Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Eksekusi

Desi Irawani Hasibuan : Tinjauan Yuridis Eksekusi Benda Sebagai Objek Perjanjian Jaminan Fidusia Menurut UU No. 42 Tahun 1999, 2008. USU Repository © 2009

2. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Eksekusi

Jaminan fidusia bersifat constitutum possessorium dimana barang jaminan masih berada pada tangan debitor. Oleh karena itu, dalam hal eksekusi terdapat beberapa kendala yang dihadapi kreditor. Diantaranya yaitu apabila debitor tidak beriktikad baik seperti objek fidusia tidak mau diserahkan oleh debitor, objek fidusia telah dialihkan kepada pihak ketiga, nilai objek fidusia berkurang. Dalam hal ini kreditor diharapkan tetap berhak untuk memperoleh pelunasan atas piutangnya. Biasanya dalam perjanjian pembiayaan konsumen dengan penyerahan hak milik secara fidusia disebutkan bahwa debitor tidak boleh menjual atau mengalihkan kendaraan ke pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari pihak kreditor, debitor wajib memelihara dan mengurus kendaraan sebaik-baiknya serta memperbaiki kendaraan jika ada kerusakan dengan biaya sendiri selama masa kredit. Pelaksanaan parate eksekusi melalui lembaga lelang mengalami kendala berupa pengalihan kepemilikan obyek fidusia oleh debitor, dan masih belum jelasnya perlindungan hukum terhadap kreditor, sehingga parate eksekusi melalui lpenjualan di bawah tangan lebih sering dilakukan karena menguntungkan debitor dan kreditor untuk memperoleh harga yang disepakati para pihak. Syarat-syarat agar eksekusi dengan penjualan di bawah tangan dapat dijalankan: 1. Harus diperjanjikan untuk itu tidak berlaku secara hukum. Desi Irawani Hasibuan : Tinjauan Yuridis Eksekusi Benda Sebagai Objek Perjanjian Jaminan Fidusia Menurut UU No. 42 Tahun 1999, 2008. USU Repository © 2009 2. Dapat dilakukan manakala harga tertinggi yang menguntungkan kedua belah pihak dapatb dipenuhi dengan eksekusi bawah tangan tersebut. 3. Penjualannya baru dapat dilakukan setelah melewati tenggang waktu satu bulan setelah diberitahukannya secara tertulis kepada yang berkepentingan. 4. Dilakukan dengan jalan mengumumkannya di dua surat kabar setempat dan atau media cetak lainnya. 5. Tanpa ada pihak yang menyatakan keberatan. 74 Seperti contoh kasus Adalah Bambang Sutejo yang melayangkan gugatan terhadap PT Tunas Financindo Sarana TFS. Melalui kuasa hukumnya Dedy Kendala yang dihadapi pihak bank dan Lembaga Pembiayaan dalam hal eksekusi pada umumnya hampir sama. Barang jaminan fidusia yang berada di tangan debitor menyebabkan salah satu kendala yang sangat menyusahkan dalam hal eksekusinya. Hal ini dikarenakan debitor lebih mudah untuk melakukan iktikad tidak baik, sehingga barang jaminan fidusia tersebut dapat saja berpindahtangan kepada pihak lain, berkurang nilainya, ataupun musnah. Selain itu, kantor pendaftaran fidusia yang terletak hanya di setiap ibu kota privinsi menyebabkan banyak penyerahan kepemilikan secara fidusia tidak didaftarkan pada kantor pendaftaran fidusia. Hal ini dapat mengakibatkan benda objek jaminan fidusia tersebut dapat dijaminkan kepada pihak lain lagi sehingga dapat menjadi kendala dalam hal eksekusinya. 74 Munir Fuady, Op.cit, hal 64 Desi Irawani Hasibuan : Tinjauan Yuridis Eksekusi Benda Sebagai Objek Perjanjian Jaminan Fidusia Menurut UU No. 42 Tahun 1999, 2008. USU Repository © 2009 Mawardi, Bambang menuding perusahaan pembiayaan itu melakukan perbuatan melawan hukum. Karena itu, ia meminta ganti rugi total senilai Rp1,15 miliar. Hubungan hukum Bambang dengan TFS bermula dari pembelian satu unit sepeda motor bebek Honda warna silver tahun 2006. Kalau ditotal, biaya yang harus dikeluarkan Bambang adalah Rp16.008.000. Lantaran tak bisa membayar lunas, ia mencicil Rp.552.000,- per bulan selama 29 kali angsuran. Untuk memperkuat hubungan hukum itu kedua belah pihak membuat Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan Penyerahan Hak Milik Secara Fidusia. Perjanjian itu diteken pada 13 Juni 2006. Di tengah jalan, Bambang tak membayar angsuran sesuai batas waktu yang diperjanjikan. TFS bereaksi dengan mengirimkan surat peringatan. Lantaran tak ada pelunasan kewajiban, TFS langsung menarik motor tersebut dari debitor. Rupanya Bambang tidak terima, dan menempuh upaya hukum. Menurut Dedy Mawardi, pengacara Bambang, setidaknya ada tiga alasan yang membuat kliennya menggugat. Pertama, perjanjian kedua pihak ternyata tidak dikuatkan akta notaris. Kedua, perjanjian dan atau benda yang dibebani jaminan fidusia tidak didaftarkan ke Kantor Pendaftaran Jaminan Fidusia Kanwil Departemen Hukum dan HAM Lampung. Ketiga, penarikan motor dilakukan tanpa menunjukkan sertifikat jaminan fidusia. Berdasarkan ketiga alasan itu, Dedy menduga TFS melanggar Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Desi Irawani Hasibuan : Tinjauan Yuridis Eksekusi Benda Sebagai Objek Perjanjian Jaminan Fidusia Menurut UU No. 42 Tahun 1999, 2008. USU Repository © 2009 Menanggapi gugatan itu, TFS sedang mempersiapkan jawaban. Kuasa Hukum TFS, Kristian Devi mengakui adanya perjanjian tersebut dan mengikat kedua belah pihak. “Perjanjian itu sah menurut kami,” ujarnya . Ditambahkan Kristian, fidusia yang disebut-sebut Dedy memang belum didaftarkan. Kalaupun tidak didaftarkan, seharusnya tidak sampai membatalkan perjanjian. “Tidak didaftarkan bukan berarti membatalkan perjanjian. Karena fidusia merupakan perjanjian ikutan dari perjanjian pokok. Pengambilan motor bukan eksekusi, kan disepakati dengan tanda tangan oleh para pihak,” ujarnya. TFS atau yang lazim disebut Tunas Finance, merupakan salah satu anak perusahaan PT Tunas Ridean, Tbk. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989 dan memperoleh izin untuk melakukan kegiatan usaha di bidang pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 1021KMK.131989 tanggal 7 September 1989 yang kemudian diperbaharui oleh Surat Keputusan No. 54KMK-0131992 tanggal 15 Januari 1992 dan No. 19KMK.0172001 tanggal 19 Januari 2001. Perusahaan ini telah berkembang dan memiliki jaringan distribusi di 32 kantor cabang.

3. Akibat Hukum Musnahnya Obyek Jaminan Fidusia

Dokumen yang terkait

Eksekusi Barang Jaminan Fidusia Yang Lahir Dari Perjanjian Kredit Bank

0 27 2

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA Eksekusi Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia(Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 09/Pdt./2014/PT.TK).

0 3 16

EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA Eksekusi Jaminan Fidusia Berdasarkan Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia(Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri No. 09/Pdt./2014/PT.TK).

0 2 12

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP BENDA JAMINAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Benda Jaminan Berdasarkan Undang-Undang no. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia (studi Kasus pada PT. Kemba

0 2 19

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN EKSEKUSI TERHADAP BENDA JAMINAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 42 Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Benda Jaminan Berdasarkan Undang-Undang no. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia (studi Kasus pada PT. Kemba

0 3 12

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Pelaksanaan Eksekusi Terhadap Benda Jaminan Berdasarkan Undang-Undang no. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia (studi Kasus pada PT. Kembang 88 Surakarta).

0 2 11

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 42 TAHUN 1999 TENTANG JAMINAN FIDUSIA.

0 0 11

Akibat Hukum Bagi Para Pihak Dengan Adanya Fidusia Yang Tidak Didaftarkan Dalam Perjanjian Pembiayaan Kendaraan Bermotor (Suatu Tinjauan Yuridis Atas UU Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia).

0 4 29

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DEBITUR YANG DIRUGIKAN AKIBAT EKSEKUSI OBJEK JAMINAN FIDUSIA BERIKUT BENDA- BENDA YANG BUKAN OBJEK JAMINAN FIDUSIA.

0 0 2

PENGATURAN PENDAFTARAN FIDUSIA MENURUT UU 42 TAHUN 1999.

0 0 3