secara terus-menerus selama jangka waktu tertentu, trend yang menurun ini disebut bear market. Dengan kekuatan bull market dan bear market ini
cenderung mempengaruhi semua saham secara sistematis, sehingga imbalan pasar menjadi berfluktuasi.
5. Risiko daya beli purchasing power-risk, merupakan risiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi, dimana perubahan ini akan
menyebabkan berkurangnya daya beli uang yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi sehingga menyebabkan nilai riil
pendapatan akan lebih kecil. 6. Risiko mata uang currency risk, merupakan risiko yang timbul akibat
perubahan nilai tukar mata uang domestik misalnya rupiah dengan mata uang negara lain misalnya dollar Amerika.
D. Model Keseimbangan
Menurut Jacob dan Pettit dalam Ahmad Rodoni dan Othman Yong, 2002:117, keseimbangan pasar adalah keadaan dimana kuantitas setiap
sekuritas dalam pasar modal yang lengkap menyamai kuantitas setiap sekuritas yang ditawarkan kepada pasaran, oleh investor yang ingin menjual
kepemilikan mereka, oleh perusahaan yang menerbitkannya atau oleh pemerintah yang memerlukan modal untuk membiayai pembelian aset dan
harga yang keseimbangan sedemikian dicapai dikenali sebagai harga keseimbangan.
1. Capital Asset Pricing Model CAPM Capital Asset Pricing Model CAPM atau Model Penetapan
Harga Aset Modal merupakan sebuah alat untuk memprediksikan keseimbangan imbal hasil yang diharapkan dari suatu aset berisiko. Pada
tahun 1952, Harry Markowitz meletakkan fondasi manajemen portofolio modern. Kemudian 1964-1966, CAPM yang dipelopori oleh Sharpe,
Lintner, dan Mossin mengasumsikan bahwa individu melakukan investasi berdasarkan teori portofolio, yaitu setiap individu akan memaksimumkan
tingkat keuntungan pada sesuatu tahap risiko. Menurut Liliana Inggrit Wijaya 2000:60 CAPM merupakan
model untuk menjelaskan besaran expected return. Pengertian Capital Asset Pricing Model CAPM adalah merupakan model penetapan harga
sekuritas aktiva berisiko dalam keseimbangan pasar dalam portofolio yang terdiversifikasi dengan baik. Capital Asset Pricing Model CAPM
mencoba untuk menjelaskan hubungan antara risk dan return. Dalam penilaian mengenai risiko biasanya saham biasa digolongkan sebagai
investasi yang berisiko. Risiko sendiri berarti kemungkinan penyimpangan perolehan aktual dari perolehan yang diharapkan possibility, sedangkan
derajat risiko degree of risk adalah jumlah dari kemungkinan fluktuasi amount of potential fluctuation. Menurut Suad Husnan 1998:6,
Definisi CAPM bahwa antara return dan risiko mempunyai korelasi yang positif dan linier, sehingga kenaikan risiko juga menyebabkan naiknya
return, dengan demikian asumsi CAPM sangatlah rasional, yaitu risiko yang tinggi diharapkan menikmati return yang tinggi pula.
Menurut Ahmad Rodoni dan Othman Yong 2002:118, CAPM
adalah nama yang diberikan kepada satu kedudukan prinsip yang menerangkan bagaimana para investor berperilaku dalam pasaran. CAPM
sangat berguna karena: a.
Secara relatif CAPM adalah mudah dan dapat dibentuk melalui aplikasi secara langsung teori portofolio.
b. Implikasinya adalah seperti Hipotesis Pasaran Efisien, yaitu CAPM
telah diuji dengan data sebenarnya dan didapatkan agak sesuai dengan ramalan teori. CAPM juga dapat digunakan sebagai satu asas untuk
penyesuaian selanjutnya yaitu sebagaimana yang digunakan oleh para analisis sekuritas.
Secara ringkas, asumsi-asumsi penting CAPM adalah seperti berikut:
a. Tidak ada biaya perdagangan, tidak ada pajak dan sekuritas dapat
dipecah-pecahkan kepada unit terkecil. b.
Semua peserta adalah pesaing yang sempurna. c.
Semua investor mempunyai ujung investasi yang sama. d.
Investor membuat keputusan investasi berdasarkan keuntungan diharapkan portofolio dan standar deviasi keuntungan.
e. Semua investor mempunyai pengharapan secara umum yang sama.
f. Asset bebas risiko wujud dan sedia ada bagi semua investor untuk
tujuan meminjam dan memberi pinjaman. Bodie et al. 2006 menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing
Model CAPM merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern.
Capital Asset Pricing Model CAPM memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset dan tingkat harapan pengembalian
expected return. Walaupun Capital Asset Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model sudah luas
digunakan karena Capital Asset Pricing Model akurasi yang cukup pada aplikasi penting.
Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang
sama mengenai keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa
pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua
aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada
tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko fixed risk free rate. Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.
Capital Asset Pricing Model menyatakan bahwa dalam keadaan ekuilibrium, portofolio pasar adalah tangensial dari rata-rata varians
portofolio. Sehingga strategi yang efisien adalah passive strategy. Capital Asset Pricing Model berimplikasi bahwa premium risiko dari sembarang
aset individu atau portofolio adalah hasil kali dari risk premium pada portofolio pasar dan koefisien beta.
Dalam keadaan ekulibrium hasil return yang disyaratkan required
return oleh investor untuk suatu saham akan dipengaruhi oleh saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan hanyalah risiko
sistematis systematic risk atau risiko pasar yang diukur dengan beta. Sedangkan risiko yang tidak sistematis unsystematic risk tidak relevan,
karena risiko ini dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi. Menurut teori CAPM tingkat pendapatan yang diharapkan dari
suatu sekuritas dapat dihitung dengan menggunakan rumus: E R
i
= R
F
+ β
i
[ ER
M
-R
F
] Dimana :
ER
i
= Tingkat pendapatan yang diharapkan dari sekuritas i yang mengandung risiko.
R
F
= Tingkat pendapatan bebas risiko. ER
M
= Tingkat pendapatan yang diharapkan dari portofolio pasar.
βi = Tolak ukur risiko yang tidak bisa terdiversifikasi dari berharga yang ke-i.
Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, bisa digunakan market model. Rumus dari persamaan market model adalah sebagai
berikut: R
i
= α
i
+ β
i
R
M
+ e
i
Dimana : R
i
= Tingkat pendapatan sekuritas i R
M
= Tingkat pendapatan indeks pasar
β
i
= Slope beta α
i
= Intersep e
i
= random residual error Pendapatan sesungguhnya actual return adalah pendapatan yang
telah diterima para investor dari selisih harga saham pada periode t dengan harga saham pada periode t-1.
Pendapatan yang diharapkan expected return adalah pendapatan masing-masing saham yang diharapkan oleh para investor pada masa yang
akan datang, yang diukur dengan menggunakan model CAPM. Pendapatan pasar market return adalah pendapatan yang
diperoleh dari selisih Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pada periode t dengan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG pada periode t-1
di Bursa Efek Indonesia. Hubungan formal antara risiko dan tingkat keuntungan dalam
investasi aset keuangan dinyatakan dengan garis pasar, yang terdiri atas dua jenis, yaitu :
a. Garis Pasar Sekuritas Security Market Line – SML Hubungan antara risiko yang diukur dengan beta dengan
return yang disyaratkan ditujukan oleh garis pasar sekuritas SML. Dalam hal ini jika beta suatu saham dapat diukur dengan tepat, maka
dalam keadaan equilibrium required return juga dapat diperkirakan. Penaksirannya didasarkan pada hasil investasi beban risiko ditambah
dengan premi risiko pasar dikalikan dengan beta. Dengan demikian
SML dapat dirumuskan sebagai berikut : SML = Rf + Rm –Rf
β Dimana :
SML = Garis pasar sekuritas Rf = Return saham atas investasi bebas risiko
β = Kepekaan atas return saham i terhadap expected return market
Rm-Rf = Premi risiko pasar Beta
β merupakan risiko yang berasal dari hubungan antara return suatu saham dengan return pasar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi beta: 1 Cyclicality, yaitu seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi
perubahan kondisi makroekonomi. Semakin peka terhadap kondisi, maka beta akan semakin tinggi.
2 Operating leverage, yaitu proporsi dari biaya perusahaan yang merupakan biaya tetap.
3 Financial leverage, yaitu proporsi penggunaan utang dalam struktur pembiayaan perusahaan.
Koefisien beta dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut: β = N Σxy – Σx Σy
N Σx
2
– Σx
2
Semakin besar koefisien beta, maka akan semakin peka excess return suatu saham terhadap perubahan excess return portofolio pasar,
sehingga saham itu akan semakin berisiko. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa, tingkat return portofolio ditentukan oleh risiko sistematis atau risiko pasar yang diukur dengan beta dan tingkat return
pasar. Atau dapat dinyatakan dengan rumus Bodie et al. 2006:385:
Βi = Cov Ri.Rm
Var Rm keterangan:
βI = Beta saham
Cov = Covarian Var = Varians
Ri = Return saham
Rm = Return Pasar
b. Garis Pasar Modal Capital Market Line-CML Dalam penjelasan sebelumnya diketahui bahwa SML
merupakan garis yang menghubungkan beta atau risiko pasar dengan required return untuk semua saham, baik yang efisien maupun yang
tidak efisien. Sedangkan garis pasar modal CML merupakan garis yang menghubungkan antara risiko total yang diukur dengan standar
deviasi σ dengan return yang disyaratkan required return
portofolio yang efisien saja. Hubungan risiko total dengan imbalan yang disyaratkan
required return pada investasi yang efisien dinyatakan sebagai CML dan dirumuskan sebgai berikut :
CML = Rf + Rm – Rf SDp SDm
Dimana : CML = Garis pasar modal
Rf = imbalan atas investasi bebas risiko SDm = Standar deviasi total risk pasar
SDp = Standar deviasi total risk portofolio Rm-Rf = Premi risiko pasar
2. Arbitrage Pricing Theory APT Capital Asset Pricing Model bukanlah satu-satunya teori yang
mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva ditentukan harganya oleh pasar. Ross 1976 merumuskan suatu teori yang disebut sebagai
Arbitrage Pricing Theory APT. Menurut Robert Ang 1997:214, APT Arbitrage Pricing Theory menggunakan return dari suatu aset sekuritas
yang dikaitkan dengan beberapa faktor yang dikaitkan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi pasar. APT ini digunakan untuk memprediksi
harga suatu saham di masa yang akan datang. Ross dalam Bodie et al. 2006:446, APT didasarkan pada tiga proporsi, yaitu:
a. Imbal hasil sekuritas dapat dijelaskan dengan sebuah model faktor. b. Terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan risiko istimewa
dengan diversifikasi. c. Pasar sekuritas yang berfungsi tidak baik tidak memugkinkan terjadinya
peluang arbitrase secara terus menerus. Menurut Suad Husnan 2001:197, APT pada dasarnya
menggunakan pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang memepunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa
dijual dengan harga yang berbeda. Apabila aktiva yang karakteristik sama tersebut terjual dengan harga yang berbeda, maka akan dapat kesempatan
untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva yang berharga murah pada saat yang sama menjual dengan harga yang lebih tinggi sehingga
memperoleh laba tanpa risiko. Arbritrage Pricing Theory APT tidak menggunakan asumsi apapun tentang portofolio pasar. APT hanya
mengatakan bahwa tingkat keuntungan suatu saham dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu, yang jumlahnya bisa lebih dari satu.
Seperti halnya CAPM, teori pembentukan harga arbitrase Arbitrage Pricing Theory-APT menekankan bahwa tingkat keuntungan
yang diharapakan tergantung pada pengaruh faktor-faktor makro ekonomi dan tidak oleh risiko unik. Kita bisa menganggap faktor-faktor yang ada
pada APT adalah portofolio-pertofolio khusus yang cenderung dipengaruhi oleh pengaruh bersama. Daya tarik APT adalah bahwa kita
tidak perlu mengidentifikasikan market portfolio yang diperlukan untuk menghitung beta dalam CAPM disamping itu APT memungkinkan
penggunaan lebih dari satu faktor untuk menjelaskan tingkat keuntungan yang diharapkan.
Menurut Reilley dalam Muhammad Madyan 2004:6, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi dengan
menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda. Tiga asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory APT adalah:
a. Pasar Modal dalam kondisi persaingan sempurna,
b. Para Investor selalu lebih menyukai kekayaan yang lebih daripada
kurang dengan kepastian, c.
Hasil dari proses stochastic artinya bahwa pendapatan asset dapat dianggap sebagai K model faktor.
Dari asumsi yang menyatakan investor percaya bahwa pendapatan sekuritas akan ditentukan oleh sebuah model faktorial dengan k faktor
risiko. Dengan demikian, dapat ditentukan pendapatan aktual untuk sekuritas i dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Ri,
t
= a
i
+ b
i
1F1
t
+ b
i
2 F2
t
+ … …+ b
ik
F
kt
+ e
it
Dimana : Ri,
t
= Tingkat pendapatan sekuritas i pada periode t a
i
= Konstanta b
ik
= Sensitivitas pendapatan sekuritas i terhadap faktor k F
kt
= Faktor k yang mempengaruhi pendapatan e
it
= random error. Untuk menghitung pendapatan sekuritas yang diharapkan pada
model APT dapat digunakan rumus sebagai berikut: ERi,
t
= a
i
+ b
i
1F1
t
+ b
i
2 F2
t
+ … …+ b
ik
F
kt
Keterangan : ERi,
t
= Tingkat pendapatan yang diharapkan sekuritas i pada
periode t ai = Konstanta
bi
k
= Sensitivitas pendapatan sekuritas i terhadap faktor k pada periode t
F
kt
= Faktor k yang mempengaruhi pendapatan pada periode t e
it
= random error Menurut Bodie et al. 2006:456, APT adalah model yang sangat
menarik. Ini tergantung pada asumsi bahwa keseimbangan rasional di pasar modal akan menghilangkan peluang arbitrage. Pelanggaran
terhadap hubungan pembentukan harga dalam APT akan menyebabkan tekanan yang sangat kuat untuk mengembalikan harga meskipun hanya
sedikit sekali investor yang menyadari adanya ketidakseimbangan tersebut. Selanjutnya, APT menghasilkan hubungan antara imbal hasil
yang diharapkan dengan beta yang menggunakan portofolio yang terdiversifikasi dengan baik yang prakteknya dapat dibentuk dari sejumlah
besar sekuritas. Menurut Ahmad Rodoni dan Othman Yong 2002:171, APT
sebenarnya adalah berasaskan CAPM, tetapi ia telah mempertimbangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keuntungan sekuritas memandang
dunia jadi semakin kompleks. Faktor-faktor ini akan memberi kesan yang berlainan kepada sekuritas yang berlainan. Jadi, bagi sekuritas i dalam
jangka waktu t, keuntungannya dapat diwakili oleh kombinasi antara pengharapan
keuntungan seimbang
dan faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. Pengharapan keuntungan seimbang ini adalah ditentukan oleh permintaan dan penawaran sekuritas perusahaan. Faktor-
faktor yang akan mempengaruhi keuntungan sekuritas adalah terdiri dari faktor-faktor makro dan mikro. Contoh faktor-faktor makro ialah seperti
inflasi, politik, tingkat bunga, dan lain-lain .
E. Variabel-variabel Makroekonomi