Proses Investasi Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi

Sedangkan tujuan investasi adalah mendapatkan sejumlah pendapatan keuntungan. Dalam konteks perekonomian menurut Tendelilin 2001 ada 30 beberapa motif mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah: a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang. Kebutuhan untuk mendapatkan kehidupan yang layak merupakan keinginan setiap manusia, sehingga upaya-upaya untuk mencapai hal tersebut dimasa depan selalu akan dilakukan b. Mengurangi tekanan inflasi. Faktor inflasi tidak pernah dapat dihindarkan dalam kehidupan ekonomi, yang dapat dilakukan adalah meminimalkan risiko akibat adanya inflasi, hal demikian karena variabel inflasi dapat mengoreksi seluruh pendapatan yang ada. Investasi dalam sebuah bisnis tertentu dapat dikategorikan sebagai langkah mitigasi yang efektif c. Sebagai usaha untuk menghemat pajak. Dibeberapa negara belahan dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi dimasyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada usaha tertentu

3. Proses Investasi Proses investasi meliputi pemahaman dasar-dasar keputusan investasi

dan bagaimana mengorganisir aktivitas-aktivitas dalam proses keputusan investasi. Untuk memahami proses investasi, seorang investor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dasar investasi, yang akan 31 menjadi dasar pijakan dalam setiap pembuatan keputusan investasi yang akan dibuat. Hal mendasar dalam proses keputuan investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linier. Artinya semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. Atau akhir-akhir ini banyak pelaku pasar yang membuat pernyataan bahwa, semakin besar harapan untuk mendapatkan return yang tinggi maka semakin besar pula tingkat volatilitas dari instrumen investasi yang dipilih, misalnya saham. Hubungan seperti itulah yang menjawab pertanyaan mengapa tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang menawarkan tingkat return yang paling tinggi. Disamping memperhatikan return yang tinggi, investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung. Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan on going process. Proses keputusan terdiri dari lima tahap keputusan yang berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu : a. Penentuan tujuan investasi b. Penentuan kebijakan investasi c. Pemilihan strategi portofolio d. Pemilihan aset 32 e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan investasi yang akan dilakukan. Tujuan invetasi masing-masing investor bisa berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut. Misalnya, lembaga dana pensiun yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun nasabahnya di masa depan, mungkin akan memilih investasi pada portofolio reksadana. Sedangkan bagi institusi penyimpanan dana seperti bank misalnya, mempunyai tujuan untuk memperoleh return yang lebih tinggi di atas biaya investasi yang dikeluarkan. Mereka biasanya lebih menyukai investasi pada sekuritas yang mudah diperdagangkan ataupun kredit yang lebih berisiko tetapi memberikan harapan return yang tinggi. Tahap kedua, merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan investasi yang ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan alokasi aset asset alocation decision. Keputusan ini menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki pada berbagai klas-klas aset yang tersedia saham, obligasi, real estate, ataupun sekuritas luar negeri. Investor juga harus memperhatikan berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi seperti seberapa besar dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan pelaporan yang harus ditanggung. Tahap ketiga, melakukan pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya. Ada 33 dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar dan direfleksikan pada harga saham. Tahap keempat, melakukan pemilihan aset-aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio efisien, yaitu portofolio yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko yang terendah. Tahap kelima, merupakan tahapan terakhir dari proses keputusan investasi. Meskipun demikian, adalah salah kaprah jika langsung mengatakan bahwa tahap ini adalah tahap terakhir, karena sekali lagi, proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya, jika tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang baik, maka proses keputusan investasi harus dimuali lagi dari tahap pertama, demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal. Tahap 34 pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja portofolio lainnya portofolio pasar. Berikut ini gambar 2.1, adalah gambar yang menunjukkan kelima tahapan yang ada dalam proses keputusan investasi. Dalam gambar tersebut terlihat bahwa tahap-tahap dalam proses keputusan investasi merupakan proses yang berkesinambungan on going process, terdiri dari lima tahap keputusan berjalan terus-menerus. Gambar 2.1. Proses Keputusan Investasi Keputusan alokasi aset Batasan jumlah dana,pajak Dan biaya pelaporan Strategi portofolio aktif Strategi portofolio pasif Benchmarking terhadap Indeks portofolio saham Sumber: Tendelilin, hal.10, 2001 1 Penentuan tujuan investasi 2 Penentuan kebijakan investasi 3 Pemilihan strategi portofolio 4 Pemilihan aset 5 pengukuran dan evaluasi 35 Penjelasan di atas merupakan suatu proses investasi yang seharusnya dan biasa dilakukan dalam kegiatan investasi konvensional. Namun demikian, secara umum mekanisme investasi sesungguhnya merupakan peristiwa bertemunya mereka yang memiliki kelebihan dana dengan mereka yang memiliki kelebihan dana dengan mereka yang membutuhkan dana. Mereka bertemu di lembaga keuangan atau pasar finansial, atau bisa jadi mereka bertemu secara langsung seperti yang terjadi pada transaksi kekayaan, misalnya pada transaksi properti seperti rumah dan tanah. Prinsip-prinsip dasar transaksi syariah dalam investasi keuangan menurut Pontjowinoto 2001 yaitu : a. Transaksi dilakukan atas harta yang memberi nilai manfaat dan menghindari setiap transaksi yang dzalim. Setiap transaksi yang memberikan manfaat akan dilakukan bagi hasil b. Uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan dimana fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya beli suatu barang atau harta. Sedangkan manfaat atau keuntungan yang ditimbulkannya berdasarkan atas pemakaian barang atau harta yang dibeli dengan uang tersebut. c. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur penipuan disalah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja gharar. Diharamkan praktek insider trading. 36 d. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan risiko yang besar atau melebihi kemampuan menanggung risiko maysir. e. Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menangung risiko. f. Manajemen yang diterapkan manajemen Islami yang tidak mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga lestarinya lingkungan hidup. Selain ketentuan tersebut diatas ada beberapa ketentuan lagi yang disayaratkan bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam investasi keuangan syariah. Kriteria yang dikemukakan oleh fatwa Dewan Syariah Nasional untuk pedoman pelaksanaan investasi syariah adalah sebagai berikut Harahap, 2001 : b. Industri Pada dasarnya hukum muamalah dalam Islam adalah segala sesuatu itu boleh kecuali ada dalil yang melarangnya. Seorang muslim dapat menginvestasikan dananya pada proyek pembangunan sektor riil atau perdagangan yang diperbolehkan oleh syariah. Industri yang dilarang oleh syariah adalah industri yang bergerak dalam memproduksi barang haram, misalnya minuman keras, makanan dari daging babi, jasa keuangan yang berbasis riba, industri perjudian, pelacuran, senjata gelap, memproduksi film atau gambar porno, penyalahgunaan obatobatan terlarang dan sebagainya. 37 c. Perusahaan yang mendapatkan dana pembiayaan atau sumber dana dari utang tidak lebih dari 30 dari modalnya debt on equity 30. d. Pendapatan bunga yang diperoleh perusahaan tidak lebih dari 15. e. Perusahaan yang memiliki aktiva kas atau piutang yang jumlah piutang dagangnya atau total piutangnya tidak lebih dari 15.

4. Jenis-Jenis Investasi Syariah a. SWBI dan IMA