Torsi dan Daya Konsumsi Bahan Bakar Spesifik Rasio Udara - Bahan Bakar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERFORMANSI MOTOR DIESEL

Motor diesel termasuk jenis kelompok motor pembakaran dalam internal combustion engines, di mana proses pembakarannya di dalam silinder. Motor diesel menggunakan bahan bakar cair yang dimasukkan ke dalam ruang pembakaran silinder motor dengan diinjeksikkan menggunakan pompa injeksi. Bahan bakar masuk ke dalam silinder atau ruang pembakaran dalam bentuk yang lebih halus maka dipergunakan pengabut nozzle. Masukan ke dalam silinder pada langkah pemasukkan adalah udara murni. Pada langkah kompresi, udara murni ini dimampatkan hingga menghasilkan panas yang cukup untuk menyalakan bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang pembakaran motor. Motor diesel sering disebut juga motor penyalan kompresi compression ignition engines.

2.1.1 Torsi dan Daya

Torsi torque, T yang dihasilkan suatu mtoor dapat diukur dengan menggunakan dynamometer. Sifat dynamometer ini bertindak seolah-olah seperti sebuah rem sehingga daya yang dihasilkan sering disebut sebagai daya rem brake power yang dapat dirumuskan seperti berikut: P B = T n 60 . . 2 π x 10 -3 ……………2.1 Lit. 4 hal. 5 di mana: P B = daya kW n = putaran poros rpm T = torsi N.m

2.1.2 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik

Konsumsi bahan bakar spesifik specific fuel consumption, SFC adalah parameter performansi motor yang berhubungan langsung dengan nilai ekonomis sebuah motor, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu. Universitas Sumatera Utara Bila daya P B dinyatakan dalam satuan kW dan laju aliran massa bahan bakar . f m dalam satuan kgh, maka: SFC = B f P x m 3 . 10 ……………2.2 Lit. 4 hal. 6 di mana: SFC = konsumsi bahan bakar spesifik gkWh . f m = laju aliran massa bahan bakar kgh Besarnya laju aliran massa bahan bakar . f m dapat dihitung dengan persamaan berikut: 3600 10 . . 3 x t v sg m f f f f − = ……………...2.3 Lit. 4 hal. 6 di mana: f sg = spesific gravity bahan bakar f v = volume bahan bakar yang diuji dalam hal ini 100 ml f t = waktu untuk menghabiskan bahan bakar sebanyak volume uji detik

2.1.3 Rasio Udara - Bahan Bakar

Untuk memperoleh pembakaran sempurna, bahan bakar harus dicampur dengan udara dengan perbandingan tertentu. Perbandingan udara - bahan bakar air - fuel ratio, AFR, yang dirumuskan sebagai berikut: AFR = . . f a m m ......................2.4 Lit. 4 hal. 7 di mana: AFR = rasio udara bahan bakar m a = laju aliran massa udara kgh Besarnya laju aliran massa udara m a dapat diketahui dengan membandingkan hasil pembacaan air flow manometre terhadap kurva viscous flow metre calibration. Pada pegujian ini, dianggap tekanan udara P a sebesar 100 kPa ≈ 1 bar dan temperatur T a sebesar 27 C. Besarnya laju aliran udara yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor koreksi C f berikut: Universitas Sumatera Utara f C = 3564 x a P x 5 , 2 114 a a T T + ....................2.5 .Lit. 4 hal. 7 di mana: Pa = tekanan udara Pa Ta = temperatur udara K

2.1.4 Efisiensi Volumetris