faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan bekerja di bank syariah

(1)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, disebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari pengertiantersebut dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan (Kasmir, 2007:23).

Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan, Teori dan Aplikasi (2002:68), definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

Menurut Lubis dalam bukunya yang berjudul Bank & Lembaga Keuangan Lain (2010:5), bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Defenisi ini menunjukkan, bahwa objek aktivitas utama bank adalah masyarakat luas karena dana yang terhimpun dari masyarakat akhirnya akan disalurkan kepada masyarakat juga termasuk individu.


(2)

8 2.1.1 Jenis Bank

Bank memiliki beragam jenis atau bentuk tergantung pada cara penggolongannya. Menurut Kasmir (2007:32) dewasa ini perbankan dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain:

Dilihat dari segi fungsinya, bank dapat digolongkan menjadi: 1. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Dilihat dari segi kepemilikannya, bank dapat dibedakan menjadi: 1. Bank milik pemerintah, yaitu bank yang baik akta pendirian maupun

modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungannya dimiliki oleh pemerintah.

2. Bank milik swasta nasional, merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh swasta.

3. Bank milik koperasi, merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.


(3)

9 4. Bank milik asing, merupakan cabang bank yang ada di luar negeri,

baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu negara.

5. Bank milik campuran, merupakan bank yang kepemilikan sahamnya dimilki pihak asing dan pihak swasta nasional, dimana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

Dilihat dari segi status, jenis bank terdiri dari:

1. Bank devisa adalah bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.

2. Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanaka transaksi seperti halnya bank devisa.

Dilihat dari segi menentukan harga, bank dapat dibedakan menjadi: 1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional yaitu bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya didasarkan pada dua metode, yaitu spreadbased dan fee based.

2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah merupakan bank yang menetapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal menyimpan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.1.2 Pengertian Bank Syariah

Menurut Wibowo dan Widodo (2005:33), Bank Syariah atau bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah


(4)

10 Islam. Bank ini tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Alquran dan Hadist.Berdasarkan pengertian tersebut, bank syariah adalah bank yang beroperasi mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam berdasarkan tata cara bermuamalat secara Islam yang terdapat pada Alquran dan Hadist.

Berdasarkan Undang-undang 7 Tahun 1992 dan mengalami perubahan menjadi Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan bahwa bank yang berprinsip syariah berlaku aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah, antara lain mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah,wadiah dan lain-lain.Bank syariah beroperasi tidak dengan menerapkan metode bunga, melainkan dengan metode bagi hasil dan penentuan biaya yang sesuai dengan syariah Islam (Wibowo dan Widodo 2005:21).

Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan satu lembaga intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan etika dan prinsip-prinsip Islam sehingga bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari kegiatan spekulatif non produktif (gharar), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil) dan hanya membiayai usaha-usaha yang halal (Lubis, 2010:34).

2.1.3 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah

Bank konvensional dan bank syariah tentunya mempunyai perbedaan. Perbedaan yang paling mendasar pada kedua bank tersebut


(5)

11 adalah dalam operasinya. Perbankan konvensional menerapkan sistem bunga sedangkan bank syariah menerapka sistem bagi hasil. Perbedaan kedua sistem tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.1

Perbedaan Sistem Bunga dan Sistem Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

Besarnya bunga ditetapkan pada saat perjanjian dan mengikat kedua pihak yang melaksanakan perjanjian dengan asumsi bahwa pihak penerima pinjaman akan selalu mendapatkan keuntungan.

Bagi hasil ditetapkan dengan rasio nisbah yang disepakati antara pihak yang melaksanakan akad pada saat akad dengan berpedoman adanya kemungkinan keuntungan atau kerugian.

Besarnya bunga yang diterima

berdasarkan perhitungan persentase bunga dikalikan dengan

jumkah dana yang dipinjamkan.

Besarnya bagi hasil dihitung berdasarkan nisbah yang diperjanjikan dikalikan dengan jumlah pendapatan dan/atau keuntungan yang diperoleh.

Jumlah bunga yang diterima tetap, meskipun usaha peminjam meningkat atau menurun.

Jumlah bagi hasil yang akan dipengaruhi oleh besarnya pendapatan dan/atau keuntungan. Bagi hasil akan berfluktuasi. Sistem bunga tidak adil, karena

tidak terkait dengan hasil usaha peminjam.

Sistem bagi hasil adil, karena perhitungannya berdasarkan hasil usaha.

Eksistensi bunga diragukan oleh semua agama.

Tidak ada satu pun agama yang meragukan bagi hasil.

Sumber : Ismail (2013)

Selain perbedaan mendasar tentang sistem operasional bank konvensional dan bank syariah yang telah dijelaskan di atas, terdapat pula beberapa perbedaan lain dari kedua bank tersebut. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


(6)

12 Tabel 2.2

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

No Bank Syariah Bank Konvensional

1. Investasi hanya untuk proyek dan produk yang halal serta menguntungkan.

Investasi tidak mempertimbangkan halal

atau haram asalkan proyek

yang dibiayai menguntungkan.

2. Return yang dibayar dan/atau diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan lainnya berdasarkan prinsip syariah.

Return yang dibayarkan baik kepada nasabah penyimpan dana maupun return yang diterima dari nasabah pengguna dana dalam berupa bunga.

3. Perjanjian dibuat dalam bentuk akad sesuai dengan syariah Islam.

Perjanjian menggunakan hukum positif.

4. Orientasi pembiayaan tidak hanya untuk keuntungan tetapi juga falah oriented, yaitu

orientasi kesejahteraan masyarakat.

Orientasi pembiayaan untuk memperoleh keuntungan atas dana yang dipinjamkan.

5. Hubungan antara bank dan nasabah adalah mitra.

Hubungan antara bank dan nasabah adalah kreditur dan debitur.

6. Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, Komisaris, dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, dan Komisaris.

7. Penyelesaian sengketa

diupayakan diseselasikan secara musyawarah antara bank dan nasabah melalui peradilan agama.

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan negeri setempat.

Sumber : Ismail (2013) 2.2 Minat


(7)

13 Menurut Kamus Bahasa Indonesia, minat berarti perhatian, kesukaan, kecenderungan hati.Minat dapat juga diartikan sebagai gairah ataupun keinginan yang tinggi terhadap sesuatu (Sunarto, 2013:267). Menurut Suryabrata (1988:109),minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi suatu objek. Kecenderungan tersebut merupakan keinginan yang terarah pada suatu tujuan atau objek yang jelas. Dengan kata lain, minat berkaitan dengan dorongan yang datang dari dalam diri. Dimana dorongan tersebut mengakibatkan seseorang memenuhi tujuan yang diarahkan pada satu objek dengan penuh kesadaran dan didukung oleh tekanan emosional sehingga pengarahan tersebut bersifat selektif. Sedangkan menurut Slameto (2001:57), minat adalah suatu rasa dan suatu ketertarikan pada sesuatu hal/aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat partisipasi, pengetahuna dan kebiasaan.

Menurut Hurlock dalam buku Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (1995:117), minat terbagi menjadi 3 aspek, yaitu : a. Aspek Kognitif

Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dan berbagai jenis media massa.

b. Aspek Afektif

Konsep yang membangun kognitif, minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru, teman sebaya tehadap kegiatan


(8)

14 yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.

c. Aspek Psikomotor

Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutan tepat, namun kemajuan tetap memungkikan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diasumsikan bahwa timbulnya minat seseorang disebabkan oleh beberapa faktor penting yaitu rasa senang atau rasa tertarik, faktor perhatian dan faktor kebutuhan. Secara garis besar minat adalah kemauan yang datang dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu hal yang dianggap menarik. Seseorang akan memberikan perhatian dan usaha yang lebih untuk mendapatkan apa yang dia sukai sehingga memenuhi kepuasan/kebutuhan pribadi. Kaitannya dengan penelitian Minat Mahasiswa Ekonomi untuk Bekerja di Bank Syariah adalah ketika seorang mahasiswa ekonomi menganggap suatu karir di bank syariah menarik baginya, dia akan cenderung mempersiapkan diri dengan usaha-usaha yang lebih giat untuk mengejar karir tersebut.

Pekerjaan yang sesuai minat adalah idaman bagi setiap orang. Minat dalam bekerja akan menentukan seberapa jauh keikutsertaan seseorang dalam suatu pekerjaan. Makin kuat minat seseorang maka akan semakin peduli yang bersangkutan dalam pekerjaan tersebut. Minat merupakan kecenderungan atau reaksi suatu perasaan yang berlangsung terus menerus yang membuat dirinya


(9)

15 menjadi selektif terhadap objek minatnya. Tidak mudah untuk seseorang menemukan pekerjaan idaman yang sesuai dengan minat dan keinginan kita. Apabila kita bekerja di bidang yang sesuai dengan keinginan, pada umumnya lebih sukses dalam menjalani karir. Kesesuaian itu lah yang membuat seseorang akan lebih mencintai pekerjaannya dan dampaknya akan membuat orang yang bersangkutan bekerja lebih giat dan rasa tanggung jawab pun akan semakin meningkat.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk Bekerja di Bank Syariah

2.3.1 Nilai Religius (X1)

Perbankan konvensional menggunakan sistem bunga (riba), sedangkan di perbankan syariah menggunakan sistem bagi hasil, tidak ada kegiatan atau usaha yang bersifat spekulatif non produktik (gharar), tidak ada perkara yang tidak sah (bathil) dan hanya membiayai usaha-usaha yang halal saja. Islam mendorong praktik bagi hasil serta mengharamkan riba. Keduanya sama-sama memberikan keuntungan bagi pemilik dana, namun keduanya mempunyai perbedaan yang sangat nyata.Bagi beberapa orang yang ingin bekerja di perbankan tetapi takut akan praktik riba di perbankan konvensional maka bekerja di bank Syariah mungkin adalah jalan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.

Sesuai dengan namanya, sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang religius yang sejalan dengan syariah. Religius disini merupakan suasana kerja yang islami yang berbeda dengan sistem kerja di


(10)

16 bank umum, contohnya dalam berpakaianyang mengharuskan menutup aurat. Suasana kerja yang nyaman merupakan harapan semua orang tak terkecuali di lingkungan perusahaan. Kondisi kerja yang nyaman salah satunya dilihat dari hubungan sosial antar mitra kerja yang baik seperti terjalinnya kerjasama dan kecilnya konflik yang terjadi. Dan hal kenyamanan susasana dalam kerja bisa terwujud dengan kentalnya susasan kerja yang religius. Religius disini bukan hanya tentang agama dan ibadah tetapi juga bersandar pada semangat nilai-nilai etos kerja yang dipraktekkan menjadi sebuah keyakinan menuju kesuksesan dalam bisnis perusahaan.

2.3.2 Pertimbangan Pasar Kerja (X2)

Pertimbangan pasar kerja merupakan pandangan seseorang dilihat dari berbagai aspek atas seberapa baik nilai dan peluang yang ada dari suatu pekerjaan. Pertimbangan pasar kerja merupakan informasi akan pekerjaan yang dapat diakses di masa yang akan datang. Sebagai mahasiswa yang akan mencari pekerjaan, biasanya memilih pekerjaan berdasarkan informasi lowongan kerja yang mereka dapatkan. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan bank syariah di Kota Medan, maka semakin banyak pula permintaan akan tenaga kerja yang akan bekerja di bank syariah tersebut yang merupakan angin segar bagi sarjana ekonomi yang sedang mencari pekerjaan terutama yang tertarik untuk bekerja di bank syariah.


(11)

17 Menurut Wheller (1983) yang terdapat dalam Aprilyan (2011:45), pertimbangan pasar kerja (job market consideration) meliputi, tersedianya lapangan pekerjaan, keamanan kerja, fleksibilitas karir, dan kesempatan promosi. Pengertian pertimbangan pasar kerja lebih jelasnya sebagai berikut :

1. Tersedianya lapangan pekerjaan

Tersedianya lapangan pekerjaan merupakan lowongan kerja untuk diisi oleh pencari kerja.

2. Keamanan kerja

Keamanan kerja disini dalam artian merupakan pekerjaan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama tanpa adanya pemutusan hubungan kerja (PHK). Pekerjaan tersebut diharapkan bukan merupakan pilihan profesi sementara, tetapi dapat terus berlanjut sampai tiba waktu pensiun.

3. Fleksibilitas karir

Adanya pilihan karir yang lebih fleksibel akan membantu karyawan untuk tidak berada pada situasi yang stagnasi. Maksudnya disini adalah adanya jenjang karir yang didapatkan karyawan selama mengabdi diperusahaan. Karir yang fleksibel membutuhkan pengetahuan dan pelatihan yang terus menerus diperbaharui.


(12)

18 Promosi merupakan proses pemindahan jenjang karir secara vertikal kearah yang lebih tinggi dan disertai dengan adanya kenaikantanggungjawab dan imbalan. Seorang bekerja tentu mengharapkan peningkatan posisi sesuai dengan prestasinya. Kesempatan promosi yang diberikan dapat mendorong peningkatan kualitas keja, mewakili aspek penting dari sistem seleksi dan megurangi turnoner.

Dalam memilih pekerjaan, mahasiswa ekonomi harus menilik terlebih dahulu kondisi kerja sebelum mengambil keputusan untuk menerima pekerjaan. Kondisi kerja disini contohnya berupa letak keadaan lingkungan tempat bekerja, jaminan tugas pekerjaan, kesempatan untuk memperoleh kemajuan dalam pekerjaan dan lain-lain sebagainya (Bellante dan Mark Jackson, 1983:15).

2.3.3 Penghargaan finansial (X3)

Penghargaan finansial merupakan reward dalam bentuk nilai mata uang yang biasanya diberikan sebagai bentuk imbalan timbal balik atas pemberian jasa, tenaga, usaha, dan manfaat seseorang dalam suatu ikatan pekerjaan (Yudhantoko, 2013:18).

Penghargaan finansial yang biasa disebut dengan gaji atau upah. Upah uang adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga mental atau fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi (Sukirno, 2006:351). Gaji atau upah yang diperoleh sebagai imbalan dari pekerjaan telah diyakini


(13)

19 bagi sebagian besar perusahaan sebagai daya tarik utama untuk memberikan kepuasan kepada karyawannya. Gaji bukanlah satu-satunya motivasi karyawan dalam berprestasi, tetapi gaji merupakan salah satu motivasi penting yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi. Kompensasi finansial yang rasional menjadi kebutuhan mendasar bagi kepuasan kerja. Saat ini penghargaan finansial/gaji masih dipandang sebagai alat ukur seseorang untuk memilih suatu pekerjaan. Seseorang yang bekerja tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan ekonomi saja, akan tetapi alasan kuat yang mendasar sampai sekarang mengapa seseorang bekerja hanya untuk alasan faktor ekonomi.

Landasan sistem pengupahan di Indonesia adalah UUD, Pasal 27, ayat (2) dan penjabarannya dalam Hubungan Industrial Pancasila. Sistem pengupahan pada prinsipnya haruslah : (1) mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, jadi mempunyai fungsi sosial; (2) mencerminkan pemberian imbalan terhadap hasil kerja seseorang; dan (3) memuat pemberian insentip yang mendorong peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan nasional (Simanjuntak, 1985:106).

Wijayanti (2001) dalam Aprilyan mengungkapkan bahwa penghargaan finansial/gaji atau penghargaan finansial merupakan faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih profesi. Penghargaan finansial/gaji dipertimbangkan dalam pemilihan profesi karena tujuan utama seseorang bekerja adalah memperoleh penghargaan finansial/gaji. 2.3.4 Keluarga dan Teman (X4)


(14)

20 Dalam Kamus Bahasa Indonesia (Bichu, 2013:296) keluarga adalah orang-orang yang menjadi penghuni rumah, seisi rumah; bapak beserta ibu dan anak-anaknya; satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat. Sanak saudara juga dapat disebutdengan keluarga. Sedangkan teman adalah kawan/sahabat yaitu orang yang bersama-sama bekerja, berbuat berjalan, lawan bercakap-cakap sesuatu yang jadi pelengkap pasangan atau dipakai dimakan dsb; bersama-sama (Rahimsyah, 2013:439). Keluarga dan teman merupakan orang terdekat dari mahasiswa ekonomi dalam menjadi kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Pengaruh keluarga dan teman yang dimaksud adalah dalam bentuk rujukan yang diberikan kepada mahasiswa ekonomi. Rujukan yang bersifat ke arah positif ataupun negatif dari keluarga dan teman kemungkinan dapat membentuk perilaku dari mahasiswa itu sendiri.

2.4 Tenaga Kerja

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam membangun ekonominya adalah masalah ketenagakerjaan. Tenaga kerja merupakan modal yang sangat dominan dalam menyukseskan program pembangunan.Tenaga Kerja adalah penduduk usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Mulyadi, 2003:59).

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna


(15)

21 menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Menurut Simanjuntak (1985:2), tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Tiga golongan terakhir, pencari kerja, bersekolah dan mengurus rumah tangga, walaupun sedang tidak bekerja mereka dianggap secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja.

Melihat dari pengertian tenaga kerja diatas, setiap orang yang mampu bekerja bisa disebut sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja dibedakan hanya oleh batas umur. Tenaga kerja merupakan penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Ada banyak pendapat mengenai usia tenaga kerja, ada yang menyebutkan diatas 20 tahun bahkan ada yang menyebutkan diatas 7 tahun karena anak-anak jalanan termasuk tenaga kerja.


(16)

22 PENDUDUK

Sumber: Simanjuntak (1985:15)

Gambar 2.1

Komposisi Penduduk dan Tenaga Kerja ANGKATAN

KERJA

BUKAN TENAGA KERJA TENAGA

KERJA

MENGANGGUR

SEKO-LAH

MENGU-RUS RUMAH TANGGA BEKERJA

BUKAN ANGKATAN KERJA

PENERIMA

PENDAPA-TAN

PRODUKTIVITAS RENDAH

BEKERJA PENUH SETENGAH

PENGANGGURAN

KENTARA (JAM KERJA SEDIKIT)

TIDAK KENTARA

PENGHASILAN RENDAH


(17)

23 Di pasar tenaga kerja, permintaan dan penawaran secara bersama-sama menentukan jumlah tenaga kerja yang akan dipekerjakan serta upah yang akan mereka terima. Upah akan mengalami kenaikan dalam perjalanan waktu apabila kenaikan dalam permintaan tenaga kerja yang disebabkan oleh kemajuan teknologi dan pertambahan stok modal melampaui pertumbuhan angkatan kerja (Bellante dan Mark Jackson, 1983:157). Dalam fungsi Cobb-Douglas (Mankiw, 2006:55-56), jika modal dan tenaga kerja meningkat dalam proporsi yang sama, maka output meningkat menurut proporsi yang sama pula. Dengan kata lain, ketika perekonomian mengalami pertumbuhan yang mengesankan, pendapatan total pekerja dan pendapatan total pemilik modal tumbuh pada tingkat yang nyaris sama. Jadi dapat dipastikan bahwa apabila modal dan tenaga kerja di suatu bank syariah meningkat, maka akan menambah profit bagi perusahaan tersebut. Sehingga membuka lapangan pekejaan di suatu bank syariah bagi mahasiswa tamatan fakultas ekonomi bukanlah hal yang akan merugikan suatu bank syariah tetapi meningkatkan profit perusahaan.

2.5 Klasifikasi Tenaga Kerja

2.5.1 Berdasarkan Penduduknya

Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan penduduknya terdiri dari 2 (dua) jenis, antara lain sebagai berikut :

1. Tenaga kerja

Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja, mereka yang


(18)

24 dikelompokkan sebagai tenaga kerja yaitu mereka yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 64 tahun.

2. Bukan Tenaga Kerja

Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan kerja. Menurut Undang-Undang Tenaga Kerja No.13 Tahun 2003, mereka adalah penduduk diluar usia kerja, yaitu mereka yang berusia dibawah 15 tahun dan berusia di atas 64 tahun. Contohnya adalah anak-anak, para pensiunan dan para lansia (lanjut usia).

2.5.2 Berdasarkan Batas Kerja

Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan batas kerja terdiri dari 2 (dua) jenis, antara lain sebagai berikut :

1. Angkatan Kerja

Angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang terlibat atau berusaha terlibat dalam suatu kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa. Menurut Mulyadi (2003:60) angkatan kerja terdiri dari golongan bekerja serta golongan menganggur dan mencari pekerjaan.

2. Bukan Angkatan Kerja

Bukan angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak


(19)

25 mencari pekerjaan. Bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan ini sewaktu-waktu dapat menawarkan jasa untuk bekerja.

2.5.3 Berdasarkan Kualitasnya

Klasifikasi tenaga kerja berdasarkan kualitasnya terdiri dari 2 (dua) jenis, antara lain sebagai berikut :

1. Tenaga Kerja Terdidik

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal. Contohnya dokter, guru dan lain-lain.

2. Kerja Terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Contohnya apoteker, ahli bedah, mekanik dan lain-lain.

3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandal tenaga saja. Contonya kuli, buruh angkut, pembantu rumah tangga dan lain-lain.

Mahasiswa ekonomi sendiri termasuk dalam tenaga kerja yang bukan angkatan kerja yang nantinya akan menjadi tenaga kerja terdidik.


(20)

26 Hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang telah mendapat gelar sarjana merupakan tenaga kerja terdidik. Melihat hal tersebut, mahasiswa ekonomi harus cermat dalam pemilihan pekerjaan apa dan bagaimana yang sesuai dengan ilmu yang didapatnya selama dibangku perkuliahan. Apalagi masalah ketenagakerjaan di Indonesia saat ini adalah rendahnya kualitas tenaga kerja, jumlah angkatan kerja yang tidak sebanding dengan kesempatan kerja dan persebaran tenaga kerja yang tidak merata. Melihat kekurangan tersebut dapat menjadikan motivasi mahasiswa untuk mengasah kemampuannya agar dapat bersaing di dunia kerja.

Setiap perusahaan, khususnya bank syariah akan mencari tenaga kerja yang berkompeten dan professional dalam bidang ekonomi dan perbankan, terkhususnya dalam bidang syariah. Jadi apabila seseorang berminat untuk berkarir di bank syariah, tentunya harus memilih daya saing untuk masuk dan bekerja di bank syariah. Daya saing yang dimaksud disini yaitu mempunyai keterpaduan antara knowledge, skill dan ability dengan komitmen moral dan integritas pribadi. Syarat-syarat tersebut harus dimiliki agar menjadi SDM yang berkompeten dan profesional untuk bekerja di bank syariah. Sebagai mahasiswa yang akan menyelesaikan kuliahnya dan ingin bekerja di bank syariah haruslah mempunyai pemahaman tentang bank syariah itu sendiri. Sebab tanpa adanya pemahaman SDM tentang perbankan syariah, tidak mungkin suatu bank syariah dapat mencapai kesuksesan tanpa SDM syariah yang berkualitas. Oleh karena itu, SDM syariah sangatlah berpengaruh dalam suatu bank


(21)

27 syariah untuk pencapaian tujuannya karena betapa pun majunya teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, namun apabila tanpa SDM syariah makan akan sulit bank syariah tersebut untuk mencapai tujuannya.

SDM merupakan tulang punggung dalam menjalankan roda kegiatan operasioal suatu bank. Untuk itu penyediaan SDM (banker) sebagai motor penggerak operasional bank haruslah disiapkan sebaik mungkin sehingga mereka memiliki kemampuan dalam menjalankan setiap transaksi perbankan dengan baik. SDM syariah yang baik selalu melakukan sesuatu perencanaan berdasarkan syariat Islam. Serta menjadikan SDMnya itu sebagai SDM yang memiliki wawasan yang luas dan yang selalu tunduk terhadap aturan-aturan yang berlaku baik hukum pemerintah maupun hukum agama sehingga segala sesuatunya dilakukan dengan baik, benar, terencana dan terorganisir dengan rapi, maka akan terhindar dari keragu-raguan dalam memutuskan sesuatu.

2.6 Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkan pekerjaan. Mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya sehingga mendapatkan gelar sarjana dan sedang mencari pekerjaan sudah termasuk dalam kategori pengangguran.

Dalam buku Ekonomi Ketenagakerjaan oleh Don Bellante dan Mark Jackson (1983:404-405), secara konseptual perbedaan antara pengangguran


(22)

28 friksional, struktual, dan pengangguran karena kurangnya permintaan (demand deficiency unemployment). Pengangguran karena kurangnya permintaan timbul apabila, pada tingkat upah dan harga yang sedang berlaku, tingkat permintaan akan tenagakerja secara keseluruhannya terlampau rendah, dan akibat bahwa jumlah tenagakerja yang diminta perekonomian secara keseluruhan lebih rendah dibandingkan dengan jumlah pekerja yang menawarkan tenagakerjanya. Walau demikian, terbuka kemungkinan bagi tingkat permintaan keseluruhannya mencapai taraf cukup tinggi untuk memberikan kesempatan kerja bagi seluruh angkatan kerja, namun bagi sejumlah besar pekerja berada dalam keadaan menganggur. Para pekerja ini dapat digolongkan sebagai pengangguran yang bersifat friksional maupun struktural.

1. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lapangan pekerjaan.

2. Pengangguran Struktural

Pengangguran struktural adalah keadaan dimana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan pekerjaan.

Pengangguran atau bisa juga disebut dengan tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari 2 (dua) hari dalam seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Menurut Edgar O. Edwards (1997) dalam


(23)

29 buku Ekonomi Pembangunan oleh Subandi (2011:107-108) pengangguran dibedakan dalam 5 (lima) bentuk, yaitu :

1. Pengangguran terbuka; baik sukarela (tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun karena terpaksa (mau bekerja tetapi tidak mendapat pekerjaan). Pengangguran tersebut adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan padahal telah berusaha mencari kerja secara maksimal.

2. Setengah menganggur (underemployment); yaitu mereka yang bekerja lamanya kurang dari yang mereka kerjakan (hari, minggu, atau musiman). Biasanya tenaga kerja ini bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3. Tampak bekerja tetapi tidak bekerja penuh, yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur, antara lain :

a. Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), misalnya seseorang bekerja sehari penuh, padahal pekerjaan tersebut sebenarnya tidak memerlukan waktu seharian penuh.

b. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment), yaitu orang yang bekerja tidak sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikannya.

c. Pensiun lebih awal, yaitu mereka yang pensiun sebelum mencapai batas usia pensiun.

4. Tenaga kerja yang lemah (impaired), yaitu mereka yang bekerja full time,tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.


(24)

30 5. Tenaga kerja tidak produktif, yaitu mereka yang mampu bekerja secara

produktif, tetapi karena kurang sumber daya penolong yang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.

Mahasiswa baik Diploma maupun Strata 1 yang sudah menyelesaikan studinya dan terjun untuk mencari pekerjaan termasuk dalam kategori pengangguran terbuka. Dibawah ini adalah tabel pengangguran terbuka di Indonesia menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

Tabel 2.3

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2011 – 2014 (agustus)

No Pendidikan Tertinggi

Yang Ditamatkan 2011 2012 2013 2014

1 Diploma I,II,III/Akademi 276 816 200 028 185 103 193 517 2 Universitas 543 216 445 836 434 185 495 143

Total 820 032 645 864 619 288 688 660

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pengangguran terbuka setiap tahunnya mengalami perubahan naik dan turun. Dan pada tahun 2014, jumlah pengangguran lulusan dari perguruan tinggi/universitas sebanyak 688.660 jiwa. Dari jumlah tersebut tentunya ada lulusan fakultas ekonomi yang sedang mencari kerja. Mahasiswa ekonomi yang sedang mencari pekerjaan sudah termasuk dalam kategori pengangguran.

2.7 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini :

1. Lara Absara Aprilyan (2011) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Menjadi


(25)

31 Akuntan Publik”. Sampel yang digunakan sebanyak 135 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel nilai intrinsik pekerjaan, gaji, lingkungan kerja, pelatihan professional, pengakuan professional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi Akuntan Publik oleh mahasiswa Akuntansi, namun secara parsial variabel lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh mahasiswa Akuntansi, sedangkan variabel nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pelatihan professional, pengakuan professional, nilai-nilai social, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas masing-masing berpengaruh signifikan.

2. Adi Surono Putro (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir Menjadi Akuntan Publik”.Sampel yang digunakan adalah 99 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan teknik analisis data menggunakan Uji Prasyarat Analisis dan Uji Hipotesis yang terdiri dari uji regresi linear sederhana dan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan nilai intrinsik pekerjaan, penghasilan, pertimbangan pasar kerja serta kelebihan dan kelemahan profesi akuntan publik terhadap minat mahasiswa untuk berkarir menjadi akuntan publik dan ada pengaruh


(26)

32 positif dan signifikan nilai intrinsik pekerjaan, penghasilan, pertimbangan pasar kerja serta kelebihan dan kelemahan profesi akuntan publik secara simultan terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir Menjadi Akuntan Publik.

3. Muhammad Bimo Yudhantoko (2013) dengan penelitian yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Minat Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Perusahaan”.Sampel yang digunakan adalah 241 responden. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor-faktor yang diteliti seperti penghargaan finansial, pendidik professional, pengakuan professional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, keluarga dan teman, instruktur akuntansi, rekan, dan personalitas adalah merupakan faktor yang menarik minat mahasiswa akuntansi pada profesi akuntan manajemen dan menemukan bahwa mahasiswa akuntansi lebih memilih profesi akuntan perusahaan sebagai pilihan pertama karir mereka dibandingkan dengan jenis profesi akuntan yang lainnya.

2.8 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini dikemukakan suatu pemikiran teoritis yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat (variabel Independen), seperti nilai religius, pertimbangan pasar kerja, penghargaan finansial dan keluarga dan teman dengan variabel dependen adalah minat mahasiswa fakultas ekonomi untuk memilih bekerja di bank syariah. Maka untuk menggambarkan alur langkah penelitian dibuat kerangka pemikiran teoritis seperti kerangka dibawah ini :


(27)

33 Nilai Religius

Pertimbangan Pasar Kerja

Minat Mahasiswa Bekeja di Bank Syariah

Penghargaan Finansial

Keluarga dan Teman

Sumber : Diolah dari berbagai sumber Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Minat Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Kota Medan Bekerja si Bank Syariah

2. 8 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan atau yang mungkin salah. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomenadikenal dan merupakan dasar


(28)

34 kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir, 2003:151). Apabila hipotesis itu diterima maka benar dan apabila salah maka akan hipotesis tersebut akan ditolak.

Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan maka hipotesis yang dikemukakan adalah :

1 : Nilai religius berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.

2: Pertimbangan pasar kerja berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.

3: Penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.

4: Keluarga dan teman berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.


(1)

29 buku Ekonomi Pembangunan oleh Subandi (2011:107-108) pengangguran dibedakan dalam 5 (lima) bentuk, yaitu :

1. Pengangguran terbuka; baik sukarela (tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik) maupun karena terpaksa (mau bekerja tetapi tidak mendapat pekerjaan). Pengangguran tersebut adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan padahal telah berusaha mencari kerja secara maksimal.

2. Setengah menganggur (underemployment); yaitu mereka yang bekerja lamanya kurang dari yang mereka kerjakan (hari, minggu, atau musiman). Biasanya tenaga kerja ini bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

3. Tampak bekerja tetapi tidak bekerja penuh, yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur, antara lain :

a. Pengangguran tidak kentara (disguised unemployment), misalnya seseorang bekerja sehari penuh, padahal pekerjaan tersebut sebenarnya tidak memerlukan waktu seharian penuh.

b. Pengangguran tersembunyi (hidden unemployment), yaitu orang yang bekerja tidak sesuai dengan tingkat dan jenis pendidikannya.

c. Pensiun lebih awal, yaitu mereka yang pensiun sebelum mencapai batas usia pensiun.

4. Tenaga kerja yang lemah (impaired), yaitu mereka yang bekerja full time,tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau penyakitan.


(2)

30 5. Tenaga kerja tidak produktif, yaitu mereka yang mampu bekerja secara

produktif, tetapi karena kurang sumber daya penolong yang memadai maka mereka tidak bisa menghasilkan sesuatu dengan baik.

Mahasiswa baik Diploma maupun Strata 1 yang sudah menyelesaikan studinya dan terjun untuk mencari pekerjaan termasuk dalam kategori pengangguran terbuka. Dibawah ini adalah tabel pengangguran terbuka di Indonesia menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan.

Tabel 2.3

Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2011 – 2014 (agustus)

No Pendidikan Tertinggi

Yang Ditamatkan 2011 2012 2013 2014

1 Diploma I,II,III/Akademi 276 816 200 028 185 103 193 517 2 Universitas 543 216 445 836 434 185 495 143

Total 820 032 645 864 619 288 688 660

Sumber : Badan Pusat Statistik

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah pengangguran terbuka setiap tahunnya mengalami perubahan naik dan turun. Dan pada tahun 2014, jumlah pengangguran lulusan dari perguruan tinggi/universitas sebanyak 688.660 jiwa. Dari jumlah tersebut tentunya ada lulusan fakultas ekonomi yang sedang mencari kerja. Mahasiswa ekonomi yang sedang mencari pekerjaan sudah termasuk dalam kategori pengangguran.

2.7 Penelitian Terdahulu

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian ini :

1. Lara Absara Aprilyan (2011) yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akuntansi Dalam Pemilihan Karir Menjadi


(3)

31 Akuntan Publik”. Sampel yang digunakan sebanyak 135 responden. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 17. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel nilai intrinsik pekerjaan, gaji, lingkungan kerja, pelatihan professional, pengakuan professional, nilai-nilai sosial, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi Akuntan Publik oleh mahasiswa Akuntansi, namun secara parsial variabel lingkungan kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan karir menjadi akuntan publik oleh mahasiswa Akuntansi, sedangkan variabel nilai intrinsik pekerjaan, gaji, pelatihan professional, pengakuan professional, nilai-nilai social, pertimbangan pasar kerja, dan personalitas masing-masing berpengaruh signifikan.

2. Adi Surono Putro (2012) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir Menjadi Akuntan Publik”.Sampel yang digunakan adalah 99 responden. Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan teknik analisis data menggunakan Uji Prasyarat Analisis dan Uji Hipotesis yang terdiri dari uji regresi linear sederhana dan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh positif dan signifikan nilai intrinsik pekerjaan, penghasilan, pertimbangan pasar kerja serta kelebihan dan kelemahan profesi akuntan publik terhadap minat mahasiswa untuk berkarir menjadi akuntan publik dan ada pengaruh


(4)

32 positif dan signifikan nilai intrinsik pekerjaan, penghasilan, pertimbangan pasar kerja serta kelebihan dan kelemahan profesi akuntan publik secara simultan terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Berkarir Menjadi Akuntan Publik.

3. Muhammad Bimo Yudhantoko (2013) dengan penelitian yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Minat Dalam Pemilihan Karir Sebagai Akuntan Perusahaan”.Sampel yang digunakan adalah 241 responden. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua faktor-faktor yang diteliti seperti penghargaan finansial, pendidik professional, pengakuan professional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, keluarga dan teman, instruktur akuntansi, rekan, dan personalitas adalah merupakan faktor yang menarik minat mahasiswa akuntansi pada profesi akuntan manajemen dan menemukan bahwa mahasiswa akuntansi lebih memilih profesi akuntan perusahaan sebagai pilihan pertama karir mereka dibandingkan dengan jenis profesi akuntan yang lainnya.

2.8 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini dikemukakan suatu pemikiran teoritis yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi minat (variabel Independen), seperti nilai religius, pertimbangan pasar kerja, penghargaan finansial dan keluarga dan teman dengan variabel dependen adalah minat mahasiswa fakultas ekonomi untuk memilih bekerja di bank syariah. Maka untuk menggambarkan alur langkah penelitian dibuat kerangka pemikiran teoritis seperti kerangka dibawah ini :


(5)

33 Nilai Religius

Pertimbangan Pasar Kerja

Minat Mahasiswa Bekeja di Bank Syariah

Penghargaan Finansial

Keluarga dan Teman

Sumber : Diolah dari berbagai sumber Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Minat Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Kota Medan Bekerja si Bank Syariah

2. 8 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar dan atau yang mungkin salah. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomenadikenal dan merupakan dasar


(6)

34 kerja serta panduan dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir, 2003:151). Apabila hipotesis itu diterima maka benar dan apabila salah maka akan hipotesis tersebut akan ditolak.

Berdasarkan perumusan masalah yang ditetapkan maka hipotesis yang dikemukakan adalah :

1 : Nilai religius berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.

2: Pertimbangan pasar kerja berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.

3: Penghargaan finansial berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.

4: Keluarga dan teman berpengaruh positif terhadap minat untuk bekerja di bank syriah oleh mahasiswa fakultas ekonomi di Kota Medan.