pembiayaan benar-benar harus dapat dipercaya. Untuk membaca watak dan sifat dari calon nasabah debitur dapat
95
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003, hlm 117
96
Ibid, hlm 120
72
Universitas Sumatera Utara
dilihat dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, seperti : cara hidup atau gaya hidup
sehari-hari, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan suatu ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayar.
Untuk memperkuat data ini, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : a. Wawancara langsung dengan pihak nasabah terkait.
b. Melakukan BI Checking data nasabah. c. Melakukan Trade Checking.
2. Capacty, merupakan analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit atau pembiayaan. Dari penilaian ini terlihat kemampuan
nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya selama ini dalam mengelola
usahanya, sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit atau pembiayaan yang disalurkan. Untuk mengetahui kapasitas
nasabah, bank harus memperhatikan : a. Angka-angka hasil produksi dari usaha nasabah.
b. Angka-angka penjualan dan pembelian. c. Perhitungan laba- rugi perusahaan saat ini dan proyeksinya.
d. Data finansial perusahaan beberapa tahun terakhir yang tercermin dalam neraca laporan keuangan.
3. Capital, merupakan cara untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan neraca dan laporan rugi laba yang
disajikan dengan
melakukan pengukuran
seperti segi
likuiditas,
Universitas Sumatera Utara
solvabilitasnya, rentabilitas
97
dan ukuran lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber modal yang ada sekarang ini, termasuk persentase
modal yang digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.
4. Conditio merupakan cara melihat kredit atau pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan prediksi
untuk di masa yang akan datang. 5. Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan
kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin. Analisis diarahkan
terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan dimaksud harus mengcover risiko bisnis calon nasabah. Analisis dilakukan antara lain :
a. Meneliti kepemilikan jaminan yang diserahkan. b. Mengukur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud.
c. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa harus mengurangi nilainya.
d. Memperhatikan pengikatannya sehingga secara legal bank dapat dilindungi.
97
Likuiditas merupakan prihal posisiuang kas suatu perusahaan dan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo tepat pada waktunya. Solvabilitas merupakan kemampuan
perusahaan untuk membayar utang-utangnya karena jumlah aktivanya melebihi utang-utang tersebut. Rentabilitas merupakan hasil perolehan suatu investasi yang dinyatakan dengan persentase dari
besarnya investasi. Departemen Pendidikan Nasional, Op.cit, hlm 212-215
Universitas Sumatera Utara
e. Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan. Semakin tinggi rasio tersebut, maka semakin tinggi kepercayaan bank terhadap
kesungguhan calon nasabah. f. Marketabilitas jaminan. Jenis dan lokasi jaminan sangat menentukan
tingkat marketable suatu jaminan. Rumah yang besar dan berharga jutaan rupiah bisa turun harganya hanya karena terletak dilokasi yang
sangat sulit dijangkau. Selain prinsip penilaian tersebut, maka beberapa prinsip lain yang
digunakan Bank Syariah Mandiri dalam pemberian pembiayaan warung mikro kepada nasabah debitur adalah :
1. Prinsip Kehati-hatian Bank wajib melaksanakan kebijakan pembiayaan berdasarkan prinsip kehati-
hatian yang meliputi kebijakan pokok dalam pembiayaan, tata cara penilaian kualitas pembiayaan dan profesionalisme pejabat pembiayaan. Untuk
penilaian pembiayaan yang beresiko tinggi ditetapkan sesuai keperluan berdasarkan penelitian kondisi pembiayaan pada waktu yang lalu dan
kemungkinan kondisi usaha di masa mendatang. 2. Prinsip Pengawasan Pembiayaan
Mengingat pembiayaan merupakan salah satu kegiatan usaha bank yang mengandung kerawanan yang dapat merugikan bank dan pada gilirannya
berakibat pada kepentingan masyarakat penyimpan dana serta penggunaan jasa perbankan, maka bank harus menetapkan dan melaksanakan fungsi
pengawasan pembiayaan yang menyeluruh.
Universitas Sumatera Utara
3. Prinsip Mengenal Nasabah Debitur
98
Mengenal sifat atau watak seseorang yang pada akhirnya mengetahui itikad baik seseorang tersebut baik atau buruk.
4. Studi Kelayakan Studi kelayakan ini meliputi studi kelayakan bahan baku, pekerja SDM, dan
kelayakan di lapangan terhadap agunan. Hal ini diharapkan dapat mengetahui siapa yang sebenarnya memiliki hak atas agunan tersebut dan mengetahui
nilai harga jual yang sebenarnya sesuai dengan lokasi yang ada.
5. Penilaian Terhadap Prospek Usaha Nasabah Debitur condition of economy Bank harus menganalisis keadaan pasar tempat usaha nasabah debitur baik
masa lalu maupun yang akan datang, sehingga masa depan pemasaran dari hasil proyek atau usaha nasabah debitur yang dibiayai bank dapat diketahui.
Analisa diarahkan pada kondisi sekitar yang secara langsung maupun yang tidak langsung berpengaruh terhadap usaha nasabah debitur. Kondisi ekonomi
yang diperhatikan bank, antara lain : a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha
calon nasabah. b. Kondisi usaha calon nasabah, perbandingan dengan usaha sejenis, dan
lokasi lingkungan wilayah usahanya.
98
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3102001, Tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah
Universitas Sumatera Utara
c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon nasabah. d. Prospek usaha calon nasabah di masa yang akan datang.
e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi prospek industri dimana perusahaan calon nasabah terkait didalamnya.
Analisis kredit dalam penyaluran pembiayaan pun sangat perlu dilakukan untuk proses pengambilan keputusan, apakah permohonan kredit atau pembiayaan
layak diberikan atau tidak. Oleh karena itu dalam setiap analisis kredit didasarkan tetap memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut
99
:
1. Analisis tersebut hendaknya meliputi aspek dari pemohon kredit. 2. Semua aspek tersebut harus dianalisi secara objektif dalam arti aspek yang
dianalisi dapat menunjukan baik kelebihan maupun kekurangan permohonan kredit.
3. Analisis tersebut hendaknya mengandung penilaian yang tegas dan jelas sehingga mempermudah pengambilan keputusan.
4. Analisis yang digunakan memakai metode analisis yang baik dengan penggunaan standart pembanding yang normal.
Dalam hal persetujuan kredit, merupakan kegiatan administrasi kredit dari pelaksanaan terhadap keputusan dari suatu permohonan kredit dan merupakan
tahapan yang perlu diperhatikan. Karena ini merupakan awal hubungan antara calon nasabah debitur dengan bank, dengan akan diadakannya ikatan resmi melalui suatu
ikatan perjanjian kredit dan ikatan pemberian jaminan dari nasabah debitur kepada pihak bank.
B.
Ketentuan Pelaksanaan Pembiayaan Melalui Warung Mikro
99
Arif Djohan Tunggal, Aspek Hukum Perkreditan Berwawasan Lingkungan di Bidang Perbankan, Jakarta : Harvarindo, 2003, hlm 155
Universitas Sumatera Utara
A. Pemasaran Pembiayaan Melalui Warung Mikro dilaksanakan oleh
100
:
1. Pelaksana Marketing Mikro PMM dengan melakukan pemasaran pembiayaan secara proaktif, antara lain melakukan penawaran
melalui brosur atau telepon, melakukan kunjungan ke nasabah on the spot.
2. Cabang dengan mencari calon nasabah baik yang baru maupun yang telah menjadi nasabah Bank top up melalui cross selling
serta melayani walk-in customer segmen Micro Banking untuk kemudian referral kepada Warung Mikro terdekat.
B. Analisa Pembiayaan
Analisa pembiayaan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil rekomendasi Aplikasi Skoring Mikro ASM yang dioperasikan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Pola analisa pembiayaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Data dan informasi calon nasabah didapat dari form aplikasi, interview, dan kunjungan. Data dan informasi dimasukkan ke
dalam satu format standart yang berisi, antara lain : a. Data dan informasi identitas calon nasabah :
1 KTP Kartu Keluarga Surat Keterangan lainnya 2 KTP Pengurus untuk Badan Usaha
100
Wawancara dengan Bapak Fadli, KWM di Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, April 2014
Universitas Sumatera Utara
3 Tempat Tinggal 4 Pekerjaan Usaha Pokok
b. Data dan informasi usaha : 1 Akta Pendirian berikut perubahan dan pengesahannya
untuk Badan Usaha 2 Legalitas usaha usaha formal
3 Tempat lokasi areal usaha 4 Penjualan
5 Pembelian bahan baku 6 Biaya operasional
7 Keuntungan 8 Asset usaha tanah, bangunan dan mesin
c. Data dan informasi keuangan : 1 Kas dan simpanan tabungan giro deposito
2 Asset likuid lainnya 3 Asset tetap tanah dan rumah
4 Hutang dan kewajiban lainnya 5 Permodalan
d. Data informasi hubungan Perbankan : 1 Hubungan dengan Bank Syariah Mandiri
2 Hubungan dengan bank lain 3 Blacklist Bank Indonesia
Universitas Sumatera Utara
2. Analisis kelayakan pembiayaan dilakukan dengan menggunakan data dan informasi standart serta hasil kunjungan nasabah on the
spot yang dilakukan oleh Micro Account Officer MAO. Analisis kelayakan
pembiayaan melalui
Warung Mikro
juga mempertimbangkan beberapa hal,antara lain :
a. Keyakinan atas identitas dan domisili calon nasabah yang dilakukan dengan cara :
1 Melakukan verifikasi kebenaran KTP dan KK sebagai milik yang bersangkutan
2 Melakukan verifikasi domisili dan status domisili milik sendiri pihak ke-3 sewa lainnya
3 Melakukan verifikasi fasilitas-fasilitas lain seperti telepon, listrik, PBB dan lain-lain
4 Mengkonfirmasi keberadaan yang bersangkutan ke lingkungan sekitarnya
b. Kepastian adanya usaha dan kemungkinan berkembang yang dilakukan dengan cara :
1 Memastikan kepemilikan usaha dimaksud 2 Memastikan usaha yang dilakukan sesuai dengan
peruntukan pembiayaan yang dimohonkan 3 Memastikan usaha tersebut telah berjalan sesuai dengan
persyaratan
Universitas Sumatera Utara
4 Meyakini bahwa usaha tersebut dapat berkembang dengan fasilitas pembiayaan jika nantinya disetujui
c. Kepastian adanya kemampuan pembayaran pembiayaan yang dilakukan dengan cara :
1 Memastikan usaha tersebut mendatangkan keuntungan yang cukup untuk pembayaran pembiayaan
2 Mempertimbangkan unsur-unsur yang membebani atau dapat menjadi beban finansial usaha, misalnya jumlah
anak tanggungan hutang dan pola konsumsi calon nasabah
3 Memperkirakan cash flow usaha dan rumah tangga, misalnya dengan tabungan sebagai indikator
4 Meyakini bahwa yang bersangkutan mampu dan mau untuk membayar pembiayaan
5 Meyakini kemampuan
penyelesaian pelunasan
pembiayaan jika terdapat kondisi wanprestasi d. Teridentifikasinya risiko pembiayaan yang mengakibatkan
gagal bayar atau pelunasan pembiayaan, antara lain : 1 Risiko operasional dan pengelolaan usaha produksi
2 Risiko pemasaran hasil usaha produksi 3 Risiko keuangan
4 Risiko lainnya
Universitas Sumatera Utara
C. Proses Pembiayaan Usaha Mikro
101
1. Pemasaran Pembiayaan a. PMM melakukan pemasaran pembiayaan secara proaktif, baik
melalui kunjungan langsung kepada calon nasabah maupun melalui sarana pemasaran lainnya termasuk menjaga loyalitas
nasabah sampai akhir waktu pembiayaannya. b. PMM melakukan prakualifikasi terhadap calon nasabah dan
usahanya berdasarkan ketentuan pembiayaan mikro Bank Syariah Mandiri antara lain dengan meyakini hal-hal sesuai
dengan persyaratan pembiayaan. c. Apabila calon nasabah tidak memenuhi kualifikasi maka
permohonan pembiayaan dapat langsung ditolak oleh PMM. 2. Aplikasi Pembiayaan
a. Calon nasabah mengisi lengkap formulir aplikasi pembiayaan Formulir Aplikasi Pembiayaan Usaha Mikro.
b. Setelah formulir aplikasi diisi lengkap calon nasabah menyampaikan data dokumen pendukung sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. c. PMM menerima aplikasi pembiayaan yang telah diisi lengkap
oleh calon nasabah dan memastikan bahwa aplikasi pembiayaan dimaksud telah lengkap.
101
Surat Edaran Pembiayaan No.11 009 PEM Perihal Pembiayaan Melalui Warung Mikro
Universitas Sumatera Utara
d. Apabila aplikasi pembiayaan mikro diterima oleh selain dari Warung Mikro, maka aplikasi diteruskan kepada Warung
Mikro terdekat. e. PMM melakukan input data nasabah atau Customer
Information File CIF sesuai data dan dokumen yang diterima dari calon nasabah dan input fasilitas pembiayaan nasabah.
f. PMM melakukan input skoring sesuai data dan dokumen yang diterima calon nasabah dengan menggunakan Aplikasi Skoring
Mikro ASM.
Hasil keputusan
ASM terdiri
atas, “Direkomendasikan” dan “Tidak Direkomendasikan”.
3. Verifikasi, Aprraisal, dan Analisa Pembiayaan a. MAO melakukan verifikasi skoring dari PMM untuk meyakini
akurasi dan kebenarannya sesuai data dan dokumen yang disampaikan calon nasabah.
b. Jika skoring telah diverifikasi akurasi dan kebenarannya, MAO melakukan kunjungan nasabah dengan Format Laporan
Kunjungan Nasabah dan Verifikasi. c. MAO melakukan penilaian atas jaminan pembiayaan. Format
Berita Acara Penilaian Agunan. d. MAO meyakini bahwa bagi calon nasabah yang sedang
mendapat fasilitas pembiayaan di tempat lain atas obyek pembiayaan yang akan dibiayai sudah dilunasi oleh calon
Universitas Sumatera Utara
nasabah sebelum pencairan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri dilaksanakan.
e. MAO meyakini bahwa bagi nasabah yang memiliki usaha untuk tujuan produktif, layak untuk dibiayai, berjalan dengan
baik minimal 2 dua tahun dan bukan merupakan usaha yang dilarang sesuai ketentuan yang berlaku.
f. MAO melakukan proses analisa pembiayaan berdasarkan data dan kelengkapan dokumen sebagaimana yang dipersyaratkan
dan mengajukan
usulan pembiayaan
kepada komite
pembiayaan meliputi persetujuan penolakan, jenis fitur, limit yang diberikan, jangka waktu dan sebagainya.
g. Back Office Loan Admin Cabang Cabang Pembantu BO melakukan pengecekan data calon nasabah melalui BI
checking. Hasil pengecekan tersebut dilampirkan pada NAP yang dibuat MAO pada saat mengajukan kepada Komite
Pembiayaan Cabang Cabang Pembantu.
4. Persetujuan Pembiayaan a. Berdasarkan usulan MAO, maka dimintakan persetujuan
kepada Komite Pembiayaan Cabang Cabang Pembantu. b. Jika permohonan ditolak, maka Kacab Kacapem meminta
MAO agar membuat Surat Penolakan Pembiayaan SPP,
Universitas Sumatera Utara
MAO dapat menugaskan PMM untuk membuat SPP yang ditandatangani Kacab Kacapem untuk disampaikan kepada
pemohon. c. Jika permohonan disetujui, MAO membuat Surat Penegasan
Persetujuan Pembiayaan Mikro SP3M yang ditandatangani Kacab Kacapem untuk disampaikan kepada calon nasabah.
5. Administrasi Pembiayaan a. Apabila Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan Mikro
SP3M telah ditandatangani dan dikembalikan oleh nasabah, maka BO membuat Akad Pembiayaan untuk ditandatangani
oleh Kacab Kacapem dengan calon nasabah. b. Sebelum penandatanganan, calon nasabah :
1 Menunjukkan dan atau menyerahkan dokumen asli sesuai persyaratan yang diminta.
2 Membayar biaya-biaya yang dipersyaratkan seperti administrasi premi asuransi, dan sebagainya apabila
dikenakan. c. BO melakukan Compliance Self Assessment terhadap
kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan. 6. Pencairan Pembiayaan dan Dokumentasi
a. Setelah Akad Pembiayaan AP ditandatangani oleh Kacab Kacapem dan nasabah, BO wajib memastikan pengikatan
agunan telah dilakukan sesuai ketentuan.
Universitas Sumatera Utara
b. Selanjutnya MAO membuat memo pencairan fasilitas pembiayaan kepada bagian operasional Cabang Cabang
Pembantu. Proses posting dilakukan oleh BO Cabang Cabang Pembantu ke rekening nasaba. Selanjutnya nasabah dapat
melakukan penarikan dana dari rekening tabungannya. c. Dokumen pembiayaan, seperti Nota Analisa Pembiayaan
Usaha Mikro, Surat Penegasan Persetujuan Pembiayaan Mikro SP3M, Akad Pembiayaan AP dan dokumen jaminan
diarsipkan dengan rapi oleh BO untuk disimpan sesuai ketentuan Bank yang berlaku.
7. Collection dan Monitoring Pengembalian pembiayaan dilakukan secara angsuran sampai
pembiayaan lunas. Pembayaran Angsuran Pembiayaan dilakukan dengan cara pendebetan otomatis System Auto Debet. Pendebetan
rekening tabungan dilakukan oleh cabang atas dasar Surat Kuasa dari nasabah. PMM dan MAO melaksanakan monitoring rekening
dan aktivitas usaha nasabah, dan mengambil langkah pencegahan atas penurunan kinerja aktivitas usaha nasabah. Apabila nasabah
menunggak, maka PMM wajib untuk menagih secara intensif dan menerbitkan mengirimkan Surat Pemberitahuan atau Surat
Universitas Sumatera Utara
Peringatan Tindakan yang harus dilakukan PMM MAO atas terjadinya tunggakan.
8. Kolektibilitas Pembiayaan a. Kolektibilitas pembiayaan mengacu pada ketentuan Bank
Indonesia yang berlaku. b. Penggolongan kolektibilitas kualitas pembiayaan didasarkan
pada ketepatan waktu pembayaran angsuran pokok dan margin nasabah.
c. Perubahan kolektibilitas pembiayaan dilakukan secara otomatis oleh sistem berdasarkan kriteria tunggakan pokok dan atau
margin sesuai ketentuan Bank Indonesia. d. BO memberikan data kolektibilitas per-nasabah kepada MAO,
selanjutnya MAO mendistribusikan kepada PMM untuk melakukan upaya penagihan dan penyelesaian terhadap
penurunan kolektibilitas pembiayaan. 9. Pelunasan Pembiayaan
Pada dasarnya pembiayaan yang dilakukan dalam suatu kontrak murabahah yang harus dilunasi pada jangka waktu tertentu
angsuran tidak jauh berbeda dengan suatu pembiayaan yang didasarkan pada suku bunga tetap pada perbankan konvensional.
Dalam kedua kontrak tersebut, pembiayaan adalah tetap dianggap sebagai hutang, baik biaya pembiayaan yang ada dianggap atau
disebut sebagai
bunga atau
laba serta
jangka waktu
Universitas Sumatera Utara
pembayarannya pun ditetapkan. Perbedaan yang paling jelas adalah hanya terletak pada kondisi ketika seorang nasabah debitur
gagal melunasi hutangnya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Di perbankan konvensional, pinjaman yang diberikan
melalui sistem bunga pada umumnya akan menimbulkan sanksi bunga tambahan jika pinjaman tidak dilunasi pada saat jatuh
tempo, baik si debitur mampu membayar atau tidak. Sementara itu di perbankan Islam tidak demikian adanya, tergantung pada
kondisi ketidakmampuan nasabah debitur dalam membayar pinjamannya tersebut. Jika seorang nasabah debitur tidak mampu
melunasi hutangnya, maka pihak bank harus memberi kelonggaran toleransi untuk melunasinya sesuai dengan perintah Al-
Qur‟an dalam Surat Al-Baqarah ayat 280. Penundaan semacam dalam inti
konsepnya harus diberikan tanpa melalui penambahan beban atau semacamnya seperti adanya denda dan sebagainya atas waktu yang
diberikan untuk pembayaran tersebut. jika dilihat dari kegunaan yang ada dari konsep denda yang diberlakukan ini, pada dasarnya
adalah sama dengan tujuan-tujuan praktis dari penerapan sistem bunga di bank-bank konvensional, ketika hutang tidak dilunasi
tepat waktu sebagai kompensasi atas hilangnya tingkat laba normal atau opportunity cost dari modal yang diinvestasikan. Itu
semua adalah tidak lain untuk menjamin dana-dana yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
kepada para nasabahnya. Dalam rangka pelunasan pembiayaan, MAO dan PMM berkewajiban :
a. Setelah pembiayaan dilunasi, MAO meminta cabang untuk melakukan penutupan rekening pembiayaan.
b. MAO melakukan pengembalian agunan. c. PMM menawarkan Pembiayaan Usaha Mikro atau Pembiayaan
Segmen Mikro.
TABEL 3 JUMLAH PEMBIAYAAN DENGAN AKAD MURABAHAH AL-WAKALAH
TERHADAP PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG MEDAN TAHUN 2013
No. Tujuan Pembiayaan
Jumlah Nasabah Penerima
Jumlah Pembiayaan 1
Modal Kerja 15
Rp. 300.000.000,- 2
Investasi 20
Rp. 400.000.000,- 3
KUR 25
Rp. 465.000.000,- 4
PUM- Tunas 10
Rp. 85.000.000,- 5
PUM- Madya 10
Rp. 350.000.000,- 6
PUM- Utama 7
Rp. 635.000.000,- Total :
87 Rp. 2.235.000.000,-
Sumber : Warung Mikro PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan Tahun 2013
Universitas Sumatera Utara
C. Jaminan Dalam Pembiayaan Murabahah Al-Wakalah Pada Pembiayaan Warung Mikro di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan
Secara umum jaminan dalam hukum Islam fiqh dibagi menjadi dua, yaitu jaminan yang berupa orang personal guarancy, yang sering dikenal dengan istilah
dhoman atau kafalah, dan yang kedua adalah jaminan berupa harta benda yang dikenal dengan istilah rahn.
Kafalah menurut etimologi berarti al-dhamanah, hamalah, dan za’aamah.
Ketiga istilah tersebut memiliki arti yang sama, yakni menjamin atau menanggung. Sedangkan menurut terminologi kafalah adalah jaminan yang diberikan kafiil
penanggung kepada pihak ketiga atas kewajiban prestasi yang harus ditunaikan pihak kedua tertanggung.
102
Kafalah dibagi menjadi dua bagian, yaitu kafalah dengan jiwa kafalah bin nafs dan kafalah dengan harta kafalah bil-maal. Kafalah dengan jiwa dikenal
dengan kafalah bi al-wajhi, yaitu adanya kesediaan pihak penjamin al-kafil, ad- dhamin atau al-
za’im untuk menghadirkan orang yang ia tanggung kepada yang janjikan tanggungan makful-lah. Kafalah yang kedua adalah kafalah harta, yaitu
kewajiban yang mesti ditunaikan oleh dhamin atau kafiil dengan pembayaran pemenuhan berupa harta.
Dalam hukum Islam, seluruh mahzab hukum syariah tidak membenarkan meminta jaminan untuk akad yang bertujuan untuk melakukan transaksi berdasarkan
kemitraan. Namun dalam perbankan syariah, ada akad yang disebut dengan rahn,
102
Wahbah Zuhaili, Penerapan Hukum Jaminan Dalam Pembiayaan di Perbankan Syariah, Jakarta : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008, hlm 82
Universitas Sumatera Utara
yang mengandung makna “tetap dan tertahan”. Para ulama memaknainya sebagai “menjadikan barang berharga sebagai jaminan suatu hutang”.
103
Sehingga agunan itu berhubungan dengan hutang piutang yang timbul dari padanya.
Rahn atau rungguhan, agunan atau jaminan dalam hukum Islam dibolehkan mengambil manfaat dari rahn tersebut, baik diambil oleh pemegang atau oleh orang
yang memberikan barang tersebut. Akad rahn dalam hukum positif disebut dengan barang jaminan atau agunan. Sedangkan menurut istilah rahn adalah harta yang
dijadikan pemiliknya sebagai jaminan hutang yang bersifat mengikat.
104
Akad rahn menurut syara‟ adalah menahan sesuatu dengan cara yang
dibenarkan yang memungkinkan untuk ditarik kembali. Maksud menahan sesuatu barang adalah barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan
syara‟ yang dijadikan sebagai jaminan hutang, kemudian si pemilik harta tersebut diperbolehkan mengambil hutang seharga nilai barangnya atau
sebahagian. Barang yang termasuk rahn adalah transaksi yang menggunakan surat berharga sebagai jaminan dengan barang.
105
Defenisi ini mengandung pengertian bahwa barang yang boleh dijadikan jaminan atau agunan hutang itu hanya yang bersifat materi. Barang jaminan itu boleh
dijual apabila hutang tidak dapat dilunasi dalam waktu yang disepakati kedua belah pihak.
Syarat yang terakhir dari kesempurnaan rahn oleh para ulama disebut al- marhun barang jaminan dikuasai secara hukum. Artinya, barang jaminan berada
dalam kekuasaan orang yang memberikan pembiayaan, yaitu dalam hal ini adalah
103
Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, Jakarta : Prenada Media, 2003, hlm 227
104
Ad-Dardir, Penerapan Hukum Jaminan Dalam Pembiayaan di Perbankan Syariah, Jakarta : Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008, hlm 77
105
Tim Asistensi Pengembangan LKS, Perbankan Syariah Perspektif Praktisi, Jakarta : Muamalat Institute, 1999, hlm 89
Universitas Sumatera Utara
bank. Tentu saja penyerahan barang dari orang yang berhutang kepada bank yang memberikan pembiayaan itu sesuai dengan barang jaminannya. Oleh karena itu, jika
barang jaminan berupa tanah, maka tidak mungkin tanah itu diberikan secara fisik, tapi dapat berupa alat bukti hak sertifikat, demikian juga jika jaminan itu mobil atau
sepeda motor, maka yang diserahkan dapat berupa alat bukti kepemilikannya BPKB.
Dari uraian tentang kedua konsep jaminan tersebut, jelas bahwa eksistensi jaminan diakui dalam hukum Islam. Untuk jaminan yang diberikan oleh pihak lain
atas kewajiban prestasi yang harus dilaksanakan oleh pihak yang dijamin debitur kepada pihak yang berhak menerima pemenuhan kewajiban kreditur disebut dengan
kafalah, sedangkan jaminan yang terkait dengan benda harta yang harus diberikan debitur orang yang berhutang kepada kreditur orang yang berpiutang disebut rahn.
Sebagai perbandingan, dalam sistem yang berlaku di Indonesia, jaminan digolongkan menjadi dua macam, yaitu jaminan materiil kebendaan dan jaminan
inmateriil perorangan, bortogh. Jaminan kebendaan mempunyai ciri-ciri “kebendaan” dalam arti memberikan hak mendahului di atas benda-benda tertentu
dan mempunyai sifat melekat dan mengikuti benda yang bersangkutan. Sedangkan jaminan perorangan, tidak memberikan hak mendahului atas benda-benda tertentu,
tapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan perikatan yang bersangkutan.
106
1. Fungsi Jaminan Dalam Perjanjian Pembiayaan Murabahah Al-Wakalah