Immanuel Syam Naek Nababan : Studi Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Tambahan Overlay Pada Proyek Peningkatan Jalan Propinsi Jurusan Binjai – Timbang Lawang STA 61+000 – 62+800, 2008.
USU Repository © 2009
II.4 Dasar – dasar Perencanaan
1. Umum
Perencanaan tebal perkerasan adalah dasar dalam menentukan tebal dari perkerasan, baik itu perkerasan lentur maupun tebal perkerasan kaku
sesuai dengan yang dibutuhkan untuk suatu jalan. Perencanaan tebal lapis perkerasan lentur jalan baru umumnya dapat
dibedakan atas dua metode yaitu : a.
Metode Empiris, metode ini dikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian dari jalan – jalan yang dibuat khusus untuk penelitian
atau dari jalan yang sudah ada. b.
Metode Teoritis, metode ini dikembangkan berdasarkan teori lapis matematis dari sifat tegangan dan regangan pada lapisan perkerasan
akibat beban berulang dari lalu lintas.
Metode Empiris.
Dalam menghitung tebal lapisan perkerasan jalan baru, terdapat bermacam – macam metode empiris yang telah dikembangkan berbagai
Negara, seperti : 1.
road Note 29 dan Road ote 31 dari Inggris. Metode ini digunakan untuk tebal lapis perkerasan lentur di negara – Negara beriklim sub
tropis dan tropis seperti Negara Malaysia, Singapura dan Thailand. 2.
AASHTO dan Asphalt Institute dari Amerika dimana cara AASHTO dijadikan perhitungan perkerasan di Indonesia.
Immanuel Syam Naek Nababan : Studi Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Tambahan Overlay Pada Proyek Peningkatan Jalan Propinsi Jurusan Binjai – Timbang Lawang STA 61+000 – 62+800, 2008.
USU Repository © 2009
3. Manual pemeriksaan perkerasan jalan dengan alat Benkleman Beam
sesuai dengan nomor : 01 M B 1983. 4.
Metode HRODI. 5.
Metode Bina Marga Pd. T-05-2005-B. Metode ini merupakan revisi dari Manual Pemeriksaan Perkersasan Jalan Dengan Alat Benkelman
Beam dengan nomor : 01 MB 1983 Bina marga 1983. Modifikasi dilakukan untuk penyesuaian dengan kondisi alam, lingkungan, sifat
tanah dasar, dan jenis lapisan perkerasan yang umum dipergunakan di Indonesia.
6. Metode NAASRA, dari Australia yang dapat dibaca pada “Interim
Guide to Pavement Thickness Design”.
Metode Teoritis
Metode teoritis yang umum dipergunakan saat ini berdasarkan teori elastis elastic layered theory. Teori ini membutuhkan nilai Modulus
elastisitas dan poison ratio dari setiap lapisan perkerasan.
Sumber : Silvia Sukirman dalam Perkerasan Lentur Jalan Raya, 1999 : 12.
Cara yang digunakan dalam laporan ini untuk menghitung kembali tebal lapis perkerasan adalah menghitung tebal lapis tambahan dengan metode
Benkleman Beam.
Immanuel Syam Naek Nababan : Studi Perencanaan Tebal Lapisan Perkerasan Tambahan Overlay Pada Proyek Peningkatan Jalan Propinsi Jurusan Binjai – Timbang Lawang STA 61+000 – 62+800, 2008.
USU Repository © 2009
2. Analisa Perhitungan dengan Benkleman Beam