BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMA Swasta Raksana berlokasi di Jalan Gajah Mada No. 20, Kota Medan. Sekolah ini berada di tengah kota
dan dikelilingi oleh rumah penduduk.
5.1.2. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik responden terdiri dari jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Didapatkan bahwa proporsi responden laki-laki sebesar 41,7
sedangkan proporsi responden perempuan sebesar 58,3. Usia siswa SMA Swasta Raksana yang mengikuti penelitian ini
antara 14-19 tahun, di mana proporsi terbesar usia responden adalah 15 tahun sebesar 39,6, sedangkan proporsi usia responden yang paling
rendah adalah 19 tahun sebesar 1,0. Untuk mewakili semua siswa SMA Swasta Raksana, pada setiap
tingkatan kelas diambil 32 orang siswa secara random. Data karakteristik responden selengkapnya dapat dilihat pada table 5.1. di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
Table 5.1. Karakteristik demografi siswa SMA Swasta Raksana Variabel
n
Jenis Kelamin - Laki-Laki
40 41,7
- Perempuan 56
58,3 Usia tahun
- 14 tahun 8
8,3 - 15 tahun
38 39,6
- 16 tahun 27
28,1 - 17 tahun
20 20,8
- 18 tahun 2
2,1 - 19 tahun
1 1,0
Tingkat pendidikan - Kelas 10
32 33,3
- Kelas 11 32
33,3 - Kelas 12
32 33,3
5.1.3. Hasil Analisa Data
Data mengenai prevalensi gangguan pendengaran pada siswa SMA Swasta Raksana pada tahun 2010 diperoleh melalui anamnesis dan pemeriksaan
garputala. Berikut ini disajikan data hasil penelitian tersebut.
5.1.3.1. Distribusi Jenis Gangguan Pendengaran
Tabel 5.2. Distribusi jenis gangguan pendengaran pada siswa SMA Swasta Raksana
Diagnosis n
Tuli Kondukt if 7
7,3 Tuli Sensorineural
Tuli Campuran 3
3,1 0,0
Normal 86
89,6
Total
96 100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa sebanyak 86 89,6 siswa didiagnosa normal. Prevalensi siswa yang menderita gangguan
pendengaran adalah 10,4 yaitu, masing-masing tuli konduktif sebanyak 7,3 dan tuli sensorineural sebanyak 3,1. Dengan asumsi sampel
mewakili populasi maka, diperkirakan terdapat sebanyak 131 siswa mengalami gangguan pendengaran.
5.1.3.2. Distribusi Jenis Gangguan Pendengaran Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.3. Jenis gangguan pendengaran siswa SMA Swasta Raksana berdasarkan jenis kelamin
Diagnosis Jenis Kelamin
laki-laki perempuan
Tuli Konduktif 5 5,2
2 2,1 Tuli Sensorineural
Tuli Campuran 1
1,0 0 0,0
2 2,1
0 0,0 Normal
34 35,4 52 54,2
Total 40 41,7
56 58,3 Tabel di atas memperlihatkan jenis gangguan pendengaran siswa SMA
Swasta Raksana berdasarkan jenis kelamin. Persentase laki-laki menderita tuli konduktif adalah sebanyak 5,2 dan perempuan sebanyak 2,1.
Sebanyak 1,0 laki-laki dan 2,1 perempuan menderita tuli sensorineural. Persentase laki-laki menderita gangguan pendengaran
adalah sebanyak 6,2. Sementara, persentase perempuan menderita gangguan pendengaran adalah sebanyak 4,2. Tidak ada siswa yang
menderita tuli campuran.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3.3. Distribusi Sisi Telinga yang Mengalami Gangguan Pendengaran
Tabel 5.4. Distribusi sisi telinga yang mengalami gangguan pendengaran Diagnosis
n
Unilateral 8
8,3 Bilateral
2 2,1
Normal 86
89,6
Total 96
100
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa sebanyak 8 siswa mengalami gangguan pendengaran unilateral dan sebanyak 2 siswa mengalami
gangguan pendengaran bilateral. Prevalensi siswa yang mengalami gangguan pendengaran unilateral adalah sebanyak 8,3 dan bilateral
adalah sebanyak 2,1.
Selanjutnya, distribusi jenis ganggaun pendengaran menurut sisi telinga yang mengalami gangguan dapat dilihat dalam diagram berikut:
Distribusi jenis ganggaun pendengaran menurut sisi telinga yang mengalami gangguan
2 4
6 8
10
U ni
lat er
al B
ilat eral
Sisi Telinga Je
ni s G
an ggu
an
Pen d
en gar
an Campuran
Sensorineural Conduktif
Gambar 5.1. Distribusi jenis ganggaun pendengaran menurut sisi telinga yang mengalami gangguan
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan grafik diatas terdapat sebanyak 8 8,3 orang siswa yang mengalami gangguan pendengaran pada satu sisi telinga yaitu, 6 6,2
orang siswa tuli konduktif dan 2 2,1 orang siswa tuli sensorineural . Manakala, sebanyak 2 2,1 orang siswa mengalami gangguan
pendengaran pada dua sisi telinga yaitu, 1 1,05 orang siswa menderita tuli konduktif dan 1 1,05 orang siswa menderita tuli sensorineural.
5.2. Pembahasan