Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

1. Saham yang akan dievaluasi merupakan saham syariah dari kelompok JII yang konsisten selama periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 kategori Industri bahan bangunan dan Tambang. 2. Melakukan penelitian empiris terhadap karakteristik pola penyebaran risiko yang terjadi pada saham-saham JII. 19 3. Membandingkan hasil yang lebih moderat pada penggunaan pendekatan ARCH-GARCH dengan EWMA dalam mengukur risiko portofolio saham syariah. D. Perumusan Masalah Persoalan yang dihadapi oleh para pelaku pasar modal syariah, adalah belum dikuasainya secara rinci dan jelas bagaimana karakter saham-saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index, lebih spesifik lagi adalah bagaimana karakteristik penyebaran risiko yang terjadi pada saham-saham JII. Karena itulah perlu diadakan penelitian empiris terhadap karakteristik dari penyebarannya. Dengan demikian masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimanakah karakteristik volatilitas return portofolio yang terjadi pada saham syariah? 2. Bagaimanakah pola penyebaran volatilitas return dengan menggunakan EWMA dan ARCH-GARCH ? 3. Manakah hasil yang lebih moderat dari perbandingan metode EWMA dan ARCH-GARCH untuk dapat digunakan dalam menghitung Value at Risk saham syariah ? 4. Berapa besar potensi risiko harga saham syariah yang akan terjadi untuk 1 bulan kedepan ? 20

E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki lima tujuan, yaitu : a. Untuk meneliti karakteristik volatilitas return portofolio yang terjadi pada saham syariah. b. Untuk meneliti pola penyebaran volatilitas return dengan meggunakan EWMA dan ARCH-GARCH c. Untuk meneliti berapa besar potensi risiko harga saham syariah yang akan terjadi untuk 1 bulan kedepan dari kedua metode tersebut d. Untuk meneliti manakah hasil yang lebih moderat dari perbandingan metode EWMA dan ARCH-GARCH untuk dapat digunakan dalam menghitung Value at Risk saham syariah. 2. Manfaat Penelitian Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berharga pada pengembangan pasar modal syariah, khususnya pada perilaku portofolio saham syariah dipasar modal Indonesia. Dengan lebih dipahaminya perilaku portofolio saham secara ilmiah, maka Insya Allah para pelaku pasar modal syariah akan terhindar dari jebakan maysir dan gharar yang sangat rentan terjadi di pasar modal. Kontribusi penelitian ini sekurangnya terdiri dari 3 hal : a. Memahami kondisi empiris volatilitas return portofolio saham syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah portofolio saham 21 syariah yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index selama periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Pada umumnya perhitungan volatilitas selalu diasumsikan dalam keadaan homokedastik. Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap secara empiris kondisi volatilitas yang sesungguhnya. b. Memahami pola penyebaran volatilitas heterokedastik dari metode EWMA dan ARCH-GARCH, yaitu menggunakan scatter. Pengetahuan ini sangat diperlukan mengingat jika terjadi penyebaran yang saling bertentangan atau berkorelasi negative maka perlu dilakukan uji validitas. c. Merupakan uji implementasi dari kedua metode tersebut terhadap nilai risiko portofolio saham syariah. Apakah nilai risiko portofolio saham syariah lebih volatile jika salah satu dibandingkan dengan yang lainnya? Apakah perbedaan tersebut signifikan. 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Harta 1. Harta Dalam Perspektif Ekonomi Islam Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual. Firman Allah dalam QS. An-Nahl : 89: “.......Dan kami turunkan kepadamu Al-kitab Al-Qur’an utuk menjelaskan segala sesuatu......” Allah juga berfirman dalam QS.al-Maidah ayat 3 sebagai berikut اْ ْﻮم اْﺁ ْ ﻜْ دي ﻜْ واْ ْ ْﻜْ ْ ي ورضيت ﻜ اْﺎ ْ ام دًْﺎ ”Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama-mu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” Firman Allah SWT. Diatas jelas menyatakan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan mempunyai system tersendiri dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat material maupun nonmaterial. Karena itu ekonomi sebagai stau aspek kehidupan, tentu juga sudah diatur oleh Islam. Ini bisa dipahami, sebagai agama yang sempurna, mustahil Islam tidak dilengkapi dngan sistem dan konsep ekonomi. Suatu sistem yang dapat digunakan sebagai panduan bagi manusia dalam 23 menjalankan kegiatan ekonomi. Suatu system yang garis besarnya sudah diatur dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Ekonomi Islam sesungguhnya secara inheren merupakan konsekuensi logis dari kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam haruslah dipeluk secara kaffah dan komprehensif oleh umatnya. Islam menuntut kepada umatnya untuk mewujudkan keislamannya dalam seluruh aspek kehidupannya. Sangatlah tidak masuk akal, seorang muslim yang menjalankan shalat lima waktu, lalu dalam kesempatan lain ia juga melakukan transaksi keuangan yang menyimpang dari ajaran Islam. Dalam mewujudkan kehidupan ekonomi, sesungguhya Allah telah menyediakan sumber dayanya di alam raya ini. Allah SWT mempersilahkan manusia untuk memanfaatkannya, sebagaimana Firmannya Dalam : a. QS. Al-Baqarah ayat 29 : هﻮاﱠﺬي ﻖ ﻜْ ما في اْﺎْرض يًعا ﺛﱠ اْ ﻮى الى الﱠ اء ﱠﻮاهﱠ ْ ﻮات وهﻮ ﻜﱢ ْ ء يم “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan dia Maha Mengetahui segala sesuatu.“ b. QS. Al-Jatsiyah ayat 12 dan 13 : الل اﱠﺬي ﱠ ﺮ ﻜ اْ ْﺤﺮ ْ ﺮ ي اْ ْﻚ في باْ ﺮ و ْ ﻎوا ْ ْﻀ و ﱠﻚم ْ ﻜﺮون 24 “ Allahlah yng menundukkan lautan untukmu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur” و ﱠ ﺮ ﻜْ ما في الﱠ ﻮات وما في اْﺎْرض يًعا ْ اﱠن في ذ ﻚ لايات ﻘْﻮم ﱠﻜﺮون “ Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, sebagai rahmat daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tandatanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.” 2. Harta dan Mekanisme Pengelolaan Dalam istilah ilmu fiqih, dinyatakan oleh kalangan Hanafiyah bahwa harta itu adalah sesuatu yang digandrungi oleh tabiat manusia dan mungkin disimpan untuk digunakan saat dibutuhkan. Namun harta tersebut tidak akan bernilai kecuali bila dibolehkan menggunakannya secara syariat. Mereka membedakan antara materi dan nilai. Materi hanya bisa berwujud hanya ketika seluruh manusia atau sebagian di antara mereka menggunakannya sebagai materi. Tetapi nilai hanya berlaku bila dibolehkan oleh ajaran syariat. Apabila harta tersebut merupakan hak milik Allah, sementara allah telah menyerahkan kekuasaan atas harta tersebut kepada manusia, melalui izin darinya, maka perolehan seorang atas harta tersebut sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh seorang untuk memanfaatkan serta 25 mengembangkan harta, yang antara lain karena menjadi hak miliknya. Sebab ketika seseorang memiliki harta, maka esensinya, dia memiliki harta tersebut hanya untuk dimanfaatkannya. Sehingga dalam hal ini dia terikat dengan hukum-hukum syara’ dan bukan bebas mengelola secara mutlak. Begitu pula dia juga tidak bisa bebas mengelola zat barang tersebut secara mutlak, meskipun ia memiliki zatnya. Alasan adalah bahwa ketika dia mengelola dalam rangka memanfaatkan harta tersebut dengan cara yang tidak sah menurut syara’, misalnya dengan menghamburhamburkan atau menggunakannya dan melarang untuk mengelola, juga merampas wewenang yang telah diberikan kepadanya an-Nabhani 2002 dalam Huda,2007 Dalam syariat, harta terbagi menjadi dua bagian, yaitu : a. Harta tetap diam, adalah harta yang tidak mungkin dipindahkan seperti tanah yang melekat dengan tanah, seperti bangunan permanen. Menurut kalangan Hanafiyah yang termasuk harta diam hanya tanah saja. Namun, menurut kalangan Malikiyah pengertian bisa meluas kepada segala yang melekat pada tanah secara permanen, seperti tanaman dan bangunan. Karena keduanya tidak mungkin dipindahkan kecuali harus diubah sehingga bangunannya menjadi hancur berkeping-keping, sementara tanahnya berubah menjadi kayu bakar b. Harta bergerak, adalah harta yang cepat dipindahkan dan dialihkan seperti uang. 26 Berdasarkan klasifikasi ini muncul sejumlah hukum yang terkait dengan harta tetap dan bergerak: 1 Disahkannya menjual harta diam sebelum diserah-terimakan, menurut sebagian ulama, seperti Abu Yusuf dan Abu Hanifah tidak sah menjual harta bergerak sebelum diserah-terimakan, namun dalam aplikasinya ada sedikit perbedaan pendapat. 2 Mendahulukan pembersihan harta bergerak sebelum harta diam ketika seseorang dalam keadaan terlilit utang bangkrut. 3 Tidak dibolehkannya menjual harta diam orang yang tercekal, karena masih kecil atau karena idiot keterbelakangan mental kecuali dalam kondisi darurat atau kemaslahatan yang pasti atau karena kebutuhan mendesak. Sementara menjual harta bergerak dibolehkan untuk kemaslahatan semata. Terkait dengan hak terhadap harta dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Harta Pribadi, harta ini tidak boleh diambil oleh orang lain melainkan dengan kerelaan hati dan pemiliknya. b. Harta Milik Allah, harta pada dasarnya milik Allah hakiki kepemilikan manusia hanya diberi kesempatan memilikinya sementara derivatif dari kepemilikan Allah. c. Harta milik bersama, konsekuensi harta ini adalah didahulukannya kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi, ketika terjadi bentrokan dengan memberikan kompensasi yang adil kepada pemilik harta tersebut. 27 Sedangkan menurut An-Nabhani 2002 dalam Huda 2007, bagi orang yang meneliti harta yang ada dalam kehidupan di dunia ini, maka setelah melakukan penelitian tersebut pasti akan menemukan bahwa harta hanya ada tiga macam, yaitu tanah, harta yang diperoleh melalui pertukaran barang, serta harta yang diperoleh dengan cara mengubah bentuknya dari satu bentuk menjadi bentuk yang lain. Dari sinilah, sesuatu yang lazim digunakan oleh orang untuk menghasilkan atau mengembangkannya.

B. Investasi 1. Pengertian Investasi