mempengaruhinya. Pengharapan keuntungan seimbang ini adalah ditentukan oleh permintaan dan penawaran sekuritas perusahaan. Faktor-
faktor yang akan mempengaruhi keuntungan sekuritas adalah terdiri dari faktor-faktor makro dan mikro. Contoh faktor-faktor makro ialah seperti
inflasi, politik, tingkat bunga, dan lain-lain .
E. Variabel-variabel Makroekonomi
Menurut Mankiw dalam Widayanti, 2007:14, makroekonomi adalah studi mengenai perekonomian secara keseluruhan. Sedangkan menurut
Case dan Fair dalam Widayanti 2007:15, makroekonomi membahas agregat seperti konsumsi agregat dan investasi agregat, melihat tingkat harga
keseluruhan dan bukan harga individual. Perhatian utamanya inflasi, pertumbuhan keluaran, pendapatan nasional, dan pengangguran.
1. Inflasi
Menurut Sasana dalam Widayanti, 2007:19, Inflasi adalah Keadaan
dimana terjadi
kelebihan permintaan
barang dalam
perekonomian suatu negara secara keseluruhan. Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang berkaitan dengan
dampaknya terhadap makro ekonomi agregat, pertumbuhan ekonomi, keseimbangan eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi
pendapatan. Inflasi juga sangat barperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan formal. Tingkat harga merupakan
opportunity cost bagi masyarakat dalam memegang aset finansial. Semakin tinggi perubahan tingkat harga maka makin tinggi pula
opportunity cost untuk memegang aset finansial. Artinya masyarakat akan merasa lebih beruntung jika memegang aset dalam bentuk rill
dibandingkan aset finansial jika tingkat harga tetap tinggi. Jika aset finansial luar negeri dimasukkan sebagai salah satu pilihan aset, maka
perbedaan tingkat inflasi dalam negeri dan internasional dapat menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing menjadi
overvalued dan pada gilirannya akan menghilangkan daya saing komoditas Indonesia.
Menurut Sukirno dalam Widayanti 2007:20, dalam ilmu ekonomi, inflasi memang selalu terjadi. Kenaikan harga barang lebih baik
daripada penurunan harga barang, karena akan memicu produsen untuk menghasilkan lebih banyak barang. Yang harus dikendalikan adalah
berapa besar nilai inflasinya, agar jangan sampai mengganggu daya beli masyarakat. Untuk mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang digunakan
adalah indeks harga konsumen. Indeks harga konsumen adalah indeks harga dan barang-barang yang selalu digunakan para konsumen.
Akibatnya suatu perekonomian dalam masa inflasi terdapat kecendrungan di antara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi
bersifat spekulatif dan tingkat harga meningkat sehingga dapat mengurangi investasi. Hal ini menimbulkan ketidakpastian mengenai
keadaan ekonomi masa depan. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus
kontinu. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya
nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang
dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling
pengaruh-mempengaruhi. Istilah
inflasi juga
digunakan untuk
mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Inflasi merupakan permasalahan
perekonomian dalam bidang moneter yang ditakuti oleh semua negara. Inflasi tidak akan memilih sasarannya apakah itu negara maju atau pun
negara berkembang. Perbedaannya hanya pada tingkat inflasi yang dialami. Pengertian inflasi sering didefinisikan dengan kalimat yang
berbeda-beda tetapi semuanya mempunyai makan sama
yaitu membicarakan mengenai barang kebutuhan masyarakat yang harganya
naik secara terus menerus. Dengan kata lain inflasi diartikan sebagai suatu kecenderungan terjadinya kenaikan harga-harga umum secara terus
menerus. Dilihat dari asalnya, tekanan inflasi dapat dibedakan atas domestic
pressures berasal dari dalam negeri dan external pressures berasal dari luar negeri. Tekanan yang berasal dari dalam negeri dapat diakibatkan
oleh adanya gangguan dari sisi penawaran dan permintaan serta kebijakan yang diambil oleh instansi lain di luar BI, misalnya kebijakan
penghapusan subsidi pemerintah, kenaikan pajak, dan lain-lain. Gangguan dari sisi penawaran dapat timbul apabila terjadi musim kering yang
mengakibatkan gagal panen, terjadinya bencana alam, gangguan distribusi tidak lancar dan adanya kerusuhan-kerusuhan sosial yang berakibat
terputusnya pasokan dari luar daerah. Gangguan dari sisi permintaan dapat terjadi apabila otoritas moneter menerapkan kebijakan uang longgar.
Inflasi dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila
kenaikan harga berada di bawah angka 10 setahun; inflasi sedang antara 10-30 setahun; berat antara 30-100 setahun; dan hiperinflasi atau
inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 setahun.
untuk mengukur pertumbuhan inflasi dapat digunakan formula sebagai berikut:
pinflasi = inflasi t – inflasi t-1 inflasi
t-1
Keterangan: P inflasi
= perubahan tingkat inflasi inflasi t
= tingkat inflasi pada periode ke-t inflasi t-1
= tingkat inflasi pada periode sebelum ke-t Dari segi penyebab awal inflasi, inflasi dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai
barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand pull inflation. b.
Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi secara terus- menerus. Inflasi ini disebut dorongan ongkos atau cost push inflation.
c. Inflasi permintaan dan penawaran, inflasi ini disebabkan kenaikan
permintaan di satu sisi dan penurunan penawaran di sisi lain. Kejadian ini akan menjadi penyebab timbulnya karena orang yang
menginginkan barang bertambah sedangkan orang yang mau menjual barang berkurang.
2. Suku Bunga SBI Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas
pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Tingkat suku bunga digunakan pemerintah untuk
mengendalikan tingkat harga ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar di masyarakat banyak, konsumsi masyarakat yang
tinggi diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat bunga yang tinggi. Dengan tingkat suku bunga yang tinggi diharapkan uang yang
beredar berkurang karena masyarakat akan menginvestasikan uangnya di tabungan pada bank yang menggunakan tingkat suku bunga tersebut
sebagai alat untuk mengendalikan jumlah uang beredar Widayanti, 2007:17.
Adapun cara untuk menghitung suku bunga SBI adalah sebagai berikut :
pSBI = SBI rate t 12
Keterangan: pSBI rate
= perubahan suku bunga BI rate SBI rate t
= suku bunga BI rate periode ke-t
Sertifikat Bank Indonesia SBI merupakan instrumen investasi jangka pendek kurang dari satu tahun yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia, yang fungsi utamanya adalah untuk menjaga stabilitas moneter Indonesia.
Dengan menerbitkan SBI yang dilakukan melalui mekanisme lelang, maka BI dapat menyerap likuiditas uang yang beredar di masyarakat,
sehingga nilai tukar rupiah dapat dikendalikan. Biasanya pembeli SBI itu mayoritas adalah kalangan investor asing dan korporasi, seperti dana
pensiun, asset management, asuransi, dan lain-lain. Dampak dari tingkat bunga yang tinggi adalah menurunnya harga
saham karena dengan meningkatnya suku bunga, maka masyarakat akan lebih memilih investasi dalam bentuk tabungan atau deposito daripada
menginvestasikan pada saham. 3. Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar
Menurut Sadono Sukirno dalam Fauzan 2007, kurs nilai tukar atau valas adalah suatu nilai yang menunjukkan mata uang dalam negeri
yang diperlukan untuk mendapatkan suatu unit mata uang asing. Sedangkan menurut Husnan dalam Fauzan 2007, menyatakan bahwa
kurs valas di Indonesia biasanya dinyatakan sebagai berapa rupiah yang diperlukan oleh bank untuk membeli satu untuk mata uang kurs beli dan
berapa rupiah yang akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing kurs jual.
Untuk menghitung kurs adalah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: pKurs = Kurs tengah t – Kurs tengah t-1
Kurs tengah t-1
Keterangan: pKurs
= perubahan kurs Kurs tengah t
= kurs tengah periode ke-t Kurs tengaht-1
= kurs tengah sebelum periode ke-t Nilai sebuah mata uang, yakni nilai tukarnya terhadap mata uang
lain, tergantung pada daya tarik mata uang tersebut di pasar. Jika permintaan akan sebuah mata uang tinggi, maka harganya akan naik
relatif terhadap mata uang lainnya. Akan tetapi, perubahan dalam kondisi politik suatu negara atau menurunnya perekonomian akibat laju inflasi
yang tinggi dan defisit perdagangan, dapat juga mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil jatuh, karena para investor lebih memilih
menukarkan uangnnya ke mata uang lain yang dianggap lebih stabil. Yang dimaksud dengan kurs valuta asing adalah perbandingan nilai tukar mata
uang suatu negara dengan negara lain. Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu
negara dengan negara lain. Nilai kurs terbagi menjadi dua, yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs jual adalah harga jual valuta asing atau bank atau
money changer. Kurs beli adalah kurs yang diberlakukan bank apabila bank membeli valuta asing.
4. Jumlah Uang Yang Beredar Sejak pertama peradaban manusia mengenal uang sebagai alat
bantu pembayaran, hingga saat ini telah terjadi evolusi dalam sistem pembayaran.
Perkembangan cara
masyarakat untuk
melakukan pembayaran dalam transaksi ekonomi akan mempengaruhi makna uang di
masa-masa yang akan datang. Uang beredar terdiri atas tiga jenis yaitu: a.
Uang kartal, logam dan kertas yang ada di tangan masyarakat di luar bank umum dan siap dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh
bank sentral. b.
Uang giral, yaitu uang di rekening giro demand deposits yang diciptakan oleh bank-bank umum atau dikenal BPUG Bank umum
Pencipta Uang Giral. c.
Uang kuasi, yaitu uang dalam bentuk tabungan saving deposits dan deposito berjangka time deposit yang dikeluarkan oleh bank-bank
umum. Adapun jenis-jenis uang beredar di Indonesia terdiri dari dua
macam: a.
Uang beredar dalam arti sempit M1 yaitu kewajiban sistem moneter bank sentral dan bank umum terhadap sektor swasta domestik
penduduk meliputi uang kartal C dan uang giral D. b.
Uang beredar dalam arti luas M2 disebut juga Likuiditas Perekonomian yaitu kewajiban sistem moneter terhadap sektor swasta
domestik meliputi M1 ditambah uang kuasi T. Untuk menghitung jumlah uang yang beredar dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
pJUB = JUB t – JUB t-1 JUB t-1
Keterangan: pJUB
= perubahan jumlah uang yang beredar JUB t
= jumlah uang yang beredar periode ke-t JUB t-1
=jumlah uang yang beredar sebelum periode ke-t
Mekanisme penciptaan uang yaitu, Terdiri dari tiga pelaku, yaitu: bank sentral, bank umum dan sektor swasta domestik. Interaksi terjadi
antara penawaran uang oleh sistem moneter dan permintaan uang oleh sektor swasta domestik. Penciptaan uang primer oleh otoritas moneter.
Uang primerinti M adalah uang kartal dan simpanan giro bank umum.
Disebut primer inti karena jenis uang ini merupakan inti atau biang dalam proses penciptaan uang beredar C, D, dan T. Uang kartal adalah
uang primer tetapi tidak semua uang primer adalah uang kartal. Uang memiliki peranan yang berarti dalam perekonomian,
perkembangan perekonomian dapat diamati dari dua sektor yang saling terkait yaitu sektor riil pasar barang dan jasa dan sektor moneter pasar
uang. Aliran uang sebanding dengan aliran barang dan jasa.
F. Penelitian Terdahulu