dengan melakukan pengamatan, asumsi kecurigaan atau dengan asumsi apriori mereka.
5. Studi kasus case study adalah suatu model yang menekankan pada
eksplorasi dari suatu “sistem yang terbatas” bounded system pada satu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan
penggalian data secara mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi yang kaya akan konteks.
4.2 Unit Analisis 4.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Kandangtepus Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Alasan utama pemilihan lokasi penelitian di
daerah ini adalah: 1.
Desa Kandangtepus adalah salah satu desa terluas di Kecamatan Senduro yang memiliki lahan untuk tanaman pisang mas kirana
2. Desa Kandangtepus adalah desa yang memiliki komoditas unggulan
yaitu pisang mas kirana yang memiliki keunikan dan keunggulan tertentu yang tidak dimiliki oleh daerah lain
3. Prestasi dan penghargaan diperoleh oleh Desa Kandangtepus dari
hasil budidaya pisang mas kirana 4.
Desa Kandangtepus adalah desa binaan dari BNI yang telah berhasil dalam membudidayakan tanaman pisang
4.2.2 Informan penelitian
Informan penelitian adalah orang yang mampu memberikan informasi tentang situasi dan kondisi penelitian. Informan penelitian adalah kategori
spesial dari partisipan penelitian karena adanya keahlian atau pengetahuan yang dimilikinya. Informan yang baik menurut Goetz dan Lacomte, 1984
adalah individu-individu yang memiliki pengetahuan khusus, status atau ketrampilan komunikasi yang berkemauan untuk membagi pengetahuan dan
yang memiliki akses perspektif serta observasi yang meniadakan peneliti.
Informan penelitian yang baik menurut Newman dalam Salamah 2000:374 hendaknya memenuhi kriteria antara lain sebagai berikut :
1. Informan memahami betul kultur dan menyaksikan kejadian-kejadian
penting disana. Informan tinggal dan menjalani kultur setempat dan terlibat dengan kegiatan rutin di tempat itu.
2. Informan harus terlibat di lapangan saat itu. Informan bisa
memberikan pandangan-pandangan yang bermanfaat, tetapi semakin lama dia tidak terlibat secara langsung, semakin besar kemungkinan
dia telah mereka ulang informasi yang diingatnya. 3.
Informan bisa meluangkan waktu bersama dengan peneliti. Wawancara bisa membutuhkan waktu berjam-jam dan sebagian
anggota mungkin tidak bersedia untuk mengikuti wawancara yang lama.
4. Orang non analitis bisa menjadi informan yang lebih baik. Informan
nonanalitis memahami dan menggunakan teori masyarakat asli setempat atau logika prakmatis.
Berdasarkan beberapa aspek pertimbangan tersebut maka pada penelitian yang dilakukan ini informan kunci yang dipilih sebagai sumber
informasi antara lain adalah : 1.
Camat Senduro dan Kepala Desa Kandangtepus Alasan pemilihan menjadi informan penelitian adalah : pihak yang
mengetahui lebih spesifik tentang kondisi geografi, topograf desa serta pemegang kekuasaan tertinggi
2. Petugas Penyuluh Lapangan PPL UPT Balai Pertanian Kecamatan
Senduro dan Dinas pertanian Kabupaten Lumajang. Alasan pemilihan menjadi informan penelitian adalah : pihak yang mengetahui secara
detail tentang kondisi pertanian terutama tanaman pisang sebagai komoditas unggulan, di Kabupaten Lumajang.
3. Kelompok Tani Raja Mas dan KUD Tani Makmur di Desa
Kandangtepus. Alasan pemilihan menjadi informan penelitian adalah :
kelompok tani tersebut sukses dalam budidaya pisang mas kirana dan mengetahui tentang tata cara budidaya pisang mas kirana serta KUD
sebagai wadah pembinaan bagi petani sekaligus peternak baik sapi perah maupun kambing
4. Kepala Dinas Pasar, Pedagang, Distributor pisang, Distributor PT.
Sewu Segar Nusantara SSN di Agropolitan di Kecamatan Senduro. Alasan pemilihan menjadi informan penelitian adalah : pihak yang
mengetahui secara lebih spesifik tentang aktivitas perdagangan di lokasi tersebut.
5. Pemerintah Daerah PEMDA di Kabupaten Lumajang dalam hal ini
Hubungan Masyarakat HUMAS. Alasan pemilihan menjadi informan adalah : pihak yang mengetahui tentang kontribusi branding
kampung BNI pisang dalam mendukung Kabupaten Lumajang sebagai kota pisang, melakukan kegiatan promosi pisang mas kirana,
tindakan kongkrit pemerintah dalam bentuk regulasi atau kebijakan dalam upaya mendukung branding kampung BNI pisang.
6. Bagian Analis Kredit Usaha Kecil dan Menengah UMKM dari Bank
Negara Indonesia BNI Kabupaten Lumajang. Alasan pemilihan menjadi informan adalah : sebagai pihak yang berperan dalam
keberhasilan Desa Kandangtepus sebagai desa binaan BNI dan menjadi contoh bagi desa yang lain
7. Dinas Pariwisata di Kabupaten Lumajang. Alasan pemelihan menjadi
informan adalah : pihak yang mengetahui secara lebih spesifik tentang kegiatan promosi daerah dengan branding kampung BNI pisang di
Desa Kandangtepus. 8.
Konsumen. Kriteria penentuan konsumen yang dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain : konsumen pernah membeli pisang
mas kirana dengan tujuan dijual kembali, minimal 1 kali pembelian dan konsumen tersebut melakukan pembelian dan sekaligus
mengkonsumsi pisang mas kirana yang dihasilkan dari Desa Kandangtepus, minimal 1 kali.
9. Wisatawan. Alasan pemelihan menjadi informan adalah : Wisatawan
ini mengetahui dan menikmati secara langsung kondisi dan potensi yang dimiliki oleh Desa Kandangtepus.
4.3 Metode Pengumpulan Data