Dari tabel yang terlampir terlihat bahwa nilai sig - p 0.713. Hasil analisis ini tidak memenuhi standard kriteria penerimaan hipotesis karena sig-p 0,01
sehingga disimpulkan bahwa sanitasi lingkungan tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian askariasis.
5.3. Pembahasan
5.3.1. Faktor Umur
Dari hasil penelitian kami, diperoleh bahwa mayoritas pasien adalah responden usia 12-13 tahun yakni 33 54,1. Berdasarkan frekuensi umur
yang telah di hitung, dapat dinyatakan bahwa masyarakat desa nelayan Belawan mulai lebih mengutamakan pendidikan dari pada hal lainnya, ini
dapat dinilai dari ketepatan umur siswa dalam jenjang pendidikannya. Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Refirman DJ. Faktor Pendukung Transmisi Soil Transmitted Helminths Pada Murid SD Di Dua Dusun Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.
Jakarta: Universitas Indonesia.
5.3.2. Faktor Jenis Kelamin
Dari hasil penelitian kami, diperoleh bahwa mayoritas pasien adalah berjenis kelamin laki laki yaitu sebanyak 35 57.4. Hasil penelitian ini
sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniatik Titik 2009 Studi Hygiene Perorangan dan Sanitasi Dasar Perumahan Dengan Kejadian
Kecacingan Ascariasis pada Murid Pendidikan Anak Usia Dini Anggrek Kelurahan Duku Kelurahan Sudorejo Semarang, dimana ditemukan bahwa
mayoritas pasien yang menderita askariasis adalah jenis kelamin laki laki.
5.3.3. Faktor Hygiene
Dalam penelitian ini, faktor hygiene antara lain meliputi penggunaan alas kaki kontak dengan tanah, kebersihan kuku membersihkan dan
memotong. Dari hasil analisis deskriptif terbukti bahwa ada 38 62.3 responden yang tidak pernah menggunakan alas kaki disaat bermain di luar
Universitas Sumatera Utara
rumah, sehingga sangat memungkinkan mengalami infeksi askariasis. Dalam hal kebiasaan cuci tangan sebelum makan, ada 37 60.7 responden
yang tidak pernah mencuci tangan sebelum makan. Dalam penggunaan sabun disaat cuci tangan, ada 38 68.3 responden yang tidak pernah cuci
tangan dengan sabun, Demikian juga dalam kebersihan kuku, kebanyakan responden tidak melakukan pemeliharaan dan kebersihan kuku.
Secara total dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa mayoritas responden adalah dengan hygiene yang kurang baik yaitu sebanyak 37
67.7 dan hasil uji statistik menggunakan chi-square membuktikan bahwa ada hubungan signifikan antara hygiene dengan kejadian askariasis. Hasil
penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Hani Istiqomah berjudul Analisis Kondisi Sanitasi Lingkungan Penderita
Ascariasis Dan Trichuriasis Anak Sekolah Dasar Di Kota Yogyakarta Studi Kasus 2007 Program Pasca Sarjana UGM, dimana ditemukan bahwa
mayoritas responden memiliki hygiene sanitasi yang baik dan kejadian askariasis yang rendah .
5.3.4. Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Askariasis