49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Berikut adalah penjabaran gambaran umum penelitian :
4.1.1 Bank Syariah di Indonesia
Pada tahun 1992 sampai tahun 1998, hanya terdapat satu Bank Umum Syariah BUS dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS
yang beroperasi. Dengan disahkannya UU No. 1 1998, perkembangan perbankan syariah di Indonesia dari tahun 1992 sampai dengan tahun 2015
sangat pesat. Perkembangan perbankan syariah yang semakin pesat tersebut tentunya diiringi dengan jumlah kantor dan juga jumlah pekerja
yang bekerja di unit syariah tersebut. Perkembangan bank syariah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Jaringan Kantor dan Jumlah Pekerja Perbankan Syariah di
Indonesia
50
Kantor 2011
2012 2013
2014 2015
BUS 11
11 11
12 12
UUS 24
24 23
22 22
BPRS 155
158 163
163 164
Jumlah kantor 2.101
2.663 2.990
2.910 2.944
Jumlah Pekerja 27.660 31.578 42.062
tidak diketahui
belum diketahui
Sumber : Bank Indonesia Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari tahun 2011 sampai dengan
2013 jumlah kantor bank syariah di Indonesia berkembang sangat pesat. Melihat perkembangan bank syariah di Indonesia yang semakin pesat ini
tidak terlepas dari kinerja perbankan syariah yang baik. Kinerja yang baik tidak terlepas pula dari kinerja pekerja yang memuaskan. Perkembangan
perbankan syariah yang semakin pesat ini tentu saja diikuti dengan jumlah tenaga kerja yang seimbang. Dapat dilihat pada tabel diatas, pada tahun
2012 terdapat 2.663 kantor perbankan syariah yang tersebar di seluruh Indonesia dan diikuti dengan jumlah pekerja sebanyak 31.578 orang
pekerja. Pada tahun 2013, dengan bertambahnya jumlah kantor perbankan syariah sebayak 327 kantor, dapat menambah tenaga kerja sebanyak
10.484 orang pekerja. Namun pada tahun 2014 terlihat bahwa terdapat penurunan jumlah kantor perbankan syariah, lebih jelasnya terjadi
penurunan pada Unit Usaha Syariah UUS. Tetapi pada Januari 2015, hanya dalam 1 bulan, jumlah kantor bank syariah bertambah sebanyak 34
kantor. Melihat pertumbuhan kantor bank syariah tersebut, bank syariah
akan mencari tenaga kerja yang berkompeten dan professional dalam bidang ekonomi dan perbankan, terkhususnya dalam bidang syariah. Jadi
51
apabila seseorang berminat untuk berkarir di bank syariah, tentunya harus memilih daya saing untuk masuk dan bekerja di bank syariah. Daya saing
yang dimaksud disini yaitu mempunyai keterpaduan antara knowledge, skill dan ability dengan komitmen moral dan integritas pribadi. Syarat-
syarat tersebut harus dimiliki agar menjadi SDM yang berkompeten dan profesional untuk bekerja, khususnya bekerja di bank syariah. Sebagai
mahasiswa yang akan menyelesaikan kuliahnya dan ingin bekerja di bank syariah haruslah mempunyai pemahaman tentang bank syariah itu sendiri.
Sebab tanpa adanya pemahaman SDM tentang perbankan syariah, tidak mungkin suatu bank syariah dapat mencapai kesuksesan tanpa SDM
syariah yang berkualitas. Oleh karena itu, SDM syariah sangatlah berpengaruh dalam suatu bank syariah untuk pencapaian tujuannya karena
betapa pun majunya teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, namun apabila tanpa SDM syariah maka
akan sulit bank syariah tersebut untuk mencapai tujuannya. SDM merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda
kegiatan operasioal suatu bank. Untuk itu penyediaan SDM banker sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sebaik
mungkin sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan dengan baik. SDM syariah yang baik selalu
melakukan sesuatu perencanaan berdasarkan syariat Islam serta menjadikan SDM nya itu sebagai SDM yang memiliki wawasan yang luas
dan yang selalu tunduk terhadap aturan-aturan yang berlaku baik hukum
52
pemerintah maupun hukum agama sehingga segala sesuatunya dilakukan dengan baik, benar, terencana dan terorganisir dengan rapi, maka akan
terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu.
4.1.2 Fakultas Ekonomi di Kota Medan