Perbandingan harga SFC untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 Grafik SFC gkWh vs Putaran rpm untuk Beban 10 kg dan 25 kg
4.2.4 Rasio Udara - Bahan Bakar
Rasio udara - bahan bakar air - fuel ratio, AFR dari masing–masing jenis pengujian dihitung berdasarkan rumus berikut:
AFR =
. .
f a
m m
di mana: AFR = air fuel ratio
. a
m
= laju aliran massa bahan bakar kgh Besarnya laju aliran udara
. a
m
diperoleh dengan membandingkan besarnya tekanan udara masuk yang telah diperoleh melalui pembacaan air flow manometre terhadap kurva viscous
flow metre calibration. 50
100 150
200 250
300 350
400
1000 1400
1800 2200
2600 2800
S F
C g
k Wh
PUTARAN rpm
SFC vs PUTARAN
Solar Murni 10 kg 4L Solar + 1L Biodiesel 10 kg
5L Solar + 0,5L Biodiesel 10 kg
6L Solar + 1,5L Biodiesel 10 kg
Solar Murni 25 kg 4L Solar + 1L Biodiesel 25 kg
5L Solar + 0,5L Biodiesel 25 kg
6L Solar + 1,5L Biodiesel 25 kg
Universitas Sumatera Utara
Pada pegujian ini, dianggap tekanan udara P
a
sebesar 100 kPa
≈
1 bar dan temperatur T
a
sebesar 27 C. Besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor
koreksi C
f
berikut:
f
C
= 3564 x
a
P
x
5 ,
2
114
a a
T T
+
= 3564 x 1 x
5 ,
2
273 27
] 114
273 27
[ +
+ +
= 0,9465.
Gambar 4.5 Kurva Viscous Flow Metre Calibration Untuk tekanan udara masuk = 10 mmH
2
O dari kurva kalibrasi diperoleh laju aliran massa udara sebesar 11,38 kgh. Setelah dikalikan faktor koreksi C
f
, maka laju aliran massa udara yang sebenarnya menjadi:
a
m
.
= 11,38 kgh x 0,9465 = 10,771 kgh.
Untuk pengujian dengan menggunakan bahan bakar 4L solar + 1L biodiesel pada beban 10 kg dan putaran 1000 rpm tekanan udara masuk = 4,5 mmH
2
O, diperoleh laju aliran massa udara melalui cara interpolasi berikut:
Universitas Sumatera Utara
x h
kg O
mmH O
mmH 38
, 11
2 5
, 4
2 10
=
;
x
= 5,121 kgh maka,
a
m
.
= 5,121 kgh x 0,9465 = 4,847 kgh.
Dengan cara perhitungan yang sama, maka dapat diperoleh harga laju aliran massa bahan bakar untuk setiap jenis bahan bakar dan tiap variasi beban dan putaran. Dengan diperolehnya laju
aliran massa bahan bakar, maka dapat dihitung besarnya AFR. Untuk bahan bakar 4L solar + 1L biodiesel pada beban 10 kg dan putaran 1000 rpm,
diperoleh: AFR =
h kg
h kg
0,734 847
, 4
= 6,604. Hasil perhitungan AFR untuk masing–masing pengujian pada tiap variasi beban dan
putaran dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Data Hasil Perhitungan Rasio Udara – Bahan Bakar AFR
Beban kg
Putaran rpm
RASIO UDARA - BAHAN BAKAR
Solar Murni 4L Solar
+ 1L Biodiesel
5L Solar +
O,5L Biodiesel 6L Solar
+ 1,5L Biodiesel
10 1000
3,730 6,604
6,210 6,701
1400
4,139 6,822
6,933 6,146
1800 4,764
8,899 8,027
8,218
2200 4,971
8,569 7,939
8,344
2600
5,726 7,744
8,214 8,174
2800 6,232
7,507 8,084
7,435
25 1000
4,115 5,984
6,422 6,588
1400 4,883
6,711 6,842
7,217
1800
6,246 8,341
8,556 8,385
2200 6,692
9,141 9,073
9,161
2600 8,668
9,833 9,968
9,833
2800 9,242
9,833 10,056
10,009 • Semakin tinggi putaran dan beban motor, maka semakin besar AFR. Hal ini terjadi karena
pada putaran dan beban maksimal motor mengalami ”overlap”. Perbandingan harga AFR masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat
dilihat pada gambar 4.5 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Grafik AFR vs Putaran rpm untuk Beban 10 kg dan 25 kg
4.2.5 Efisiensi Volumetris