41
Sekaran 2006 dalam buku Sarjono dan Winda yang berjudul SPSS vs LISREL 2011:35, menyatakan bahwa keandalan
reliability suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut dilakukan tanpa bias bebas kesalahan-error
free. Uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 17. Menurut Sarjono dan Winda 2011:45 suatu kuesioner dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha 0,60.
3.9 Metode Analisa Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan program komputer SPSS Statistic Product and Service Solution versi 17 dan dengan bantuan Microsoft
Excel. Pengujian model ekonometrika ini menggunakan program aplikasi SPSS versi 17. Skala pengukuran kuesioner menggunakan skala Likert.
3.9.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode analisis dengan cara menyusun dan mengelompokkan data yang kemudian data tersebut
dianalisis sehingga diperoleh gambaran hasil tentang masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif disajikan dalam bentuk table,
grafik dan gambar.
3.9.2 Analisis Regresi Linear Berganda
42
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat maka harus dilakukan analisa data dengan
menggunakan regresi linear berganda: Dalam penelitian ini digunakan hubungan fungsional sebagai berikut :
Y = fX
1
,X
2
,X
3
dan X
4
Bentuk hubungan fungsional yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ e Dimana :
Y = Minat mahasiswa ekonomi untuk bekerja di bank syariah
X1 = Nilai religius
X2 = Pertimbangan pasar kerja
X3 = Penghargaan finansial
X4 = Keluarga dan teman
α = Konstanta
β
1
,β
2
,β
3
dan β
4
= Koefisien regresi e
= error
Dan untuk mengetahui variabel bebas manakah yang memberikan pengaruh paling besar terhadap variabel terikat digunakan koefisien
regresi masing-masing variabel. Semakin besar nilai koefisien regresi maka semakin besar pula pengaruh yang ditimbulkan variabel bebas
tersebut terhadap variabel terikat.
3.9.3 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dimaksudkan untuk memastikan bahwa dalam model regresi yang digunakan tidak terdapat heterokedastisitas,
multikolinearitas dan Linearitas serta untuk memastikan data yang
43
dihasilkan memiliki distribusi normal sehingga layak untuk diuji. Berikut penjelasan pengujian kelayakan model regresi yang digunakan dalam uji
asumsi klasik : 1.
Uji Heterokedastisitas Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian menggunakan tingkat signifikasi 0,05. Jika korelasi antara variable independen
dengan residual diperoleh tingkat signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bawah tidak terjadi masalah heterokedastisitas
pada model regresi. 2.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen atau tidak.Uji multikolinearitas perlu dilakukan
apabila jumlah variabel independen variabel bebas lebih dari satu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas
dalam model regresi penelitian ini dapat dilakukan dengan cara
44
melihat Variance Inflation Factor VIF dan nilai tolerance. Menurut Wijaya 2009 dalam buku Sarjono dan Winda yang
berjudul SPSS vs LISREL 2011:70, ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, sebagai berikut :
1. Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi tetapi secara individual variabel
bebas banyak yang tidak signifikan memengaruhi variabel terikat.
2. Menganalisis korelasi di antara veriabel bebas. Jika di
antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi lebih besar daripada 0,90, hal ini merupakan indikasi adanya
multikolinearitas. 3.
Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai VIF variance-inflating factor. Jika VIF10, tingkat
kolinearitas dapat ditoleransi. 4.
Nilai Eigenvalue sejumlah satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya
multikolinearitas. Dari penjelasan diatas, diambil hipotesis sebagai berikut :
1. Jika nilai VIF 10 maka tidak terjadi gejala
multikolinearitas diantara variabel bebas. 2.
Jika nilai VIF 10 maka terjadi gejala multikolinearitas diantara variabel bebas.
45
3. Uji Linearitas
Dalam buku Sarjono dan Winda yang berjudul SPSS vs LISREL 2011:70, uji linearitas bertujuan untuk mengetahui
apakah data yang kita miliki sesuai dengan garis linear atau tidak apakah hubungan antarvariabel yang hendak dianalisis mengikuti
garis lurus atau tidak. Apabila nilai signifikan dari 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah Linear.
Sedangkan apabila nilai signifikan 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah tidak linear.
3.9.4 Uji Goodness of Fit