Pendapat yang Membolehkan jual Beli Saham Kelompok sarjana fiqih yang membolehkan jual beli saham

b. Pendapat yang Membolehkan jual Beli Saham Kelompok sarjana fiqih yang membolehkan jual beli saham

mengembalikan ijtihad mereka kepada sejumlah bentuk transaksi suf’ah dan masalah ghanimah yang banyak termaktub dalam manuskrip fiqih islam. Beberapa indikasi dibolehkannya jual beli saham dapat dirujuk dari pendapat-pendapat yang dikemukakan Imam Nawawi dan Imam syarbini 58 berkenaan dengan jual beli saham kepemilikan property dan harta rampasan perang Syarbini,1997 dan Nawawi, 1998. Mayoritas ulama klasik beranggapan bahwa memfriksikan modal usaha menjadi sejumlah saham tertentu bukan menjadi objek yang dilarang syariah, hal ini berarti mekanisme permodalan dalam bentuk saham tidak bertentangan dengan logika syariah, hanya saja hal ini tidak berlaku mutlak, di mana unsur keabsahannya terlebih dahulu harus dikembalikan kepada bidang usaha yang dijalankan adalah legal maka otomatis penerbitan sahamnya legal dan begitu sebaliknya, bila bidang usahanya tidak berada dalam format syariah maka tentunya penerbitan sahamnya menjadi hal yang ilegal Ityah, hal.169, 1997 Dari hasil keputusan muktamar dan perbedaan pendapat inilah kemudian dipandang perlu adanya proses seleksi saham perusahaan screening sebelum masuk dalam pasar bursa saham syariah, hal ini dilakukan sebagai upaya sistematis untuk mengeluarkan entitas emiten yang betentangan dengan prinsip syariah. Perusahaan dengan jenis usaha yang ke luar dari platform prinsip syariah, otomatis tidak bisa ikut serta dalam klasifikasi emiten efek syariah. Proses seleksi ini biasa dinamakan seleksi sektor industri. Berdasarkan pengalaman yang ada proses screening ini mengedepankan beberapa hal berikut : 1 Menetapkan standar umum kualitatif jenis usaha yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai syariah. Saham perusahaan 59 dikeluarkan dari daftar saham-saham halal apabila operasional perusahaan terkait dengan riba, perjudian dan unsur ketidakpastian dalam usaha. Konsep ini dikembangkan oleh Syariah Advisor Council SAC Malaysia. 2 Menetapkan secara langsung sektor industri yang sesuai dengan rambu syariah. Proses seleksi seperti ini dilakukan oleh Syariah Supervisory Board SSB dari Dow Jones Islamic Market DJIM. 3 Menetapkan standar kuantitatif tingkat rasio keuangan perusahaan. Proses seleksi akan memperhatikan rasio hutang, rasio pituang, rasio uang kas tunai terhadap aset dan rasio pendapatan dari bunga. Syariah Supervisory Board SSB menetapkan perusahaan dapat dikeluarkan dari DJIM index, apabila total hutang total aset = atau 33 dan total piutang total aset = atau 47, serta non operating interest income operating income = atau 9. Hasil muktamar dari Dewan Komisi Fiqih Islam Majelis Majma al- Fiqih al-Islami yang diselenggarakan di kota Jedah pada tahun 1992, telah membuahkan kesepakatan terhadap permasalahan penerbitan saham perusahaan sebagai berikut: Wahbah,1997 1 Karena pada dasarnya hukum interaksi ekonomi itu halal secara syariah maka mendirikan perusahaan dengan sistem saham untuk kepentingan usaha legal secara syariah adalah dibolehkan. Kaidah fiqhiyah menyebutkan:“Pada dasarnya segala bentuk muamalah 60 interaksi sesama manusia itu dibolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkan”. 2 Diharamkan membeli saham perusahaan yang core business-nya bergerak dibidang usaha yang haram, seperti perusahaan yang memproduksi barang haram atau perusahaan yang melakukan transaksi riba. 3 Anggota Dewan Komisi Fiqih Islam belum memberikan keputusan mengenai pembelian saham untuk perusahaan yang terkadang melakukan transaksi di jalan haram atau dapat dikatakan belum ada kesepakatan, pada kasus jika transaksi haram seperti suku bunga bank masih terjadi, namun bukan merupakan pendapatan utamanya.

5. Mengukur Risiko Saham a. Tingkat Return Harga Saham