2.2.8. Diagnosis
Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut. Telur dapat di
temukan ditinja pada sedian basah apus tinja direct wet smear atau sedian basah dari sedimen pada metode konsentrasi. Jumlah eosinofil di dalam darah bisa
jadi meningkat. Tanda-tanda adanya perpindahan parasit bisa terlihat pada foto rontgen dada. Telur dapat di periksa dengan cara langsung atau dengan cara
konsentrasi, larva dalam tinja dapat ditemukan pada pemeriksaan langsung atau dengan cara sedian tinja basah atau pada pembiakan Safar R, 2010.
2.2.9. Pengobatan
Untuk pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti : •
Pirantel pamoat: dosis 10 mgkg BB maksimum 1 g dapat diberikan dosis tunggal.Efek samping : gangguan gastrointestinal, sakit kepala,
pusing, kemerahan pada kulit dan demamTjitra E, 1991. •
Mebendazol : dosis 100 mg dua kali per hari selama lebih dari 3 hari. Efek samping : diare rasa sakit pada abdomen, kadang –kadang leucopenia.
Mebendazol tidak di anjurkan pada wanita hamil karena dapat membahayakan janin.
• Piperasin sitrat : dosis 75 mgkg BB maksimum 3,5 ghari, pemeberian
selama dua hari. Efek samping : kadang – kadang menyebabkan urtikaria, gangguan gastrointestinal dan pusing.
• Albendazol : dosis tunggal 400 mg,dengan angka kesembuhan 100
pada infeksi cacing Ascariasis Ideham B dan Pusarawati S, 2007
2.2.10. Pencegahan
Pencegahan askaris dapat terjadi secara oral, maka untuk pencegahannya hindari tangan dalam keadaan kotor, karena dapat menimbulkan adanya
konstaminasi dari telur-telur askaris. Oleh karena itu, biasakan mencuci tangan sebelum makan. Selain hal tersebut, hindaru juga mengkonsumsi sayuran mentah
dan jangan membiarkan makanan terbuka begitu saja, sehingga debu-debu yang berterbangan dapat mengontaminasi makan tersebut ataupun dihinggapi serangga
Universitas Sumatera Utara
dimana membawa telur-telur tersebut. Untuk menekan volume dan lokasi dari aliran telur-telur melalui jalan ke penduduk, maka pencegahannya dengan
mengadakan penyaluran pembuangan feses yang teratur dan sesuai dengan syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan dan tidak boleh mengotori
air permukaan untuk mencegah agar tanah tidak terkontaminasi telur-telur askaris. Mengingat tingginya prevalensi terjadinya askariasis pada anak, maka perlu
diadakan pendidikan di sekolah-sekolah mengenai caicing askaris ini. Dianjurkan pula untuk membiasakan mencuci tangan sebelum makan, mencuci makanan dan
memasaknya dengan baik, memakai alas kaki terutama diluar rumah. Untuk melengkapi hal tersebut perlu ditambah dengan penyediaan sarana air minum dan
jamban keluarga, sehingga sebagaimana telah terjadi program nasional, rehabilitasi sarana perumahan juga merupakan salah satu perbaikan keadaan
social-ekonomi yang menjurus kepada perbaikan kebersihan dan sanitasi. Cara- cara perbaikan tersebut adalah :
• Buang air pada jamban dan menggunakan air untuk membersihkannya.
• Memakan makanan yang sudah di cuci dan dipanaskan serta menggunakan
sendok garpu dalam waktu makan dapat mencegah infeksi oleh telur cacing.
• Anak-anak dianjurkan tidak bermain di tanah yang lembab dan kotor, serta
selalu memotong kuku secara teratur. •
Halaman rumah selalu dibersihkan Irianto K, 2009. 2.2.11. Prognosis
Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis mencapai 70 hingga 99 Sutanto et al, 1998.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL