Deskripsi Statistik HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Statistik

Sampel dalam penelitian ini adalah 14 dari 45 saham unggulan berdasarkan kriteria kapitalisasi pasar terbesar yang diperoleh dari data statistik Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 sampai dengan 2007. Deskripsi penelitian ini meliputi rata-rata return saham perusahaan sampel dari tahun 2004 sampai dengan 2007, rata-rata pendapatan pasar return market dari tahun 2004 sampai dengan 2007, rata-rata pendapatan bebas risiko bunga SBI dari tahun 2004 sampai dengan 2007, risiko sistematis saham perusahaan sampel dari tahun 2004 sampai dengan 2007. Adapun untuk variabel makroekonomi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan, perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan, perubahan jumlah uang yang beredar yang tidak diharapkan, dan perubahan kurs yang tidak diharapkan dari tahun 2004 sampai dengan 2007. 1. Return Saham Perusahaan LQ-45 Return saham Ri yang dihitung merupakan return saham aktual yang didapat dari harga saham penutup dikurangi dengan harga saham pembuka dibagi dengan saham pembuka. Rata-rata return saham perusahaan sampel dari tahun 2004 sampai dengan 2007 disajikan dalam tabel 4.1. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata Return saham per bulan masing-masing perusahaan dari tahun 2004 sampai dengan 2007 dapat dilihat bahwa rata-rata secara keseluruhan adalah 0.034162896, hal ini berarti seluruh rata-rata return saham LQ-45 per bulan adalah positif. Hal ini berarti dari 2004 sampai dengan 2007, kalangan investor merespon positif terhadap saham-saham di pasar modal terutama saham LQ-45. Rata-rata Return saham per bulan tertinggi adalah saham Astra Agro Lestari Tbk AALI yaitu sebesar 0.065300229 per bulan, sedangkan rata- rata Return saham per bulan terendah adalah saham Indosat Tbk ISAT yaitu sebesar 0.008126355 per bulan. Tabel 4.1. Rata-Rata Return Saham Per bulan Perusahaan LQ-45 Tahun 2004-2007 No. Nama Perusahaan Kode Return Saham 1 Astra Agro Lestari Tbk AALI 0.065300229 2 Aneka Tambang Persero Tbk ANTM 0.0443865 3 Astra Internasional Tbk ASII 0.040359378 4 Bank Cental Asia Tbk BBCA 0.023249416 5 International Nickel Ind. Tbk INCO 0.043694449 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0.030333 7 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 0.013900575 8 Indosat Tbk ISAT 0.008126355 9 Kalbe Farma Tbk KLBF 0.014993404 10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0.025436081 11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0.064542701 12 Semen Cibinong Tbk SMCB 0.037675101 13 telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0.014322121 14 United Tractors Tbk UNTR 0.051961228 Rata-rata 0.034162896 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia, Data Diolah Penulis 2. Return Market Return market Rm didapat dari perubahan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG per bulan di Bursa Efek Indonesia. Return market Rm yang dihitung merupakan Return market aktual yang didapat dari Indeks Harga Saham Gabungan IHSG penutup dikurangi Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pembuka dibagi Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pembuka. Rata-Rata return market dari tahun 2004 sampai dengan 2007 disajikan dalam tabel 4.2. Dari tahun 2004 sampai dengan 2007 Return Market sangat berfluktuasi. Return Market perbulan yang tertinggi terjadi pada bulan November 2004 yaitu sebesar 13.63, Return Market per bulan yang terendah terjadi pada bulan Agustus 2005 yaitu sebesar - 11.18. Tabel 4.2 Rata-rata Return Market Rm Tahun 2004 – 2007 Tahun Bulan Rm Tahun Bulan Rm 2004 jan 8.82 2006 jan 5.99 feb 1.08 feb -0.13 mar -3.34 mar 7.50 apr 6.49 apr 10.69 mei -6.50 mei -9.18 jun -0.02 jun -1.48 jul 3.36 jul 3.16 agst -0.30 agst 5.89 sept 8.67 sept 7.22 okt 4.92 okt 3.13 nov 13.63 nov 8.61 des 2.30 des 5.04 Jumlah 39.11 Jumlah 46.44 Rata-rata 3.26 Rata-rata 3.87 2005 jan 4.52 2007 jan -2.67 feb 2.72 feb -0.93 mar 0.59 mar 5.17 apr -4.68 apr 9.19 mei 5.69 mei 4.26 jun 3.14 jun 2.64 jul 5.34 jul 9.79 agst -11.18 agst -6.57 sept 2.78 sept 7.51 okt -1.21 okt 12.05 nov 2.85 nov 1.70 des 6.02 des 2.14 Jumlah 16.57 Jumlah 44.27 Rata-rata 1.38 Rata-rata 3.69 Rata-rata total 3.83 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia, Data Diolah Penulis. Rata-rata Return Market tahunan yang tertinggi adalah tahun 2006 yaitu sebesar 3.87. Sedangkan Rata-rata Return market tahunan yang terendah adalah tahun 2005 yaitu sebesar 1.38. Rata-rata total Return market adalah sebesar 3.83 yang berarti sejauh ini investor masih merespon positif terhadap dunia pasar modal di Indonesia. 3. Risiko Sistematis saham LQ-45 Risiko dari suatu saham terhadap risiko pasar dapat diukur dengan risiko sistematis. Risiko sistematis suatu saham adalah kuantitatif yang mengukur sensitivitas keuntungan dari suatu sekuritas dalam merespon pergerakan keuntungan pasar. Risiko sistematis bisa didapat dari Menghitung beta β masing- masing perusahaan sampel dengan menggunakan rumus market model yang meregresikan antara return saham yang sesungguhnya actual return dengan return pasar market return yang bisa dilihat pada lampiran output SPSS 12 CAPM masing-masing perusahaan sampel. Gambaran hasil perhitungan risiko sistematis dari 14 sampel selama periode pengamatan return saham LQ-45 dari tahun 2004-2007 dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari tabel 4.3 dapat dilihat hampir seluruh beta saham perusahaan sampel LQ-45 adalah positif kecuali perusahaan Kalbe Farma Tbk KLBF. Rata-rata secara keseluruhan beta saham perusahaan sampel LQ- 45 adalah positif yaitu sebesar 0.40, hal ini berarti bahwa hubungan antara return market dengan return saham masing-masing perusahaan LQ-45 adalah searah. Beta saham yang tertinggi dimiliki oleh saham Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP yaitu sebesar 0.734, hal ini berarti return saham Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP paling sensitif terhadap return market jika dibandingkan dengan return saham lainnya yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sedangkan beta terendah dimiliki oleh saham Kalbe Farma Tbk KLBF yaitu sebesar -0.322, hal ini berarti bahwa hubungan return market dengan return saham Kalbe Farma Tbk KLBF adalah berbanding terbalik. Jika return market naik maka return saham Kalbe Farma Tbk KLBF turun, Jika return market turun maka return saham Kalbe Farma Tbk KLBF naik. Tabel 4. 3 Risiko Sistematis Atau Beta Tahun 2004 – 2007 No. Nama Perusahaan Kode Beta 1 Astra Agro Lestari Tbk AALI 0.147 2 Aneka Tambang Persero Tbk ANTM 0.105 3 Astra Internasional Tbk ASII 0.564 4 Bank Cental Asia Tbk BBCA 0.588 5 International Nickel Ind. Tbk INCO 0.277 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0.472 7 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 0.734 8 Indosat Tbk ISAT 0.514 9 Kalbe Farma Tbk KLBF -0.322 10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0.93 11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0.189 12 Semen Cibinong Tbk SMCB 0.559 13 telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0.434 14 United Tractors Tbk UNTR 0.411 Rata-rata 0.40 Sumber : PT. Bursa Efek Indonesia, Data Diolah Penulis 4. Variabel Makroekonomi Variabel makroekonomi yang digunakan untuk model APT dalam penelitian ini adalah perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan, perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan, perubahan uang yang tidak diharapkan, dan perubahan kurs yang tidak diharapkan, dimana memperoleh variabel tersebut digunakan rumus yang terdapat pada bab III sub bab operasional variabel. Perubahan tingkat inflasi yang diharapkan, perubahan tingkat bunga yang diharapkan, perubahan uang yang diharapkan, dan perubahan kurs yang diharapkan diperoleh dengan menggunakan metode ARIMA atau yang dikenal dengan Metode Boxs and Jenkins dengan menggunakan software minitab 14. Untuk memprediksikan perubahan tingkat inflasi yang diharapkan, perubahan tingkat bunga yang diharapkan, perubahan uang yang diharapkan, dan perubahan kurs yang diharapkan dari bulan januari 2004 sampai desember 2007, maka digunakan perubahan tingkat inflasi aktual, perubahan tingkat bunga aktual, perubahan uang aktual, dan perubahan kurs aktual bulan januari 2001 sampai dengam desember 2003 seperti yang terdapat pada tabel 4.4. Tabel 4.4 Perubahan Tingkat Inflasi Aktual, Perubahan Tingkat Bunga SBI Aktual, Perubahan Jumlah Uang Beredar Aktual, dan Perubahan Kurs Aktual Periode Januari 2001 – Desember 2003 Tahun Bulan Inflasi Bunga Uang Kurs 2001 jan -0.01 1.23 -10.38 -1.51 feb 1.64 1.23 3.12 4.07 mar 0.02 1.30 -1.00 5.74 apr -0.48 1.34 3.99 12.26 Tahun Bulan Inflasi Bunga Uang Kurs mei 1.46 1.36 0.97 -5.28 jun 0.48 1.39 2.79 3.45 jul 0.27 1.43 1.26 -16.74 agst -1.10 1.47 2.90 -6.93 sept -4.05 1.46 -1.57 9.14 okt 0.06 1.47 3.49 7.86 nov 1.51 1.47 0.84 -0.05 des -0.05 1.47 3.70 -0.29 2002 jan 0.23 1.41 -6.17 -0.77 feb -0.25 1.41 1.12 -1.27 mar -1.01 1.40 -1.46 -5.24 apr 11.00 1.38 1.70 -3.51 mei -6.88 1.29 -0.44 -5.70 jun -0.74 1.26 3.42 -0.63 jul 1.28 1.24 -0.28 4.33 agst -0.65 1.20 1.41 -2.65 sept 0.83 1.10 3.31 1.67 okt 0.02 1.09 -0.07 2.42 nov 2.43 1.09 8.19 -2.78 des -0.35 1.08 -2.34 -0.40 2003 jan 6.23 1.06 -6.16 -0.72 feb -0.12 1.02 -89.92 0.33 mar -0.06 0.95 -0.16 0.03 apr 0.06 0.92 0.95 -2.62 mei -0.06 0.87 4.78 -4.56 jun -0.02 0.79 1.83 0.07 jul -0.10 0.76 0.70 2.66 agst 0.04 0.74 2.68 0.35 sept -0.03 0.72 2.84 -1.71 okt 0.02 0.71 2.42 1.26 nov -0.15 0.71 5.36 0.49 des -0.07 0.69 -0.10 -0.84 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Data Diolah Penulis Tingkat signifikan adalah jika p-value pada parameter AR 1 pada tipe model adalah kurang dari 0.05. Hasil uji tingkat signifikan dengan menggunakan software minitab 14 yang dapat dilihat dari lampiran hasil uji model ARIMA bahwa semua variabel makroekonomi yang akan digunakan untuk meramal variabel makroekonomi di masa yang akan datang p-valuenya kurang dari 0.05, yang berarti semuanya signifikan, sehingga data peramalannya layak untuk digunakan. Tabel 4.5 Statistik Ljung-Box Untuk Inflasi Lag k df K-k Statistik Ljung-Box Q Chi-Square X 2

0.05 p-value

12 10 12.2 18.307 0.271 24 22 15.6 33.9244 0.835 Berdasarkan dari tabel 4. 5 untuk inflasi menunjukkan bahwa sampai pada lag 12 tidak ada korelasi antara residual pada antara lag t dengan residual pada lag 12, karena dari hasil statistik Ljung-Box tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Begitu pula pada lag 24 nilai statistiknya tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Artinya antara residual antara lag t sampai lag 24 tidak ada yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual telah memenuhi asumsi indepedensi. Jika p-value lebih besar 0.05 yang berarti menunjukkan bahwa data yang diuji normal. Untuk hasil pengolahan data perubahan tingkat inflasi per bulan dengan menggunakan software minitab 14 dapat dilihat pada tabel 4.5 dimana besarnya nilai Box-Pierce Ljung-Box pada lag 12 dengan P-Value 0.271 0.05 dan pada lag 24 dengan P-Value 0.835 0.05 berarti data normal. Tabel 4.6 Statistik Ljung-Box Untuk Bunga Lag k df K-k Statistik Ljung-Box Q Chi-Square X 2

0.05 p-value

12 10 16.8 18.307 0.079 24 22 27 33.9244 0.211 Berdasarkan dari tabel 4.6 untuk bunga menunjukkan bahwa sampai pada lag 12 tidak ada korelasi antara residual pada antara lag t dengan residual pada lag 12, karena dari hasil statistik Ljung-Box tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Begitu pula pada lag 24 nilai statistiknya tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Artinya antara residual antara lag t sampai lag 24 tidak ada yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual telah memenuhi asumsi indepedensi. Jika p-value lebih besar 0.05 yang berarti menunjukkan bahwa data yang diuji normal. Untuk hasil pengolahan data perubahan tingkat bunga per bulan dengan menggunakan software minitab 14 dapat dilihat pada tabel 4.6 dimana besarnya nilai Box-Pierce Ljung-Box pada lag 12 dengan P-Value 0.079 0.05 dan pada lag 24 dengan P-Value 0.211 0.05 berarti data normal. Tabel 4.7 Statistik Ljung-Box Untuk Uang Lag k df K-k Statistik Ljung-Box Q Chi-Square X 2

0.05 p-value

12 10 6.1 18.307 0.807 24 22 6.1 33.9244 1.000 Berdasarkan dari tabel 4.7 untuk uang menunjukkan bahwa sampai pada lag 12 tidak ada korelasi antara residual pada antara lag t dengan residual pada lag 12, karena dari hasil statistik Ljung-Box tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Begitu pula pada lag 24 nilai statistiknya tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Artinya antara residual antara lag t sampai lag 24 tidak ada yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual telah memenuhi asumsi indepedensi. Jika p-value lebih besar 0.05 yang berarti menunjukkan bahwa data yang diuji normal. Untuk hasil pengolahan data perubahan uang yang beredar per bulan dengan menggunakan software minitab 14 dapat dilihat pada tabel 4.7 dimana besarnya nilai Box-Pierce Ljung-Box pada lag 12 dengan P-Value 0.807 0.05 dan pada lag 24 dengan P-Value 1.000 0.05 berarti data normal. Tabel 4.8 Statistik Ljung-Box Untuk Kurs Lag k df K-k Statistik Ljung-Box Q Chi-Square X 2

0.05 p-value

12 10 11.8 18.307 0.299 24 22 24.3 33.9244 0.333 Berdasarkan dari tabel 4.8 untuk kurs menunjukkan bahwa sampai pada lag 12 tidak ada korelasi antara residual pada antara lag t dengan residual pada lag 12, karena dari hasil statistik Ljung-Box tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Begitu pula pada lag 24 nilai statistiknya tidak lebih besar dari Chi-Square X 2 nya. Artinya antara residual antara lag t sampai lag 24 tidak ada yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual telah memenuhi asumsi indepedensi. Jika p-value lebih besar 0.05 yang berarti menunjukkan bahwa data yang diuji normal. Untuk hasil pengolahan data perubahan kurs per bulan dengan menggunakan software minitab 14 dapat dilihat pada tabel 4.8 dimana besarnya nilai Box-Pierce Ljung-Box pada lag 12 dengan P- Value 0.299 0.05 dan pada lag 24 dengan P-Value 0.333 0.05 berarti data normal a. Perubahan Tingkat Inflasi Perubahan tingkat inflasi yang digunakan untuk model APT adalah perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan yang didapat dari selisih antara perubahan tingkat inflasi aktual dengan perubahan tingkat inflasi yang diharapkan. Perubahan tingkat inflasi yang diharapkan didapat dari model ARIMA dengan menggunakan software minitab 14. Adapun perkembangan perubahan tingkat inflasi aktual, perubahan tingkat inflasi yang diharapkan, dan perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan dapat dlihat dari tabel 4.9 Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa rata-rata perubahan tingkat inflasi per bulan aktual dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 0.026. Perubahan tingkat inflasi aktual yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2005 yaitu sebesar 0.975. Sedangkan perubahan tingkat inflasi aktual yang mencapai level paling rendah terjadi pada bulan Oktober 2006 yaitu sebesar - 0.568 yang berarti pada bulan ini terjadi deflasi yaitu turunnya harga barang-barang. Rata-rata perubahan tingkat inflasi yang diharapkan per bulan yang diharapkan dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 0.307. Perubahan tingkat inflasi yang diharapkan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2004 yaitu sebesar 0.455. Sedangkan perubahan tingkat inflasi yang diharapkan di level yang paling rendah terjadi pada bulan Februari 2004 yaitu sebesar 0.25. Rata-rata perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan per bulan dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar -0.281, hal ini berarti perubahan tingkat inflasi aktual lebih kecil daripada perubahan tingkat inflasi yang diharapkan. Perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2005 yaitu sebesar 0.669. Sedangkan perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan di level yang paling rendah terjadi pada bulan Januari 2004 yaitu sebesar - 0.521. Secara umum perubahan tingkat inflasi aktual dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 sangat berfluktuasi, sedangkan perubahan tingkat inflasi yang diharapkan cenderung stabil, sehingga perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan menjadi cenderung sangat berfluktuasi. Tabel 4.9 Perubahan Tingkat Inflasi Aktual, Perubahan Tingkat Inflasi yang Diharapkan, dan Perubahan Tingkat Inflasi yang Tidak Diharapkan Periode Januari 2004 – Desember 2007 No Tanggal Inflasi Aktual Inflasi yang Diharapkan Inflasi yang Tidak Diharapkan 1 Jan-04 -0.07 0.455 -0.521 2 Feb-04 0.05 0.25 -0.204 3 Mar-04 0.11 0.326 -0.215 4 Apr-04 0.159 0.298 -0.139 5 May-04 0.093 0.308 -0.215 6 Jun-04 0.056 0.304 -0.249 7 Jul-04 0.054 0.306 -0.251 8 Aug-04 -0.074 0.305 -0.379 9 Sep-04 -0.06 0.305 -0.365 No Tanggal Inflasi Aktual Inflasi yang Diharapkan Inflasi yang Tidak Diharapkan 10 Oct-04 -0.008 0.305 -0.313 11 Nov-04 0.006 0.305 -0.299 12 Dec-04 0.036 0.305 -0.27 13 Jan-05 0.144 0.305 -0.161 14 Feb-05 -0.023 0.305 -0.328 15 Mar-05 0.232 0.305 -0.073 16 Apr-05 -0.078 0.305 -0.383 17 May-05 0.089 0.305 -0.216 18 Jun-05 0.003 0.305 -0.302 19 Jul-05 0.057 0.305 -0.248 20 Aug-05 0.063 0.305 -0.243 21 Sep-05 0.088 0.305 -0.218 22 Oct-05 0.975 0.305 0.669 23 Nov-05 0.027 0.305 -0.278 24 Dec-05 -0.069 0.305 -0.374 25 Jan-06 0.005 0.305 -0.3 26 Feb-06 0.052 0.305 -0.253 27 Mar-06 -0.122 0.305 -0.427 28 Apr-06 -0.022 0.305 -0.327 29 May-06 0.013 0.305 -0.292 30 Jun-06 0.005 0.305 -0.301 31 Jul-06 -0.025 0.305 -0.33 32 Aug-06 -0.017 0.305 -0.322 33 Sep-06 -0.024 0.305 -0.329 34 Oct-06 -0.568 0.305 -0.873 35 Nov-06 -0.162 0.305 -0.467 36 Dec-06 0.252 0.305 -0.053 37 Jan-07 -0.052 0.305 -0.357 38 Feb-07 0.006 0.305 -0.299 39 Mar-07 0.035 0.305 -0.27 40 Apr-07 -0.035 0.305 -0.34 41 May-07 -0.045 0.305 -0.35 42 Jun-07 -0.04 0.305 -0.345 43 Jul-07 0.05 0.305 -0.255 44 Aug-07 0.074 0.305 -0.231 45 Sep-07 0.068 0.305 -0.238 46 Oct-07 -0.01 0.305 -0.315 47 Nov-07 -0.025 0.305 -0.33 48 Dec-07 -0.018 0.305 -0.323 Rata-rata 0.026 0.307 -0.281 Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Data Diolah Penulis b. Perubahan Tingkat Bunga Data perubahan tingkat bunga yang diambil untuk penelitian adalah perubahan tingkat bunga SBI Sertifikat Bank Indonesia. Perubahan tingkat bunga yang digunakan untuk model APT adalah perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan yang didapat dari selisih antara perubahan tingkat bunga aktual dengan perubahan tingkat bunga yang diharapkan. Perubahan tingkat bunga yang diharapkan didapat dari model ARIMA dengan menggunakan software minitab 14. Adapun perkembangan perubahan tingkat bunga aktual, perubahan tingkat bunga yang diharapkan, dan perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan dapat dlihat dari tabel 4.10 Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa rata-rata perubahan tingkat bunga per bulan aktual dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 0.77. Perubahan tingkat bunga aktual yang tertinggi terjadi pada bulan Desember 2005 yaitu sebesar 1.06. Sedangkan perubahan tingkat bunga aktual yang mencapai level paling rendah terjadi dari bulan April 2004 sampai dengan bulan Agustus 2004 yaitu sebesar 0.61. Tabel 4.10 Perubahan Tingkat Bunga Aktual, Perubahan Tingkat Bunga Yang Diharapkan, dan Perubahan Tingkat Bunga yang Tidak Diharapkan Periode Januari 2004 – Desember 2007 No Tanggal Bunga Aktual Bunga Yang Diharapkan Bunga Yang Tidak Diharapkan 1 Jan-04 0.66 -0.02 0.68 2 Feb-04 0.62 -0.02 0.64 3 Mar-04 0.62 -0.01 0.63 4 Apr-04 0.61 -0.01 0.62 No Tanggal Bunga Aktual Bunga Yang Diharapkan Bunga Yang Tidak Diharapkan 5 May-04 0.61 -0.01 0.62 6 Jun-04 0.61 -0.01 0.62 7 Jul-04 0.61 -0.01 0.62 8 Aug-04 0.61 -0.01 0.62 9 Sep-04 0.62 -0.01 0.62 10 Oct-04 0.62 -0.01 0.63 11 Nov-04 0.62 -0.01 0.63 12 Dec-04 0.62 -0.01 0.63 13 Jan-05 0.62 -0.01 0.63 14 Feb-05 0.62 -0.01 0.63 15 Mar-05 0.62 -0.01 0.63 16 Apr-05 0.64 -0.01 0.65 17 May-05 0.66 -0.01 0.67 18 Jun-05 0.69 -0.01 0.70 19 Jul-05 0.71 -0.01 0.72 20 Aug-05 0.79 -0.01 0.80 21 Sep-05 0.83 -0.01 0.84 22 Oct-05 0.92 -0.01 0.92 23 Nov-05 1.02 -0.01 1.03 24 Dec-05 1.06 -0.01 1.07 25 Jan-06 1.06 -0.01 1.07 26 Feb-06 1.06 -0.01 1.07 27 Mar-06 1.06 -0.01 1.07 28 Apr-06 1.06 -0.01 1.07 29 May-06 1.04 -0.01 1.05 30 Jun-06 1.04 -0.01 1.05 31 Jul-06 1.02 -0.01 1.03 32 Aug-06 0.98 -0.01 0.99 33 Sep-06 0.94 -0.01 0.95 34 Oct-06 0.90 -0.01 0.90 35 Nov-06 0.85 -0.01 0.86 36 Dec-06 0.81 -0.01 0.82 37 Jan-07 0.79 -0.01 0.80 38 Feb-07 0.77 -0.01 0.78 39 Mar-07 0.75 -0.01 0.76 40 Apr-07 0.75 -0.01 0.76 41 May-07 0.73 -0.01 0.74 42 Jun-07 0.71 -0.01 0.72 43 Jul-07 0.69 -0.01 0.70 44 Aug-07 0.69 -0.01 0.70 45 Sep-07 0.69 -0.01 0.70 46 Oct-07 0.69 -0.01 0.70 47 Nov-07 0.69 -0.01 0.70 48 Dec-07 0.67 -0.01 0.68 Rata-rata 0.77 -0.01 0.78 Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Data Diolah Penulis. Rata-rata perubahan tingkat bunga yang diharapkan per bulan dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar - 0.01. Perubahan tingkat bunga yang diharapkan tertinggi terjadi dari bulan Maret 2004 sampai dengan desember 2007 yaitu sebesar - 0.01. Sedangkan perubahan tingkat bunga yang diharapkan di level yang paling rendah terjadi pada bulan Januari 2004 dan Februari 2004 yaitu sebesar -0.02 . Rata-rata perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan per bulan dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 0.78, Hal ini berarti perubahan tingkat bunga aktual lebih besar daripada perubahan tingkat bunga yang diharapkan, hal ini terjadi pemerintah menerapkan kebijakan menaikkan tingkat bunga guna menghambat jatuhnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar Amerika. Perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan di level yang paling tinggi terjadi dari bulan Desember 2005 sampai dengan bulan April 2006 yaitu sebesar 1.07. Perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan terendah terjadi dari bulan April 2004 sampai dengan September 2004 yaitu sebesar 0.62. c. Perubahan Jumlah Uang Beredar Perubahan jumlah uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan jumlah uang beredar yaitu M1 yang didapatkan dari uang kartal ditambah uang giral. Perubahan jumlah uang beredar yang digunakan untuk model APT adalah perubahan jumlah uang beredar yang tidak diharapkan yang didapat dari selisih antara perubahan jumlah uang beredar aktual dengan perubahan jumlah uang beredar yang diharapkan. Perubahan jumlah uang beredar yang diharapkan didapat dari model ARIMA dengan menggunakan software minitab 14. Adapun perkembangan perubahan jumlah uang beredar aktual, perubahan jumlah uang beredar yang diharapkan, dan perubahan jumlah uang beredar yang tidak diharapkan dapat dlihat dari tabel 4.11. Tabel 4.11 Perubahan Jumlah Uang Beredar Aktual, Perubahan Jumlah Uang Beredar yang Diharapkan, dan Perubahan Jumlah Uang Beredar yang Tidak Diharapkan Periode Januari 2004 – Desember 2007 No Tanggal Uang aktual Uang yang diharapkan Uang yang tidak diharapkan 1 Jan-04 -3.33 -0.97 -2.36 2 Feb-04 1.24 0.34 0.91 3 Mar-04 -0.02 -0.14 0.13 4 Apr-04 -1.62 0.03 -1.65 5 May-04 3.83 -0.03 3.86 6 Jun-04 4.93 -0.01 4.94 7 Jul-04 1.42 -0.02 1.44 8 Aug-04 0.38 -0.01 0.39 9 Sep-04 0.82 -0.01 0.83 10 Oct-04 2.78 -0.01 2.79 11 Nov-04 1.06 -0.01 1.07 12 Dec-04 1.44 -0.01 1.45 13 Jan-05 -2.22 -0.01 -2.21 14 Feb-05 0.91 -0.01 0.92 15 Mar-05 0.02 -0.01 0.04 16 Apr-05 -1.68 -0.01 -1.66 17 May-05 2.52 -0.01 2.53 18 Jun-05 5.99 -0.01 6.01 19 Jul-05 -0.29 -0.01 -0.27 20 Aug-05 2.99 -0.01 3.00 21 Sep-05 -0.32 -0.01 -0.31 22 Oct-05 4.66 -0.01 4.67 23 Nov-05 -3.48 -0.01 -3.47 24 Dec-05 1.87 -0.01 1.88 25 Jan-06 -0.17 -0.01 -0.16 26 Feb-06 -1.47 -0.01 -1.46 No Tanggal Uang aktual Uang yang diharapkan Uang yang tidak diharapkan 27 Mar-06 0.01 -0.01 0.02 28 Apr-06 1.84 -0.01 1.86 29 May-06 7.88 -0.01 7.90 30 Jun-06 2.79 -0.01 2.80 31 Jul-06 -0.43 -0.01 -0.41 32 Aug-06 5.63 -0.01 5.64 33 Sep-06 1.38 -0.01 1.39 34 Oct-06 3.75 -0.01 3.76 35 Nov-06 -1.09 -0.01 -1.07 36 Dec-06 5.38 -0.01 5.39 37 Jan-07 -4.50 -0.01 -4.48 38 Feb-07 0.50 -0.01 0.52 39 Mar-07 -1.37 -0.01 -1.35 40 Apr-07 2.76 -0.01 2.77 41 May-07 0.39 -0.01 0.40 42 Jun-07 8.15 -0.01 8.17 43 Jul-07 4.31 -0.01 4.33 44 Aug-07 1.06 -0.01 1.07 45 Sep-07 2.30 -0.01 2.31 46 Oct-07 0.90 -0.01 0.92 47 Nov-07 2.27 -0.01 2.29 48 Dec-07 8.58 -0.01 8.59 Rata-rata 1.56 -0.03 1.59 Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, data diolah penulis Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa rata-rata perubahan jumlah uang yang beredar per bulan aktual dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 1.6. Perubahan jumlah uang yang beredar aktual yang tertinggi terjadi pada bulan Desember 2007 yaitu sebesar 8.58. Sedangkan perubahan jumlah uang yang beredar aktual yang mencapai level paling rendah terjadi pada bulan Januari 2007 yaitu sebesar - 4.50. Rata-rata perubahan jumlah uang yang beredar yang diharapkan per bulan dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar -0.03. Perubahan jumlah uang yang beredar yang diharapkan tertinggi terjadi pada bulan Februari 2004 yaitu sebesar 0.34. Sedangkan perubahan jumlah uang yang beredar yang diharapkan di level yang paling rendah terjadi pada bulan Januari 2004 yaitu sebesar -0.97. Rata-rata perubahan jumlah uang yang beredar yang tidak diharapkan per bulan dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 1.59, Hal ini berarti perubahan jumlah uang yang beredar aktual lebih besar daripada perubahan jumlah uang yang beredar yang diharapkan, perubahan jumlah uang yang beredar yang tidak diharapkan di level yang paling tinggi terjadi pada bulan Desember 2007 yaitu sebesar 8.59. Perubahan jumlah uang yang beredar yang tidak diharapkan terendah terjadi pada bulan Januari 2007 yaitu sebesar -4.48. d. Perubahan Nilai Tukar Kurs Dollar Amerika Terhadap Rupiah Perubahan kurs yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai kurs dollar Amerika terhadap rupiah. Perubahan kurs yang digunakan untuk model APT adalah perubahan kurs yang tidak diharapkan yang didapat dari selisih antara perubahan kurs aktual dengan perubahan kurs yang diharapkan. Perubahan kurs yang diharapkan didapat dari model ARIMA dengan menggunakan software minitab 14. Adapun perkembangan perubahan kurs aktual, perubahan kurs yang diharapkan, dan perubahan kurs yang tidak diharapkan dapat dlihat dari tabel 4.12. Tabel 4.12 Perubahan Kurs Aktual, Perubahan Kurs Yang Diharapkan, dan Perubahan Kurs Yang Tidak Diharapkan Periode Januari 2004 – Desember 2007 No Tanggal Kurs aktual Kurs yang diharapkan Kurs yang tidak diharapkan 1 Jan-04 -0.28 1.03 -1.31 2 Feb-04 0.07 -0.90 0.97 3 Mar-04 1.66 0.31 1.35 4 Apr-04 0.86 -0.45 1.31 5 May-04 6.34 0.03 6.31 6 Jun-04 2.23 -0.27 2.50 7 Jul-04 -2.62 -0.08 -2.54 8 Aug-04 1.75 -0.20 1.95 9 Sep-04 -1.69 -0.13 -1.57 10 Oct-04 -0.87 -0.17 -0.70 11 Nov-04 -0.79 -0.15 -0.65 12 Dec-04 3.02 -0.16 3.18 13 Jan-05 -1.35 -0.15 -1.20 14 Feb-05 1.11 -0.16 1.27 15 Mar-05 2.30 -0.15 2.45 16 Apr-05 0.95 -0.16 1.11 17 May-05 -0.78 -0.16 -0.62 18 Jun-05 2.30 -0.16 2.46 19 Jul-05 1.09 -0.16 1.25 20 Aug-05 4.29 -0.16 4.45 21 Sep-05 0.68 -0.16 0.84 22 Oct-05 -2.13 -0.16 -1.97 23 Nov-05 -0.55 -0.16 -0.39 24 Dec-05 -2.04 -0.16 -1.88 25 Jan-06 -4.43 -0.16 -4.27 26 Feb-06 -1.76 -0.16 -1.60 27 Mar-06 -1.68 -0.16 -1.52 28 Apr-06 -3.31 -0.16 -3.15 29 May-06 5.07 -0.16 5.23 30 Jun-06 0.87 -0.16 1.03 31 Jul-06 -2.47 -0.16 -2.31 32 Aug-06 0.33 -0.16 0.49 33 Sep-06 1.48 -0.16 1.64 34 Oct-06 -1.35 -0.16 -1.19 35 Nov-06 0.60 -0.16 0.76 36 Dec-06 -1.58 -0.16 -1.42 37 Jan-07 0.78 -0.16 0.94 38 Feb-07 0.77 -0.16 0.93 39 Mar-07 -0.46 -0.16 -0.30 40 Apr-07 -0.38 -0.16 -0.22 41 May-07 -2.81 -0.16 -2.65 No Tanggal Kurs aktual Kurs yang diharapkan Kurs yang tidak diharapkan 42 Jun-07 2.56 -0.16 2.72 43 Jul-07 1.46 -0.16 1.62 44 Aug-07 2.44 -0.16 2.60 45 Sep-07 -2.90 -0.16 -2.74 46 Oct-07 -0.37 -0.16 -0.21 47 Nov-07 3.00 -0.16 3.16 48 Dec-07 0.46 -0.16 0.62 Rata-rata 0.25 -0.14 0.39 Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, data diolah penulis Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa rata-rata perubahan kurs per bulan aktual dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 0.25. Perubahan kurs aktual yang tertinggi terjadi pada bulan Mei 2004 yaitu sebesar 6.34. Sedangkan perubahan kurs aktual yang mencapai level paling rendah terjadi pada bulan Januari 2006 yaitu sebesar -4.43. Rata-rata perubahan kurs yang diharapkan per bulan dari januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar -0.14. Perubahan kurs yang diharapkan tertinggi terjadi pada bulan Januari 2004 yaitu sebesar 1.03. Sedangkan perubahan kurs yang diharapkan di level yang paling rendah terjadi pada bulan Februari 2004 yaitu sebesar - 0.90. Rata-rata perubahan kurs yang tidak diharapkan per bulan dari Januari 2004 sampai dengan Desember 2007 adalah sebesar 0.39, Hal ini berarti perubahan kurs aktual lebih besar daripada perubahan kurs yang diharapkan, perubahan jumlah kurs yang tidak diharapkan di level yang paling tinggi terjadi pada bulan Mei 2004 yaitu sebesar 6.31. Perubahan kurs yang tidak diharapkan terendah terjadi pada bulan Januari 2006 yaitu sebesar -4.27. 5. Uji Normalitas Data dan Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas data adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen yang dalam hal ini adalah return saham LQ-45 dan variabel independen CAPM dan APT ataupun keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Hasil uji normalitas data kedua model tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Return Perusahaan LQ-45 Dengan Kolmogorov-Smirnov 2004 – 2007 No. Nama Perusahaan Kode CAPM APT 1 Astra Agro Lestari Tbk AALI 0 .875 0.855 2 Aneka Tambang Persero Tbk ANTM 0.378 0.079 3 Astra Internasional Tbk ASII 0.732 0.855 4 Bank Cental Asia Tbk BBCA 0.467 0.243 5 International Nickel Ind. Tbk INCO 0.087 0.183 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0.683 0.737 7 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 0.309 0.731 8 Indosat Tbk ISAT 0.932 0.091 9 Kalbe Farma Tbk KLBF 0.827 0.204 10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0.735 0.775 11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 0.083 0.146 12 Semen Cibinong Tbk SMCB 0.676 0.520 13 telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0.219 0.348 14 United Tractors Tbk UNTR 0.214 0.367 Berdasarkan tabel 4.13. dapat dilihat bahwa nilai CAPM dan APT terhadap return perusahaan LQ-45 yang dijadikan sampel pada penelitian ini bernilai 0.05 yang berarti semua data normal. b. Uji Asumsi Klasik Untuk mendapatkan hasil estimator linear yang terbaik dan tidak bias pada model regresi berganda, maka diperlukan pengujian asumsi klasik. Adapun hasil dari uji asumsi klasik adalah sebagai berikut: 1 Uji Multikolenieritas a Uji Multikolinearitas CAPM Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Diagnosis untuk mengetahui adanya multikolinieritas adalah menentukan nilai Variance Inflaction Factor VIF dan Tolerance. Batas tolerance value adalah 0.10 dan VIF 10. Hasil perhitungan nilai tolerance dan VIF dapat dilihat pada lampiran market model saham LQ-45 bahwa semua variabel dapat diketahui nilai tolerancenya diatas 0,10 dan VIF dibawah 10, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas. b Uji Multikolinearitas APT Berdasarkan lampiran model APT saham LQ-45 dapat dilihat bahwa besarnya semua variabel tidak terjadi multikolinearitas, karena tidak lebih dari atau kurang dari ± 0.5. 2 Uji Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson DW. Untuk pengujian Durbin Watson DW digunakan ketentuan bahwa du D-W 4-du. Tabel 4.14 Pengujian Durbin Watson D-W Pada Market Model Saham LQ-45 2004-2007 No. Nama Perusahaan Saham du D-W 4-du 1 Astra Agro Lestari Tbk AALI 1.403 2.5152 2.597 2 Aneka Tambang Persero Tbk ANTM 1.403 1.553 2.597 3 Astra Internasional Tbk ASII 1.403 1.682 2.597 4 Bank Cental Asia Tbk BBCA 1.403 2.019 2.597 5 International Nickel Ind. Tbk INCO 1.403 2.05 2.597 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 1.403 2.068 2.597 7 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 1.403 1932 2.597 8 Indosat Tbk ISAT 1.403 1.891 2.597 9 Kalbe Farma Tbk KLBF 1.403 1.746 2.597 10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 1.403 2.384 2.597 11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 1.403 1.44 2.597 12 Semen Cibinong Tbk SMCB 1.403 1.531 2.597 13 telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 1.403 2.022 2.597 14 United Tractors Tbk UNTR 1.403 2.135 2.597 Pada tabel 4.14 diketahui nilai Durbin Watson D-W pada return saham perusahaan LQ-45 dengan market model akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sampel n 48 dan jumlah variabel independen k adalah 1 yaitu return saham masing-masing perusahaan. Maka dari tabel tersebut secara keseluruhan nilai return saham perusahaan LQ-45 dengan market model didapatkan nilai du D-W 4-du. Hal berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif pada 14 return saham LQ-45 dengan pada market model. Tabel 4.15 Pengujian Durbin Watson D-W pada Model APT Perusahaan LQ-45 2004-2007 No. Nama Perusahaan Saham du D-W 4-du 1 Astra Agro Lestari Tbk AALI 1.403 2.172 2.597 2 Aneka Tambang Persero Tbk ANTM 1.403 1.626 2.597 3 Astra Internasional Tbk ASII 1.403 2.266 2.597 4 Bank Cental Asia Tbk BBCA 1.403 1.989 2.597 5 International Nickel Ind. Tbk INCO 1.403 1.892 2.597 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 1.403 2.125 2.597 7 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 1.403 2.102 2.597 8 Indosat Tbk ISAT 1.403 2.343 2.597 9 Kalbe Farma Tbk KLBF 1.403 1.537 2.597 10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 1.403 2.531 2.597 11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 1.403 1.579 2.597 12 Semen Cibinong Tbk SMCB 1.403 1.955 2.597 13 telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 1.403 2.218 2.597 14 United Tractors Tbk UNTR 1.403 2.27 2.597 Pada tabel 4.15 diketahui nilai Durbin Watson D-W pada return saham perusahaan LQ-45 dengan model APT akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah sample n 48 dan jumlah variabel independen k adalah 1 yaitu return saham masing-masing perusahaan. Maka dari tabel tersebut secara keseluruhan nilai return saham perusahaan LQ-45 dengan model APT didapatkan nilai du D-W 4-du. Hal berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif pada 14 return saham LQ-45 dengan model APT. 3 Uji Heterokedastisitas a Uji Heterokedastisitas CAPM Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram. Pada lampiran market model saham LQ-45 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. b Uji Heterokedastisitas APT dapat dilihat pada lampiran uji heterokedastisitas saham perusahaan LQ-45, berdasarkan hasil uji korelasi rank dari Spearman yang terdapat dalam software SPSS 12, diperoleh nilai korelasi Spearman untuk masing-masing model yang akan dibandingkan dengan nilai kritisnya atau nilai tabel r one-tail dan tabel r two-tail dengan menggunakan nilai signifikansi 5, jumlah DF = 48-2 = 46 dan jumlah variabel independen k adalah 1 yaitu return saham masing-masing perusahaan. Untuk nilai kritis r one-tailnya didapat = 0.2403 dan tabel r two-tailnya = 0.2845. Dapat dilihat pada lampiran uji heterokedastisitas bahwa nilai korelasi Spearman lebih kecil daripada nilai kritisnya. Dengan demikian maka secara keseluruhan tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi tersebut. 6. Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model CAPM dan Arbitrage Pricing Theory APT Dalam Memprediksi Return Saham LQ- 45 Sebelum di uji dengan two sample t-test maka kedua data MAD CAPM dan MAD APT harus melakukan uji normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Sumirnov pada software SPSS 12. Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa untuk MAD CAPM bernilai 0 . 795 0.05 maka data yang diuji normal. Begitu pula untuk MAD APT 0.159 0.05 yang berarti data yang diuji normal Tabel 4.16 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CAPM APT N 14 14 Normal Parametersa,b Mean .079850 .501979 Std. Deviation .0222822 .6313825 Most Extreme Differences Absolute .173 .301 Positive .173 .301 Negative -.100 -.248 Kolmogorov-Smirnov Z .648 1.125 Asymp. Sig. 2-tailed .795 .159 a Test distribution is Normal. b Calculated from data . Dalam penelitian ini keakuratan suatu model diukur dengan menggunakan Mean Absolut Deviation MAD, model yang mempunyai MAD yang lebih kecil berarti lebih akurat dibandingkan model yang mempunyai MAD yang lebih besar. Besarnya MAD model CAPM dan APT dapat dilihat pada tabel 4.17. Dasar pengambilan keputusan untuk two sample t-test adalah dengan membandingkan t-tabel dan t-hitung: a. Jika t-hitung t-tabel, maka H0 ditolak atau P-value 0.05 b. Jika t-hitung t-tabel, maka H0 diterima atau P-value 0.05 Berdasarkan hasil uji t dengan menggunakan program minitab versi 14 maka diperoleh nilai t hitung sebesar 2.5. Nilai t tabel dengan menggunakan α = 5 dan degree of freedom DF 14+14-2 = 2.05, karena 2.5 2.05 dan P-value 0.019 0.05, maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara keakuratan model CAPM dan APT dalam memprediksi Return Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesia. Tabel 4.17 MAD CAPM dan APT Return Saham LQ-45 No. Nama Perusahaan Kode MAD APT MAD CAPM 1 Astra Agro Lestari Tbk AALI 0.4128 0.0922 2 Aneka Tambang Persero Tbk ANTM 0.1698 0.1336 3 Astra Internasional Tbk ASII 0.3878 0.0601 4 Bank Cental Asia Tbk BBCA 0.0728 0.0513 5 International Nickel Ind. Tbk INCO 0.2966 0.1013 6 Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 0.0784 0.0741 7 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 0.2073 0.0714 8 Indosat Tbk ISAT 0.959 0.0671 9 Kalbe Farma Tbk KLBF 0.4785 0.1034 10 Bank Pan Indonesia Tbk PNBN 0.0753 0.0676 11 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA 2.0533 0.0914 12 Semen Cibinong Tbk SMCB 1.6841 0.0783 13 telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM 0.0782 0.0569 14 United Tractors Tbk UNTR 0.0738 0.0692 Rata-rata 0.5020 0.0799 Standar Deviasi 0.631 0.0223 Thitung 2.5 Tabel 2.0555 Rata-rata MAD model CAPM adalah sebesar 0.0799 dengan standar deviasi sebesar 0.0223. Adapun Rata-rata MAD model APT adalah sebesar 0.5020 dengan standar deviasi sebesar 0.631. Hal ini menunjukkan bahwa model CAPM lebih akurat dibandingkan model APT dalam memprediksi return saham LQ-45 pada periode 2004 sampai dengan 2007, karena hasil MAD CAPM lebih kecil daripada hasil MAD APT. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Gancar Candra Premananto dan Muhammad Madyan 2004 meneliti mengenai Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model CAPM Dan Arbitrage Pricing Theory APT Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Selain Bank Sebelum Dan Semasa Krisis Ekonomi Di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya menemukan bahwa model CAPM lebih akurat dibandingkan APT baik sebelum dan semasa krisis ekonomi. Gancar Candra Premananto dan Muhammad Madyan 2004 juga meneliti mengenai Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model CAPM Dan Arbitrage Pricing Theory APT Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum Dan Semasa Krisis Ekonomi. Hasil penelitiannya menemukan bahwa model CAPM lebih akurat dibandingkan APT baik sebelum dan semasa krisis ekonomi. CAPM lebih akurat daripada APT, hal ini disebabkan oleh : a. Ketidaksesuaian atau ketidakcocokan variabel-variabel pembentuk model APT itu sendiri, tidak semua investor menggunakan model ARIMA dalam memprediksi varabel-variabel makro ekonomi dan ketidakmampuan model APT menjelaskan variasi pendapatan saham yang disebabkan oleh faktor non-ekonomi dan company action. b. Ketidakmampuan model ARIMA Box-Jenkins untuk memprediksi perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat bunga, perubahan jumlah uang yang beredar, dan perubahan kurs pada periode 2004 sampai dengan 2007 karena model ARIMA tersebut terbentuk pada saat itu perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat bunga, perubahan jumlah uang yang beredar dan perubahan kurs pergerakannya sangat berfluktuasi, sehingga hasil prediksinya pun memiliki pola-pola ketidakstabilan. Sedangkan pada periode prediksi peramalan antara tahun 2001 sampai dengan 2003 dalam memprediksikan perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat bunga, perubahan jumlah uang yang beredar dan perubahan relatif stabil, sehingga perubahan tingkat inflasi yang tidak diharapkan, perubahan tingkat bunga yang tidak diharapkan, perubahan jumlah uang yang beredar yang tidak diharapkan, dan perubahan kurs yang tidak diharapkan relatif stabil. Apabila hasil tersebut dimasukkan ke dalam model APT yang dibentuk pada saat perubahan tingkat inflasi, perubahan tingkat bunga, perubahan jumlah uang yang beredar dan perubahan perubahan kurs yang berfluktuatif, maka hasil prediksinya pun tidak akurat, hal ini dapat dilihat pada rata-rata MAD model APT dalam memprediksi return saham LQ-45 yang tinggi yaitu sebesar 0.50197. Maka dapat dikatakan bahwa model APT yang dibentuk pada periode 2004 sampai dengan 2007 tidak dapat digunakan untuk memprediksi return saham LQ-45 pada periode 2004 sampai dengan 2007 karena menghasilkan error yang tinggi. Berbeda dengan penggunaan model CAPM dalam memprediksi return saham LQ-45 pada periode 2004 sampai dengan 2007 ,sejak awal variabel bebas pembentuk model ini adalah pendapatan pasar saham yang diukur dengan perubahan IHSG di BEJ, tidak terlibat proses prediksi, artinya pendapatan pasar yang digunakan adalah pendapatan pasar aktual, sehingga besarnya MAD model CAPM dalam memprediksi return saham LQ-45 pada periode 2004 sampai dengan 2007 jauh lebih kecil dibandingkan dengan MAD model APT, artinya model CAPM jauh lebih akurat dibandingkan model APT dalam memprediksi return saham LQ-45 pada periode 2004 sampai dengan 2007.

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan keakuratan antara Capital Asset Pricing Model CAPM dengan Arbitrage Pricing Theory APT dalam memprediksi return saham LQ-45. Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah: 1. Terdapat perbedaan yang siginifikan antara keakuratan Capital Asset Pricing Model CAPM dengan Arbitrage Pricing Theory APT dalam memprediksi return saham LQ-45. 2. Capital Asset Pricing Model CAPM lebih akurat dibandingkan dengan Arbitrage Pricing Theory APT, karena hasil MAD dan Standar deviasi model CAPM lebih kecil dibandingkan model APT.

B. Implikasi

1. Implikasi Bagi Investor Pada umumnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko maka pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor harus bersedia menanggung risiko atas investasinya. Oleh karena itu dalam melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Capm Dan Apt Dalam Menghitung Return Saham Jii

7 57 130

ANALISIS RETURN SAHAM SEKTOR PROPERTI DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2013 MENGGUNAKAN MODEL ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)

5 56 62

ANALISIS KOMPARATIF CAPITAL ASSET PRICING MODEL DENGAN ARBITRAGE PRICING THEORY DALAM MEMPREDIKSI RETURN DAN RISIKO SAHAM (Studi pada Perusahaan Food and Baverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015)

4 12 80

Perbandingan Keakuratan Capital Assets Pricing Model (CAMP) Dengan Arbitrage Pricing Theory (APT) Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Pada Perusahaan Logam Dan Baja Yang Terdaftar Di Bei

2 21 107

ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM LQ 45 DI BURSA EFFEK JAKARTA

0 1 14

BAB I PENDAHULUAN ANALISIS CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM LQ 45 DI BURSA EFFEK JAKARTA PERIODE 2003-2005.

0 0 8

PERBANDINGAN RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT).

4 21 50

PERBANDINGAN RETURN SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) - repository UPI S MAT 1006661 Title

0 1 3

View of KEAKURATAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAMP) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) DALAM MEMPREDIKSI RETURN SAHAM PADA BANK PERSERO (BUMN) DI INDONESIA

0 0 10

PERBANDINGAN KEAKURATAN CAPITAL ASSETS PRICING MODEL (CAPM) DAN ARBITRAGE PRICING THEORY (APT) DALAM MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

0 1 27