Misi Penerapan Fungsi-Fungsi Kesejahteraan Sosial Pada Warga Binaan Di Yayasan Pendidikan Tunanettra Sumatera (YAPENTRA)

- meninggal dunia atau berhalangan tetap - atas permintaan sendiri - pemberhentian atas putusan badan pendiri yayasan  Jika ada terjadi kekosongan dalam posisi kepengurusan maka anggota badan pengurus dapat mengusulkan calon-calon unuk mengisi lowongan tersebut kepada badan pendiri yayasan yang dapat menguatkan usul itu, akan tetapi badan pendiri tidak terikat pada usul yang diajukan tesebut. 2. Visi Dan Misi YAPENTRA 2.1. Visi Visi daripada YAPENTRA adalah : Membantu pemerintah untuk mencerdaskan anak bangsa yang mengalami gangguan dan kebutaan mata.

2.2. Misi

Selain visi, yayasan ini juga memiliki misi yang bertujuan untuk mempermudah yayasan dalam mencapai misi tersebut. Adapun misi daripada YAPENTRA adalah : Memberi asuhan dan pendidikan kepada anak-anak tunanetra sehingga mereka cemerlang dalam ilmu, bermoral dan terampil di tengah-tengah masyarakat di kemudian hari. 3. Maksud dan Tujuan didirikannya YAPENTRA 3.1. Maksud Adapun yang menjadi maksud didirikannya YAPENTRA adalah : didasarkan pada kepedulian terhadap orang-orang penyandang cacat netra. Dimana banyaknya orang-orang yang penyandang cacat netra hampir seluruhnya berasal dari keluarga miskin, sehingga YAPENTRA tidak hanya fokus pada bidang pendidikan dan pelatihan saja namun juga untuk memperbaiki taraf kebutaan para cacat netra.

3. 2. Tujuan

Tujuan dari YAPENTRA adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Untuk mewujudkan tugas dan fungsi gereja di tengah-tengah masyarakat, dimana yayasan ini menjadi berfungsi sosial. 2. Membantu pemerintah unuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia yang berguna bagi pembangunan nusa dan bangsa melalui usaha-usaha sosial khususnya bagi para penyandang cacat netra. Adapun yang menjadi bentuk-bentuk usaha tersebut antara lain: a. Mendidik para penyandang cacat netra untuk dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari yang diperoleh dari yayasan baik berupa kebutuhan jasmaniah maupun rohaniah dengan tidak memandang suku, ras dan agama. b. Mendirikan sekolah, antara lain : Sekolah Luar Biasa SDLB dan SMPLB, dan Sekolah Keterampilan Khusus Vocational School Centre serta penyelenggaraan jenjang pendidikan integrasi yang bekerjasama dengan institusi pendidikan formal seperti Sekolah Menengah Umum SMU dan Perguruan Tinggi. c. Mendirikan asrama-asrama untuk warga binaan tunanetra dan tempat – tempat latihan. d. Mendirikan klinik kesehatan bagi warga binaan tunanetra. e. Penyediaan fasilitas-fasilitas yang memadai bagi kebutuhan warga binaan tunanetra, antara lain : fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas pelatihan keterampilan, fasilitas kebutuhan hidup sehari-hari, dan lain-lain. f. Mendirikan balai pertemuan wisma yang dapat digunakan bagi kepentingan yayasan dan dapat dibuka juga untuk umum. g. Penyediaan alat transporasi pengangkutan bagi kegiatan-kegiatan yayasan. h. Memberikan beasiswa bagi warga binaan yang berprestasi maupun berpotensi. i. Menyelenggarakan percetakan dan penjilidan buku-buku Braille serta kaset rekaman bahan ilmu pengetahuan bagi tunanera. j. Penerbitan brosur-brosur, buku-buku dan tulisan-tulisan yang berkenaan dengan visi dan misi serta mendukung program-program yayasan.

4. Fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial Yang Diterapkan Oleh YAPENTRA

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hak dan kewajiban yang tertuang dalam UU No. 431998 tentang upaya peningkatan kesejahteraan sosial penyandang cacat, maka YAPENTRA sebagai salah sau yayasan yang menagani anak tunanetra dalam teknisnya memberikan pelayanan sosial yang besifat secara langsung indirect services. Adapun bentuk pelayanan sosial yang diberikan wujud dari ketentuan-ketentuan fungsi-fungsi kesejahteraan sosial. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan para penyandang cacat terutama tunanetra. Sehingga tujuan dari kesejahteraan sosial itu sendiri untuk mensejahterakan para tunanetra terwujud. YAPENTRA menerapkan 2 fungsi kesejahteraan sosial yang fokus utamanya lebih kepada penanganan yang bersifat langsung terhadap warga binaan tunanetra. Adapun ke 2 fungsi kesejahteraan sosial yang diterapkan adalah :  Fungsi Penyembuhan dan Pemulihan Curativeremedial dan rehabilitatif. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa fungsi penyembuhan merupakan kegiatan rehabilitasi bagi para penyandang masalah sosial. Pelayanan rehabilitasi dapat dilaksanakan dalam bentuk pelayanan yang bersifat kelembagaan atau sistem panti Institutional Based maupun rehabilitasi yang berbasis masyarakat Community Based. Dalam hal pemenuhan kebutuhan rehabilitasi ini YAPENTRA menyediakan pelayanan rehabilitasi yang masih bersifat kelembagaan atau sistem panti Institutional Based. Pada fungsi pertama ini, yayasan lebih menekankan pada rehabilitasi medik. Dalam hal ini rehabilitasi hanya dapat dilakukan dengan mempertahankan atau memperbaiki fungsi penglihatan yang masih tertinggal. Keadaan ini terjadi bila terdapat kerusakan tidak total pada selaput jala mata ataupun syaraf penglihatan. http:www.mitranetra.or.id a. Kesehatan Universitas Sumatera Utara Yayasan menyediakan fasilitas untuk kegiatan medis bagi tunanetra yakni sebuah klinik kesehatan mata. Klinik ini disediakan bagi warga binaan tunanetra terutama kepada mereka yang masih bisa dipertahankan atau diperbaiki kondisi penglihatannya. Di dalam klinik mata ini meliputi kegiatan pemeriksaan rutin mata yakni sekali dalam tiga bulan, operasi mata dan pemeliharaan kesehatan tubuh tiap-tiap anak tunanetra melalui pengobatan. Jadi ketika seorang anak tunanetra merasa sakit maka dapat berobat ke klinik mata, sedangkan mereka yang ingin melakukan operasi mata akan disediakan dengan bekerjasama dengan dokter ahli mata yang ditunjuk yayasan. Tetapi tentu saja untuk pembiayaan kegiatan operasi di dapat dari para donatur dan dibantu dengan kemampuan pihak keluarga anak tunanetra yang bersangkutan. Selain itu yayasan juga melakukan kegiatan sosial di bidang kesehatan, yakni dengan melakukan tindakan pencegahan mata ke daerah-daerah dan melakukannya secara gratis. Daerah yang sudah dibantu adalah Dairi sebab dari statistik kebutaan, kota ini memiliki banyak anak tunanetra. b. Menu dan Gizi Salah satu yang menjadi faktor kebutaan tunanetra adalah karena kekurangan gizi. Oleh karena itu, yayasan dalam usaha pemulihan kesehatan warga binaan tunanetra bekerjasama dengan Sekolah Gizi dan Peguruan Tinggi bidang kesehatan lainnya dalam mengatur gizi pada menu makanan di yayasan. Materi pokok menu makanan adalah 4 sehat lima sempurna ditambah dengan kemurahan hati para sponsor yang menyumbangkan makanan siap saji yang bergizi. Melalui gizi yang baik bagi warga binaan tunanetra di yayasan, beberapa anak mengalami kemajuan.  Fungsi Pengembangan promotif, development. Universitas Sumatera Utara Pada fungsi pengembangan ini sama halnya dengan kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan pada hakikatnya mempunyai dua pengertian yang saling berkaitan; pertama, peningkatan kemampuan, motivasi dan peran semua unsur masyarakat dan kedua, pemanfaatan sumber daya masyarakat. Peningkatan kemampuan, motivasi dan peran semua unsur masyarakat; artinya agar dapat menjadi sumber yang langgeng untuk mendukung semua bentuk usaha kesejahteraan sosial. http:www.jakarta.go.id Adapun kegiatan pemberdayaan tersebut ditujukan untuk mendidik dan membantu anak-anak tunanetra dalam mengoptimalkan kemampuan diri yang dimiliki sehingga pada saatnya mampu menunjang keberfungsian sosialnya kembali ditengah masyarakat. Berkaitan dengan usaha pemberdayaan yang dilakukan oleh pihak yayasan, terdiri atas :

a. Pendidikan Formal