3.6 PROSEDUR PENGUJIAN PERFORMANSI MOTOR DIESEL
Di sini dilakukan pengujian dengan menggunakan Motor Diesel 4 Langkah dan 4 Silinder TecQuipment Type TD4A 001.
Gambar 3.3 Motor Diesel TecQuipment Type TD4A 001 Tabel 3.1 Spesifikasi Motor Diesel TecQuipment Type TD4A 001
Diesel Engine
Type TecQuipment TD4A 001
Langkah dan diameter 3,125 inch-nominal dan 3,5 inch
Kompresi ratio 22 : 1
Kapasitas 107 inch
3
1,76 liter Valve type clearance
0,012 inch 0,30 mm dingin Firing order
1-3-4-2
Sumber: Panduan Praktikum Motor Bakar Diesel, Laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Motor ini juga dilengkapi dengan Instrument Unit TD4A 001 dengan spesifikasi sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4 Instrument Unit TD4A 001 Tabel 3.2 Spesifikasi Instrument Unit TD4A 001
Instrument Unit TD4A 001
Fuel Tank Capasity 10 liters
Fast Flow Pipette Graduated in 8 ml, 16 ml and 32 ml
Tachometer 0–5000 revmin
Torque Meter 0–70 Nm
Exhaust Temperature Meter 0–1200
C Air Flow Manometer
Calibrated 0–40 mm water gauge
Sumber: Panduan Praktikum Motor Bakar Diesel, Laboratorium Motor Bakar Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Pada pengujian ini, akan diteliti performansi motor diesel serta komposisi emisi gas buang. Pengujian ini dilakukan pada 6 enam tingkat putaran, yaitu pada putaran 1000 rpm, 1400
rpm, 1800 rpm ,2200 rpm, 2600 rpm, dan 2800 rpm serta 2 dua variasi beban, yaitu pada beban 10 kg dan 25 kg.
Sebelum pengujian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengkalibrasian terhadap torquemetre yang terdapat pada instrument unit TDA 001 dengan langkah–langkah sebagai
berikut: 1.
Menghubungkan unit instrumentasi motor ke sumber arus listrik. 2.
Memutar tombol span searah jarum jam sampai posisi maksimum.
Universitas Sumatera Utara
3. Mengguncangkanmenggetarkan motor pada bagian lengan beban.
4. Memutar tombol zero, hingga jarum torquemetre menunjukkan angka nol.
5. Memastikan bahwa penunjukan angka nol oleh torquemetre telah akurat dengan
mengguncangkan motor kembali. 6.
Menggantung beban sebesar 10 kg pada lengan beban. 7.
Mengguncangkanmenggetarkan motor sampai posisi jarum torquemetre menunjukkan angka yang tetap.
8. Melepaskan beban dari lengan beban dan menggantinya dengan beban berikutnya, yaitu
sebesar 25 kg. 9.
Demikian seterusnya untuk setiap pergantian beban. Pengkalibrasian ini dilakukan setiap kali akan dilakukan pengujian sebelum motor
dihidupkan. Setelah dilakukan pengkalibrasian, maka pengujian dapat dilakukan dengan langkah– langkah sebagai berikut:
1. Menghidupkan pompa air pendingin dan memastikan sirkulasi air pendingin mengalir dengan
lancar melalui motor. 2.
Menghidupkan motor dengan cara menarik tali starter, memanaskan motor selama 15–20 menit pada putaran rendah ±1000 rpm.
3. Mengatur putaran motor pada 1500 rpm dengan menggunakan tuas kecepatan dan
memastikannya melalui pembacaan tachometre. 4.
Menggantung beban sebesar 10 kg pada lengan beban. 5.
Menutup saluran bahan bakar dari tangki dengan memutar katup saluran bahan bakar sehingga permukaan bahan bakar di dalam pipette turun.
6. Mencatat waktu yang dibutuhkan motor untuk menghabiskan 100 ml bahan bakar dengan
menggunakan stopwatch dengan memperhatikan ketinggian permukaan bahan bakar di dalam pipette.
7. Mencatat torsi melalui pembacaan torquemetre, temperatur gas buang melalui exhaust
temperature metre, dan tekanan udara masuk melalui air flow manometer. 8.
Membuka katup bahan bakar sehingga pipette kembali terisi oleh bahan bakar yang berasal dari tangki.
9. Mengulang pengujian untuk variasi putaran dan beban berikutnya. Demikian seterusnya.
Diagram alir pengujian performansi motor diesel yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat seperti gambar 3.5 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5 Diagram Alir Pengujian Performansi Motor Diesel
3.7 PROSEDUR PENGUJIAN EMISI GAS BUANG