3. Stresor kimia Stresor kimia dapat berasal dari dalam tubuh dan luar tubuh. Contoh stresor yang
berasal dari dalam tubuh adalah serum darah dan glukosa sedangkan stresor yang berasal dari luar tubuh misalnya obat, alkohol, nikotin, kafein, polusi udara, gas
beracun, insektisida, pencemaran lingkungan, bahan-bahan kosmetika, bahan pengawet, pewarna, dan lain-lain.
4. Stresor sosial dan psikologik Stresor sosial dan psikologik misalnya rasa tidak puas terhadap diri sendiri,
kekejaman, rendah diri, emosi yang negatif, dan kehamilan. 5. Stresor spiritual
Stresor spiritual yaitu adanya persepsi negatif terhadap nilai-nilai ke-Tuhanan. Tidak hanya stresor negatif yang dapat menyebabkan stres, tetapi stresor
positif seperti kenaikan pangkat, promosi jabatan, tumbuh kembang, menikah, dan mempunyai anak juga dapat menyebabkan stres.
2.1.3 Tipe-tipe Stres
Stres memiliki efek negatif, tetapi kadang-kadang stres dapat memiliki efek positif yang menguntungkan kesehatan. Stres terbagi atas dua tipe yaitu
distress dan eustress. Distress adalah stres yang merugikan dan memiliki efek negatif terhadap tubuh kita sedangkan eustress adalah stres positif yang
menguntungkan kesehatan Pinel, 2009. Menurut Payne Hahn 2002, stres dibagi menjadi stres akut, stres
episodik, dan stres kronik. Stres akut adalah stres yang terjadi hanya sesaat setelah seseorang mengalami suatu kejadian. Stres episodik sering terjadi pada mahasiswa
yang akan mengikuti ujian. Mereka akan mengalami stres yang dimulai pada saat pengumuman waktu ujian sampai ujian tersebut selesai. Stres kronik adalah stres
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4 Tingkat Stres
Menurut Rasmun 2004, stres dibagi menjadi tiga tingkatan. Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologis dari seseorang. Stres ringan
umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya lupa, ketiduran, dikritik, dan kemacetan. Stres ringan biasanya hanya terjadi dalam beberapa menit atau
beberapa jam. Situasi ini tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus.
Stres sedang dan stres berat dapat memicu terjadinya penyakit. Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari. Contoh dari
stresor yang dapat menimbulkan stres sedang adalah kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan, mengharapkan pekerjaan baru, dan anggota
keluarga yang pergi dalam waktu yang lama. Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai
beberapa tahun. Contoh dari stresor yang dapat menimbulkan stres berat adalah hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik
yang lama.
2.1.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Stres
Menurut Atkinson Hilgard 1996, tingkat stres tergantung pada sejumlah faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu:
1. Kemampuan menerka Kemampuan menerka timbulnya kejadian stres, walaupun yang bersangkutan
tidak dapat mengontrolnya, biasanya akan mengurangi kerasnya stres. 2. Kontrol atas jangka waktu
Kemampuan seseorang mengendalikan jangka waktu kejadian yang penuh stres akan mengurangi kerasnya stres.
Universitas Sumatera Utara
3. Evaluasi kognitif. Kejadian stres yang sama mungkin dihayati secara berbeda oleh dua individu yang
berbeda, tergantung pada situasi apa yang berarti pada seseorang. 4. Perasaan mampu
Kepercayaan seseorang atas kemampuannya menanggulangi stres merupakan faktor utama dalam menentukan kerasnya stres.
5. Dukungan masyarakat Dukungan emosional dan adanya perhatian orang lain dapat membuat seseorang
sanggup bertahan dalam menghadapi stres. Menurut Rasmun 2004, setiap individu akan mendapat efek stres yang
berbeda-beda. Hal ini bergantung pada beberapa faktor, yaitu: 1. Kemampuan individu mempersepsikan stresor
Jika stresor dipersepsikan akan berakibat buruk bagi individu tersebut, maka tingkat stres yang dirasakan akan semakin berat. Sebaliknya, jika stresor
dipersepsikan tidak mengancam dan individu tersebut mampu mengatasinya, maka tingkat stres yang dirasakan akan lebih ringan.
2. Intensitas terhadap stimulus Jika intensitas serangan stres terhadap individu tinggi, maka kemungkinan
kekuatan fisik dan mental individu tersebut mungkin tidak akan mampu mengadaptasinya.
3. Jumlah stresor yang harus dihadapi dalam waktu yang sama Jika pada waktu yang bersamaan bertumpuk sejumlah stresor yang harus dihadapi,
stresor yang kecil dapat menjadi pemicu yang mengakibatkan reaksi yang berlebihan.
Universitas Sumatera Utara
4. Lamanya pemaparan stresor Memanjangnya lama pemaparan stresor dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan individu dalam mengatasi stres. 5. Pengalaman masa lalu
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapi stresor yang sama.
6. Tingkat perkembangan Pada tingkat perkembangan tertentu terdapat jumlah dan intensitas stresor yang
berbeda sehingga risiko terjadinya stres pada tingkat perkembangan akan berbeda.
2.1.6 Patofisiologi Terjadinya Stres