24
1
R
1
X
m
X
2
R
2
X
1 1
2
− s
R
1
I
Φ
I
2
I
1
E
1
V
Gambar 2.14. Rangkaian Ekivalen Perfasa Motor Induksi Dilihat dari Sisi Stator
Dimana:
2
X =
2 2
X a
2
R =
2 2
R a
Dalam teori transformator-statika, analisis rangkaian ekivalen sering disederhanakan dengan mengabaikan seluruh cabang penalaran atau melakukan
pendekatan dengan memindahkan langsung ke terminal primer. Pendekatan demikian tidak dibenarkan dalam motor induksi yang bekerja dalam keadaan
normal, karena adanya celah udara yang menjadikan perlunya suatu arus penetralan yang sangat besar 30 sampai 40 dari arus beban penuh dan
karena reaktansi bocor juga perlu lebih tinggi. Untuk itu dalam rangkaian ekivalen
c
R dapat dihilangkan diabaikan, seperti terlihat pada gambar 2.15 di bawah ini.
Gambar 2.15. Rangkaian Ekivalen Perfasa Motor Induksi Dilihat dari Sisi Stator
dengan Mengabaikan Rc
II.6. Aliran Daya Pada Motor Induksi
Universitas Sumatera Utara
25
r oad
out
ϖ τ
l
P =
θ
cos .
L L
in
3 I
V P
=
Daya celah udara
AG
P
conv
P
SCL
P
C
P
RCL
P
SLL
P
P
G+A
Pada motor induksi, tidak ada sumber listrik yang langsung terhubung ke rotor, sehingga daya yang melewati celah udara sama dengan daya yang
diinputkan ke rotor.
Daya total yang dimasukkan pada belitan stator P
in
θ
cos
1 1
in
3 I
V P
=
dirumuskan dengan
Watt ........................2.13
Dimana :
V
1
= tegangan sumber Volt
I
1
= arus masukanAmpere θ = perbedaan sudut fasa antara arus masukan dengan tegangan
sumber. Sebelum daya ditransfer melalui celah udara, motor induksi mengalami
rugi-rugi berupa rugi-rugi tembaga stator P
SCL
dan rugi-rugi inti stator P
C
.
Daya yang ditransfer melalui celah udara P
AG
sama dengan penjumlahan rugi-
rugi tembaga rotor P
RCL
dan daya yang dikonversi P
conv
conv RCL
AG
P P
P +
= . Daya yang melalui
celah udara ini sering juga disebut sebagai daya input rotor.
Watt................................2.14
AG
P
2 2
2 2
2 2
3 3
R I
s R
I =
= +
s s
R I
− 1
3
2 2
2
.............2.15 Diagram aliran daya motor induksi dapat dilihat pada Gambar 2.16 di
bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
26
Gambar 2.16 Aliran Daya Motor Induksi.
Dimana : -
SCL
P
= rugi – rugi tembaga pada belitan stator
Watt
-
C
P
= rugi – rugi inti pada stator
Watt
-
AG
P
= daya yang ditranfer melalui celah udara
Watt
-
RCL
P
= rugi – rugi tembaga pada belitan rotor
Watt
-
A G
P
+
= rugi – rugi gesek + angin
Watt
-
SLL
P
= stray losses
Watt
-
CONV
P
= daya mekanis keluaran output
Watt
Hubungan antara rugi-rugi tembaga rotor dan daya mekanis dengan daya masukan rotor dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
AG 2
2 2
RCL
3 sP
R I
P =
= Watt .............2.16
AG 2
2 2
conv
1 1
3 P
s R
s s
I P
− =
− =
Watt ...........2.17
Dari gambar 2.16 dapat dilihat bahwa motor induksi juga mengalami
rugi-rugi gesek + angin P
GA
, sehingga daya mekanis keluaran sama dengan
daya yang dikonversi P
conv
dikurangi rugi-rugi gesek + angin.
P
out
= P
conv
– P
GA
Secara umum, perbandingan komponen daya pada motor induksi dapat dijabarkan dalam bentuk slip yaitu :
Universitas Sumatera Utara
27
P
AG
: P
RCL
: P
conv
II.7. Torsi Motor Induksi Tiga Fasa = 1 : s : 1 – s