waktu untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Dana terbatas memang kerap menadi penghalang bagi investor kecil untuk langsung
masuk seara individu kepasar modal, dalam kondisi semacam itulah kehadiran reksadana diperlukan. Reksadana memungkinkan investor
kecil berpartisipasi dalam portofolio investasi yang dikelola secara profesional.
Melalui dana kolektif yang terkumpul di reksadana ini, investor kecil mempunyai kemungkinan investasi disaham berkapitalisasi besar.
Disamping itu diversifikasi portofolionya juga akan menurunkan tingkat risiko yang harus ditanggung investor. Ini yang membedakan
dengan investor individu yang biasanya hanya dapat membeli satu jenis saham saja.
5. Risiko Dalam Investasi Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan
return
. Risiko mempunyai hubungan positif dan linear dengan return yang diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar return yang
diharapkan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh investor. Dalam melakukan keputusan investasi khususnya pada sekuritas saham,
43 return
yang diperoleh berasal dari dua sumber yaitu dividen dan capital gain
, sedangkan risiko investasi saham tercermin pada variabelitas pendapatan return saham yang diperoleh.
Jorion 2001 dalam Huda 2007, menyatakan risiko sebagai volatility
dari suatu hasil yaang tidak diekspektasi, secara general nilai dari aset atau kewajiban dari bunga. Dalam teori portofolio, risiko dinyatakan
sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan. Karena risiko mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar atau
lebih kecil dari return yang diharapkan. Dari sini muncul konsep ukuran penyebaran yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh
kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Ukuran ini dinyatakan dalam standar deviasi atau variance
bentuk kuadrat dari standar deviasi yang merupakan ukuran untuk risiko total.
Menurut Tendelilin 2001, dalam analisis tradisional risiko total dari berbagai aset keuangan bersumber dari :
a. Interest Rate Risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return akibat perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga ini
berpengaruh negatif terhadap harga sekuritas. b. Market Risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return karena
fluktuasi dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh pada semua sekuritas.
44 c. Inflation Risk. Suatu faktor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah
purchasing power risk
. Jika suku bunga naik, maka inflsi juga meningkat, karena lenders membutuhkan tambahan premium inflasi
untuk mengganti kerugian purchasing power. d. Business Risk. Risiko yang ada karena melakukan bisnis pada industri
tertentu. e. Financial Risk
. Risiko yang timbul karena penggunaan lavarage
finansial oleh perusahaan. f. Liquidity Risk.
Risiko yang berhuungan dengan pasar sekunder tertentu dimana sekuritas diperdagangkan. Suatu investasi jika dapat dibeli dan
dijual dengan cepat tanpa perubahan harga yang signifikan, maka investasi tersebut dikatakan likuid, demikian sebaliknya.
g. Exchange Rate Risk . Risiko yang berasal dari variabilitas return
sekuritas karena fluktuasi kurs currency. h. Country Risk.
Risiko ini menyangkut politik suatu negara sehingga mengarah pada political risk.
Berbeda dengan analisis tradisional, analisis investasi modern membagi risiko total menjadi dua bagian, yaitu risiko sistematis dan risiko
tidak sistematis Husnan,1998. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh fakto-faktor unik pada sekuritas, dan dapat dihilangkan
dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi semua sekuritas
sehingga tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Karena sebagian 45
risiko dapat dihilangkang dengan diversifikasi, yaitu risiko tidak sistematis unique risk maka ukuran risiko dari suatu portofolio bukan lagi standar
deviasi risiko total, tetapi hanya risiko sistematis saja, yaitu risiko yang tidak bisa dihilangkan dengn diversifikasi. Risiko risiko tidak sistematis
adalah risiko yang timbul karena faktor-faktor mikro yang ada pada perusahaan industri tertentu, sehingga pengaruhnya hanya terbatas pada
perusahaan atau industri tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain: struktur modal, struktur aktiva, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, serta
kondisi dan lingkungan kerja. Sedangkan risiko sistematis, yang tercermin dalam beta saham, merupakan risiko yang mempengaruhi semua
perusahaan, karena disebabkan oleh faktor-faktor yang bersifat makro, seperti kondisi perekonomian, perubahan tingkat suku bunga, inflasi,
kebijakan pajak, dan lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan adanya kecenderungan semua saham untuk bergerak bersama, sehingga selalu ada
dalam setiap saham. Pada umumnya seorang investor adalah risk averse. Oleh karena itu,
mereka lebih memilih melakukan diversifikasi dalam portofolio investasinya guna mengurangi sebagian risiko yang ditanggungnya.
Karena risiko tidak sistematis dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka risiko sistematis beta menjadi lebih relevan bagi investor.
46 Gambar 2.2. Risiko Sistematis dan Tidak Sistematis
Risiko Jumlah saham
Sumber : Husnan,2001 C. Pasar Modal Syariah
Secara kelembagaan, pasar modal syariah di industri sudah hadir sejak tahun 2003 lalu. Pada tanggal 14 maret 2003 Mentri keuangan dan Ketua
Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM meluncurkan pasar modal syariah. Ketika itu, banyak kalangan yang diantaranya ada yang
mencemaskan nantinya akan ada dikotomi dengan pasar modal konvensional yang sudah lama ada. Namun BAPEPAM menjamin tidak akan ada tumpang
tindih kebijakan justru dengan diluncurkannya pasar modal syariah ini, akan membuka ceruk baru dilantai bursa Huda, dalam Republika, 15 maret 2003.
Risiko total Risiko tidak sitematis
Risiko sistematis 47
Namun kenyataannya sampai saat ini. Kegiatan pasar modal di Indonesia, diatur dalam undang-undang No.8 tahun 1995 UUPM. Undangundang
pasar modal tidak membedakan apakah kegiatan pasar modal tersebut dilakukan dengan prinsip-prinsip syariah atau tidak. Dengan demikian,
berdasarkan undang-undang pasar modal kegiatan pasar modal Indonesia dapat dilakukan sesuai dengan prinsip syariah dan dapat pula dilakukan tidak
sesuai dengan prinsip syariah. Dalam kerangka kegiatan pasar modal syariah ada beberapa lembaga
penting yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan, yaitu : Badan pengawas pasar modal, Dewan syariah Nsional
DSN, bursa efek, perusahaan efek, emiten, profesi dan lembaga penunjang pasar modal serta pihak terkait lainnya. Khusus untuk kegiatan pengawasan
akan dilakukan secara bersama oleh Bapepam dan Dewan syariah Nasional. Dewan syariah Nasional dalam hal ini akan berfungsi sebagai pusat referensi
reference center atas semua aspek-aspek syariah yang ada dalam fatwafatwa sehubungan dengan kegiatan emisi, perdagangan pengelolaan
portofolio efek-efek syariah, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan efek syariah. Dewan Syariah Nasional mempunyai kewenangan penuh untuk
memberikan keputusan tentang berhak tidaknya sebuah efek menyandang label syariah. Kewenangan penuh juga dimiliki Dewan Syariah Nasional
dalam hal pengawasan kegiatan emisi, perdagangan, pengelolaan portofolio efek-efek syariah dan kegiatan lain yang berhubungan dengan efek-efek
syariah Herwidiyatmo, 2003. 48
Setelah ada lembaga institusi pasar modal syariah maka langkah selanjutnya adalah membuat aturan main rule of game. Idealnya tentu harus
ada undang-undang pasar modal syariah sebagai payung yang melindungi aktivitas perdagangan sekuritas pada pasar modal syariah. Seandainya hal-hal
yang ideal tidak mungkin direalisasikan maka dapat saja dilakukan peninjauan kembali terhadap undang-undang pasar modal no.8 tahun 1995
dengan memasukkan ketentuan yang berkaitan dengan kepatuhan syariah, seperti ketentuan yang berkaitan dengan obligasi dan reksadana bisa juga
yang berkaitan dengan standar akuntansi, yaitu dengan mengaplikasikan standar yang ditentukan oleh International Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institution AAOIFI
. Untuk produk pasar modal syariah, pasar modal Indonesia baru memiliki
3 macam produk syariah, yaitu reksadana syariah, Jakarta Islamic Index, obligasi syariah. Reksadana syariah mulai beroperasi tahun 1997 adalah
produk syariah pertama yang diluncurkan di Indonesia. Fatwa yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional untuk produk pasar modal syariah,
meliputi: Fatwa No.20DSN-MUIIV2001 mengenai reksadana syariah dan Fatwa No.33DSN-MUIX2002 tentang obligasi syariah mudharabah.
Tampaknya harus dibuat suatu ketentuan yang lebih jelas lagi tentang
semua hal yang berkaitan dengan pasar modal syariah, sehingga langkah pengembangannya lebih pasti. Misalnya saham yang boleh diperjualbelikan
disarankan nomine shares saham atas nama dan tidak boleh diperjualbelikan bearer shares nama atas unjuk. Atau mungkin saham
49 preferen tidak boleh diperjualbelikan karena tidak sesuai syariah, ini semua
menyangkut instrumen. Harus pula dibuat ketentuan yang berkaitan dengan proses jual beli
instrumen syariah, misalnya proses pembelian saham, paling tidak harus ditentukan minimum holding period, atau penetapan harga maksimum guna
mencegah kemungkinan munculnya maysir dan gharar. Sebagaimana diketahui, prinsip-prinsip islam dalam muamalah yang
harus diperhatikan oleh seorang muslim adalah karim dkk, hal 1, 2003 : 1. Tidak mencari rezeki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun
cara mendapatkannya, serta tidak menggunakannya untuk hal-hal haram 2. Tidak menzhalimi dan tidak dizhalimi
3. Keadilan pendistribusian kemakmuran 4. Transaksi dilakukan atas dasar ridho sama ridho
5. Tidak ada unsur riba 6. Tidak ada unsur maysir perjudianspekulasi
7. Tidak ada unsur gharar ketidak jelasansamar-samar. Berdasarkan keterangan diatas, maka kegiatan pasar modal khususnya
saham mengacu pada hukum syariat yang berlaku. Pasar modal syariah, dana yang terkumpul dari investor tidak boleh disalurkan kepada jenis industri
yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan. Karena itu seorang investor muslim jelas tidak diizinkan membeli saham dari perusahaan yang
memproduksi minuman keras, perusahaan yang mengembangkan prostitusi, 50
dan perusahaan lain yang melakukan aktivitas yang terlarang oleh syariah islam.
Selain itu, semua transaksi yang terjadi di bursa efek harus ada dasar suka sama suka, tidak ada unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang dizhalimi
atau menzhalimi seperti goreng-gorengan saham, tidak ada unsur riba tidak bersifat spekulatif atau judi dan semua transaksi harus transparan,
diharamkannya insider trading. 1. Teori Saham
Sebagaimana disebutkan pada pembahasan sebelumnya, investor dapat memilih berbagai pilihan aset yang akan di investasikannya, baik
berupa aset riil maupun aset finansial, salah satu aset finansial yang dapat dipilih adalah saham.
Saham biasa ditransaksikan dipasar modal, yaitu tempat pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas, biasanya berjangka usia di atas satu tahun. Sedangkan tempat dimana terjadinya jual
beli sekuritas tersebut dikenal sebagai Bursa Efek atau dapat juga dikatakan bursa efek dari pasar modal secara fisik.
2. Definisi Saham Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset