8 Gambar 2.2 Minyak Jarak
2.3. Minyak Diala-C
Minyak diala-c merupakan salah satu jenis minyak yang sering digunakan sebagai minyak trafo. Minyak trafo berfungsi sebagai : minyak isolasi dan sebagai
media pendingin transformator. Biasanya minyak isolasi trafo dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu : minyak isolasi mineral
dan minyak isolasi sintesis. Minyak Diala-C digolongkan menjadi minyak jenis mineral.
Minyak isolasi mineral adalah jenis minyak isolasi yang bahan dasarnya adalah dari minyak bumi yang diproses dengan cara destilasi. Minyak isolasi hasil
destilasi ini masih harus dimoifikasi agar tahanan isolasinya tinggi, stabilitas panasnya baik dan mempunyai karakteristik panas yang stabil serta memenuhi
syarat-syarat teknis yang lain. Pada gambar 2.3 ditunjukkan minyak jenis diala-c.
Universitas Sumatera Utara
9 Gambar 2.3 Minyak Diala-C
2.4. Hubungan Viskositas Dengan Pendingin Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan
rendah atau sebaliknya, Pada trafo yang kapasitas besar menghasilkan rugi-rugi daya yang besar pada kumparan trafo, dimana rugi-rugi daya tersebut
didisipasikan dalam bentuk panas, sehingga suhu pada trafo akan meningkat yang dapat menyebabkan kerusakan pada trafo . Pada bab ini akan dijelaskan secara
umum tentang : prinsip rugi-rugi daya pada trafo, minyak sebagai pendingin trafo.
2.4.1 Sebab-Sebab Timbul Panas Pada Transformator
Pada Gambar 2.4 ditunjukkan rangkaian pengganti dari suatu trafo daya, dimana pada kumparan tersebut terdiri dari resistansi dan reaktansi. Resistansi
Universitas Sumatera Utara
10 tersebut menyebabkan rugi-rugi daya bila dialiri arus listrik. Rugi-rugi daya ini
yang menyebabkan timbulnya panas pada kumparan. Bila trafo dalam keadaan berbeban maka pada sisi primer akan mengalir
arus I
1
dan pada sisi sekunder akan mengalir arus I
2 1
, sedangkan pada inti nya akan mengalir arus I
.
i
1
i
2 l
V1 X2
R2 E2
E1 R1
X1 Rc
Xm V2 ZL
i
1
i
o
i
2 l
i
c
i
m
aV2 ZL V1
R1 X1
Rc Xm
X2 a
2
R2 a
2
i
o
Gambar 2.4 Rangkaian Ekivalen Transformator
Rugi-rugi daya terjadi pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Rugi-rugi daya tersebut adalah :
• Sisi primer P
cu
= I
1 2
R
1
..............................................................................................2.3 • Sisi sekunder
P
cu
= I
2 2
R
2
..............................................................................................2.4 Dimana :
P
cu
= rugi tembaga watt I
1
= arus yang mengalir pada kumparan primer ampere
Universitas Sumatera Utara
11 I
2
= arus yang mengalir pada kumparan sekunder ampere R
1
= tahanan kumparan primer ohm R
2
= tahanan kumparan sekunder ohm Selain rugi pada kumparan primer dan sekunder terdapat pula rugi pada inti besi
yang terdiri dari : 1 Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti besi,
yang dinyatakan sebagai :
P
h
= K
h
ƒB
maks
...........................................................................................2.5
2 Rugi ‘Eddy current’ yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan sebagai :
P
e
= K
e
ƒB
maks
..........................................................................................2.6 Jadi rugi besi rugi inti adalah:
P
i
= P
h
+ P
e
..........................................................................................2.7 Dimana :
Pi = rugi inti watt Ph = rugi histerisis watt
Pe = rugi eddy current watt K
h
= konstanta histerisis B
maks
= fluks maksimum webber f = frekwensi Hz
K
e
= konstanta eddy current Secara diagram rugi-rugi pada transformator dapat dijelaskan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
12 Gambar 2.5. Rugi rugi pada transformator.
2.4.2 Minyak Sebagai Pendingin Transformator
Fungsi utama dari minyak trafo adalah sebagai media isolasi, sedangkan fungsi lainnya adalah sebagai pendingin. Pada Gambar 2.3, Gambar 2.4, dan
Gambar 2.6 ditunjukkan sistem pendinginan trafo dengan minyak yang dikombinasikan dengan udara.
Gambar 2.6. Sistem Pendingin Jenis OFB
SUMBER
KUMPARAN PRIMER
FLUKS BERSAMA
KUMPARAN SEKUNDER
Rugi Tembaga
Fluks bocor
Rugi besi Histeresis,
Eddy current
Output Rugi
Tembaga
Universitas Sumatera Utara
13 Sistem pendingin jenis ini dilengkapi dengan pompa, dimana pompa tersebut
berfungsi untuk mengalirkan minyak sehingga minyak dalam trafo bersikulasi terus menerus. Sedangkan fan berfungsi mendinginkan minyak dari luar.
Gambar 2.7 Sistem Ppendingin Jenis ON
Sedangkan system pendingin jenis ON oil natural hanya memanfaatkan udara luar sebagai pendingin minyak tersebut tanpa dilengkapi pompa atau pun fan.
Dengan kata lain minyak dalam trafo tidak bersirkulasi.
Gambar 2.8 Sistem Pendingin Jenis OB
Universitas Sumatera Utara
14 Sama dengan system trafo jenis ON, system trafo jenis OB oil blast minyak
dalam trafo juga tidak bersirkulasi tetapi pendingin minyaknya dibantu dari luar dengan fan.
Telah dijelaskan sebelumnya pada sub.bab 2.4.1 bahwa pada trafo terjadi rugi-rugi daya yang didisipasikan ke dalam bentuk panas. Panas tersebut dapat
menyebabkan kenaikan temperatur pada trafo. Kenaikan suhu dari kumparan, minyak dan inti trafo menurut B.S British
standard adalah seperti pada Tabel 2.1 :
Tabel 2.1 Data kenaikan Suhu kumparan, minyak dan inti trafo menurut B.S MACAM
PENDINGIN KUMPARAN
MINYAK INTI
CLASS A CLASS B
AN, AB 55
C 75
C
Sesuai dengan kumparan
yang terdekat ON, OB, OW
60 C
- 50
C
OFN, OFB 65
C -
50 C
OFW 70
C 60
C
Dimana : AN : Pendingin alam natural cooling oleh sirkulasi udara sekitarnya tanpa alat-
alat khusus. Inti dan kumparan trafo terbuka, tanpa minyak. Sistim ini digunakan untuk trafo-trafo kecil dan bertegangan rendah, misalnya step-
up trafo dirumah-rumah. AB
: Pendinginan oleh udara air blast langsung yang dihasilkan oleh fan kipas angin . Sistim ini juga tidak mengunakan minyak.
Universitas Sumatera Utara
15 ON
: Pendingin minyak oil natural disertai pendingin alam natural cooling. Panas yang ditimbulkan oleh pada inti dan kumparan diteruskan melalui
minyak kedinding trafo yang kemudian didinginkan oleh udara luar sekitarnya.
OB : Sistim ini adalah sama dengan hembusan sistim ON yang dilengkapi dengan hembusan angin dari fan pada dinding trafo.
OFN :Pendinginan ini sama dengan sistim ON, tetapi untuk sirkulasi minyaknya melalui radiator mengunakan suatu cara. Pada sistim ini tidak ada fan.
OFB :Adalah sistim OFN yang dilengkapi hembusan angin dari fan. Digunakan untuk trafo-trafo yang berkapasitas besar.
OF :
a. Sama dengan OFB, tetapi tanpa fan. b. Minyak dialirkan keradiator oleh suatu pompa.
c. Dinding luar radiator didinginkan oleh sirkulai air sebagai penganti fan.
Beberapa spesifikasi atau karakteristik minyak trafo antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tabel Spesifikasi Minyak Trafo NO
Sifat Kelas 1
Kelas 2 Metode Uji
1 Tegangan Tembus kV2,5mm
30 30
IEC 296 2
Viskositas 40 c
40 25
IEC 296 3
Massa Jjenis 20 c grcm3
0,895 0,895
IEC 296 4
Titik Bakar c
140 IEC 296A
5 Korosi Belerang
Tidak korosi IEC 296
Universitas Sumatera Utara
16
BAB III PENGUKURAN VISKOSITAS MINYAK JARAK DAN
MINYAK DIALA-C
3.1. Umum
Pengukuran dilakukan di Laboratorium Fisika Lanjutan, Departemen Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara. Pengujian dilakukan terhadap
minyak transformator diala-c dan minyak biji jarak pagar. Pada Gambar 3.1 diperlihatkan minyak yang menjadi objek penelitian. Gamabar sebelah kanan
diperlihatkan tempat penyimpanan minyak biji jarak yang tertutup rapat dalam suatu botol
Gambar 3.1. Minyak Jarak Sebelum Dilaksanakannya Pengukuran
Universitas Sumatera Utara
17 Gambar 3.2. Minyak Diala-C Sebelum Dilaksanakannya Pengukuran
3.2. Pengukuran Viskositas
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengukuran ini adalah : o
Viskosimeter o
Stopwatch o
Termometer o
Bejana ukur o
Timbangan ukur o
Tangki pemanas o
Pipa kapiler o
Bola yang dicelupkan dalam minyak.
Gambar 3.2 dibawah menunjukkan alat-alat yang diperlukan dalam mengukur viskositas minyak.
Universitas Sumatera Utara
18 Gambar 3.3 Peralatan ukur viskositas
Peralatan untuk mengukur viskositas disebut viskosimeter. Terdapat berbagai jenis viskosimeter yang berbeda, tetapi karena sasarannya adalah untuk
membuktikan prinsip-prinsip tertentu dari hidrolika bukan untuk menjelaskan permesinan hidrolik dan peralatannya, maka hal ini dapat dicari pada sumber lain.
Untuk mempermudah disebutkan tiga cara untuk menentukan yaitu : a. Dengan viskosimeter torsi
b. Dengan pengukuran penurunan tekanan dalam aliran pipa. c. Dengan hukum stokes untuk bola jatuh.
Pada pengukuran viskositas minyak jarak ini digunakan pengukuran dengan hukum stokes untuk bola jatuh.
Rumus hukum stokes adalah : F = 3
π u d v
Universitas Sumatera Utara
19 F adalah hambatan yang dialami oleh bola sangat kecil dengan jari-jari r yang
jatuh bebas melalui cairan yang viskositasnya u dengan kecepatan v. Rumus stokes hanya berlaku bila bilangan Reynolds untuk aliran kurang dari sekitar
1, bilangan Reynolds didefinisikan sebagai : R
e
= vd v d adalah diameter dari bola. Dengan kata lain, rumus hukum stokes hanya
berlaku pada kecepatan sangat kecil tetapi bagaimana kecilnya juga tergantung pada v dan d.
3.3. Prosedur Pengukuran