Pandangan Suku Batak Karo Tentang Kebiasaan Pasca Melahirkan

memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan terhadap hal itu, maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan atau adat istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu nifas Syafruddin, 2009.

D. Pandangan Suku Batak Karo Tentang Kebiasaan Pasca Melahirkan

1. Suku Batak Karo di Sumatera Utara Masyarakat Karo sendiri menempati dataran tinggi Karo dan disebut sebagai Taneh Karo. Pengertian dari Taneh Karo sebenarnya bukan hanya mencakup orang Karo yang berdiam di daerah Kabupaten Karo sekarang saja. Melainkan mencakup juga orang-orang Karo yang sudah lama berdiam atau menetap di daerah-daerah garis besar Karo, jauh sebelum Belanda menjajah wilayah asli suku Karo seperti Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Simalungun, Dairi, Aceh Tenggara, Kotamadya Binjai dan Ibukota, Medan bahkan tidak menutup kemungkinan di berbagai tempat di kepulauan Nusantara ini. Seluruh perpaduan suku Karo diikat oleh suatu dialek bahasa yang dapat dimengerti mulai dari Langkat, Deli Serdang dan dataran tinggi Karo sampai ke Tanah Alas Aceh Tenggara. Pondasi utama masyarakat Karo adalah adat istiadat yakni tradisi dalam membangun suatu hubungan, menentukan keputusan-keputusan runggu dan melaksanakan hal tertentu sesuai hukum adat. Adat memiliki sanksi-sanksi supranatural dimana apabila dilanggar maka akan menimbulkan malapetaka dalam satu atau lain bentuk dan apabila dipatuhi kewajiban- kewajibannya tentunya akan menjamin nasib atau tuah yang baik. Adatlah yang memberikan daya lekat sosial dan norma-norma dan sanksi-sanksi dalam kehidupan sehari-hari Ginting Leo Joosten. 2014. Universitas Sumatera Utara 2. Kebiasaan Pasca Melahirkan Menurut beberapa ibu suku Batak Karo yang pernah melahirkan kebiasaan yang dilakukan adalah : a. Mengolesi kuning las keseluruh badan agar tubuh ibu tetep hangat dan sehat b. Mengolesi parem keseluruh badan agar tubuh hangat dan sehat c. Melakukan tup dengan rebusan daun serai dan jeruk purut d. Setiap makan bubur nasi harus menggunakan sira lada E. Penelitian kualitatif Fenomenologi Fenomenologi diartikan sebagai pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologika l , suatu studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang Husserl. Istilah fenomenologi sering digunakan sebagai anggapan umum untuk menunjukkan pada pengalaman subjektif dari berbagai jenis dan tipe subjek yang ditemui. Dalam arti yang lebih khusus, istilah ini mengacu pada penelitian terdisiplin tentang kesadaran dari perspektif pertama seseorang Moleong, 2012. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau sekelompok orang Moleong, 2012. Universitas Sumatera Utara 15 BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian