meningkatkan potensi dan kemampuan mereka, serta minimnya kesempatan kerja bagi warga binaan lulusan YAPENTRA selain tukang pijat. Hal inilah yang menyebabkan
ketidakmaksimalan yayasan dalam menerapkan fungsi-fungsi kesejahteraan yang mereka gunakan.
Berdasarkan penjabaran diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui tentang penerapan fungsi penyembuhan curative dan fungsi pengembangan
development di YAPENTRA.
I.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah adalah langkah yang penting untuk membatasi masalah yang akan diteliti. Masalah adalah bagian pokok dari kegiatan penelitian Arikunto, 1992 :
47. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Konsep Fungsi-fungsi Kesejahteraan
Sosial Pada Warga Binaan Oleh Yapentra”.
I.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian I. 3. 1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana Penerapan Fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial
pada warga binaan oleh YAPENTRA.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan warga binaan di YAPENTRA.
Untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai dalam Penerapan Fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial di YAPENTRA .
Universitas Sumatera Utara
I. 3. 2. Manfaat Penelitian
Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap pihak-pihak terkait, khususnya YAPENTRA agar kedepannya menjadi lebih baik dan
berbasis Ilmu Kesejahteraan Sosial sepenuhnya.
Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian dan melatih diri serta mengembangkan pemahaman dan kemampuan berpikir melalui
penulisan ilmiah dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
Secara Akademis
Sebagai bahan masukan bagi penulis dalam pengembangan Ilmu Kesejahteraan Sosial, khususnya yang berhubungan dengan Fungsi-fungsi Kesejahteraan
Sosial.
Universitas Sumatera Utara
I.4. Sistematika Penulisan
Untuk mendapakan gambaran yang terperinci dan untuk mempermudah pemahaman isi, maka penulis membagi penelitian ini ke dalam enam 6 yaitu :
BAB I : Pendahuluan
Menguraikan bagian pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan Pustaka
Menguraikan tinjauan pustaka yang terdiri dari konsep-konsep penelitian, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi
operasional.
BAB III : Metode Penelitian
Menguraikan meode penelitian yang terdiri dari alasan memilih lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data dan teknik
analisa data.
BAB IV : Deskripsi Lokasi Penelitian
Menggambarkan dimana lokasi penelitian dilakukan.
BAB V : Analisa Data
Menguraikan proses pengumpulan, pengolahan, yang diperoleh dari hasil penelitian beserta analisa data.
BAB VI : Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran atas penelitian yang dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Konsep Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial kalau diartikan secara harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal
yang menjadi ciri-ciri utama dari pengertian tersebut. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa, makmur, atau selamat, artinya terlepas dari segala
macam gangguan dan kesukaran. Istilah ‘sosial’ berasal dari kata bahasa Latin; socius yang berarti kawan atau teman.
Kesejahteraan sosial di dalam berbagai bentuk kegiatannya meliputi semua bentuk intervensi sosial, terutama ditujukan untuk meningkatkan kebahagiaan atau
kesejahteraan individu, kelompok, maupun masyarakat sebagai keseluruhan. Kesejahteraan sosial dewasa ini lebih ditujukan guna mencapai produktivitas yang
maksimum, setiap masyarakat perlu mengembangkan cara-cara meningkatkan kemampuan, melindungi masyarakat dari gangguan-gangguan dan masalah-masalah
yang dapat mengurangi dan merusak kemampuan yang telah dimiliki. Berdasarkan konsep kesejahteraan sosial maka ada beberapa defenisi tentang
kesejahteraan sosial Sumarnonugroho T, 1987:28-33 Arthur Dunham :
“Kesejahteraan sosial adalah sebagai kegiatan-kegiatan yang terorganisir dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan anak, kesehatan, penyesuaian sosial,, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan
hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberikan perhatian utama terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas, dan
kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan”.
Universitas Sumatera Utara
Harold L. Wilensky dan Charles N. Lebeaux : “Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisasi daripada usaha-usaha
pelayanan sosial dan lembaga-lembaga sosial, untuk membantu idividu-individu dan kelompok-kelompok dalam mencapai tingkat hidup serta kesehatan yang memuaskan.
Maksudnya agar individu dan relasi-relasi sosialnya memperoleh kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya seta meningkatkan
atau menyempurnakan kesejahteraannya sebagai manusia sesuai dengan kebutuhan masyarakat”.
Walter A. Friedlander :
“Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisasi daripada pelayanan- pelayanan sosial dan lembaga-lembaga, yang bermaksud untuk membantu individu-
individu dan kelompok-kelompok agar mencapai standar-standar kehidupan dan
kesehatan yang memuaskan, serta hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka memperkembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan
mereka selaras dengan kebutuhan-kebutuhan keluarga maupun masyarakat”.
Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB :
“Kesejahteraan sosial adalah suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal balik antara-antara individu dengan lingkungan sosial mereka.
Tujuan ini dicapai secara seksama melalui teknik-teknik dan metode-metode dengan maksud agar supaya memungkinkan individu-individu, kelompok-kelompok maupun
komunitas-komunitas memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan memecahkan masalah- masalah penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola-pola masyarakat, serta
melalui tindakan kerjasama untuk memperbaiki kondisi-kondisi ekonomi dan sosial”. UU NO. 6 TAHUN 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial,
Pasal 2 1 : “Kesejahteraan sosial adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materiil
maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi setiap warganegara untuk mengadakan usaha
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik- baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi
serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila’.
Universitas Sumatera Utara
Semua kegiatan di bidang kesejaheraan sosial memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dengan kegiatan-kegiatan yang lain. Adapun ciri-cirinya antara lain :
Organisasi Formal
Kegiatan di bidang kesejahteraan sosial terorganisasi secara formal. Pertolongan dan pelayanan modern merupakan bentuk pertolongan yang sifatnya berbeda dengan
kegiatan pertolongan tradisional. Kegiatan kesejahteraan sosial modern adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi sosial yang telah diakui masyarakat,
memberikan layanan sosial secara teratur, dan pelayanan sosial tersebut merupakan fungsi utamanya.
Sumber Dana Sosial
Tanggung jawab sosial merupakan unsur pokok dari pelayanan sosial kesejahteraan sosial. Mobilisasi sumber-sumber merupakan tanggung jawab masyarakat sebagai
keseluruhan dalam arti dapat disediakan oleh pemerintah atau masyarakat atau secara bersama-sama. Mekanisme yang dapat dilaksanakan menurut keinginan
masyarakat merupakan bagian penting bagi usaha kesejahteraan sosial. Bagi lembaga-lembaga pelayanan sosial pemerintah, mekanismenya harus mencerminkan
keinginan pemerintah, karena lembaga-lembaga tersebut merupakan perwakilan pemerintah. Yang paling penting dalam tujuan program usaha kesejaheraan sosial
adalah tidak mengejar keuntungan.
Untuk Kebutuhan Manusia Secara Fungsional Tujuan kebutuhan kesejahteraan sosial itu harus memandang kebutuhan-kebutuhan
manusia secara keseluruhan, dan tidak hanya memandang manusia dari satu aspek saja.
Universitas Sumatera Utara
II.2. Masalah Kesejahteraan Sosial