Dedy Yuzwar : Pengaruh Lokasi Dan Promosi Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millennium Medan, 2009.
4.Pameran. 5.Mensponsori beberapa acara.
e. Informasi dari Mulut ke Mulut Word of Mouth Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan
jasa. Pelanggan sangat dekat dengan penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial
tentang pengalamannnya. Sehingga informasi dari mulut - kemulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap pemasaran dibandingkan
dengan aktivitas komunikasi lainnya. f.
Pemasaran Langsung Direct Marketing Pemasaran langsung merupakan unsur terakhir dalam bauran
komunikasi dan promosi.
G. Perilaku Konsumen
Menurut Hawkins, Best dan Coney dalam Tjiptono, 2005:40, Perilaku konsumen merupakan studi mengenai individu, kelompok, atau organisasi dan
proses – proses yang dilakukan dalam memilih, menentukan, mendapatkan, menggunakan, dan menghentikan pemakaian produk, jasa, pengalaman, atau ide
untuk memuaskan kebutuhan, serta dampak proses – proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat.
Dedy Yuzwar : Pengaruh Lokasi Dan Promosi Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millennium Medan, 2009.
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan penyaluran barang, jasa,
pengalaman, serta ide. Sunarto, 2006:3 Dari definisi diatas, kita mengetahui bahwa ada dua komponen kunci
yang harus dilakukan perusahaan dalam memahami perilaku konsumen : 1. Perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
2.Perusahaan mempelajari proses pertukaran, yaitu dua pihak saling mentransfer sesuatu yang bernilai bagi yang lain. Hal ini berarti bahwa titik pusat kegiatan
perusahaan didasarkan pada suatu aplikasi disiplin keunggulan konsumen. Oleh karena itu, konsumen merupakan titik pusat usaha pemasaran.
H. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam proses pembelian maka ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh konsumen.
Sumber : Tjiptono 2005 Gambar 2.3 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
a. Pengenalan masalah kebutuhan, proses ini dimulai pada saat konsumen
menyadari adanya masalah kebutuhan. Konsumen harus menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi yang
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Perilaku Pasca
Pembelian Keputusan
Pembelian
Dedy Yuzwar : Pengaruh Lokasi Dan Promosi Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millennium Medan, 2009.
sebenarnya terjadi. Kebutuhan ini disebabkan rangsangan internal yan berasal dari dalam diri konsumen.
b. Pencarian informasi, pada tahap ini seseorang konsumen yang mulai
timbul minatnya akan terdorong mencari informasi yang lebih banyak . Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk.
c. Evaluasi alternatif, yaitu mengevaluasi pilihan terhadap produk dan merek
dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen dengan membandingkan berbagai pilihan yang dapat memecahkan masalah yang
dihadapi. d.
Keputusan pembelian, setelah melakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif, konsumen akan mengurangi jumlah alternatif yang akan
dipertimbangkan selanjutnya akan memilih salah satu dan melakukan pembelian
e. Perilaku sesudah pembelian, kepuasan dan ketidakpuasan terhadap akan
mempengaruhi pembelian selanjutnya bagi konsumen.
I. Minat Pembelian Ulang
Minat pembelian ulang adalah perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Minat pembelian ulang menunjukkan keinginan pelanggan untuk
melakukan pembelian ulang untuk waktu yang akan datang. Perilaku pembelian ulang seringkali dihubungkan dengan loyalitas merek.
Akan tetapi, ada perbedaan di antara keduanya. Bila loyalitas untuk mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek tertentu, maka perilaku
Dedy Yuzwar : Pengaruh Lokasi Dan Promosi Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millennium Medan, 2009.
pembelian ulang semata – mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara berulang kali.
Menurut Kapferer dan Laurent dalam Tjiptono, 2005:231, perilaku pembelian ulang repeat purchasing behaviour bisa dijabarkan menjadi dua
kemungkinan, yakni loyalitas dan inersia. Faktor pembedanya adalah sensitivitas merek brand sensitivity yang didefinisikan sebagai sejauh mana nama merek
memainkan peranan kunci dalam pemilihan alternatif dalam kategori produk tertentu.” Sensitivitas merek dipengaruhi persepsi terhadap perbedaan antarmerek
dan tingkat keterlibatan konsumen dalam kategori produk. Perilaku pembelian ulang dalam situasi sensitivitas merek yang kuat dikategorikan sebagai loyalitas,
dimana konsumen cenderung membeli ulang merek yang sama dan menganggap pilihan merek sangat penting baginya. Sebaliknya pembelian ulang dalam situasi
sensitivitas merek yang lemah dikategorikan sebagai inersia, yakni konsumen cenderung membeli ulang merek yang sama, namun ia tak menganggap nama
merek itu penting, karena ia tidak bisa membedakan berbagai merek yang ada dan tidak terlibat secara intensif dalam pemilihan kategori produk.
Seorang pemasar akan berusaha keras untuk mengukur minat melakukan pembelian dari konsumen, serta mengetahui faktor – faktor apa saja yang harus
mempengaruhi minat tersebut. Pemasar akan selalu menguji elemen – elemen dari bauran pemasaran yang mungkin mempengaruhi minat pembelian ulang.
Misalnya dengan menguji konsep produk, strategi iklan, packing pengepakan, atau merek.
Dedy Yuzwar : Pengaruh Lokasi Dan Promosi Terhadap Minat Pembelian Ulang Pada Supermarket Madinah Syariah Plaza Millennium Medan, 2009.
BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN